Read More >>"> Simplicity (Chapter 17) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Simplicity
MENU
About Us  

Sinb terbangun dan melihat Yuju masih meringkuk disampingnya membuat gadis itu menghela nafas sembari menatap langit-langit kamarnya mencoba mengingat kembali yang terjadi semalam. Saat Mingyu bahkan Wonwoo tak mengatakan apapun kepadanya.

Sinb kecewa, bukan karena Wonwoo dikelilingi para gadis itu hanya saja, kenapa tak mau mengatakan apa yang mereka lakukan? Sesungguhnya seberapa penting dirinya dan seberapa percayakah Wonwoo terhadap dirinya?

Sinb pun mengecek handphonenya, baik Mingyu maupun Wonwoo tak menghubunginya bahkan Scoup sekali pun! Sinb segera meraih handphone Yuju dan disana hanya ada pesan Scoup dengan permintaan maaf tanpa mau menyebutkan apa yang sebenarnya terjadi?

"Baiklah, jika itu mau kalian! Kita lihat saja, sampai kapan kalian akan bertingah menyebalkan seperti ini." Guman Sinb yang kini bangkit dari tempat tidurnya dan membuka jendela untuk memastikan apakah para pengawal itu masih ditempatnya? Dan benar saja, mereka masih disana.

Sinb segera melangkah ketempat tidur, berusaha membangunkan saudarinya itu.

"Yuju bangun! Ayo, kita berangkat pagi sebelum mereka menjemput kita." Yuju mengerjab-ngerjabkan matanya dan menatap Sinb dengan bingung karena memang baru saja bangun.

"Wae?" Tanyanya.

"Berangkat kesekolah pagi, sebelum mereka datang kemari atau menyuruh pengawal mereka untuk mengantar kita." Terang Sinb.

"Kenapa?" Tanya Yuju yang tak mengerti dengan maksud saudarinya ini.

"Turuti saja perkataan ku dan jangan balas pesan Scoup hyung!" Pinta Sinb dengan ekspresi seriusnya membuat Yuju mendesah.

"Baiklah..." Ucap Yuju dengan terpaksa. Yuju sebenarnya tak mau tapi karena Sinb terlihat masih marah karena acara semalam? Akhirnya Yuju memutuskan untuk mengikuti saja apa yang direncanakan saudarinya ini.

Setelah 20 menit, mereka telah siap untuk berangkat ke sekolah tentunya dengan kecepatan super.

"Kau siap?" Tanya Sinb pada Yuju dan gadis itu pu mengangguk. Pada akhirnya mereka turun kebawah dan mendapati kedua orang tua Yuju.

"Tidak biasanya kalian berangkat pagi?" Sapa Ny. Choi yang seketika dibalas dengan kode untuk diam baik oleh Yuju maupun Sinb.

"Bibi, kami akan berangkat ke sekolah lewat belakang. Jangan beritahu siapapun!" Pesan Sinb.

"Bagaimana kalau Tuan muda Wonwoo mencarimu?" Kali ini Tn. Choi angkat bicara.

"Tidak! Jangan katakan apapun kepadanya kecuali aku sudah berangkat paman." Mohon Sinb membuat Tn. Choi mendesah sementara Ny. Choi terlihat geli melihat tingkah laku kedua putrinya ini.

"Hati-hati dijalan." Ny. Choi memperingati kedua putrinya dan mereka berdua segera mengangguk mengerti.

"Kami pergi!" Pamit keduanya.

Kini mereka berada disebuah halte, sedang menunggu bus untuk berhenti disini. Yuju duduk disebelah Sinb yang terlihat sekali sedang memikirkan sesuatu.

"Apa? Kau mempunyai ide lain?" Tanya Yuju yang seketika membuat Sinb memandangnya kemudia tersenyum miring.

"Jangan katakan ini ide konyol!" Duga Yuju dan senyum Sinb semakin melebar.

