Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Rain
MENU
About Us  

Jadi, aku bangun lima belas menit sebelum pukul tujuh pagi. Aku duduk di atas tempat tidur sembari mengumpulkan nyawa yang melayang-layang. Lalu, memeriksa ponsel dan menunggu angka enam berganti dengan angka tujuh. Begitu, layar ponselku menampilkan panggilan masuk tepat pukul tujuh. Senyumku seketika mencekah. Cepat-cepat aku menuju kamar mandi sebelum menekan ikon hijau di layar, lalu menempelkannya di telinga kiri.

‘Hei… Yuna…’ suaranya terdengar seperti khas orang baru bangun tidur.

Aku sejenak tertawa di dalam hati. Agaknya ia meneleponku setelah alarmnya berbunyi.

“Ya. Bukankah kau masih mengantuk, Tae Young?”

Aku bisa mendengar suara embusan napasnya di sana, lalu kekehan yang agak lemah. ‘Aku ingin mendengar suaramu sekarang agar aku tak mengantuk lagi.’

“Bukankah karena mendengar nyanyian seseorang, kau bisa semakin mengantuk?”

‘Tidak, kalau itu kau.’ Sahutnya di seberang sana. ‘Ayo, nyanyikan satu lagu untukku.’

Aku tersenyum kecil, lalu menyandarkan bokong di tepian wastafel. “Kau ingin aku menyanyikan lagu apa?”

‘Apa ya…’ Ia pun diam sejenak, sedang berpikir. ‘Lagu milik Heize, mungkin. Kalau kau tahu… Yang judulnya Don’t Know You.’

“Beruntung sekali, itu lagu yang sering kunyanyikan.”

‘Benarkah? Kalau begitu, aku ingin mendengarnya.’

Jadi, aku pun mulai menyanyikan lagu Don’t Know You milik Heize. Selama aku menyanyi, Ahn Tae Young sama sekali tak bersuara. Aku curiga ia kembali tertidur.

“Ahn Tae Young, kau tertidur?” aku menghentikan nyanyianku.

‘Tidak kok.’ Suaranya masih terdengar lemah. ‘Aku mendengarkannya.’

“Kalau begitu, berjanjilah untuk tidak tertidur.”

‘Iya, iya.’

Begitu, aku kembali menyanyikan lagu itu. Saat dibagian rap, suaraku sengaja kutekan agar Ahn Tae Young tak benar-benar tertidur. Hal itu pun berhasil, kudengar ia terkekeh.

‘Oke. Oke. Nyanyian rap-mu bagus.’ Komentarnya. Aku malah berhenti sejenak hanya untuk tertawa.

Usai lagu itu kunyanyikan, seketika hening di seberang sana. Aku bertanya-tanya, mengapa ia tak berkomentar lagi… Tapi aku malah mendengar deruan napas yang tak asing lagi di telingaku. Suara dengkuran.

Astaga, pemuda itu tertidur?!

Aku mendengus sebal, lalu ingin meneriaki namanya. Namun, niatku itu segera kuurungkan saat suara dengkurannya menjadi-jadi terdengar dari ponselku. Barangkali sebenarnya ia bergadang semalaman, tadi malam ia bilang banyak tugas kuliah yang harus ia selesaikan dan akan dikumpulkan hari ini. Jadi, aku terdiam, masih mendengarkan dengkurannya. Perutku terasa geli. Dalam diam, aku tertawa.

Setelah puas mendengar dengkurannya, kuturunkan ponselku dari telinga. Ikon berwarna merah di layar ponsel, kugeser.

*

Saat jam istirahat kerja berlangsung, tak biasanya Minju hanya ingin makan siang di ruang karyawan saja. Dia bahkan telah memesan jjajangmyeon melalui deliveryman. Padahal, ia hampir-hampir selalu mengajakku makan di luar toko StarSing. Kini, aku dan Minju duduk berhadapan, ada meja persegi empat di antara kami. Kai, seperti biasanya, akan menjaga kasir bila kami sedang makan siang—ia sendiri sudah lebih dulu mengambil jam makan siang daripada kami.

Bila bersama gadis berwajah bulat ini, ia tak akan pernah berhenti berkata-kata. Pembicaraan pun bermacam-macam; mulai dari menguak fakta betapa tampannya para idolanya yang berasal dari grup idola bernama BTS, hingga teman-teman kencannya yang terkadang agak menyebalkan. Soal pemuda, Minju memang agak pemilih. Maka dari itu ia seringkali mengikuti kencan buta, mencari pemuda-pemuda yang barangkali cocok dengannya. Namun, sampai sekarang, aku tak pernah melihatnya menjalin hubungan dengan seorang pemuda hingga berumur satu bulan.

Di sela-sela pembicaraan tentang teman kencannya yang kelewat kaku saat mereka pergi kencan kemarin, ponselku yang berada di atas meja bergetar. Minju masih belum menghentikan pembicaraannya, sementara aku meletakkan sumpit di samping piring. Kuangkat ponsel tersebut, ada pesan masuk dari Si Tampan Dari Gumpo.

Si Tampan Dari Gumpo: Hei, maaf aku tertidur tadi pagi.

Aku pun mengetik pesan, ‘Ya’, lalu kukirim. Telingaku masih menangkap kisah kencan milik Minju yang menurutnya menyebalkan. Pesanku cepat terbalas dengan waktu tak sampai setengah menit.

