Read More >>"> Alicia (Satu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Alicia
MENU
About Us  

                                                                 Akan ada saatnya ia melupakan orang itu dan membuka hatinya, tetapi sekarang bukanlah waktu yang tepat.

 

            Cia menatap ketiga kakaknya itu dengan pandangan memelas membuat ketiga kakaknya mendengkus kesal. Mereka bertiga tahu bahwa adiknya itu ingin mereka membujuk Alden agar Alden membatalkan perjodohan tersebut karena ia benar-benar belum siap untuk membuka hati. Ia masih terlalu sayang dengan seseorang itu.

            “Cia masih belum siap untuk buka hati, Dad. Jadi, lebih baik Dad membatalkan perjodohan itu. Lagian, Cia udah besar, dia bisa menentukan pilihannya sendiri,” ujar Lerdo membantu Cia membuat Cia tersenyum senang.

            Alden menghela napas melihat anak bungsunya yang sama sekali tidak menyentuh sarapan paginya. Kemarin, memang dia mengatakan kepada Cia bahwa perjodohan ini tidak ada sangkut pautnya dengan masa lalu anaknya itu, tetapi sebenarnya ada.

            Dia hanya tidak ingin anaknya itu tersinggung. Dia hanya takut Cia tidak bisa melupakan orang itu selamanya.

            “Kenapa kamu enggak mau, sih? Karena apa? Karena kamu enggak cinta sama dia? Cinta itu bisa datang kalau terbiasa, Cia. Sebelumnya Dad enggak pernah minta apa pun ke kamu, Cia. Tolong sekali ini aja kamu mengabulkan permintaan Dad.”

            Cia mendelik tak suka pada Alden. Ia tidak peduli kini ia dianggap anak durhaka karena ia tidak menuruti kemauan Alden. Ia tidak suka Alden memaksanya untuk menerima perjodohan itu. Ia sudah besar, ia bisa menentukan pilihan yang baik untuk dirinya. Akan ada saatnya ia melupakan orang itu dan membuka hatinya, tetapi sekarang bukanlah waktu yang tepat.

            Tanpa menjawab perkataan Alden, ia langsung menyambar tas sekolahnya yang tergeletak di sofa dan kunci mobil yang di atas meja. Ia baru pertama kali pergi ke sekolah tanpa pamit kepada keluarganya.

            Lauren mengernyitkan keningnya bingung, dia baru saja selesai mencuci perlengkapan dapur yang kotor, tetapi begitu dia keluar anak perempuannya sudah tidak ada di meja makan. Lauren menarik kursi lalu duduk di samping Alden sebelum berucap, “Cia ke mana? Kok udah pergi ke sekolah jam segini?”

            Aldri—kakak kedua Cia—tanpa menjawab pertanyaan Lauren langsung berlari keluar mengejar adik peempuannya itu. Walaupun dia berbeda empat tahun dengan Cia, bisa dibilang dia yang paling dekat dengan Cia. Dia teringat bahwa adiknya itu belum sarapan dan lebih parahnya setiap hari Senin sekolah pasti mengadakan upacara bendera.

            Aldri melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata menuju ke rumah makan kesukaan Cia. Dia tahu betul adiknya tidak bakalan menolak nasi goreng kesukaannya. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Aldri kembali memacu mobilnya ke arah sekolah Cia untuk mengantarkan makanan yang sudah dibelinya.

            Sekitar setengah jam dia baru sampai di sekolahan. Baru saja dia menginjakkan kakinya di dalam sekolahan, banyak siswi yang menatapnya dengan pandangan yang tak bisa dia artikan. Dia mendengkus mendengar beberapa siswi yang mulai menggosipinya, padahal dia bukanlah orang terkenal yang wajib digosipi. Seketika dia teringat bahwa dia adalah anak pemilik sekolah ini.

            “Itu bukannya anak pemilik sekolah, ya? Dia ngapain ke sini?”

            “Gila, dia umur berapa, sih? Kok kelihatannya kayak seumuran sama kita, ya?”

            “Pasti ke sini buat cari Cia, lah. Masa cari kalian?”

            Tanpa menghiraukan perkataan siswi-siswi yang sangat tidak penting, dia tetap berjalan menuju kelas yang sudah dia hafal di luar kepala. Sebuah senyuman manis terukir di bibirnya begitu menemukan sosok yang dia cari di pojok kelas. Dia berjalan menghampiri adiknya yang masih mengobrol ria dengan sahabat-sahabatnya.

            Jessy yang pertama kali menyadari kehadiran Aldri ada di kelas mereka langsung menyapa Aldri dan itu membuat Cia sukses menoleh ke belakang. Cia melotot mengetahui keberadaan Aldri yang sudah berdiri di sampingnya. Aldri meletakkan sekotak nasi goreng di atas meja sehingga Cia mengubah pandangannya menjadi berbinar.

