Setelah menghabiskan waktu besama dengan pembelajaran yang untuk sebagian siswa sangat membosankan akhirnya jam menunjukkan waktu istirahat. Mysha berjalan keluar kelas dengan santai namun saat melihat guru barunya yang beberapa hari ini telah mengajar dikelasnya berjalan tepat didepannya. Langsng saja gadis itu berlari mensejajarkan langkahnya dengan Adrian.
"Pak Adrian mau kekantin ya? Bareng yuk"
"Tidak"
"Bapak tidak lapar? Bagaimana kalau aku antarkan makanan keruangan bapak, terus kita makan bersama saja disana. bagaimana?"
Kata Mysha bersemangat sambil berpose berfikir kemudian menatap Adrian yang menatap lurus kedepan tak memerduikannya.
"Aku tidak lapar, jadi bisakah kau menjauh?"
"Ckk...yasudah kalau bapak tidak mau. Tapi Pak Adrian tidak usah memanggilku dengan Nona Mysha. Panggil Mysha saja pak. Kalau Pak Adrian mau memanggilku Cinta juga tidak apa-apa kok. Hehehehe.... Kalau begitu aku duluan ya pak”
Setelah melontarkan kalimatnya dengan cepat Mysha berlari meninggalkan Adrian yang hanya tersenyum geli melihat tingkah Mysha. Ada-ada saja.
***
Untuk kesekian kalinya Mysha mendengus kesal. Menunggu adalah hal yang paling ia benci dan sekarang ia malah terjebak bersama waktu menunggu temannya yang katanya akan segera sampai namun hingga saat ini mereka tak kunjung menunjukkan batang hidungnya
"Aaiiss....dimana sih mereka!!"
"Bisa aku duduk disini?"
Mysha yang sedang duduk menunggu menoleh kesamping menatap seseorang yang tadi melontarkan pertanyaannya kepada dirinya. Menatap bingung yang Mysha ketahui bahwa orang tersebut adalah kakaknya kemudian menganggguk dan berkata dengan polosnya
"Memang ada yang melarang kakak duduk disini?"
Mendengar ucapan spontan Mysha membuat pemuda bernama Gilang itu terkekeh sambil mendudukkan dirinya menatap Mysha yang sekarang sedang menatapnya bingung.
“Yaahh...siapa tau kau menyimpangkannya untuk orang lain”
“tidak ada kok”
"hmm..ohiya Apa yang kau lakukan disini?"
"Duduk dan menunggu temanku kak"
Gilang hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"MYSHA...!! "
setelah mendengar teriakan dari arah lain Mysha dan Gilang langsung menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang berteriak tadi. Mysha langsung tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Heeiii.... Kau lama sekali, dimana Vivi dan Cici? "
"Maaf ada urusan sebentar. Vivi dan Cici katanya tidak bisa ikut"
Jelas Wilda mendudukkan dirinya tepat disamping Mysha.
"Memang kalian mau kemana?"
Tanya Gilang yang sedari tadi merasa sedang diabaikanpun angkat bicara.
"Eehhh... Ada kak Gilang yang gantengnya kebangatan"
Mysha yang mendengar ucapan Wilda hanya mengerutkan keningnya dan memandang heran temannya satu ini setelah itu memutar bola matanya bosan. Sedangkan Gilang hanya membalas senyum ramah.
"Sudahlah Wilda jangan bermimpi mana mau kak Gilang sama kamu. ayo cepat kita pergi, kalau begitu kami duluan ya kak"
Ucap Mysha berjalan menarik tangan Wilda yang sedang melambaikan tangannya kearah Gilang tak lupa senyuman terbaiknya yang sedang diperlihatkan untuk pemuda tampan itu.
"Aaiiss....lepaskan tanganku, kau mengganggu saja!"
"Heeii kau itu sudah punya Wildo, tau diri dong! Kuberitahu Wildo nih kalau kau selingkuh”
"Hehehehe....jangan dong!! Akukan hanya bercanda"
Mysha menghela nafas kembali memutar bola matanya kemudian melepas rangkulan tangan Wilda dan berjalan mendahului gadis yang masih berdiri di tempatnya semula itu. Menyadari hal tersebut dengan cepat Wilda berlari menyusul Mysha.
