Loading...
Logo TinLit
Read Story - ALVINO
MENU
About Us  

Amzar kembali ke tempat duduknya setelah memesan empat mangkuk bakso.

"Tadi ko Aretta tiba-tiba minta maaf No? tanya Theo.

"Alvino mana mungkin mau cerita panjang kali lebar, yang ada mendung nanti jakarta," sahut Ravin sambil memainkan ponselnya, tunggu itu bukan ponselnya tapi ponsel Amzar.

"Lo Vin kalo dia bener-bener cerita, nanti mendung terus ujan. Banjir rumah lo sukurin demi." sahut Theo.

"Rumah lo juga bakal banjir dong bego kan kita satu komplek." sahut Ravin.

"Lo berdua debat aja Alvino ga peduli, liat noh dia malah ngeliatin ibu kantin" ucap Amzar dan itu memang benar.

Ravin dan Theo menoleh lalu memutar bola mata mereka. Cowok cuek.

"Berisik" ucap Alvino

"Dasar cowok dingin."

Tak lama Pa Somat datang membawa empat mangkuk bakso. Menaruhnya di meja, lalu kembali ke asalnya.

Ravin mengambil satu bakso dari mangkuk Amzar saat Amzar sedang mengambil garpu yang jatuh.

"Baso gue ilang satu nih!" ucapnya lalu melirik Ravin penuh curiga.

"Balikin ga lo, balikin!" serunya sambil berusaha mengambil sebuah bakso dari mangkuk Ravin yang tentunya sudah dilindungi Ravin dengan tangannya.

"Woi bego udah apa makan aja ribut dulu," ucap Theo lalu memasukan bakso kedalam mulutnya.

"Ganggu lo." ucap Alvino lalu menaruh satu bakso kedalam mangkuk Amzar.

Amzar terdiam sebentar lalu tersenyum pada Alvino yang sedang menegak es teh.

"Dasar lo!" seru Theo sambil melepar tisu ke hadapan Amzar. 

 

                                                                                                                                              ????

 

Aretta menuruni tangga, melangkah menuju ruang makan.

Hanya ada Ibu dan adik laki-lakinya disana "Pagi!" sapa Aretta sambil mencubit pipi Fatih, adiknya yang baru berumur 3 tahun.

"Pagi ka aletta" jawabnya. Membuat Sofia, wanita yang biasa dia panggil dengan sebutan Ibu tersenyum gemas.

"Aretta" ucap Aretta membenarkan ucapan adiknya sambil tersenyum nakal pada Fatih.

"Ayah mana Bu?" tanya Aretta sambil mengoleskan selai coklat ke atas permukaan rotinya.

"Udah berangkat, Ayah ada meeting. Kamu berangkat sendiri aja, Ayah tadi pake mobil kantor ko. Jadi kamu bisa pake mobil yang biasa Ayah pake. Oke?" jelas Sofia sambil menyuapi Fatih, karena memang setiap berangkat sekolah Aretta biasa diantar oleh Ayahnya itu dikarenakan kantor Ayahnya searah dengan sekolahnya.

Aretta hanya mengangguk sambil mengunyah rotinya.

"Yaudah aku jalan dulu deh Bu." ucapnya berdiri kemudian mencium kening Sofia.

"Cium dong ganteng," goda Aretta, lalu Fatih mencium pipinya.

Didalam mobil untuk mengusir keheningan, Aretta menyalakan mp4 mendengarkan alunan musik dari Shawn Mendes sambil menunggu lampu merah menjadi hijau.

Ketika lampu sudah berubah menjadi hijau, dia kembali melaju dengan kecepatan standar.

Tak lama, dia merasakan ada yang tidak beres dengan mobilnya. Karena mobilnya perlahan melaju dengan pelan dan akhirnya, mobilnya mogok.

Aretta keluar dari mobilnya, menengok ke kanan lalu ke kiri. Tapi sepi. Dia tidak mengerti tentang mesin jadi percuma saja jika dia membuka cup mobilnya.

Untungnya tak lama ada sebuah mobil melaju menuju arahnya, dengan sigap Aretta melambai-lambaikan tangannya diudara. Dan tepat didepannya mobil itu berhenti.

Aretta membuang nafasnya, "Gue berasa lagi ada di adegan film action gila." ucapnya pada diri sendiri.

Setelah itu dia mendekat ke pintu supir, lalu mengetuk jendela dua kali.

Matanya langsung membulat ketika jendela terbuka, berbeda dengan orang yang ada di dalam mobil dia malah menaikan satu alisnya, dan kalian tau dia adalah Alvino.

"Oh my God, akhirnya gue ketemu sama orang. Lo tau mobil gue mogok, dan gue gatau harus kesekolah pake apa karena dari tadi jalanan ini sepi, So gue boleh bareng lo ya. Lagian kan kita satu seko—"

Alvino menutup jendela mobilnya.

Dan itu membuat Aretta mengerucutkan bibirnya—sedetik kemudian Alvino kembali membuka kaca jendela "Masuk" ucapnya membuat Aretta yang cemberut jadi senyum-senyum sendiri seraya berjalan masuk kedalam mobil.