"Bagaimana kalau kita membolos saja. Mana handphone mu?" Usul Sinb dan Yuju terlihat tercengang.

"Kau tidak bercanda kan? Bagaimana kalau Wonwoo mencarimu? Dia bisa gila! Lalu kenapa kau menginginkan handphone ku?" Omel Yuju.

"Ia tidak akan gila! Buktinya sampai detik ini, Wonwoo tidak menghubungiku sama sekali tapi Scoup hyung menghubungimu tanpa mau menjelaskan apa yang terjadi bukan?" Terpaksa Yuju menyodorkan handphonenya, bahkan ia tidak tau apa isi pesan dari Scoup. Sinb segera mematikan handphone Yuju dan juga miliknya.

"Okay, permainan dimulai dari sekarang. Ayo, kita bersenang-senang." Sinb menarik tangan Yuju untuk menaiki sebuah bus tapi tidak menuju sekolah melainkan tempat lain.

Jeon Ho High School

Sudah hampir pukul 7 pagi dan semua siswa berbondong-bondong memasuki kelasnya masing-masing tapi Wonwoo terlihat mondar-mandir di depan pintu kelas seolah menunggu seseorang, Mingyu diam terlihat berfikir keras sementara Scoup berdiri disamping Mingyu dengan memijat kepalanya.

"Semua ini karena kalian! Yuju pasti masih marah padaku." Keluh Scoup.

"Kau pikir aku tau akan menjadi seperti ini hyung?" Wonwoo membela diri.

"Aish, mereka lebih menakutkan dari penjahat saja. Bagaimana ini? Kemana kita harus mencarinya?" Tanya Mingyu yang juga kebingungan.

"Entahlah, mereka mematikan handphonenya." Scoup menghela nafas.

"DK hyung, kalian harus memberitahunya. Ia yang membuat semuanya semakin rumit bukan?" Usul Wonwoo.

"Baiklah, aku akan menemukannya dan menyuruhnya bertanggung jawab untuk semua ini!" Kata Mingyu dengan kesal yang kini meninggalkan mereka berdua.

---***---

Sore menjelma saat kumpulan awan mulai berubah kemerahan karena pantulan sinar matahari yang meredup. Sinb dan Yuju berada di sebuah taman dengan duduk pada sebuah ayunan yang berdampingan, menikmati ice cream ditangan mereka.

"Kapan-kapan kita kesana lagi boleh kan?" Mohon Yuju yang membuat Sinb terbahak.

"Haha, kau menyukai arena permainannya?" Tanya Sinb dan Yuju mengangguk, kemudian mereka tertawa bersama.

"Sepertinya kalian bersenang-senang disini sementara para namja itu sudah bertingkah luar biasa." Cibir DK membuat Sinb dan Yuju tertawa.

"Bagaimana? Apa yang mereka lakukan saat kami tak ada disana?" Tanya Sinb antusias. DK menghembuskan nafas kesalnya.

"Mereka membuat keributan disekolah dengan handphonenya yang tak pernah mereka tinggalkan dan yang terpenting mereka hampir saja mengeroyok ku dan aku hampir saja mengatakan kemana kalian pergi." Keluhnya terdengar sedikit berlebihan.

"Katakan saja dan aku tidak akan pernah memaafkanmu!" Ketus Sinb.

"Siapa juga yang akan mengatakannya, aku hanya bercanda. Ini peringatan untuk mereka agar tidak enaknya mengambil keputusan." Kata DK dengan serius.

"Apa yang terjadi? Siapa Woozi itu? Kenapa kau tak menyukainya hyung?" Tanya Sinb penasaran.

"Apa dia cukup berbahaya?" Duga Yuju.

"Sangat, aku tak ingin siapapun terperangkap dalam jebakannya. Dia terlihat tenang tapi otaknya penuh dengan tipu muslihat." Wajah DK benar-benar terlihat tak menyukai obrolan ini.