"Heeii....tunggu aku!!"
"Cepat!! dasar siput keriput"
"APA KATAMU? "
"BARBIE YANG CANTIKNYA TAK ADA TANDINGANNYA. CEPATLAH!! "
Teriak Mysha pada akhirnya dengan nada tinggi membuat Wilda terkejut bukan main bahkan kedua lubang telingannya sekarang telah ia tutup menggunakan tangannya. Setelah mendengar perkataan Mysha. Namun mengingat pujian yang dilontarkan sahabatnya tersebut Wilda langsung tersenyum dan merangkul Mysha yang sedang berjalan disampingnya.
***
Dan disinilah mereka sekarang, berada dalam tokoh perhiasan yang diperuntukkan bagi para gadis remaja. Dengan semua pernak-pernik yang sangat lucu dan imut.
"Wilda..lihat..lihat..Apa aku sudah imut?"
Tanya Mysha yang sedang memakai bandana di kepalanya tak lupa dengan pose yang dibuat seimut mungkin.
"Kau mirip dengan..."
"Dengan apa? Selena, Raisa Atau Yuki kato"
Potong Mysha dengan cepat tanpa jeda. Dan mulai berkhayal akan pujian apa yang akan diberikan sahabatnya itu..
"Persis boneka annabelle..hahahahaha... "
"Kamprettt kau!! "
Menyenggol Wilda yang sedang tertawa sambil memegang perutnya. Setelah itu ia kemudian melepas bandana merah yang menghias kepalanya dengan muka malasnya. Menyimpan kembali benda tersebut pada tempat semula.
"Hhahaha.. Perutku sakit..hahaaha...aduhh. Ok..ok...Tidak kok kau cantik haha aku serius"
Ucap Wilda berusaha untuk serius dan menghentikan tawanya. Sedangkan Mysha hanya melipat kedua tangannya tepat didepan dada menatap Wilda dengan malas kemudian berjalan meninggalkan Wilda yang masih tertawa walau sudah beberapa kali berhasil menghentikan tawanya namun belum beberapa detik tawanya kembali terdengar.
"Terserah kau sajalah Wilda. Tertawa sepuasmu"
"Hei..hei.. kau mau kemana?"
"Ke ujung dunia"
"Benarkah"
"Hn"
"Kalau begitu aku ikut"
"Tidak bisa karena di sana tidak mau menerima manusia seperti kau"
"Sialan kau! Kurang apa lagi aku? Lebih cantik dari kau, lebih seksi dari kau dan lebih pintar dari kau!"
“Masa? Tapi jika kuperhatikan kau mirip Valak deh”
“Ohhh... Kau berani ya sama saya!! Nih rasakan!”
Wilda langsung berlari dan memuku kepala Mysha dengan keras. Sedangkan Mysha yang dipukul kepalanya mengadu kesakitan kemudian dengan secepat kilat menoleh menatap sinis pada Wilda. Lama dengan saling melempar tatapan sinis hingga akhirnya mereka berdua tertawa bersama.
"Haa...aku sudah capek berkeliling, kita bahkan sudah mengelilingi tempat besar ini 5 kali. Sebaiknya kita pulang saja"
"Hmm...kau benar. Lagipula kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan"
Setelah mengatakan hal itu mereka berdua pun akhirnya berjalan keluar area tokoh yang lumayan besar itu dan berpisah di sebuah pertigaan jalan.
"Byee....bye...Annabelll"
“Bye...Valak"
Setelah melambaikan tangan Mysha berbalik dan kembali berjalan dan selama perjalanan itu pula ia hanya diam menikmati suasana sore hari yang menyejukkan.
"Bukankah itu Pak Adrian?"
Tanya Mysha pada dirinya sendiri saat melihat pemuda di depannya yang sedang berjalan membelakanginya, setelah memperhatikan baik-baik dan melihat bentuk rambutnya yang sangat ia hafal yakin bahwa itu adalah gurunya. Ia kemudian dengan cepat berlari dan berjalan disamping Adrian, Adrian yang merasa ada seseorang berjalan disampingnya langsung menoleh dan menatap Mysha yang sedang tersenyum manis padanya.
