Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Rain
MENU
About Us  

Malam itu, aku duduk di bangku halte sembari terpaku menatap gerimis yang turun membahasi jalanan beraspal. Bus belum lagi datang, sementara pundakku terasa amat lelah. Aku ingin segera berbaring di tempat tidur.

Kelopak mataku yang sedari tadi terasa berat, hendak menutup. Namun, seketika terbuka lebar saat seseorang menepuk pundakku. Otomatis aku menoleh ke samping dengan jantung yang berdentum keras. Oh, Ahn Tae Young ternyata. Ia tersenyum puas karena telah behasil mengagetkanku, lalu ia duduk di sampingku. Penampilannya sama seperti pertama kali kami bertemu, kemeja kotak-kotak berwarna merah-hitam yang membaluti tubuhnya dan tas punggung berwarna hitam yang setia melekat dipunggungnya.

Perasaan kagetku secepatnya berganti dengan perasaan gembira. Tapi, secepatnya kuganti perasaan itu dengan berpura-pura sebal. Kan aku sedang merajuk dengannya.

“Bahaya kalau kau sampai tertidur di halte.”

“Apanya yang bahaya?” ujarku, masih berpura-pura sebal.

“Kau bisa ketinggalan bus.”

“Itu kan tidak bahaya.”

“Maksudku, setelah ketinggalan bus, kau bisa saja diculik oleh pemuda tampan.”

Aku menaiki sebelah alis. “Pemuda tampan macam apa yang mau menculik karyawati toko CD?”

Pemuda itu mengangkat bahu, lalu menoleh ke arahku dengan senyum yang menurutku amat manis—meskipun aku tahu senyumnya terlalu ia lebih-lebihkan. “Pemuda tampan macam aku.”

Ya ampun, aku tak sanggup lagi berpura-pura merajuk. Kini perutku terasa geli, sementara pipiku malah terasa panas. Pada akhirnya aku terbahak dengan pipi bersemu.

“Ternyata gampang sekali membuatmu tak lagi marah padaku.” Katanya.

Aku secepatnya merapatkan bibir, kembali berpura-pura merajuk. “Aku sedang marah.” Ungkapku.

Sekarang, ia yang malah terbahak. “Mana ada orang marah yang mengaku sedang marah, Ye Jin-ah.” Sahutnya. Usai tawanya reda, ia pun berkata. “Agar kau tak marah, sekaligus untuk menebus kesalahanku, bagaimana kalau kuajak kau jalan-jalan di sekitar Myeong-dong.”

Aku menimbang-nimbangi. “Hanya mengajakku jalan-jalan di sekitar sini?”

“Jalan-jalan sekaligus mentraktirmu…”

“Mentraktirku apa?”

Ia terkekeh. “Apa saja.”

“Aku mau-mau saja,” ujarku. Mataku beralih ke depan, gerimis masih juga menyerbu jalan raya.

“Oh, Han Yuna takut hujan ternyata.” Ejeknya. Tak lama, ia mengangkat pinggang, “Ini kan hanya gerimis. Ayo, kita pergi. Toh, sebentar lagi gerimis akan berhenti.”

Pada akhirnya aku pun beranjak dari bangku halte. “Bagaimana bisa kau tahu kalau gerimis akan segera berhenti? Kau kan bukan ahli Meteorologi Iklim.”

“Tentu saja aku tahu, lihat saja nanti.”

Saat kami menapaki trotoar, pemuda itu melepaskan tas punggungnya dari bahu. Diangkatnya tas tersebut di atas kepalaku. Karena itu aku tak perlu melindungi puncak kepala dengan kedua tanganku. Karena itu juga aku harus susah payah menahan detak jantungku yang terlalu kencang, hingga kupikir akan segera meloncat keluar.

“Kau tak harus melakukan ini.” Kataku, mencoba menolak—meski aku menyukainya. Ia hanya tersenyum, tanpa sekali pun menurunkan tas tersebut.

“Kupikir kau takut hujan.” Ujarnya. “Oh, iya, maaf ya aku malah tertidur di saat kau sedang melangsungkan konser kamar mandi-mu. Kau tahu, aku memang gampang tertidur kalau mendengar seseorang bernyanyi.”

“Entah kenapa, konser kamar mandi terdengar aneh.” Komentarku. “Jadi, kau mau bilang kalau nyanyianku terdengar jelek?”

