Read More >>"> Begitulah Cinta? (Empat) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Begitulah Cinta?
MENU
About Us  

 

Bel berbunyi nyaring menandakan waktu pelajaran sudah di mulai. Namun hari ini adalah hari bebas di mana para OSIS dan anggotanya mengadakan acara class meeting. Minggu kemarin adalah waktu terakhir ujian kenaikan kelas. Sementara hari ini, para anggota OSIS telah menyiapkan beberapa lomba dan panggung hiburan sebagai puncaknya.

Majid kembali masuk ke ruang kelas tidak lama setelah bel berbunyi. Wajahnya masih sama kusutnya dengan sisa-sisa tisu yang diremas. Meskipun dia sudah lima belas menit meninggalkan ruang kelas entah ke mana.

Rudi bangkit menghampiri Majid yang berjalan lesu. “Maafkan aku men. Aku tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja aku...”

Majid memotong perkataan Rudi, memaksakan sebuah senyuman kaku dibibirnya. “Tenanglah Rud. Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh waktu.” Katanya kemudian. “Katamu kemarin di pesan teks, kau butuh penjaga gawang untuk tim futsal kelas? Bagaimana? Jadi?” Katanya berusaha merubah topik yang tidak ingin selalu dibahasnya.

“Kami tidak akan memulai permainan tanpa kau, men.” Jawab Rudi dengan cengiran di bibirnya.

“Okelah. Tapi jika tidak ada bola yang masuk di gawangku, kau harus siap-siap mentraktirku di kantin.” Kata Majid seraya menjulurkan tangannya. “Setuju?” Tegas Majid memastikan. Senyuman dibibirnya kembali muncul walau nampak jelas dipaksakan.

Rudi tertawa kecil. “Alah, itu mah kecil. Gampang, men.” Rudi menjabat tangan Majid dengan erat tanda setuju. “Kau tenang saja.” Dia tertawa dan menggoyang-goyangkan jabatan tangannya.

“Kalian sudah siap?” Seru Amir dari depan pintu ruang kelas. Sementara kedua sahabatnya berjalan ke arahnya.

Ketiga sahabat itu berjalan meninggalkan ruang kelas mereka menuju aula yang biasa digunakan menjadi ruang olah raga. Hari ini aula itu telah disulap menjadi sebuah lapangan futsal sederhana. Demi memeriahkan acara class meeting.

Sekolah mereka berada di tengah kota dengan jajaran bangunan yang cukup padat. Bangunan sekolahnya terlihat tua karena masih mengadopsi struktur kuno asal negeri kincir angin. Meski demikian, sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah favorit di kota Surakarta. Banyak siswa yang berbondong-bondong ingin mendaftar di SMA Citra Mandiri ini pada saat penerimaan siswa baru.

“Oh iya aku lupa.” Kata Amir tiba-tiba. “Besuk kan Hari Minggu. Kau ada acara ke mana sobat?” Tanyanya pada Majid.

“Entahlah. Mungkin hanya di rumah. Aku kan jomblo sekarang.” Jawabnya dengan tawa hambar.

“Syukurlah kau sudah tertawa.” Sahut Rudi senang. “Minum obat apa kau men?”

“Sialan! Kau kira patah hati ada obatnya.” Jawab Majid kesal seraya mengacak-acak rambut sahabatnya tersebut.

“Ya siapa tahu kan.” Sahut Rudi seraya berusaha melepaskan diri dari ulah Majid. “Kau kan laki-laki, yang tegar dong!” Tambahnya mengejek.

Amir hanya tertawa melihat tingkah konyol kedua sahabatnya. Sampai akhirnya dia ikut andil dalam proyek perusakan rambut Rudi. “Aku akan ke Semarang besuk dengan Rudi.” Katanya kemudian. “Kau harus ikut, kawan.” Ajak Amir dengan sedikit memaksa.

“Acara apa?” Majid bertanya. Tangannya mulai melepaskan cengkramannya pada rambut ikal Rudi.

“Ikut saja. Kita akan jalan-jalan. Siapa tahu bisa menenangkan hatimu yang sedang kelabu itu.” Tambah Rudi dengan tawa terbahak seraya mengatur rambut ikalnya dengan jemarinya setelah terlepas dari tangan-tangan jahil temannya. Walaupun pada akhirnya rambut itu sama sekali tidak berubah.

“Aku mendaftar lomba fotografi di SMA Bintang Kejora Semarang.” Jelas Amir. “Dan benar juga kata Rudi. Kau butuh suasana baru.” Tambahnya kemudian.