"Haii..Pak Adrian kita memang ditakdirkan bersama yaa..ohiya Bapak mau kemana?"
"Pulang"
"Rumah Pak Adrian dimana?"
"Tidak jauh lagi"
"Benarkah rumahku juga. Jodoh memang tak kemana, selalu ada didekat kita hehehe..."
Kata Mysha bersemangat pada Adrian saat mengetahui rumah mereka searah dan mungkin saling berdekatan. Adrian yang melihatnya hanya mendengus memasukkan kedua tangannya kedalam saku celanannya berjalan sambil terus menatap kedepan.
Sekarang terlihat mereka yang sedang berjalan berdua dan terlihat hanya Mysha yang sibuk bercerita sesekali menggoda Adrian sedangkan Adrian hanya diam mendengarkan Mysha. Setelah beberapa saat akhirnya Mysha pun sudah sampai di rumahnya.
"Pak Adrian aku sudah sampai, Aku duluan ya pak, jangan merindukanku"
Senyum Mysha pada Adrian yang hanya melirik sebentar sambil terus melanjutkan jalannya. Walau dicuekin Mysha tetap saja menatapnya tak melunturkan senyumannya dan melambaikan tangannya.
Mysha yang masih Setia menatap Adrian yang berjalan membelakanginya terkejut saat melihat Adrian berbelok dan berjalan memasuki area rumah tepat disamping rumahnya.
"Waaahhh... Ini sebuah keajaiban dunia"
Lirih Mysha menghentikan lambaian tangannya menatap Adrian yang sedang mencari kunci rumahnya.
"PAK ADRIAN...APA ITU RUMAHMU? WOAUU... PAK TERNYATA KAU ADALAH TETANGGAKU. KYYAAA... INI YANG DISEBUT JODOH LIMA LANGKAH!!"
lanjut Mysha dengan semangatnya sambil berteriak pada Adrian yang hanya menatap Mysha sekilas kemudian setelah berhasil membuka rumahnya tanpa babibu dengan cepat Adrian masuk kedalam rumahnya dan menutup pintu itu dengan rapat. Meninggalkan Mysha yang masih setia berdiri disana.
"Sampai jumpa Pak Adrianku"
Setelah mengatakan hal tersebut Mysha kemudian berbalik dan berjalan memasuki rumahnya dengan hati yang gembira.
“MYSHA CANTIK PULANGGG..."
Teriak Mysha dengan riang setelah berhasil berdiri didalam rumahnya. Ia kemudian membuka sepatunya dan menaruhnya dirak sepatu disampingnya. Kemudian berjalan memasuki rumahnya. Saat akan memasuki kamarnya Ibunya datang bersama dengan adiknya yang sedang digendong itu sehingga ia harus menghentikan tangannya yang hendak membuka pintu kamarnya dan berbalik menatap ibunya.
"Ada apa Ibu?"
"Begini Mysha mulai besok kau akan mendapat pelajaran tambahan dirumah, Ibu sudah mendapatkan guru privat yang akan mengajarmu"
"Aaaa.. Ibuku sayang, aku tidak mau. lagi pula akukan rajin belajar. Aku janji nilaiku akan Bagus semester ini. Tapi Ibu jangan memberi aku pelajaran tambahan yaa..."
"Tidak ada tapi-tapian, kau akan tetap belajar besok disini. Kau tau nilaimu itu sangat rendah. Ibu sudah mengatakannya pada guru yang akan mengajarmu. lagipula rumahnya sangat dekat dari sini. Jadi kau tidak bisa menolak. "
"Aaiiisss... terserah Ibu lah"
Kata Mysha pada akhirnya dengan pasrah kemudian membuka pintunya tak lupa untuk menutupnya kembali. Berjalan ketempat tidurnya dan menjatuhkan tubuhnya keatas kasur empuknya itu. Belum di sekolah dan sekarang di rumahpun ia harus belajar, kapan ia bisa bebas pada teori-teori dan hitung-mengitung yang menyebalkan itu. tak mau menambah kepalanya sakit ia akhirnya memilih untuk tidur melupakan segalanya.