            Vita tersenyum geli sembari berucap, “Aduh, tolong, ya, matanya dikontrol. Lihat mata lo kayak gitu gue kan jadi pengin gigit mata lo.”

            Keenam orang yang mendengar itu langsung membelalakkan matanya tak percaya. Vita ingin menggigit mata Cia? Ketika Cia hendak menanyakan maksud dari perkataan Vita, bel bordering nyaring menandakan semua murid sekolah mereka harus sudah berbaris rapi di lapangan untuk mengikuti upacara bendera.

            Cia memanyunkan bibirnya sebal karena ia tidak dapat memakan nasi goreng kesukaannya itu, padahal cacing-cacing yang berada di perutnya sudah berteriak kelaparan.

            Aldri terkekeh melihat Cia yang memanyunkan bibir sebal. Dia memberi kode kepada Jessy agar mengajak yang lainnya untuk ke lapangan terlebih dahulu karena Cia belum makan sama sekali sejak kemarin malam.

            Jessy peka akan kode yang diberikan Aldri langsung mengajak teman-temannya untuk ke lapangan terlebih dahulu. Dia juga tidak mau terlambat ke lapangan karena jika terlambat akan mendapatkan hukuman yang berat.

            Aldri duduk di depan Cia setelah kini hanya tersisa mereka berdua di kelas. Dia tidak bisa berhenti tersenyum menatap wajah adiknya yang lucu saat melahap nasi goreng kesukaannya. Cia akhirnya merasa risih karena ditatapi terus-terusan oleh kakaknya, sehingga ia meletakkan sendok di kotak makan dan menatap kedua manik mata Aldri.

            “Kenapa lihat mata aku terus deh, Kak?” tanya Cia kesal karena ia terganggu dengan tatapan Aldri.

            Aldri terkekeh kecil sebelum berucap, “Kamu makannya lahap banget, kayak orang enggak dapat makan satu tahun.”

            Cia mendengkus mendengar ledekan Aldri. Tanpa membalas ledekan kakaknya, ia kembali menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya. Hanya butuh waktu sepuluh menit, ia telah menghabiskan nasi goreng itu tanpa sisa sedikit pun.

            Ia memasukkan kotak yang sudah kosong itu ke dalam plastik yang tadinya dibawa Aldri. Aldri membelalakkan mata begitu mendengar sebuah suara menjijikkan masuk ke indera pendengarannya.

            “ADIK JOROK!” teriakn Aldri heboh.

            Cia terbahak melihat wajah Aldri yang memerah sembari mengibas-ngibaskan tangan di depan wajahnya seperti sedang mengusir bau kentutnya.

            “Emang bau, ya, Kak?” tanya Cia polos membuat Aldri ingin sekali rasanya menelan adiknya itu hidup-hidup.

            Aldri menggeram kesal sebelum berkata, “Pikirin aja sendiri.”

            Cia terbahak melihat Aldri yang kesal karena ulahnya. Aldri memutuskan pulang setelah merasa perut adiknya itu sudah terisi penuh.

            “Kak,” panggil Cia membuat Aldri memberhentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

            “Kenapa?” tanya Aldri.

            “Thank you,” jawab Cia sembari tersenyum manis.

            Aldri ikut tersenyum lalu kembali berjalan menghampiri Cia membuat Cia mengerutkan keningnya heran. Cia mendengkus sebal begitu mengetahui alasan Aldri berjalan balik lagi ke arahnya, ternyata hanya untuk mengacak rambutnya tidak jelas.

            Aldri langsung berlari setelah mendengar dengkusan dari adiknya karena dia tidak mau badannya akan memar-memar akibat cubitan adiknya.

            1 … 2 … 3 …, dia menghitung dalam hati.

            “KAK ALDRICH FERNATO!” teriak Cia nyaring membuat Aldri yang sudah berada di koridor tertawa lepas.

            Cia mengerucutkan bibirnya kesal lalu memutuskan untuk berjalan ke lapangan, walaupun ia sudah terlambat untuk mengikuti upacara bendera. Cia mengumpat begitu ada yang menabraknya hingga ia terjatuh. Devan yang menabrak Cia tidak sengaja mengulurkan tangannya bermaksud menolong Cia.

            Cia menepis tangan itu lalu bangun sendiri membuat Devan tersenyum sinis. Devan baru menyadari gadis ini adalah Alicia Fernita yang sering menjadi buah bibir sekolahannya. Devan teringat bahwa gadis ini sering dijadikan bahan taruhan, tetapi belum ada yang berhasil mendapatkan hati gadis ini.

            Devan juga teringat kata-kata Reno, bagi siapa yang berhasil mendapatkan hati Cia maka akan mendapatkan uang sebanyak lima juta dan sebuah motor balap. Devan tersenyum mengingat semua itu, dia rasa tidak ada salahnya mencoba mendekati Cia, terlebih lagi gadis itu kini berada di depannya.