"Sudahlah, ayo aku antar kalian pulang. Mereka pasti sudah menunggu kalian, kurasa hukuman untuk mereka hari ini sudah cukup." Kata DK sambil tertawa.

"Ani, ini belum cukup hyung! Aku masih ingin keliling ke beberapa toko untuk membeli beberapa cd bigbang." Kata Sinb sambil menaik-turunkan alisnya.

"Kau sangat nakal!" DK mengacak rambut Sinb gemas.

"Kau yang mengajariku menjadi seperti ini." Goda Sinb.

"Astaga! Kenapa semua yang buruk selalu dariku?"
Protes DK.

"Yang baik pasti itu dari Scoup." Celetuk Yuju yang seolah membanggakan kekasihnya itu membuat Sinb terbahak sementara DK mengomel.

"Aish, bagaimana kalian menjadi dua saudara yang sama-sama menyebalkan hah?" Protesnya.

"Hahaha..." Gelak tawa mereka terdengar begitu nyaring.

---***---

Waktu menunjukkan jam 7 malam saat sebuah mobil memasuki halaman rumah Yuju. Ya, itu mobil DK dengan Sinb beserta Yuju di dalamnya. Sementara terlihat sekali sebelumnya 3 mobil sudah terparkir berjejer, siapa lagi kalau bukan mobil Wonwoo, Mingyu dan Scoup.

"Kemana saja kalian?" Tanya Wonwoo dengan suara lantangnya memandang tajam ketiga orang yang turun dari mobil DK.

"Hyung, jangan katakan kau yang merencanakan ini?" Duga Mingyu menatap kesal DK sementara yang di tatap hanya menggendikkan bahunya.

Sinb tidak terkejut dengan perubahan ekspresi Wonwoo, Mingyu dan Scoup terlihat mendesah.

"Hyung gomawo, kami masuk." Pamit Sinb pada DK seolah mengabaikan Wonwoo dan dua makhluk yang kini juga memandangi mereka. Kemudian Sinb segera menarik tangan Yuju untuk masuk.

Wonwoo menghadang Sinb di pintu tak membiarkan gadis itu untuk masuk kedalam.

"Kau mau kemana?" Tanyanya.

"Tentu saja masuk, apa kau lupa ini rumah siapa?" Sentak Sinb membuat Wonwoo menghela nafas.

"Sinb, tolong jangan marah." Mohon Wonwoo sembari menempelkan kedua tangannya pada kedua bahu Sinb.

"Jangan memohon, aku tidak menyukainya!" Ucap Sinb yang kini meninggalkan Wonwoo masuk kedalam dan Wonwoo segera mengikutinya.

Sementara DK segera menghampiri Mingyu yang hendak masuk, mengikuti langkah Sinb dan Wonwoo.

"Kau mau kemana? Ikut aku!" Kata DK yang mengalungkan satu tangannya pada leher Mingyu dan mengapitnya kemudian membawanya pergi. Sementara Scoup memandang Yuju tatapan kesalnya dan segera mendekapnya.

"Kenapa kau jahat sekali? Aku hanya membantu Wonwoo dan Mingyu, apa kau harus menghukum ku sampai seperti ini?" Keluh Scoup membuat Yuju tertawa kecil.

"Kau masih bisa tertawa?" Scoup melepaskan pelukannya dan menatap Yuju lekat.

"Choi Yuju, kau harus menerima hukuman untuk rasa kekhawatiran ku selama seharian ini!" Scoup mencondongkan wajahnya lebih dekat dengan Yuju dan...

Chu~

Ia mencium singkat bibir Yuju membuat gadis itu membeku dengan rona merah pada kedua pipi putih susu itu.

Wonwoo masih mengikuti Sinb membuat gadis itu merasa risih.

"Kenapa kau mengikuti?" Tanya Sinb yang hendak menaiki tangga.