***
Cahaya yang masuk dan mengenai wajah cantiknya tak membuat gadis tersebut bagun dari tempat ternyamannya itu. Malah ia semakin menutupi tubuhnya menggunakan selimut tebalnnya. Kenyamanan yang ia rasakan sekarang ini berakhir saat mendengar suara ketukan yang tak bisa dikatakan kecil itu. Berusaha untuk mengabaikannya namun tidak bisa karena semakin lama maka semakin keras pula ketukannya tak lupa dengan suara yang mengamuk diluar sana.
Dengan kasar gadis tersebut membuang selimutnya mendudukkan dirinya menatap kesal pintu yang menjadi pengganggunya. Mengusap wajahnya kasar kemudian mengacak-acak rambut indahnya.Dengan terpaksa gadis tersebut bangun berjalan menuju pintu dan membukanya.
“Ada apa Ibuuuu....inikan masih sore. Bisakah aku menikmati tidurku sekarang ini”
“Heh, SORE APAAN, INI SUDAH PAGI MYSHA ADREENA PUTRI!!”
“Ohhh....hoamm...sudah pagi toh, baiklah sebaiknya aku siap-siap dulu”
“Dasar, sampai kapan ibu harus membangunkanmu setiap hari?”
“Sampai aku bisa bangun sendirilah Ibuku sayang, sudahlah bu aku mau siap-siap nanti aku terlambat lagi”
Kata Mysha dengan lembut kemudian dengan cepat berlari memasuki kamar mandinya sebelum Ibunya kembali menyemprotnya dengan cerama rohaninya yang selalu ia dengar hampir setiap hari. Sedangkan ibu Mysha yang melihat kelakuan anaknya hanya bisa menarik nafas dalam-dalam.
“Tak kusangka aku melahirkan anak seperti itu” Gumam Ibu Mysha berjalan meninggalkan kamar putri tercintanya.
Setelah beberapa menit akhirnya Mysha telah siap. Dan sekarang disinilah ia berdiri menatap dirinya didepan cermin. Memoles wajahnya senatural mungkin setelah selesai ia mengambil tas yang tergantung didekat cerminya itu kemudian menyampirkannya dipunggung kecilnya. Sebelum ia benar-benar keluar kamar ia menatap dirinya kembali dicermin setelah itu berjalan meninggalkan kamarnya menuju dapur untuk sarapan tentunya.
Mysha berjalan menuruni tangga menuju Ibunya yang sudah makan duluan disana. Ikut mendudukkan dirinya disamping sang Ibu.
“Ayah sudah berangkat bu?”
“Hmmm....sepertinya ada pekerjaan mendesak dikantornya”
Mengangguk mengerti Mysha kemudian memulai rutinitas biasanya dimeja makan. Tak ada percakapan selama mereka makan hingga akhirnya Mysha terlebih dahulu menyelesaikan acara makannya.
“Kalau begitu aku berangkat ya bu”
“Hati-hati dijalan”
“Iya”
Mysha berjalan keluar rumahnya setelah pamit.Berjalan menelusuri jalan Raya yang sepi tanpa ada pengendara motor maupun mobil yang lewat. Ia sesekali bersenandu sambil menendang batu-batu kecil yang ia lewati.
Meeoowwng...
Mysha menolehkan kepalanya saat mendengar suara kucing yang terdengar tak jauh darinya saat ia menolehkan kepalanya kekiri ia melihat seorang pemuda yang ia kenal sedang bermain bersama kucing itu. Karena penasaran akan apa yang dilakukan pemuda itu akhirnya Mysha berjalan mendekatinya.
“Ahhh....kak Gilang, sedang apa?"
Ucap Mysha memiringkan kepalanya dengan kedua alias yang berkerut menambah kesan imutnya. Gilang yang melihat muka lucu sekaligus penasaran Mysha tersenyum kemudian berdiri mensejajarkan dirinya.
