Loading...
Logo TinLit
Read Story - Begitulah Cinta?
MENU
About Us  

SEMBILAN BELAS

Majid mulai menikmati status mahasiswanya, menjalani hari-hari perkuliahan. Rata-rata dia berangkat kuliah di pagi hari. Menghabiskan waktu di kampus, berkuliah. Di saat ada waktu luang dia sering bertemu dengan Martha sesekali. Makan bersama di kantin. Makan malam seusai kuliah. Atau sekedar jalan-jalan melepas rasa jenuh dari dunia perkuliahan. Sudah satu semester dia melaluinya, dirinya semakin dekat dengan gadis teman semasa SMA-nya itu.

            Seiring waktu yang kian bergulir. Hampir setiap waktunya ia habiskan dengan Martha. Sesekali sempat terkenang masa lalu tatkala bersama gadis itu. Terkadang hatinya dilanda rasa rindu yang tak terungkapkan. Rasa yang dia kunci dibalik lubang hatinya. Menahannya untuk tidak keluar.

            Setiap malam tiba dia menyempatkan berbagi cerita dengan kedua sahabatnya. Walaupun dia tidak bisa menyambangi keduanya karena kesibukan masing-masing. Terlebih mereka berada jauh di sana dengan waktu yang berbeda. Ketiganya bertukar kisah baru di dunia perkuliahan. Tentang melelahkannya tugas-tugas kuliah yang datang tiada habisnya. Dosen-dosen super jutek seperti robot berbahan bakar nasi. Ketiganya mengungkap rasa rindu akan masa SMA. Sungguh hari melelahkan untuk diceritakan.

            Selesai membaca kisah dua temannya sering dia habiskan malam bersama pesan-pesan misterius dari si cenayang. Menceritakan kehidupannya. Seperti membuat refleksi. Bedanya, orang di seberang sana akan menanggapi dengan arahannya. Sayangnya si pesan misterius selalu bungkam ketika Majid bertanya mengenai jati dirinya. Sampai akhirnya Majid menyerah untuk mencari tahu siapa sosok di balik pesan-pesan tersebut. Bahkan dia masih enggan untuk menceritakan kepada kedua sahabatnya. Menutupi keberadaan pesan-pesan yang menemaninya seperti malam ini. Lantaran ceritanya akan terlihat seperti drama konyol.

            Sudah satu semester pula Majid mendalami ilmu mengenai jurnalistik. Sebuah keahlian yang dipaksakan untuknya. Menjengkelkan. Tapi, lambat laun dia bisa menikmatinya. Ternyata di dalamnya tidak jauh berbeda dengan fotografi yang juga membutuhkan keahlian memotret. Walaupun ada kalanya dia merasa enggan dan bosan dikala harus mencari berita. Dia harus mencari sebuah berita dari berbagai sudut. Mencari narasumber, meskipun hanya mendapat fakta kecil. Bermacam berita ia kupas sebagai media pembelajaran. Meskipun membosankan tapi terkadang dia kembali bersemangat ketika memegang kamera pemberian Amir disaat mencari gambar untuk berita. Selain mencari gambar untuk berita, dia bisa mencari berbagai pemandangan sebagai obat rasa jenuh di perkuliahan.

            Melissa biasa membantunya mencari lokasi berita. Terkadang gadis itu mengajaknya di tempat-tempat wisata. Terkadang di pinggiran di mana alam masih kental di dalamanya. Dia satu-satunya teman yang paham betul seluk beluk kota Semarang. Sejak kecil gadis itu tinggal di sana. Perangainya ramah, sama seperti dulu. Di saat Majid hanya mengenalnya sebatas teman media sosial. Gadis itu banyak membantunya dalam perburuannya di Semarang. Dia juga gadis yang seru. Tidak pernah bosan rasanya ketika bersamanya.

            Seperti halnya siang ini. Majid mengeluarkan sepeda motornya dari tempat parkir, melaju menuju tempat Melissa menunggu. Hari ini melissa mengajak ke sebuah tempat. Katanya bagus untuk referensi foto.

            Majid menarik rem, menghentikan motornya di depan halte bus. “Sudah lama?”

