Loading...
Logo TinLit
Read Story - Begitulah Cinta?
MENU
About Us  

 

Bel berbunyi nyaring menandakan waktu pelajaran sudah di mulai. Namun hari ini adalah hari bebas di mana para OSIS dan anggotanya mengadakan acara class meeting. Minggu kemarin adalah waktu terakhir ujian kenaikan kelas. Sementara hari ini, para anggota OSIS telah menyiapkan beberapa lomba dan panggung hiburan sebagai puncaknya.

Majid kembali masuk ke ruang kelas tidak lama setelah bel berbunyi. Wajahnya masih sama kusutnya dengan sisa-sisa tisu yang diremas. Meskipun dia sudah lima belas menit meninggalkan ruang kelas entah ke mana.

Rudi bangkit menghampiri Majid yang berjalan lesu. “Maafkan aku men. Aku tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja aku...”

Majid memotong perkataan Rudi, memaksakan sebuah senyuman kaku dibibirnya. “Tenanglah Rud. Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh waktu.” Katanya kemudian. “Katamu kemarin di pesan teks, kau butuh penjaga gawang untuk tim futsal kelas? Bagaimana? Jadi?” Katanya berusaha merubah topik yang tidak ingin selalu dibahasnya.

“Kami tidak akan memulai permainan tanpa kau, men.” Jawab Rudi dengan cengiran di bibirnya.

“Okelah. Tapi jika tidak ada bola yang masuk di gawangku, kau harus siap-siap mentraktirku di kantin.” Kata Majid seraya menjulurkan tangannya. “Setuju?” Tegas Majid memastikan. Senyuman dibibirnya kembali muncul walau nampak jelas dipaksakan.

Rudi tertawa kecil. “Alah, itu mah kecil. Gampang, men.” Rudi menjabat tangan Majid dengan erat tanda setuju. “Kau tenang saja.” Dia tertawa dan menggoyang-goyangkan jabatan tangannya.

“Kalian sudah siap?” Seru Amir dari depan pintu ruang kelas. Sementara kedua sahabatnya berjalan ke arahnya.

Ketiga sahabat itu berjalan meninggalkan ruang kelas mereka menuju aula yang biasa digunakan menjadi ruang olah raga. Hari ini aula itu telah disulap menjadi sebuah lapangan futsal sederhana. Demi memeriahkan acara class meeting.

Sekolah mereka berada di tengah kota dengan jajaran bangunan yang cukup padat. Bangunan sekolahnya terlihat tua karena masih mengadopsi struktur kuno asal negeri kincir angin. Meski demikian, sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah favorit di kota Surakarta. Banyak siswa yang berbondong-bondong ingin mendaftar di SMA Citra Mandiri ini pada saat penerimaan siswa baru.

“Oh iya aku lupa.” Kata Amir tiba-tiba. “Besuk kan Hari Minggu. Kau ada acara ke mana sobat?” Tanyanya pada Majid.

“Entahlah. Mungkin hanya di rumah. Aku kan jomblo sekarang.” Jawabnya dengan tawa hambar.

“Syukurlah kau sudah tertawa.” Sahut Rudi senang. “Minum obat apa kau men?”

“Sialan! Kau kira patah hati ada obatnya.” Jawab Majid kesal seraya mengacak-acak rambut sahabatnya tersebut.

“Ya siapa tahu kan.” Sahut Rudi seraya berusaha melepaskan diri dari ulah Majid. “Kau kan laki-laki, yang tegar dong!” Tambahnya mengejek.

Amir hanya tertawa melihat tingkah konyol kedua sahabatnya. Sampai akhirnya dia ikut andil dalam proyek perusakan rambut Rudi. “Aku akan ke Semarang besuk dengan Rudi.” Katanya kemudian. “Kau harus ikut, kawan.” Ajak Amir dengan sedikit memaksa.

“Acara apa?” Majid bertanya. Tangannya mulai melepaskan cengkramannya pada rambut ikal Rudi.

“Ikut saja. Kita akan jalan-jalan. Siapa tahu bisa menenangkan hatimu yang sedang kelabu itu.” Tambah Rudi dengan tawa terbahak seraya mengatur rambut ikalnya dengan jemarinya setelah terlepas dari tangan-tangan jahil temannya. Walaupun pada akhirnya rambut itu sama sekali tidak berubah.

“Aku mendaftar lomba fotografi di SMA Bintang Kejora Semarang.” Jelas Amir. “Dan benar juga kata Rudi. Kau butuh suasana baru.” Tambahnya kemudian.

“Dan lagi, di sana banyak cewek cakep, men.” Kata Rudi sambil tertawa nakal. Sementara jari tangannya menunjukkan bentuk metal saat mengatakannya.

“Alah kau ini Rud. Di otakmu cewek melulu adanya. Ekonomi noh remidi, pikirin.” Sambung Amir gemas.

Majid tertawa karenanya.

“Nah itu! Kan aku memang sengaja tidak lolos biar sama dengan kalian.” Kata Rudi membela diri dengan nada sombongnya.

Memang jarang Rudi bisa sampai mendapat remidi seperti itu.