"Hanya memberi makan kucing liar"
"Kakak suka kucing?"
Gilang hanya menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan Mysha sambil tersenyum lembut.
"Waaahhh... Kita sama kak. Aku juga suka kucing"
Kata Mysha bersemangat kemudian menekuk kedua lututnya dengan salah satu tangannya berada diatas lututnya dan satunya mengelus lembut kucing yang tadi diberi makanan oleh Gilang. Melihat Mysha yang sedang berjongkok dibawahnya membuatnya mengikuti apa yang dilakukan gadis cantik itu.
"Lucu bukan? Dia selalu disini menungguku memberinya makan"
"Benarkah! Wahh...sepertinya dia menyukai kakak, soalnya kak Gilang baik sekali"
Ucap Mysha yang menatap Gilang sambil memberikan senyum terbaiknya. Gilang yang melihat Mysha tersenyum lembut padanya dengan jarak yang sangat dekat terdiam menikmati kecantikan Gadis itu. Membuat diri Gilang tak bisa berpaling dengan jantung yang mulai tak karuan.
"Heeii.. Kucingnya pergi"
Teriak Mysha tiba-tiba dan mengalihkan tatapannya membuat kontak mata mereka terputus dan hal tersebut membuat Gilang kembali sadar. Mysha terus melihat kearah mana kucing hitam itu pergi sehingga membuatnya tanpa sengaja melihat Guru favoritnya berjalan sendiri dipinggir jalan. Seketika itu juga mata Mysha jadi berbinar gembira.
"Eehh.. Itu Pak Adrian! Pak...PAK ADRIAN...TUNGGU AKU!!"
Teriak Mysha pada Adrian. Adrian yang merasa dipanggil membalikkan badannya melihat kearah Mysha yang sedang berlari kearahnya namun sempat terhenti dan berbalik kebelakang kearah Gilang.
"Kak Gilang aku duluan yaa..kapan-kapan perkenalkan aku pada kucing Kakak. Kalau begitu Sampai jumpa kak"
Adrian hanya melihat apa yang dilakukan Mysha. Ia menatap Gilang yang juga sedang menatapnya namun hanya sebentar saat Gilang kembali terus menatap Mysha dengan pandangan sulit diartikan.
"Pak Adrian sedang melihat apa?"
Tanya Mysha saat sampai tepat didepan Adrian. Mengerutkan kening akibat Adrian yang tak kunjung menjawab pertanyaannya akhirnya Mysha mengikuti arah memandang arah pandang Adrian. Mysha melihat Gilang yang masih disana menatapnya. Mysha kemudian tersenyum dan melambaikan tangannya. Setelah itu Mysha membalikkan badannya kembali pada Adrian.
"Pak Adrian mau pulang ya? "
"Hn"
Tanpa basa basi Adrian berbalik mendahului Mysha setelah menyajwab pertanyaan gadis itu dengan gumaman tak jelas. Adrian sempat melirik sekilas Gilang yang masih menatap kearah mereka kemudian mendengus kembali menatap lurus kedepan.
"Pak Adrian tunggu aku!"
Mysha berlari kearah Adrian dan langsung menggandeng tangannya dengan mesra. Namun Adrian langsung melepaskan tangan Mysha yang membuat gadis itu mengerucutkan bibir kesal.
Entah apa yang membuat Adrian marah
Mereka berdua berjalan dalam diam hingga akhirnya mereka memasuki area sekolah, dengan cepat Mysha mendekat dan berbisik sebelum mereka berdua berpisah.
"Pak Adrian calon suamiku sampai jumpa dikelas"
Ucap Mysha melambaikan tangannya dan berjalan Kearah kelasnya. Sedangkan Adrian yang masih terus berjalan mengabaikan Mysha sedari tadi mendadak berhenti dan menoleh kearah tempat tadi gadis itu berbisik yang sudah menghilang saat belokan. Tersenyum lembut kemudian kembali berjalan menuju ruangannya. Rasa marahnya mendadak menghilang entah kemana.
ceritanya lucu bangettt...aku suka.
Comment on chapter Datangnya cinta?lanjutannya ditunggu terus