“MYSHA!!”
“Mati aku!”
Gumam gadis dengan rambut hitam sebahu yang menjuntai kebawah dan tubuh berbentuk dibalik selimutnya yang tercetak jelas tak lupa wajah ayunya yang sedang menampilkan raut wajah panik saat mendengar teriakan Ibunya. Tanpa mengulur waktu gadis remaja bernama Mysha itu dengan cepat menarik selimut keatas menutup seluruh tubuhnya berpura-pura tertidur sebelum sang Ibu tiba di kamarnya.
“Bangun sendiri atau Ibu yang membangunkanmu?!!”
Mendengar ucapan Ibu tercintanya yang ditakuti oleh seluruh umat yang hidup di rumah ini dengan cepat Mysha bangun dari tidurnya. Duduk menatap sang Ibu dengan senyuman lebarnya.
"Apa yang kau lakukan selama disekolah HAH! Kenapa bisa nilaimu sangatlah jelek?!!"
"Yaahh..belajarlah Ibuku cantik. Memang apa lagi? "
Jawab Mysha dengan riangnya tak lupa nada suara yang dibuat semanis mungkin.
"Aduh.. kepalaku bisa pecah memikirkanmu!! Ibu menyerah"
Lanjut Ibu Mysha mengangkat kedua tangannya keatas. Wanita yang masih terlihat cantik itu kemudian berjalan keluar dari kamar putri semata wayangnya namun sebelum ia keluar. Ia berbalik menatap Mysha yang refleks kembali memberikan senyuman terbaiknya dengan cepat ia mengambil bantal yang tak jauh darinya kemudian melemparkan kepada putrinya.
Tepat setelah bantal tersebut melayang dan hinggap kewajah Mysha yang terkejut bukan main dan diakhiri dengan kekehan kecil melihat tingkah sang Ibu, Sedangkan ditempat Ibunya yang sekarang kembali berbalik mengacak-acak rambutnya frustasi. Memikirkan masa depan seorang anak memang merepotkan namun itu adalah sebuah kewajiban serta naluri sebagai orang tua bukan?.
***
Mysha Adreena Putri yang sering dipanggil Mysha itu berjalan dengan santai memasuki gerbang sekolahnya yang mulai ramai. Setelah kembali memperoleh nilai buruk dan di ceramahi habis-habisan oleh sang Ibu tak membuat gadis itu tertekan. Sangking terbiasanya gadis tersebut tak memedulikan nilainya yang bisa dikatakan sangat buruk itu dan lagipula memang sedari dulu tak pernah ia pedulikan.
“MYSHAAA..!! “
Menolehkan kepala setelah mendengar namanya di panggil dari arah samping . Ia kemudian tersenyum saat melihat siapa yang memanggilnya. Disana berdiri 3 gadis yang seumuran dengan dia. Satu dengan rambut pirang yang di ikat menyerupai ekor kuda yang biasa di panggil Wilda di sebelahnya dengan rambut cokelat di kepang satu dengan nama Vivi dan yang terakhir berambut hitam lurus terurai kebawah dengan menggunakan kacamata dengan nama Cici sedang melambaikan tangannya dan tersenyum kearah Mysha.
“SINI..!! “
Tanpa menunggu lebih lama lagi dengan cepat Mysha berlari menghampiri sahabatnya. Sesampainya disana ia langsung merangkul sahabatnya tersebut.
“Ada apa?”
“Kau tau....”
“Aku tidak tau. Memang ada apa?”
“YAAA... aku belum selesai bicara, dasar radio rusak!!”
Teriak Cici tepat dimuka Mysha saat perkataanya langsung di potong oleh sahabatnya yang memang terkenal dengan kecepatan berbicaranya itu. Sedangkan Mysha hanya tersenyum kemudian mengangkat tangan dengan jari yang berbentuk V.
“Maaf..maaf...silahkan lanjutkan Nyonya”
Cici hanya memutar kedua bola mata bosan akan kelakuan sahabat anehnya ini kemudian kembali melanjutkan perkataannya yang sempat terpotong.
“Hari ini kita kedatangan guru baru! Katanya sih...dia super tampan, dan lagi nilai plusnya dia masih muda, kira-kira 24 tahunan lah, tak beda jauh dengan umur kita bukan? Kyaa!!”
“Benarkah...benarkah...aku tak sabar ingin melihatnya”
“Bukan hanya kau dodol, kata juga mau lahh”
Menganggukkan kepala secara kompak, dan selanjutnya yang terdengar adalah suara tertawa dari pemilik suara berbeda hingga lenyap setelah masing-masing pemilik berjalan menjauh dari tempat tersebut.