Majid tetap tertawa lepas. “Sepertinya menyenangkan. Ya walau aku tidak tahu menahu soal fotografi. Tapi, tidak ada salahnya juga aku ikut. Aku ingin melihat fotomu dikalahkan.” Majid kembali tertawa.

“Lah gitu amat kau sob sama kawan sendiri. Senang ya kau lihat kawan sendiri gagal?!” Sahut Amir seraya memukul pundak Majid karena kesal.

“Bercanda Mir. Gitu aja diambil hati.” Kata Majid masih dengan tawa mengejeknya. Tangan kanannya melindungi lengan kirinya yang menjadi sasaran Amir dan mengelusnya pelan.

Amir menepukkan kedua tangannya. “Bagus, sudah ditentukan. Besuk pagi jam enam kalian berdua harus sudah di terminal.” Kata Amir memerintah. “Ingat ya, jam enam tepat!” Tambahnya dengan menekankan kata enam dan tepat. “Kalau tidak mau aku tinggal. Terutama kau Rud. Dasar tukang tidur.” Jelasnya pada Rudi.

“Tenang saja men. Besuk alarmku siap membangunkanku dengan tepat waktu.” Kata Rudi lengkap dengan cengirannya yang khas.

“Maksudmu ibumu?” Kata Majid mengejek. Tawa Majid kembali terlepas.

“Ayo kita bermain. Yang lain sudah siap tuh!” Sahut Rudi berusaha menghentikan percakapan yang semakin memojokkannya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • MajidNito

    @atinnuratikah gehehe thx u kak... iya emang lagi galau

    Comment on chapter Satu
  • nuratikah

    Kayak galau tingkat dewa ya ini. aku suka pembawaan ceritanya. Berkunjung ke ceritaku juga ya, ditunggu likebacknya.

    Comment on chapter Satu
Similar Tags
LINN
13301      1998     2     
Romance
“Mungkin benar adanya kita disatukan oleh emosi, senjata dan darah. Tapi karena itulah aku sadar jika aku benar-benar mencintaimu? Aku tidak menyesakarena kita harus dipertemukan tapi aku menyesal kenapa kita pernah besama. Meski begitu, kenangan itu menjadi senjata ampuh untuk banggkit” Sara menyakinkan hatinya. Sara merasa terpuruk karena Adrin harus memilih Tahtanya. Padahal ia rela unt...
Crystal Dimension
317      220     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
Rver
7049      1927     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
Bulan Dan Bintang
5266      1365     3     
Romance
Cinta itu butuh sebuah ungkapan, dan cinta terkadang tidak bisa menjadi arti. Cinta tidak bisa di deskripsikan namun cinta adalah sebuah rasa yang terletak di dalam dua hati seseorang. Terkadang di balik cinta ada kebencian, benci yang tidak bisa di pahami. yang mungkin perlahan-lahan akan menjadi sebuah kata dan rasa, dan itulah yang dirasakan oleh dua hati seseorang. Bulan Dan Bintang. M...
Before I Go To War
616      445     5     
Short Story
Inilah detik-detik perpisahan seorang pejuang yang tak lama lagi akan berangkat menuju peperangan. \"Selamat tinggal gadis yang tengah asyik bersujud dimihrab yang usang\" -Mustafa-
Just a Cosmological Things
924      517     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Finding Home
1987      938     1     
Fantasy
Bercerita tentang seorang petualang bernama Lost yang tidak memiliki rumah maupun ingatan tentang rumahnya. Ia menjelajahi seluruh dunia untuk mencari rumahnya. Bersama dengan rekan petualangannya, Helix si kucing cerdik dan Reina seorang putri yang menghilang, mereka berkelana ke berbagai tempat menakjubkan untuk menemukan rumah bagi Lost
Semu, Nawasena
8965      2963     4     
Romance
"Kita sama-sama mendambakan nawasena, masa depan yang cerah bagaikan senyuman mentari di hamparan bagasfora. Namun, si semu datang bak gerbang besar berduri, dan menjadi penghalang kebahagiaan di antara kita." Manusia adalah makhluk keji, bahkan lebih mengerikan daripada iblis. Memakan bangkai saudaranya sendiri bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Mungkin sudah menjadi makanan favoritnya? ...
Rewrite
8895      2634     1     
Romance
Siapa yang menduga, Azkadina yang tomboy bisa bertekuk lutut pada pria sederhana macam Shafwan? Berawal dari pertemuan mereka yang penuh drama di rumah Sonya. Shafwan adalah guru dari keponakannya. Cinta yang bersemi, membuat Azkadina mengubah penampilan. Dia rela menutup kepalanya dengan selembar hijab, demi mendapatkan cinta dari Shafwan. Perempuan yang bukan tipe-nya itu membuat hidup Shafwa...
Praha
297      181     1     
Short Story
Praha lahir di antara badai dan di sepertiga malam. Malam itu saat dingin menelusup ke tengkuk orang-orang di jalan-jalan sepi, termasuk bapak dan terutama ibunya yang mengejan, Praha lahir di rumah sakit kecil tengah hutan, supranatural, dan misteri.