            Melissa menggeleng kesal, “sudah hampir satu tahun,” lantas tertawa.

            “Bisa ya? Jamuran dong.” Sahut Majid ringan. “Kita ke mana kali ini? Ada tempat menarik lain?” Tanyanya setelah Melissa naik.

            “Sudah jalan dulu. Masak iya aku harus menunggu satu tahun lagi untuk naik motor kamu.” Jawabnya seraya menepuk pundak Majid. Sementara Majid hanya tertawa mendengar kekonyolan gadis itu.

            Jalan raya mulai memudar panasnya. Sore ini langit cerah ceria, hanya ada beberapa gumpal awan di sana. Hamparan biru lebih dominan. Motornya melaju menyisiri jalan dengan arahan Melissa. Berbelok ke kanan dan ke kiri. Menyeberang jalan, melewati simpang lima. Terus melaju sampai terlihat kapal-kapal yang diikat pada tambak. Pelabuhan. Motornya dia parkiran di tepian, keduannya berjalan menuju bantaran untuk duduk.

            “Sore ini kita menyaksikan laut, ya.” Kata Melissa kemudian.

            Majid hanya tersenyum. Dia menyiapkan kamera, mengalungkan di lehernya.

            “Melihat laut rasanya tenang, nyaman. Juga memandang kapal-kapal.” Kata gadis itu, dia berjalan di pinggiran. “Oiya, Gadis tempo hari itu siapa? Martha ya?”

            Keduanya berjalan mencari tempat untuk duduk ketika pertanyaan itu mengarah padanya. Majid memandang Melissa. Gadis itu tampak serius. Tatapannya lurus ke depan.

            “Siapa?” Majid bersuara setelah hening sesaat. “Martha? Kamu masih ingat?”

            Melissa mengangguk, menatap Majid. “Iya. Dia mantan pacarmu dulu bukan? Yang kamu ceritakan padaku.”

            “Kau cemburu?” Majid tertawa menggoda.

            “Ge-er!” Melissa mencubit lengan Majid.

            Majid tertawa seraya menahan sakit. Kemudian mereka terdiam sejenak menatap lautan. Hening, hanya nada angin laut.

            Keduanya duduk di pinggiran menikmati suasana laut. Kapal yang menepi, nelayan yang menyiapkan jala. Majid menyiapkan kameranya, mengarahkan pada pemandangan menakjubkan itu. Sesekali kameranya ia arahkan pada para nelayan. Terkadang pada pemandangan laut di depannya. Dan terkadang serong ke samping, menyerempet gambar Melissa.

            “Majid?”

            “Hmmm?” Majid berdeham, matanya fokus pada arah bidikannya. Jarinya menekan tombol ­shoot, kemudian melihat hasilnya.

            “Kamu balikan sama Martha?”

            “Dan kamu benar-benar cemburu?” Majid nyengir menatap Melissa, gadis itu menunduk menatap laut.

            Hening. Entah kenapa hening senang sekali hinggap sore ini. “Kalau aku cemburu gimana? Tidak boleh?”

            Majid menatap Melissa, mengesampingkan kameranya. “Dia hanya teman sekarang. Sama seperti kita.” Majid kemudian tersenyum. Ada sesuatu pada wajah Melissa yang menganggu pikirannya. Tapi dia memilih untuk tidak bertanya. Dengan cepat jarinya menekan tombol shot ke arah Melissa, sengaja membiarkan bleach-nya menyala.

            “Ah, Majid!” Melissa mencubit lengan Majid, kali ini lebih kuat.

            Majid berteriak sakit, lalu tertawa. Dia kembali hanyut pada punggung laut yang terbakar senja. Kameranya ia arahkan pada titik menakjubkan itu. Mentari senja membakar laut tatkala tenggelam, menciptakan warna merah membara. Sangat memukau.

