Read More >>"> Love Rain ([6]) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Rain
MENU
About Us  

Saat kami sedang berkemas-kemas untuk menutup toko, kutanyai tentang piringan hitam itu kepada Minju.

“Piringan hitam?” Minju mengulangi perkataanku. “Memangnya Eonni punya phonograph?”

Aku menggeleng.

“Lalu? Mengapa Eonni mencari piringan hitam?” tanyanya lagi.

“Seseorang membutuhkannya.” Jawabku. Sebelum ia memberondongiku dengan ribuan pertanyaan, cepat-cepat aku berucap. “Kau tahu di mana tempat piringan hitam dijual?”

Ia memutarkan bola matanya, tampak sedang berpikir. Tak lama ia menatapku dengan wajah serius. Aku menanti-nantikan setiap kata yang keluar dari bibir mungilnya.

“Sayangnya, aku tak pernah tahu toko mana yang menjual piringan hitam.” Katanya kemudian, ia tersenyum polos.

Aku mengembuskan napas kecewa sekaligus sebal.

“Beruntungnya, aku pernah mendengar Kai Oppa membeli phonograph dan mengoleksi piringan hitam di rumahnya.”

Seketika aku langsung bersemangat. Minju pun menyandarkan ganggang pengepel di meja konter, lalu berteriak memanggil Kai yang sedang merapikan CD-CD di rak khusus musik indie.

Dari ujung pandanganku, tampak Kai langsung menghentikan pekerjaannya. Ia menoleh ke arah kami dengan masing-masing tangan memegang sebuah CD. Ia menatap kami dengan raut wajah bertanya. Setelah diminta Minju untuk menghampiri kami, ia pun mendekat.

“Kai, Minju bilang, kau pernah membeli phonograph dan mengoleksi piringan hitam di rumah?” ujarku pada Kai, memastikannya.

Pemuda tampan berwajah lonjong—yang selalu kusayangi mengapa ia tak menjadi idol saja ketimbang menjadi karyawan di sebuah toko CD—itu mengangguk. “Sampai sekarang aku masih mendengarkan musik lewat phonograph.”

“Kau tahu di mana piringan hitam itu dijual?”

Sekali lagi ia mengangguk. “Ada di sekitar Itaewon-dong…”

*

Lima hari setelah aku tahu di mana piringan hitam itu dijual, pemuda itu tak lagi muncul. Padahal aku selalu datang ke toko kopi tempat kami bertemu untuk ketiga kalinya saat jam istirahat kerja. Aku juga menunggu kedatangannya di toko maupun halte bus. Nyatanya sampai toko tutup dan bus terakhir menjemputku, pemuda itu tak menampakkan batang hidungnya.

Aku agak menyesal karena tak pernah menanyai nomor teleponnya, terutama namanya.

Karena itu, aku pun hampir melupakan permintaannya itu. Sebelum akhirnya hujan kembali turun di sore hari bersamaan dengan suara sepasang pintu kaca yang didorong oleh seseorang.[]

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
DEWS OF MOCCACINO ICE
542      372     0     
Short Story
DEVANO
517      320     1     
Romance
Deva tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan Mega bisa begitu berpengaruh untuk hidupnya. Dan untuk pertama kalinya setelah hari itu, Dio-mantan sahabatnya, ikut campur dalam urusannya. Padahal, biasanya cowok itu akan bersikap masa bodo. Tidak peduli pada semua yang Deva lakukan. Ternyata, pertemuan itu bukan hanya milik Deva. Tapi juga Dio di hari yang sama. Bedanya Deva lebih berun...
Memeluk Bul(a)n
18802      2870     28     
Fantasy
Bintangku meredup lalu terjatuh, aku ingin mengejarnya, tapi apa daya? Tubuhku terlanjur menyatu dengan gelapnya langit malam. Aku mencintai bintangku, dan aku juga mencintai makhluk bumi yang lahir bertepatan dengan hari dimana bintangku terjatuh. Karna aku yakin, di dalam tubuhnya terdapat jiwa sang bintang yang setia menemaniku selama ribuan tahun-sampai akhirnya ia meredup dan terjatuh.
AUNTUMN GARDENIA
104      90     1     
Romance
Tahun ini, dia tidak datang lagi. Apa yang sedang dia lakukan? Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah dia sedang kesulitan? Sweater hangat berwarna coklat muda bermotif rusa putih yang Eliza Vjeshte kenakan tidak mampu menahan dinginnya sore hari ini. Dengan tampang putus asa ia mengeluarkan kamera polaroid yang ada di dalam tasnya, kemudian menaiki jembatan Triste di atas kolam ikan berukura...
Faerie City
2504      820     7     
Fantasy
🌷[ Buku ini sudah resmi terbit di Cabaca.id ]🌷 Tiana Fairchild, gadis berumur 18 tahun ini pindah rumah bersama kedua orang tuanya ke kota kecil bernama Faerie City, yang konon adalah tanah leluhur para peri. Di kota itu ia mulai sering berpapasan dengan sosok dua pria misterius. Seiring berjalannya waktu, perkenalannya dengan mereka mulai membuka tabir misteri tentang identitas asli di ...
Untouchable Boy
531      373     1     
Romance
Kikan Kenandria, penyuka bunga Lily dan Es krim rasa strawberry. Lebih sering dikenal dengan cewek cengeng di sekolahnya. Menurutnya menangis adalah cara Kikan mengungkapkan rasa sedih dan rasa bahagianya, selain itu hal-hal sepele juga bisa menjadi alasan mengapa Kikan menangis. Hal yang paling tidak disukai dari Kikan adalah saat seseorang yang disayanginya harus repot karena sifat cengengnya, ...
Game of Dream
1223      677     4     
Science Fiction
Reina membuat sebuah permainan yang akhirnya dijual secara publik oleh perusahaannya. permainan itupun laku di pasaran sehingga dibuatlah sebuah turnamen besar dengan ratusan player yang ikut di dalamnya. Namun, sesuatu terjadi ketika turnamen itu berlangsung...
Sunset In Surabaya
323      232     1     
Romance
Diujung putus asa yang dirasakan Kevin, keadaan mempertemukannya dengan sosok gadis yang kuat bernama Dea. Hangatnya mentari dan hembusan angin sore mempertemukan mereka dalam keadaan yang dramatis. Keputusasaan yang dirasakan Kevin sirna sekejap, harapan yang besar menggantikan keputusasaan di hatinya saat itu. Apakah tujuan Kevin akan tercapai? Disaat masa lalu keduanya, saling terikat dan mem...
Snow
2559      848     3     
Romance
Kenangan itu tidak akan pernah terlupakan
Love and Pain
535      311     0     
Short Story
Ketika hanya sebuah perasaan percaya diri yang terlalu berlebih, Kirana hampir saja membuat dirinya tersakiti. Namun nasib baik masih berpihak padanya ketika dirinya masih dapat menahan dirinya untuk tidak berharap lebih.