“Dan lagi, di sana banyak cewek cakep, men.” Kata Rudi sambil tertawa nakal. Sementara jari tangannya menunjukkan bentuk metal saat mengatakannya.

“Alah kau ini Rud. Di otakmu cewek melulu adanya. Ekonomi noh remidi, pikirin.” Sambung Amir gemas.

Majid tertawa karenanya.

“Nah itu! Kan aku memang sengaja tidak lolos biar sama dengan kalian.” Kata Rudi membela diri dengan nada sombongnya.

Memang jarang Rudi bisa sampai mendapat remidi seperti itu.

Majid tetap tertawa lepas. “Sepertinya menyenangkan. Ya walau aku tidak tahu menahu soal fotografi. Tapi, tidak ada salahnya juga aku ikut. Aku ingin melihat fotomu dikalahkan.” Majid kembali tertawa.

“Lah gitu amat kau sob sama kawan sendiri. Senang ya kau lihat kawan sendiri gagal?!” Sahut Amir seraya memukul pundak Majid karena kesal.

“Bercanda Mir. Gitu aja diambil hati.” Kata Majid masih dengan tawa mengejeknya. Tangan kanannya melindungi lengan kirinya yang menjadi sasaran Amir dan mengelusnya pelan.

Amir menepukkan kedua tangannya. “Bagus, sudah ditentukan. Besuk pagi jam enam kalian berdua harus sudah di terminal.” Kata Amir memerintah. “Ingat ya, jam enam tepat!” Tambahnya dengan menekankan kata enam dan tepat. “Kalau tidak mau aku tinggal. Terutama kau Rud. Dasar tukang tidur.” Jelasnya pada Rudi.

“Tenang saja men. Besuk alarmku siap membangunkanku dengan tepat waktu.” Kata Rudi lengkap dengan cengirannya yang khas.

“Maksudmu ibumu?” Kata Majid mengejek. Tawa Majid kembali terlepas.

“Ayo kita bermain. Yang lain sudah siap tuh!” Sahut Rudi berusaha menghentikan percakapan yang semakin memojokkannya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • MajidNito

    @atinnuratikah gehehe thx u kak... iya emang lagi galau

    Comment on chapter Satu
  • nuratikah

    Kayak galau tingkat dewa ya ini. aku suka pembawaan ceritanya. Berkunjung ke ceritaku juga ya, ditunggu likebacknya.

    Comment on chapter Satu
Similar Tags
NADA DAN NYAWA
13211      2511     2     
Inspirational
Inspirasi dari 4 pemuda. Mereka berjuang mengejar sebuah impian. Mereka adalah Nathan, Rahman, Vanno dan Rafael. Mereka yang berbeda karakter, umur dan asal. Impian mempertemukan mereka dalam ikatan sebuah persahabatan. Mereka berusaha menundukkan dunia, karena mereka tak ingin tunduk terhadap dunia. Rintangan demi rintangan mereka akan hadapi. Menurut mereka menyerah hanya untuk orang-orang yan...
Enigma
1404      769     3     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
My Idol Party
1061      547     2     
Romance
Serayu ingin sekali jadi pemain gim profesional meskipun terhalang restu ibunya. Menurut ibunya, perempuan tidak akan menjadi apa-apa kalau hanya bisa main gim. Oleh karena itu, Serayu berusaha membuktikan kepada ibunya, bahwa cita-citanya bisa berati sesuatu. Dalam perjalanannya, cobaan selalu datang silih berganti, termasuk ujian soal perasaan kepada laki-laki misterius yang muncul di dalam...
Warna Rasa
10842      1861     0     
Romance
Novel remaja
My Doctor My Soulmate
61      55     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
I'il Find You, LOVE
5491      1472     16     
Romance
Seharusnya tidak ada cinta dalam sebuah persahabatan. Dia hanya akan menjadi orang ketiga dan mengubah segalanya menjadi tidak sama.
Ketika Kita Berdua
31615      4289     38     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...
Langit Jingga
2498      841     4     
Romance
"Aku benci senja. Ia menyadarkanku akan kebohongan yang mengakar dalam yakin, rusak semua. Kini bagiku, cinta hanyalah bualan semata." - Nurlyra Annisa -
Sisi Lain Tentang Cinta
721      388     5     
Mystery
Jika, bagian terindah dari tidur adalah mimpi, maka bagian terindah dari hidup adalah mati.
Rembulan
758      419     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...