“Tidak. Bukan begitu.” Buru-buru ia membenarkan. “Suaramu bagus. Nyanyianmu indah, hingga membelai lembut telinga. Maka dari itu aku teridur. Bukankah dengan nyanyian yang merdu maka bisa membuat orang yang mendengarkannya tertidur? Ibuku bahkan sering menyanyikanku sebuah lagu bila aku susah tidur dulunya.”

Tanpa sadar kami sudah memasuki jalanan yang dipenuhi dengan kedai-kedai yang menjual makanan. Perutku mendadak kosong saat mencium aroma gurih dari gyeran ppang yang mengudara di sekitarku.

Aku mendengus sebal, lalu memutar bola mata. Kusembunyikan pipiku yang terasa panas karena tersanjung atas pujiannya. “Bilang saja kalau suaraku terdengar membosankan. Lagi pula, lagu Don’t Know You tidak diperuntukan sebagai pengantar tidur.”

Ia terkekeh. Tasnya pun turun dari atas puncak kepalaku, gerimis telah berhenti… Ah, benar katanya, gerimis tak akan lama turun. Aku curiga bahwa ia sebenarnya adalah ahli Meteorologi Iklim.

“Ya sudah, agar kau tak marah untuk kesekian kalinya, kau mau kutraktir dalgona?”

Aku menggeleng. “Aku lebih ingin ditraktir gyeran ppang.”

Sebentar saja, kami sudah memasuki kedai yang menjual gyeran ppang. Pria yang barangkali berusia empat puluhan itu menyambut kami dengan ramah dari balik pemanggang. Ia pun menyiapkan dua buah gyeran ppang—ya ampun, coba lihat telur yang setengah matang di atasnya, lidah kalian pun pasti akan mengembang—setelah Ahn Tae Young memesan. Masing-masing gyeran ppang pun sampai di tangan kami dan Ahn Tae Young memberikan beberapa lembar won pada pria itu.

Kami kembali menelusuri jalanan yang sisinya dipenuhi oleh kedai-kedai makanan. Saat gyeran ppang-ku tersisa setengah lagi, aku tak sengaja melirik Ahn Tae Young yang masih memegang utuh gyera ppang-nya. Ia menatap benda itu seakan sedang memperhatikan bagaimana benda itu bisa berubah menjadi bakteri.

“Kau tak suka gyeran ppang?” aku pun membuka suara.

Ia menoleh ke arahku, lalu menggeleng dengan tampang yang menggambarkan bahwa ia memang tak suka makanan itu. Aku tahu, ia sedang bercanda.

“Jangan berbohong, itu terlihat jelas di wajahmu.” Celetukku sembari terkekeh.

“Aku memang tak pernah makan ini, omong-omong.” Katanya.

Aku mendelik. “Kau tak pernah makan gyeran ppang?”

Ia mengangguk.

“Sama sekali?”

Ia mengangguk lagi.

“Ya ampun. Aku pikir semua orang di seluruh Korea Selatan, atau barangkali orang-orang di Negara lain, sudah pasti pernah makan gyeran ppang.” Ucapku, masih tak percaya.

“Dan aku, satu dari seluruh orang di Korea Selatan yang belum pernah makan gyeran ppang.” Katanya, mengangkat bahu. “Aku pikir, aku bisa memakannya kali ini. Tapi, ternyata tidak. Kau mau?”

Disodorkannya makanan itu ke wajahku, aku pun meraihnya. “Pasti ini karena telur setengah matangnya, kan?”

“Ya, telur kuningnya belum matang… Oh, juga keju. Aku benci keju.”

Aku terkekeh. Kuingat ia menyukai tantangan. Tiba-tiba saja terlintas sesuatu di benakku. “Bukankah kau suka menantang diri? Kalau begitu, tantang dirimu untuk makan ini.” Aku pun menyodorkan benda itu di depan wajahnya. Ia sempat memundurkan wajahnya.

“Serius? Kau ingin melihat aku muntah di sini? Aku tidak mau.” Tolaknya, tegas. Buru-buru ia melangkah menuju sebuah kedai yang menjual berbagai macam makanan ringan. Aku pun turut mengikuti langkahnya.

Saat ia berhenti di depan panci yang berisi eomuk kkochi, ia mengambil satu tusuk eomuk kkochi dari dalam sana, lalu berkata padaku. “Kalau ini, aku sangat suka.” Ia mengangkat benda itu, lalu memakanya. Ia persis seperti model iklan makanan ringan.