"Wae? Apa aku tidak boleh masuk kamarmu? Aku akan menjadi tunangan mu." Kukuh Wonwoo yang sebenarnya membuat Sinb ingin tertawa tapi gadis ini masih menahannya.

"Oh ya? Kau yakin? Bukankah hidupmu cukup menyenangkan saat dikelilingi para yeoja itu? Nikmatilah sesukamu dari pada kau sibuk mengurusi yeoja tidak cantik dan menyebalkan seperti ku bukan?" Wonwoo seketika menarik Sinb yang berada ditangga, membuatnya akan jatuh tapi Wonwoo yang memang sengaja melakukan itu segera menangkapnya.

"Yak!" Pekik Sinb kesal. Sinb hendak melepaskan diri dari dekapan Wonwoo tapi namja itu tak membiarkannya.

"Mianhae, aku tidak bermaksud untuk mengabaikan mu malam itu, justru aku takut kau tidak mau mengangkat telpon ku atau membaca pesan ku. Jangan lagi bertingkah seperti ini, aku mengkhawatirkanmu sungguh! Jebal, berhentilah marah." Kata Wonwoo yang lumayan panjang. Sinb terdiam seolah menimbang, apakah ia harus memaafkan Wonwoo atau tidak?

"Aku akan memaafkan mu asalkan kau jujur padaku, apa yang kau lakukan semalam?" Tanya Sinb yang kini berusaha berdiri tegap dan Wonwoo terdiam, nampak menimbang.

"Aku tidak bisa mengatakannya kepadamu. Itu adalah masalah perusahaan dan aku harus menyelesaikannya. Appa menyuruh ku untuk melakukannya jika aku ingin meneruskan bisnisnya." Ungkap Wonwoo sembari menghela nafas berat. Sinb merasa kasihan melihat wajah lelah Wonwoo dan pada akhirnya Sinb memutuskan untuk mengakhiri sandiwaranya.

Gadis ini mengambil sapu tangan dari sakunya dan menempelkannya pada wajah Wonwoo yang berkeringat membuat Wonwoo terkejut, kemudian ia tersenyum.

"Gomawo." Guman Wonwoo yang segera dibalas senyuman oleh Sinb.

"Kau sudah makan?" Tanya Sinb dan Wonwoo menggeleng.

"Apa aku perlu membuatkannya untukmu?" Tawar Sinb.

"Tentu, asal itu tidak merepotkanmu." Jawab Wonwoo yang seketika mendapatkan cubitan di pipinya oleh Sinb.

"Tentu saja tidak, kau adalah kekasih ku. Kajja, temani aku memasak." Ajak Sinb dan Wonwoo segera mengekorinya, tepatnya berjalan sambil menempel pada Sinb. Kebetulah malam ini paman dan bibi Sinb sedang pergi ke luar kota, karena itulah baik Sinb atau pun Yuju terlihat santai meskipun membolos karena namja-namja itu tidak akan menemukan siapapun dirumahnya.

Pada akhirnya Sinb dan Yuju kewalahan memasak beberapa menu untuk ke empat namja itu, mereka benar-benar bertingkah seperti rumah mereka sendiri, malahan mereka seolah enggan untuk segera pulang meskipun sudah larut malam.

---***---

Pagi tersambut dengan sinar mentari dengan suara beberapa kicauan burung yang bertengger di dahan pohon samping kamar Sinb, membuat gadis itu segera membuka matanya dan mengambil jam waker yang ada di nakas.

"Hah! Jam 6 lebih?" Pekik Sinb yang segera beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Ia kesiangan dan ini karena ulah para namja itu yang tak segera pulang malah asik-asikan nonton sepak bola dirumahnya sampai tengah malam dan dirumahnya memang tidak ada pembantu jadi kedua gadis itu harus menyiapkan beberapa makanan ringan dan minum untuk para namja itu. Bahkan mereka juga ikut bergabung, tak tega meninggalkan mereka begitu saja.