Setelah keempat remaja tingkat akhir itu sampai ditujuannya yang sekarang sudah berada dikelas mereka yaitu ips c. Berjalan masuk mendudukkan diri pada meja masing-masing
“Heii..kalau ada guru bangunkan aku ya”
Kata Mysha yang sekarang sedang merapikan buku-bukunya menyusun layaknya bantal dan segera ia tiduri. Sepertinya suara bising yang terdengar didalam ruangan tersebut tak membuat tidur Mysha terganggu.
***
“Jadi kau yang akan menggantikan Pak Jarwo untuk sementara. Ikutlah denganku akan kutunjukkan kelasnya.”
Kata Pria bertubuh berisi itu pada seorang pemuda yang hanya mengangguk mengerti mendengar ucapan yang dilontarkan oleh pria didepannya.
Pemuda bernama Adrian Wilyam Pratama yang dipanggil Adrian itupun mengikuti pria yang terlebih dahulu berjalan. Yap, tepat seperti yang kalian pikirkan Adrian adalah pemuda yang telah menyelesaikan kuliahnya dan sekarang mengambil pekerjaan sambilan dengan mengajar berkat kecerdasan diatas rata-rata.
Diumurnya yang masih 24 tahun ia telah mendapat banyak tawaran untuk bekerja namun untuk saat ini yang ingin ia tekuni hanyalah ajar mengajar entah apa alasannya. Mungkin ia ingin membagi ilmunya yang telah melimpah. Dan lagi sepertinya ia masih menginginkan untuk menikmati hidupnya dengan bekerja sebagai guru, walau ia tau tak akan semudah yang ia pikirkan sebelum dirinya bernajak keperusahaan-perusahaan yang tentu saja akan menyibukkan dirinya dan lebih sulit.
Pria tadi yang menjabat sebagai kepala sekolah itupun berjalan terlebih dahulu memasuki ruang kelas ips c yang suara kegaduhannya sampai kekelas sebelah. Sedangkan Adrian menunggu namanya dipanggil sebelum dirinya masuk menyusul sang kepala sekolah
“Baik anak-anak mohon perhatiannya terlebih dahulu”
Semua yang semula tampak gaduh menjadi hening saat mendengar teriakan Pak kepala sekolah.
“Yaa... Mysha ada Pak Bowo sebaiknya kau bangun sebelum kau tertangkap tidak memperhatikannya dan menghukummu!!”
Bisik Wilda saat melihat Mysha yang masih telelap dalam tidurnya. Karena kesal tak mendapat respon Wilda pun menendang kaki Mysha dengan keras. Sedangkan yang kakinya ditendang langsung berdiri karena terkejut membuat semua yang ada disana menatap tepat kearahnya.
“Ada apa Nona Mysha Adreena Putri!”
“Aahh.. Hehehe.. Eehhh, Maaf Pak Bowo yang baik hati. Bukan apa-apa Pak, tadi aku terlalu serius belajar sehingga tak tau jika Bapak ada disini”
Kata Mysha yang hanya membuat banyak pasang mata disana memutar mata bosan. Tak ingin berurusan dengan murid yang terkenal karena sifat buruknya akhirnya Pak Bowo kembali menyuruh Mysha untuk kembali duduk. Sedangkan Mysha sekarang bernafas lega dan beralih menatap Wilda yang hanya tersenyum manis padanya.
“Makanya jangan tidur terus. Rasain lo..”
“Mati saja kau sana. Awaass yaa...”
Kata Mysha berbisik pada Wilda dengan nada memperingatkan namun bukannya takut Wilda hanya tersenyum sambil menjulurkan lidahnya mengejek. Kemudian mereka kembali memperhatikan Pak Bowo yang sedang berbicara. Bukan mereka tapi melainkan hanya Wilda seorang sedangkan Mysha malah beralih menatap luar jendela tak memperdulikan ucapan Pak Bowo
“Baik karena Pak Jarwo tidak dapat mengajar untuk sementara, maka kalian akan mendapatkan guru baru sebagai ganti Pak Jarwo. Baik Pak Adrian silahkan masuk”
Mendengar namanya disebut Adrian berjalan memasuki kelas dan saat Adrian berjalan masuk semua mata tertuju kepada dia tentunya. Para siswi perempuan menatapnya dengan tatapan kagum akan ketampanannya. Ada yang mulai merapikan rambutnya,tersenyum semanis mungkin, berbisik-bisik dan ada juga yang salah tingkah sendiri saat ditatap oleh Adrian.
