Read More >>"> Love Rain ([19]) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Rain
MENU
About Us  

Jadi, aku bangun lima belas menit sebelum pukul tujuh pagi. Aku duduk di atas tempat tidur sembari mengumpulkan nyawa yang melayang-layang. Lalu, memeriksa ponsel dan menunggu angka enam berganti dengan angka tujuh. Begitu, layar ponselku menampilkan panggilan masuk tepat pukul tujuh. Senyumku seketika mencekah. Cepat-cepat aku menuju kamar mandi sebelum menekan ikon hijau di layar, lalu menempelkannya di telinga kiri.

‘Hei… Yuna…’ suaranya terdengar seperti khas orang baru bangun tidur.

Aku sejenak tertawa di dalam hati. Agaknya ia meneleponku setelah alarmnya berbunyi.

“Ya. Bukankah kau masih mengantuk, Tae Young?”

Aku bisa mendengar suara embusan napasnya di sana, lalu kekehan yang agak lemah. ‘Aku ingin mendengar suaramu sekarang agar aku tak mengantuk lagi.’

“Bukankah karena mendengar nyanyian seseorang, kau bisa semakin mengantuk?”

‘Tidak, kalau itu kau.’ Sahutnya di seberang sana. ‘Ayo, nyanyikan satu lagu untukku.’

Aku tersenyum kecil, lalu menyandarkan bokong di tepian wastafel. “Kau ingin aku menyanyikan lagu apa?”

‘Apa ya…’ Ia pun diam sejenak, sedang berpikir. ‘Lagu milik Heize, mungkin. Kalau kau tahu… Yang judulnya Don’t Know You.’

“Beruntung sekali, itu lagu yang sering kunyanyikan.”

‘Benarkah? Kalau begitu, aku ingin mendengarnya.’

Jadi, aku pun mulai menyanyikan lagu Don’t Know You milik Heize. Selama aku menyanyi, Ahn Tae Young sama sekali tak bersuara. Aku curiga ia kembali tertidur.

“Ahn Tae Young, kau tertidur?” aku menghentikan nyanyianku.

‘Tidak kok.’ Suaranya masih terdengar lemah. ‘Aku mendengarkannya.’

“Kalau begitu, berjanjilah untuk tidak tertidur.”

‘Iya, iya.’

Begitu, aku kembali menyanyikan lagu itu. Saat dibagian rap, suaraku sengaja kutekan agar Ahn Tae Young tak benar-benar tertidur. Hal itu pun berhasil, kudengar ia terkekeh.

‘Oke. Oke. Nyanyian rap-mu bagus.’ Komentarnya. Aku malah berhenti sejenak hanya untuk tertawa.

Usai lagu itu kunyanyikan, seketika hening di seberang sana. Aku bertanya-tanya, mengapa ia tak berkomentar lagi… Tapi aku malah mendengar deruan napas yang tak asing lagi di telingaku. Suara dengkuran.

Astaga, pemuda itu tertidur?!

Aku mendengus sebal, lalu ingin meneriaki namanya. Namun, niatku itu segera kuurungkan saat suara dengkurannya menjadi-jadi terdengar dari ponselku. Barangkali sebenarnya ia bergadang semalaman, tadi malam ia bilang banyak tugas kuliah yang harus ia selesaikan dan akan dikumpulkan hari ini. Jadi, aku terdiam, masih mendengarkan dengkurannya. Perutku terasa geli. Dalam diam, aku tertawa.

Setelah puas mendengar dengkurannya, kuturunkan ponselku dari telinga. Ikon berwarna merah di layar ponsel, kugeser.

*

Saat jam istirahat kerja berlangsung, tak biasanya Minju hanya ingin makan siang di ruang karyawan saja. Dia bahkan telah memesan jjajangmyeon melalui deliveryman. Padahal, ia hampir-hampir selalu mengajakku makan di luar toko StarSing. Kini, aku dan Minju duduk berhadapan, ada meja persegi empat di antara kami. Kai, seperti biasanya, akan menjaga kasir bila kami sedang makan siang—ia sendiri sudah lebih dulu mengambil jam makan siang daripada kami.

Bila bersama gadis berwajah bulat ini, ia tak akan pernah berhenti berkata-kata. Pembicaraan pun bermacam-macam; mulai dari menguak fakta betapa tampannya para idolanya yang berasal dari grup idola bernama BTS, hingga teman-teman kencannya yang terkadang agak menyebalkan. Soal pemuda, Minju memang agak pemilih. Maka dari itu ia seringkali mengikuti kencan buta, mencari pemuda-pemuda yang barangkali cocok dengannya. Namun, sampai sekarang, aku tak pernah melihatnya menjalin hubungan dengan seorang pemuda hingga berumur satu bulan.

Di sela-sela pembicaraan tentang teman kencannya yang kelewat kaku saat mereka pergi kencan kemarin, ponselku yang berada di atas meja bergetar. Minju masih belum menghentikan pembicaraannya, sementara aku meletakkan sumpit di samping piring. Kuangkat ponsel tersebut, ada pesan masuk dari Si Tampan Dari Gumpo.

Si Tampan Dari Gumpo: Hei, maaf aku tertidur tadi pagi.

Aku pun mengetik pesan, ‘Ya’, lalu kukirim. Telingaku masih menangkap kisah kencan milik Minju yang menurutnya menyebalkan. Pesanku cepat terbalas dengan waktu tak sampai setengah menit.