Pada akhirnya Sinb tertidur di bahu Wonwoo sementara Yuju tertidur dengan bersandar pada sofa sementara Scoup menggunakan paha Yuju sebagai bantal, setelah itu kedua gadis itu tidak tau apa yang terjadi? Karena kini mereka berakhir di kamar mereka masing-masing.

Setelah beberapa menit kemudian, Sinb dan Yuju yang kamarnya berhadapan segera berlari keluar dan hampir saja bertabrakan kalau mereka tidak segera mengeremnya.

"Yaak!" Pekik mereka bersamaan.

"Kita terlambat!" Heboh Sinb dan Yuju mengangguk.

"Kajja! Kita harus cepat!" Ucap Yuju dan mereka pun bergegas menuruni anak tangga dan tubuh mereka hampir bertabrakan saat Yuju yang lebih dulu berlari tiba-tiba berhenti, seolah sedang terkejut dengan sesuatu.

"Wae?" Tanya Sinb yang tak mengerti kenapa Yuju mendadak berhenti.

"Kalian siapa?" Tak menghiraukan Sinb, Yuju malah bertanya pada beberapa orang dihadapannya yang kini menyadarkan Sinb dan mulai mengarahkan pandangannya pada beberapa sosok laki-laki yang memakai setelan jas hitam dengan tubuh kekarnya.

Tubuh Yuju seketika bergetar, seolah mengingat kejadian beberapa waktu lalu saat ia pernah di culik. Sinb segera menyadari keadaan saudarinya ini dan ia segera mendekapnya dari belakang.

"Gwanchana, ada aku disini Yuju-ya." Bisik Sinb membuat Yuju menghela nafas seolah berusaha menenangkan dirinya.

"Siapa yang bernama nona Hwang Sinb di antara kalian." Tanya salah satu diantara pria berjas nan gagah itu.

"Tunggu disini, aku akan menemui mereka." Bisik Sinb sambil bergerak tapi Yuju tak melepaskan tangannya dari Sinb.

"Gwanchana..." Kata Sinb lagi sambil mengangguk dan Yuju melepaskan tangannya dari Sinb dengan ketidak relaannya yang tergambar jelas pada raut wajahnya.

"Aku Hwang Sinb, kalian siapa?" Tanya Sinb dengan was-was dan pria dewasa itu langsung membungkuk.

"Nona, bisakah anda ikut dengan kami? Tuan muda Woozi ingin bertemu dengan anda." Sinb nampak berfikir sebelum akhirnya matanya melebar.

"Woozi?" Sinb mengulangi untuk mengucapkan kata itu dan pria itu mengangguk segera.

"Aku harus kesekolah, bagaimana kalau nanti saja setelah pulang sekolah." Tawar Sinb dan ekspresi pria dewasa itu terlihat kecewa.

"Baiklah kalau begitu tapi izinkan saya mengantar kalian ke sekolah. Bukankah anda bilang ingin berangkat kesekolah?" Mohon pria itu aneh, Sinb menoleh kepada Yuju yang segera dibalas gelengan olehnya tapi bukan Sinb namanya jika gadis itu memilih untuk menyerah.

Katakan jika ia sekarang menjadi gadis bodoh! Biarkan saja, ia hanya penasaran dengan maksud dari orang-orang ini dan semua pasti berhubungan dengan Wonwoo, kekasihnya. Pasti ada sesuatu yang terjadi dan Sinb tentunya akan mencaritahu.

"Tentu saja, kalau kalian tidak keberatan." Jawab Sinb dengan senyumnya membuat orang-orang itu terlihat senang.

"Baik, terima kasih nona karena anda sudah mempercayakan keselamatan anda kepada kami." Ucap pria itu dengan senang.

"Ne.." Sambut Sinb dan Yuju segera menghampirinya, mencengram tangan Sinb.

"Tenang, tidak akan terjadi apa-apa. Mereka terang-terangan datang kemari." Lagi-lagi Sinb berusaha menenangkan Yuju.