Sedangkan dimeja dekat jendela Mysha yang tidak mengetahui bahwa itu adalah guru yang sangat ingin ia lihat hanya menatap luar jendela tanpa mau melihat kearah Adrian yang sekarang tengah memperhatikannya. Sepertinya Gadis itu tak mendengarkan ucapan Pak Bowo sedari tadi dan malah menyibukkan diri dengan keindahan diluar sana.
“Adrian Wilyam Pratama pengganti Pak Jarwo untuk sementara. Mohon kerja samanya"
Ucap Adrian sebelum mengalihkan tatapannya dari Mysha kearah seluruh siswa/siswi yang diruangan itu dan kembali berhenti pada gadis yang sedari tadi menarik perhatiannya. Dan kita kembali kesisi Mysha yang sekarang telah tersadar setelah mendengar ucapan Adrian langsung menolehkan kepalanya menatap Adrian yang juga sekarang sedang menatapnya dengan datar. Mereka hanya saling menatap untuk beberapa detik hingga suara pa Bowo kembali terdengar.
“Baiklah kalau begitu aku permisi dulu, Pak Adrian kau bisa mengajar sekarang”
Kata Pak Bowo kemudian berjalan keluar kelas. Setelah dirasa Pak Bowo sudah benar-benar keluar dari kelas tersebut Adrian kembali menatap seluruh muridnya.
“Ada pertanyaan sebelum pembelajaran dimulai?”
Langsung seluruh siswi didalam kelas mengangkat tangannya termasuk Mysha tentunya. Karena Mysha yang paling bersemangat dan menonjol, dan memang sedari tadi diperhatikan oleh Adrian akhirnya dia yang ditunjuk . Tentu hal tersebut membuat Mysha berteriak gembira sedangkan teman lainnya yang mengangkat tangan tadi menatapnya dengan kesal ada juga yang menatapnya dengan pandangan heran namun tak memungkiri tatapan malas yang lebih banyak karena hal tersebut berasal dari seluruh siswa laki-laki.
“Apa Pak Adrian sudah punya pacar?"
Kata Mysha dengan cepat dan spontan tanpa rasa malu kepada Adrian. Tersenyum sangat tipis yang tak dapat dilihat oleh muridnya. Mungkin sekarang mereka hanya dapat melihat wajah datar sekaligus bosan Adrian.
“Aku pikir itu adalah urusan pribadiku jadi kau bertanya yang lain selain urusan pribadi”
"Tapi itu pertanyaanku, Ayolah pak sebuah pertanyaan harus dijawab..."
"Aku bilang itu urusan pribadi"
“Aku kan bertanya Pak, lagipula apa susahnya sih dijawab...Pak Adrian kan hanya perlu menjawab belum atau sudah”
“Hahhh...baiklah, belum”
“Pak Adrian jadilah pacarku”
WTF! semua yang ada dalam ruangan tersebut terkejut bukan main, sudah menembak cowok didepan umum yang ditembak seorang guru lagi. Walaupun gurunya masih cocoklah dengan Mysha, tapi tetap saja bukan?
"Tidak"
Cepat, padat, singkat dan jelas.
“Aku Mysha Adreena Putri maukah Pak Adrian jadi pacarku”
Mendengar ucapan gila Mysha hanya membuat Adrian memutar kedua bola matanya bosan sambil mendengur. Dan dengan santainya Adrian menjawab
“Tidak akan, Nona!”
Semua siswa yang berada dikelas langsung tertawa bahkan ada yang sudah jatuh kebawah sambil memegang perutnya saat mendengar jawaban gurunya itu. Sedangkan Mysha hanya dapat mengerucutkan bibirnya kembali duduk kebangkunya.
“ Kamu gila yahh! Hahaha...kesurupan setan apaan luh, hahaha. Sumpah malu banget aku punya sahabat kayak kamu hahaha....”
“Ckkk... bisa diam tidak! lagi Patah hati nih aku. Jadi sahabat mendukung kek...ishhh”
"Aaww Heii!"
Teriak Wilda saat kakinya ditendang keras oleh Mysha.
“Baiklah anak-anak harap ketenangannya. Sekarang buka halaman 124. Kerjakan soal itu jika ada yang tidak mengerti silahkan tanyakan padaku”
Kata Adrian yang berjalan kebangku guru kemudian mendudukkan dirinya. Sekilas ia menatap Mysha yang sedang membuka buku dengan muka kesal membuat Adrian kembali tersenyum tipis sebelum akhirnya ia kembali fokus pada buku yang hendak di bacanya.
ceritanya lucu bangettt...aku suka.
Comment on chapter Datangnya cinta?lanjutannya ditunggu terus