            “Devano Archelaus Reagan,” kata Devan mengenalkan dirinya, tetapi tidak diacuhkan oleh Cia.

            Cia jelas mengetahui siapa orang yang menabraknya. Orang itu adalah Devano yang lebih dikenal dengan panggilan Devan. Teman seangkatan kakak ketiganya—Fred. Tetapi, ia tahu bahwa Devan adalah cowok yang wajib dijauhi. Karena ia tahu persis bahwa Devan adalah seorang player.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tepian Rasa
1192      557     3     
Fan Fiction
Mencintai seseorang yang salah itu sakit!! Namun, bisa apa aku yang sudah tenggelam oleh dunia dan perhatiannya? Jika engkau menyukai dia, mengapa engkau memberikan perhatian lebih padaku? Bisakah aku berhenti merasakan sakit yang begitu dalam? Jika mencintaimu sesakit ini. Ingin aku memutar waktu agar aku tak pernah memulainya bahkan mengenalmu pun tak perlu..
Melihat Mimpi Awan Biru
3365      1137     3     
Romance
Saisa, akan selalu berusaha menggapai semua impiannya. Tuhan pasti akan membantu setiap perjalanan hidup Saisa. Itulah keyakinan yang selalu Saisa tanamkan dalam dirinya. Dengan usaha yang Saisa lakukan dan dengan doa dari orang yang dicintainya. Saisa akan tumbuh menjadi gadis cantik yang penuh semangat.
Thantophobia
1184      676     2     
Romance
Semua orang tidak suka kata perpisahan. Semua orang tidak suka kata kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang disayangi. Begitu banyak orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk berperan dalam kehidupan Seraphine. Semakin berpengaruh orang-orang itu, semakin ia merasa takut kehilangan mereka. Keluarga, kerabat, bahkan musuh telah memberi pelajaran hidup yang berarti bagi Seraphine.
Sweet Notes
10655      1861     5     
Romance
Ketika kau membaca ini, jangan berpikiran bahwa semua yang terjadi disini adalah murni dari kisah cintaku. Ini adalah sekumpulan cerita-cerita unik dari teman-teman yang mau berbagi dengan saya. Semua hal yang terjadi adalah langsung dari pengalaman para narasumber. Nama sengaja disamarkan namun setting tempat adalah real. Mohon maaf sesuai perjanjian jalan cerita tidak dijelaskan seperti kisah ...
The Cundangs dan Liburan Gratis Pantai Pink
887      523     3     
Inspirational
Kisah cinta para remaja yang dihiasi fakta-fakta tentang beberapa rasa yang benar ada dalam kehidupan. Sebuah slice of life yang mengisahkan seorang pria aneh bernama Ardi dan teman-temannya, Beni, Rudi dan Hanif yang mendapatkan kisah cinta mereka setelah mereka dan teman-teman sekelasnya diajak berlibur ke sebuah pulau berpantai pink oleh salah seorang gurunya. Ardi dalam perjalanan mereka itu ...
Grey
195      163     1     
Romance
Silahkan kalian berpikir ulang sebelum menjatuhkan hati. Apakah kalian sudah siap jika hati itu tidak ada yang menangkap lalu benar-benar terjatuh dan patah? Jika tidak, jadilah pengecut yang selamanya tidak akan pernah merasakan indahnya jatuh cinta dan sakitnya patah hati.
Bandung
20922      2545     6     
Fan Fiction
Aku benci perubahan, perubahan yang mereka lakukan. Perubahan yang membuat seolah-olah kami tak pernah saling mengenal sebelumnya - Kemala Rizkya Utami
Behind the Camera
1616      578     3     
Romance
Aritha Ravenza, siswi baru yang tertarik dunia fotografi. Di sekolah barunya, ia ingin sekali bergabung dengan FORSA, namun ternyata ekskul tersebut menyimpan sejumlah fakta yang tak terduga. Ia ingin menghindar, namun ternyata orang yang ia kagumi secara diam-diam menjadi bagian dari mereka.
DEVANO
541      336     1     
Romance
Deva tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan Mega bisa begitu berpengaruh untuk hidupnya. Dan untuk pertama kalinya setelah hari itu, Dio-mantan sahabatnya, ikut campur dalam urusannya. Padahal, biasanya cowok itu akan bersikap masa bodo. Tidak peduli pada semua yang Deva lakukan. Ternyata, pertemuan itu bukan hanya milik Deva. Tapi juga Dio di hari yang sama. Bedanya Deva lebih berun...
NWA
2000      811     1     
Humor
Kisah empat cewek penggemar boybend korea NCT yang menghabiskan tiap harinya untuk menggilai boybend ini