"Mari nona..." Pinta pria dewasa itu yang mempersilahkan Sinb dan Yuju untuk keluar. Di luar sudah ada dua mobil sedan hitam dan beberapa pria tadi membukakan mobil untuk mereka berdua.

Pada akhirnya Sinb dan Yuju masuk kedalam mobil itu dan perjalanan menuju sekolah telah di mulai. Tak banyak percakapan disana, hanya memang ini jalan menuju sekolah mereka. Seperti dugaan Sinb, bahkan sampai didepan pintu gerbang sekolah tak terjadi apapun.

"Khamsamida..." Ungkap Sinb saat ia dan Yuju sudah keluar dari mobil.

"Ah tidak usah seperti itu. Nona, jangan lupa nanti kami akan datang untuk menjemput anda." Kata pria itu lagi, berusaha mengingatkan Sinb agar tak melupakan janjinya.

"Tentu saja." Jawab Sinb dengan antusias yang dibuat-buat, sementara Yuju terlihat semakin cemas.

Setelah dua mobil sedan itu pergi, Sinb segera memutar tubuhnya menghadap Yuju.

"Ingat! Jangan katakan apapun kepada Scoup hyung atau siapapun itu termasuk Wonwoo! Aku yang akan mengatasi sendiri masalah ini. Nanti kau pulang saja bersama Scoup hyung, kau menegerti Yuju-ya?" Pinta Sinb dan Yuju lagi-lagi menggigit bibir bawahnya cemas.

"Bagaimana kalau mereka berniat jahat terhadap mu? Bagaimana kalau mereka berusaha mencelakaimu sama seperti waktu itu?" Akhirnya kecemasan Yuju tak bisa dibendung lagi.

"Tidak mungkin, untuk sebuah penculikan ini terlalu terang-terangan. Aku merasa ada sesuatu lain? Ya, aku merasa seperti itu. Entah itu apa yang pasti, ini bukan sesuatu yang serius. Ingat! Jangan katakan pada siapapun!" Sinb tak berhenti memperingatkan sepupunya ini, membuat Yuju menghela nafas merasa lelah menghadapi kekeras kepalaan Sinb.

"Apa yang kalian bicarakan? Kenapa serius sekali?" Sowon berjalan mendekati mereka berdua.

Sinb segera pasang senyum. "Kekasihmu itu, kapan ia akan berhenti menjadi gila eonni!" Keluh Sinb yang seketika membuat Sowon terbahak.

"Biarkan saja, ia memang seperti itu dan menurutku DK sangat manis." Ungkap Sowon membuat Sinb berdecak, sementara Yuju hanya tertawa hambar semenjak tadi.

"Aish, apanya yang manis? Dia itu namja Gila! Aku minta dibelikan cd Bigbang malah dibelikan cd NCT Dream dan setelah itu apa yang ia katakan kepada ku? Kau harus belajar menjadi imut dari mereka. Betapa mengesalkannya dia kan?" Omel Sinb dan kali ini Yuju tertawa mengingat kejadian itu yang seketika melupakan rasa cemasnya. Sowon? Tentu saja gadis itu sudah terbahak.

"Sinb-ah..." Panggil Sowon sambil mengelus rambut Sinb.

"Wae?" Tanya Sinb.

"Mari dikehidupan yang akan datang kita menjadi eomma dan aegi." Kata Sowon sambil terkekeh.

"Aigo..." Guman Yuju yang geli.

"Rupanya kau sudah tertular kegilaannya eonni." Sinb menatap Sowon tak percaya.

"Hoh, aku memang tergila-gila kepada DK ku." Gumannya dengan imut membuat Sinb dan Yuju bertukar pandang sambil menganga.