            Begitulah cinta? Melihatmu tersenyum bersama hobimu sudah merupakan bahagia bagiku. Ternyata seperti ini rasanya. Mencintai tanpa bisa memeluknya erat. Tapi, rasanya aku senang mengetahuinya. Kau lelaki yang baik Majid. Begitulah cinta? Semoga rasa ini bertahan lama, dan aku akan selalu mencintaimu. Maafkan aku karena menyimpannya sendiri, sayang.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • MajidNito

    @atinnuratikah gehehe thx u kak... iya emang lagi galau

    Comment on chapter Satu
  • nuratikah

    Kayak galau tingkat dewa ya ini. aku suka pembawaan ceritanya. Berkunjung ke ceritaku juga ya, ditunggu likebacknya.

    Comment on chapter Satu
Similar Tags
NADA DAN NYAWA
14882      2778     2     
Inspirational
Inspirasi dari 4 pemuda. Mereka berjuang mengejar sebuah impian. Mereka adalah Nathan, Rahman, Vanno dan Rafael. Mereka yang berbeda karakter, umur dan asal. Impian mempertemukan mereka dalam ikatan sebuah persahabatan. Mereka berusaha menundukkan dunia, karena mereka tak ingin tunduk terhadap dunia. Rintangan demi rintangan mereka akan hadapi. Menurut mereka menyerah hanya untuk orang-orang yan...
Like a Dandelion
2845      1007     2     
Romance
Berawal dari kotak kayu penuh kenangan. Adel yang tengah terlarut dengan kehidupannya saat ini harus kembali memutar ulang memori lamanya. Terdorong dalam imaji waktu yang berputar ke belakang. Membuatnya merasakan kembali memori indah SMA. Bertemu dengan seseorang dengan sikap yang berbanding terbalik dengannya. Dan merasakan peliknya sebuah hubungan. Tak pernah terbesit sebelumnya di piki...
After School
2673      1210     0     
Romance
Janelendra (Janel) bukanlah cowok populer di zaman SMA, dulu, di era 90an. Dia hanya cowok medioker yang bergabung dengan geng populer di sekolah. Soal urusan cinta pun dia bukan ahlinya. Dia sulit sekali mengungkapkan cinta pada cewek yang dia suka. Lalu momen jatuh cinta yang mengubah hidup itu tiba. Di hari pertama sekolah, di tahun ajaran baru 1996/1997, Janel berkenalan dengan Lovi, sang...
Camelia
578      322     6     
Romance
Pertama kali bertemu denganmu, getaran cinta itu sudah ada. Aku ingin selalu bersamamu. Sampai maut memisahkan kita. ~Aulya Pradiga Aku suka dia. Tingkah lakunya, cerewetannya, dan senyumannya. Aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tak ingin menyakitinya. ~Camelia Putri
Pisah Temu
1007      543     1     
Romance
Jangan biarkan masalah membawa mu pergi.. Pulanglah.. Temu
Lavioster
3929      1098     3     
Fantasy
Semua kata dalam cerita dongeng pengiring tidurmu menjadi sebuah masa depan
Lentera
842      582     0     
Romance
Renata mengenal Dimas karena ketidaksengajaan. Kesepian yang dirasakan Renata akibat perceraian kedua orang tuanya membuat ia merasa nyaman dengan kehadiran lelaki itu. Dimas memberikan sebuah perasaan hangat dan mengisi tempat kosong dihatinya yang telah hilang akibat permasalahan kedua orang tuanya. Kedekatan yang terjalin diantara mereka lambat laun tanpa disadari telah membawa perasaan me...
Mendadak Halal
7499      2099     1     
Romance
Gue sebenarnya tahu. kalau menaruh perasaan pada orang yang bukan makhramnya itu sangat menyakitkan. tapi nasi sudah menjadi bubur. Gue anggap hal ini sebagai pelajaran hidup. agar gue tidak dengan mudahnya menaruh perasaan pada laki-laki kecuali suami gue nanti. --- killa. "Ini salah!,. Kenapa aku selalu memandangi perempuan itu. Yang jelas-jelas bukan makhrom ku. Astagfirullah... A...
Lost Daddy
4942      1122     8     
Romance
Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata bahwa ayah sangat mencintai ibu. Oleh sebab itu, ia perlu waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya. Namun alasan itu tidak sesuai fakta. AYAH TIDAK LAGI MENCINTAIKU! (Aulia) Dari awal tidak ada niat bagiku untuk mendekati...
Surat untuk Tahun 2001
4488      1999     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...