Alvino kembali menacap gas saat Aretta sudah duduk disampingnya.

Aretta mengeluarkan ponselnya, mengirim pesan pada Ayah'nya agar mengirim orang bengkel untuk mengambil mobilnya.

"Lo suka lagu Shawn juga?" tanya'nya sambil menatap Alvino.

"Engga." jawab Alvino lalu memencet tombol off, tapi Aretta kembali memencet tombol on "Jangan dimatiin oke?" begitu pesannya.

Dia melirik Alvino sebentar yang sedang fokus pada jalanan.

"Gue Aretta, Aretta Ferreira" ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"Alvino" sahut Alvino tanpa membalas uluran tangan Aretta.

"Lo udah maafin gue kan soal jas lab lo?" Aretta menarik kembali tangannya yang terulur.

"Hm."

Setelah itu Aretta tidak bicara lagi, karena sepertinya Alvino malas bicara. Atau emang tidak mau bicara sama Aretta?.

Tak lama gerbang SMA Greetel terlihat, Pa Atlas sudah mulai menutup pintu gerbang. Dan beruntungnya mobil Alvino berhasil masuk sebelum Pa Atlas menutup gerbang dengan rapat.

Dia keluar dari mobilnya yang dibuntuti oleh Aretta.

"Ngapain ngikutin?" tanya Alvino pada Aretta yang ada dibelakangnya.

"Siapa yang ngikutin, kan kelas lo sama kelas gue sebelahan jadi kita sea—" ucapnya terhenti saat Alvino sudah berjalan kedepan meninggalkannya. Alvino selalu begitu memotong perkataan Aretta yang terlalu panjang. Padahal itu pendek.

"Lo kebiasaan deh, suka motong omongan gue." ucap Aretta sambil menyamai langkahnya dengan langkah Alvino yang hanya terdiam, tenang.

Setelah sampai didepan kelasnya Aretta memandangi Alvino yang berjalan "Makasih Alvin!" ucapnya sedikit teriak membuat satu alis Alvino kembali menaik. Jelas saja dia paling tidak suka dipanggil Alvin. Karena dia merasa mirip chipmunk saat dipanggil Alvin, oleh karena itu teman-temannya memanggil dia Vino. Dan rasanya hal ini perlu dicatat.

Tapi sepertinya Aretta tidak tahu hal itu, makanya dia begitu mudah memanggilnya Alvin.

Dan jika sekarang bell masuk belum terdengar, mungkin Alvino akan menghampiri Aretta untuk memberitahu bahwa dia paling tidak suka dipanggil "Alvin".

 

                                                                                                                                                  ????

 

"Bohong lo pasti!" ucap Teya saat Aretta menceritakan kejadian tadi pagi yang hanya dibalas angkatan bahu dari Aretta.

"Tadi pagi ada Amzar ga Ta?" Kyna malah bertanya.

"Bodo amat ah," jawab Aretta. Menoleh ke kanan dan didapatinya Alvino yang sedang menatapnya.

Dia mengedipkan matanya sekali, untuk memastikan bahwa yang sedang menatapnya adalah Alvino, bukan pangeran dari negeri dongeng.

Tak lama datang seorang cewek yang menutupi Alvino, setelah cewek tadi duduk ternyata dia adalah Sonya. Aretta hanya menaikan satu aslinya tidak peduli apa hubungan Alvino dengan Sonya.

"No, besok nonton bareng gue ya. Udah beli tiketnya nih!" seru Sonya, sambil menunjukkan dua tiket berwarna putih.

"Males." jawab Alvino lalu melangkah pergi.

"Ih Vino, suka banget sih pergi gitu aja. Rese tau"

"Lo yang rese, ganggu waktu kita tau ga!" sahut Amzar.

"Emang, setiap ada lo nih. Pasti Vino pergi" timpal Theo.

"Awas lo ganggu lagi, gue pacarin nanti mau?" kali ini Ravin. Dan ucapannya berhasil membuat Sonya dkk bergidik lalu pergi dari hadapan mereka.

"Kadang lo cukup berguna Vin" ucap Theo.

 

                                                                                                                                   ????

 

Aretta duduk dibangku pinggir lapangan—sendiri. Menikmati udara yang sedikit mendung dan juga jam kosong.

Dia menghembuskan nafasnya pelan, lalu menoleh ke kanan dan di dapatinya Alvino. Sedang duduk dan menatap sebuah buku, atau lebih tepatnya dia sedang membacanya.

Bisa Aretta lihat Alvino sedikit tersenyum walaupun setelah itu wajahnya kembali seperti biasa. Mungkin dia sedang baca komik atau novel komedi, pikir Aretta.

Melihat Alvino, serasa melihat sebuah Bintang yang tenang walaupun dia bersinar terang.

Dan Alvino sepertinya tersadar ada yang memperhatikannya, buktinya dia menoleh. Untung saja Aretta dengan cepat mengalihkan pandangan, walaupun pasti Alvino tahu Aretta baru saja memperhatikannya.