Si Tampan Dari Gumpo: Aku tak melihatmu. Aku pikir, kau akan istirahat kerja di sini. Sekarang, aku berada di toko kopi… sendirian.

Aku: Temanku sedang tak ingin ke sana.

Si Tampan Dari Gumpo: Kau marah?

Aku: Mengapa aku harus marah….

Aku diam sejenak, pesan belum kukirim. Mendadak terlintas ide ingin menjahilinya. Aku pun jadi ingin tahu rasanya merajuk di depan seorang pemuda.

Jadi, kuhapus isi pesan tadi, lalu kuganti dengan kata, ‘Ya’. Pesan pun kukirim. Sembari terkikik-kikik di dalam hati, kuletakkan kembali ponsel di samping piringku. Aku kembali menyumpit jjajangmyeon, serta mendengar curahan hati Minju.

Belum lama kubiarkan ponselku tergeletak di sana, benda itu berdering sehingga Minju mendadak menghentikan mulutnya. Aku malah terkaget.

Eonni, seseorang meneleponmu… Si Tampan Dari Gumpo?” kata Minju sewaktu ia mencondongkan tubuhnya ke depan hanya untuk melihat nama si pemanggil di layar ponsel.

Cepat-cepat aku mengangkat ponsel. Pemuda itu ternyata yang meneleponku. Aku menahan tawa. Pasti ia merasa bersalah… Ya ampun, aku jahat sekali. Tapi aku malah menikmatinya. Karena aku masih ingin melanjutkan aksi merajuk, dan ingin cepat menghabiskan jjajangmyeon-ku, kugeser ikon berwarna merah, lalu kumatikan ponselku.

Saat kuletakkan kembali ponselku di atas meja, Minju pun membuka suara.

“Si Tampan Dari Gumpo itu, siapa?” ia tampak penasaran.

Aku mengangkat bahu. “Entahlah, aku juga tidak tahu.”

Minju malah tersenyum curiga. “Itu pasti teman kencan Eonni, kan?”

Aku menggeleng. Di dalam hati berharap begitu.[]

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
The One
319      212     1     
Romance
Kata Dani, Kiandra Ariani itu alergi lihat orang pacaran. Kata Theo, gadis kurus berkulit putih itu alergi cinta. Namun, faktanya, Kiandra hanya orang waras. Orang waras, ialah mereka yang menganggap cinta sebagai alergen yang sudah semestinya dijauhi. Itu prinsip hidup Kiandra Ariani.
Memoreset (Sudah Terbit)
3907      1470     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
Dream of Being a Villainess
1422      809     2     
Fantasy
Bintang adalah siswa SMA yang tertekan dengan masa depannya. Orang tua Bintang menutut pertanggungjawaban atas cita-citanya semasa kecil, ingin menjadi Dokter. Namun semakin dewasa, Bintang semakin sadar jika minat dan kemampuannya tidak memenuhi syarat untuk kuliah Kedokteran. DI samping itu, Bintang sangat suka menulis dan membaca novel sebagai hobinya. Sampai suatu ketika Bintang mendapatkan ...
Aditya
1434      648     5     
Romance
Matahari yang tak ternilai. Begitulah Aditya Anarghya mengartikan namanya dan mengenalkannya pada Ayunda Wulandari, Rembulan yang Cantik. Saking tak ternilainya sampai Ayunda ingin sekali menghempaskan Aditya si kerdus itu. Tapi berbagai alasan menguatkan niat Aditya untuk berada di samping Ayunda. "Bulan memantulkan cahaya dari matahari, jadi kalau matahari ngga ada bulan ngga akan bersi...
(Un)perfect Marriage
687      477     0     
Romance
Karina Tessa Ananda : Tak tau bagaimana, tiba-tiba aku merasakan cinta begitu dalam pada pria yang sama sekali tak menginginkanku. Aku tau, mungkin saja pernikahanku dan dia akan berakhir buruk. Tetapi--entah kenapa, aku selalu ingin memperjuangkan dan mempertahankannya. Semoga semua tak sia-sia, dan semoga waktu bisa membalik perasaannya kepadaku sehingga aku tak merasakan sakitnya berjuang da...
When Home Become You
438      330     1     
Romance
"When home become a person not place." Her. "Pada akhirnya, tempatmu berpulang hanyalah aku." Him.
Rumah Arwah
1034      558     5     
Short Story
Sejak pulang dari rumah sakit akibat kecelakaan, aku merasa rumah ini penuh teror. Kecelakaan mobil yang aku alami sepertinya tidak beres dan menyisakan misteri. Apalagi, luka-luka di tubuhku bertambah setiap bangun tidur. Lalu, siapa sosok perempuan mengerikan di kamarku?
ZAHIRSYAH
6619      1946     5     
Romance
Pesawat yang membawa Zahirsyah dan Sandrina terbang ke Australia jatuh di tengah laut. Walau kemudia mereka berdua selamat dan berhasil naik kedaratan, namun rintangan demi rintangan yang mereka harus hadapi untuk bisa pulang ke Jakarta tidaklah mudah.
DELUSI
556      392     0     
Short Story
Seseorang yang dipertemukan karena sebuah kebetulan. Kebetulan yang tak masuk akal. Membiarkan perasaan itu tumbuh dan ternyata kenyataan sungguh pahit untuk dirasakan.
Asrama dan Asmara
523      378     0     
Short Story
kau bahkan membuatku tak sanggup berkata disaat kau meninggalkanku.