Aku terkekeh dibuatya. Selama aku menunggu ia memakan beberapa tusuk eomuk kkochi dan aku serta-merta menghabiskan gyeran ppang darinya, sebuah fakta tentang dirinya sedang kusimpan baik-baik di dalam kepalaku.

Ahn Tae Young tak sanggup menantang dirinya bila itu tentang makanan yang tak ia sukai.[]

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Strange Boyfriend
307      246     0     
Romance
Pertemuanku dengan Yuki selalu jadi pertemuan pertama baginya. Bukan karena ia begitu mencintaiku. Ataupun karena ia punya perasaan yang membara setiap harinya. Tapi karena pacarku itu tidak bisa mengingat wajahku.
Too Sassy For You
1558      703     4     
Fantasy
Sebuah kejadian di pub membuat Nabila ditarik ke masa depan dan terlibat skandal sengan artis yang sedang berada pada puncak kariernya. Sebenarnya apa alasan yang membuat Adilla ditarik ke masa depan? Apakah semua ini berhubungan dengan kematian ayahnya?
Noterratus
414      289     2     
Short Story
Azalea menemukan seluruh warga sekolahnya membeku di acara pesta. Semua orang tidak bergerak di tempatnya, kecuali satu sosok berwarna hitam di tengah-tengah pesta. Azalea menyimpulkan bahwa sosok itu adalah penyebabnya. Sebelum Azalea terlihat oleh sosok itu, dia lebih dulu ditarik oleh temannya. Krissan adalah orang yang sama seperti Azalea. Mereka sama-sama tidak berada pada pesta itu. Berbeka...
Po(Fyuh)Ler
939      506     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Warna Warni Rasa
1286      589     2     
Romance
Rasa itu warna. Harus seperti putih yang suci. Atau seperti hijau yang sejuk. Bahkan seperti merah jambu yang ceria. Rasa itu warna. Dan kau penentunya. Banyak gradasi yang harus di lalui. Seperti indahnya pelangi. Bahkan jika kelabu datang, Kau harus menjadi berani seperti merah. Jangan seperti biru yang terlihat damai, Tapi jika marah akan menghancurkan bumi seperti tsunami. R...
IMPIANKU
27801      4207     14     
Mystery
Deskripsi Setiap manusia pasti memiliki sebuah impian, dan berusaha untuk mewujudkan impiannya itu. Walau terkadang suka terjebak dengan apa yang diusahakan dalam menggapai impian tersebut. Begitu pun yang dialami oleh Satria, dalam usaha mewujudkan segala impiannya, sebagai anak Broken Home. Walau keadaan keluarganya hancur karena keegoisan sang ayah. Satria mencoba mencari jati dirinya,...
CATCH MY HEART
2854      1107     2     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
Young Marriage Survivor
3014      1087     2     
Romance
Di umurnya yang ke sembilan belas tahun, Galih memantapkan diri untuk menikahi kekasihnya. Setelah memikirkan berbagai pertimbangan, Galih merasa ia tidak bisa menjalani masa pacaran lebih lama lagi. Pilihannya hanya ada dua, halalkan atau lepaskan. Kia, kekasih Galih, lebih memilih untuk menikah dengan Galih daripada putus hubungan dari cowok itu. Meskipun itu berarti Kia akan menikah tepat s...
Monday
310      242     0     
Romance
Apa salah Refaya sehingga dia harus berada dalam satu kelas yang sama dengan mantan pacar satu-satunya, bahkan duduk bersebelahan? Apakah memang Tuhan memberikan jalan untuk memperbaiki hubungan? Ah, sepertinya malah memperparah keadaan. Hari Senin selalu menjadi awal dari cerita Refaya.
Snow White Reborn
620      361     6     
Short Story
Cover By : Suputri21 *** Konyol tapi nyata. Hanya karena tertimpa sebuah apel, Faylen Fanitama Dirga mengalami amnesia. Anehnya, hanya memori tentang Rafaza Putra Adam—lelaki yang mengaku sebagai tunangannya yang Faylen lupakan. Tak hanya itu, keanehan lainnya juga Faylen alami. Sosok wanita misterius dengan wajah mengerikan selalu menghantuinya terutama ketika dia melihat pantulannya di ce...