Lalu Aretta melirik Alvino, ingin memastikan Alvino sudah tidak melihatnya sebelum dia kembali memperhatikan Alvino.

"Gue bingung sama lo. Ganteng—udah, Terkenal disekolah—pasti, tapi kenapa lo sering sendirian gitu?" ucap Aretta pada diri sendiri.

"Mungkin karena lo dingin, atau mungkin lo emang suka sendiri?" lanjutnya. Lalu dia mengedipkan matanya dua kali, tersadar bahwa dia seperti orang gila yang bicara sendiri.

Tak lama dari itu, mendung berganti rintik gerimis. Dan kemudian hujan.

Bisa Aretta lihat, Alvino yang berlari menuju koridor sekolah sebelum dia ikut berlari menyelamatkan diri dari hujan yang mulai turun ramai-ramai.

 

                             
                                                                                                                                   ????

 

"Vino kemana?" tanya Ravin lalu duduk sambil mengunyah tempe goreng hangat yang boleh dia minta dari Didi, cowo yang waktu itu Aretta temui untuk meminjam jas lab.

"Paling lagi baca buku di bawah pohon," sahut Theo sambil mengulurkan tangannya agar dapat merasakan air hujan.

"Kan lagi ujan bodoh, ya kali Alvino baca buku sambil ujan ujanan!" sahut Amzar sambil memukul bokong Theo. 
"Modus lo" jawab Theo sambil mencipratkan air hujan ke wajah Amzar.

"Modus mah ga sama lo. Noh sama cewe cantik" ucap Amzar, alisnya menunjuk ke arah kumpulan cewe cewe yang sedang tertawa bersama temannya.

"Sama aja lo dodol kaya si keledai" sahut Theo, duduk disamping Ravin lalu memotek pinggir tempe goreng yang sedang Ravin makan.

"Merasa ga berdosa banget lo sumpah" ucap Ravin yang dibalas cengiran dari Theo.

"Yoyo kambing lo."

"Kutu kuda"

"Kudanil"

"Kudanil mah guru sejarah" sambar Ravin

"Itu Pa Danil, semut" sahut Amzar

"HAHAHAH"

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 2 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Shades Of Nuance
1641      867     2     
Romance
"seandainya kita diciptakan untuk menjadi satu, pasti suatu saat kita akan bertemu – Putri Zein" "aku selalu teringat tentang pertama kali aku bertemu dengan mu, kau hanya menatapku datar bukan tatapan memuja. Seorang siswi pindahan yang selalu membuatku muak, dengan kelakuan nya yang selalu ikut campur urusan orang lain. – Choi Min Ho" "mata kami saling bertemu, m...
Mencintaimu di Ujung Penantianku
5349      1463     1     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
Secret Elegi
4379      1288     1     
Fan Fiction
Mereka tidak pernah menginginkan ikatan itu, namun kesepakatan diantar dua keluarga membuat keduanya mau tidak mau harus menjalaninya. Aiden berpikir mungkin perjodohan ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Menggunakan identitasnya sebagai tunangan untuk memperbaiki kembali hubungan mereka yang sempat hancur. Tapi Eun Ji bukanlah gadis 5 tahun yang l...
Our Tears
3065      1362     3     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan
Aleya
2340      739     4     
Romance
Kau memberiku sepucuk harapan yang tak bisa kuhindari. Kau memberiku kenangan yang susah untuk kulupakan. Aku hanyalah bayangan bagimu. Kita telah melewati beberapa rute tetapi masih saja perasaan itu tidak bisa kukendalikan, perasaanmu masih sama dengan orang yang sama. Kalau begitu, kenapa kau membiarkan aku terus menyukaimu? Kenapa kau membiarkan aku memperbesar perasaanku padamu? Kena...
Kisah Alya
335      238     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
Kenangan Masa Muda
6992      1938     3     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
Alfabet(a) Cinta
13226      2198     2     
Romance
Alfa,Beta,Cinta? Tapi sayangnya kita hanya sebatas sahabat. Kau yang selalu dikelilingi wanita Dan kau yang selalu mengganti pacarmu setiap bulannya
My world is full wounds
492      349     1     
Short Story
Cerita yang mengisahkan seorang gadis cantik yang harus ikhlas menerima kenyataan bahwa kakinya didiagnosa lumpuh total yang membuatnya harus duduk di kursi roda selamanya. Ia juga ditinggalkan oleh Ayahnya untuk selamanya. Hidup serba berkecukupan namun tidak membuatnya bahagia sama sekali karena justru satu satunya orang yang ia miliki sibuk dengan dunia bisnisnya. Seorang gadis cantik yang hid...
Ingatan
9052      2116     2     
Romance
Kisah ini dimulai dari seorang gadis perempuan yang menemui takdirnya. Ia kecelakaan sebelum sempat bertemu seseorang. Hidupnya terombang-ambing diantara dua waktu. Jiwanya mencari sedang raganya terbujur kaku. Hingga suatu hari elektrokardiogram itu berbunyi sangat nyaring bentuknya sudah menjadi garis yang lurus. Beralih dari cerita tersebut, di masa depan seorang laki-laki berseragam SMA menj...