DK benar-benar membuat Sowon yang cantik bak peri menjadi tercemar dan Sinb kesal melihatnya, membuatnya ingin mendamprat hyungnya itu dan memintanya untuk mengembalikan fikiran suci seorang peri jika memang ia bisa.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Astronaut
6083      1578     2     
Action
Suatu hari aku akan berada di dalam sana, melintasi batas dengan kecepatan tujuh mil per detik
Dialog kala Hujan
499      368     3     
Short Story
Teman sekelas yang berbincang ketika hujan sedang turun deras.
Once Upon A Time: Peach
880      527     0     
Romance
Deskripsi tidak memiliki hubungan apapun dengan isi cerita. Bila penasaran langsung saja cek ke bagian abstraksi dan prologue... :)) ------------ Seorang pembaca sedang berjalan di sepanjang trotoar yang dipenuhi dengan banyak toko buku di samping kanannya yang memasang cerita-cerita mereka di rak depan dengan rapi. Seorang pembaca itu tertarik untuk memasuki sebuah toko buku yang menarik p...
Warna Rasa
10851      1861     0     
Romance
Novel remaja
Verletzt
1265      571     0     
Inspirational
"Jika mencintai adalah sebuah anugerah, mengapa setiap insan yang ada di bumi ini banyak yang menyesal akan cinta?" "Karena mereka mencintai orang yang tidak tepat." "Bahkan kita tidak memiliki kesempatan untuk memilih." --- Sebuah kisah seorang gadis yang merasa harinya adalah luka. Yang merasa bahwa setiap cintanya dalah tikaman yang sangat dalam. Bahkan kepada...
Alzaki
1482      674     0     
Romance
Erza Alzaki, pemuda tampan yang harus menerima kenyataan karena telah kejadian yang terduga. Di mana keluarganya yang hari itu dirinya menghadiri acara ulang tahun di kampus. Keluarganya meninggal dan di hari itu pula dirinya diusir oleh tantenya sendiri karena hak sebenarnya ia punya diambil secara paksa dan harus menanggung beban hidup seorang diri. Memutuskan untuk minggat. Di balik itu semua,...
Slap Me!
1343      609     2     
Fantasy
Kejadian dua belas tahun yang lalu benar-benar merenggut semuanya dari Clara. Ia kehilangan keluarga, kasih sayang, bahkan ia kehilangan ke-normalan hidupnya. Ya, semenjak kejadian itu ia jadi bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Ia bisa melihat hantu. Orang-orang mengganggapnya cewek gila. Padahal Clara hanya berbeda! Satu-satunya cara agar hantu-hantu itu menghila...
Menghukum Hati
394      223     0     
Romance
Apa jadinya jika cinta dan benci tidak bisa lagi dibedakan? Kau akan tertipu jika salah menanggapi perlakuannya sebagai perhatian padahal itu jebakan. ???? Ezla atau Aster? Pilih di mana tempatmu berpihak.
Strawberry Doughnuts
602      403     1     
Romance
[Update tiap tengah malam] [Pending] Nadya gak seksi, tinggi juga kurang. Tapi kalo liat matanya bikin deg-degan. Aku menyukainya tapi ternyata dia udah ada yang punya. Gak lama, aku gak sengaja ketemu cewek lain di sosmed. Ternyata dia teman satu kelas Nadya, namanya Ntik. Kita sering bertukar pesan.Walaupun begitu kita sulit sekali untuk bertemu. Awalnya aku gak terlalu merhatiin dia...
Bulan Dan Bintang
4742      1201     3     
Romance
Cinta itu butuh sebuah ungkapan, dan cinta terkadang tidak bisa menjadi arti. Cinta tidak bisa di deskripsikan namun cinta adalah sebuah rasa yang terletak di dalam dua hati seseorang. Terkadang di balik cinta ada kebencian, benci yang tidak bisa di pahami. yang mungkin perlahan-lahan akan menjadi sebuah kata dan rasa, dan itulah yang dirasakan oleh dua hati seseorang. Bulan Dan Bintang. M...