Si Tampan Dari Gumpo: Aku tak melihatmu. Aku pikir, kau akan istirahat kerja di sini. Sekarang, aku berada di toko kopi… sendirian.

Aku: Temanku sedang tak ingin ke sana.

Si Tampan Dari Gumpo: Kau marah?

Aku: Mengapa aku harus marah….

Aku diam sejenak, pesan belum kukirim. Mendadak terlintas ide ingin menjahilinya. Aku pun jadi ingin tahu rasanya merajuk di depan seorang pemuda.

Jadi, kuhapus isi pesan tadi, lalu kuganti dengan kata, ‘Ya’. Pesan pun kukirim. Sembari terkikik-kikik di dalam hati, kuletakkan kembali ponsel di samping piringku. Aku kembali menyumpit jjajangmyeon, serta mendengar curahan hati Minju.

Belum lama kubiarkan ponselku tergeletak di sana, benda itu berdering sehingga Minju mendadak menghentikan mulutnya. Aku malah terkaget.

Eonni, seseorang meneleponmu… Si Tampan Dari Gumpo?” kata Minju sewaktu ia mencondongkan tubuhnya ke depan hanya untuk melihat nama si pemanggil di layar ponsel.

Cepat-cepat aku mengangkat ponsel. Pemuda itu ternyata yang meneleponku. Aku menahan tawa. Pasti ia merasa bersalah… Ya ampun, aku jahat sekali. Tapi aku malah menikmatinya. Karena aku masih ingin melanjutkan aksi merajuk, dan ingin cepat menghabiskan jjajangmyeon-ku, kugeser ikon berwarna merah, lalu kumatikan ponselku.

Saat kuletakkan kembali ponselku di atas meja, Minju pun membuka suara.

“Si Tampan Dari Gumpo itu, siapa?” ia tampak penasaran.

Aku mengangkat bahu. “Entahlah, aku juga tidak tahu.”

Minju malah tersenyum curiga. “Itu pasti teman kencan Eonni, kan?”

Aku menggeleng. Di dalam hati berharap begitu.[]

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
A promise
507      320     1     
Short Story
Sara dan Lindu bersahabat. Sara sayang Raka. Lindu juga sayang Raka. Lindu pergi selamanya. Hati Sara porak poranda.
The Yesterday You
311      219     1     
Romance
Hidup ini, lucunya, merupakan rangkaian kisah dan jalinan sebab-akibat. Namun, apalah daya manusia, jika segala skenario kehidupan ada di tangan-Nya. Tak ada seorang pun yang pernah mengira, bahkan Via sang protagonis pun, bahwa keputusannya untuk meminjam barang pada sebuah nama akan mengantarnya pada perjalanan panjang yang melibatkan hati. Tak ada yang perlu pun ingin Via sesali. Hanya saja, j...
The Secret Of Donuts
1147      714     9     
Fantasy
Masa lalu tidak dapat dibuang begitu saja. Walau, beberapa di antara kita berkata waktu akan menghapusnya, tapi yakinkah semuanya benar-benar terhapus? Begitu juga dengan cinta Lan-lan akan kue donat kesukaannya. Ketika Peter membawakan satu kue donat, Lan-lan tidak mampu lagi menahan larangan gila untuk tidak pernah mencicipi donat selamanya. Dengan penuh kerinduan, Lan-lan melahap lembut kue t...
Waktu Awan dan Rembulan
3273      1783     16     
Romance
WADR
Light in the Dark
1571      672     3     
Romance
Di Hari Itu
419      296     0     
Short Story
Mengenang kisah di hari itu.
ketika hati menentukan pilihan
306      234     0     
Romance
Adinda wanita tomboy,sombong, angkuh cuek dia menerima cinta seorang lelaki yang bernama dion ahmad.entah mengapa dinda menerima cinta dion ,satu tahun yang lalu saat dia putus dari aldo tidak pernah serius lagi menjalani cintanya bertemu lelaki yang bernama dion ahmad bisa mengubah segalanya. Setelah beberapa bulan menjalani hubungan bersama dion tantangan dalam hubungan mereka pun terjadi mula...
I Can't Fall In Love Vol.1
2239      885     1     
Romance
Merupakan seri pertama Cerita Ian dan Volume pertama dari I Can't Fall In Love. Menceritakan tentang seorang laki-laki sempurna yang pindah ke kota metropolitan, yang dimana kota tersebut sahabat masa kecilnya bernama Sahar tinggal. Dan alasan dirinya tinggal karena perintah orang tuanya, katanya agar dirinya bisa hidup mandiri. Hingga akhirnya, saat dirinya mulai pindah ke sekolah yang sama deng...
Aku Mau
9752      1838     3     
Romance
Aku mau, Aku mau kamu jangan sedih, berhenti menangis, dan coba untuk tersenyum. Aku mau untuk memainkan gitar dan bernyanyi setiap hari untuk menghibur hatimu. Aku mau menemanimu selamanya jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum. Aku mau berteriak hingga menggema di seluruh sudut rumah agar kamu tidak takut dengan sunyi lagi. Aku mau melakukannya, baik kamu minta ataupun tidak.
Cinta Dalam Diam
687      445     1     
Short Story
Kututup buku bersampul ungu itu dan meletakkannya kembali dalam barisan buku-buku lain yang semua isinya adalah tentang dia. Iya dia, mungkin sebagian orang berpendapat bahwa mengagumi seseorang itu wajar. Ya sangat wajar, apa lagi jika orang tersebut bisa memotivasi kita untuk lebih baik.