Rintik-rintik hujan semakin kian turun dengan deras ,namun itu tak membuat seorang gadis yang tengah menatap gundukan tanah di depannya itu bergeming . Dia terus menatap batu nisan bertuliskan nama Elang Januar. kepingan-kepingan masalalu muncul dikepala gadis itu, dia menyadari betapa jahatnya dia membuat orang yang tak bersalah menjadi korbannya ,betapa jahatnya dia meninggalkan Elang yang jelas-jelas membutuhkan bantuannya .
“Maaf“ isak gadis itu,hanya kata itu yang terucap dari bibir gadis itu sendari tadi .Dia tak peduli derasnya hujan menguyur tubuhnya dia hanya ingin mengeluarkan rasa bersalah nya yang selama ini dia pikul sendiri “harusnya aku bukan kamu”isak pilu gadis itu semakin keras “Delion pulang yuk “ ucap Sita kemudian dia berjongkok disamping gadis yang dipanggil Delion itu .
Delion menoleh kesamping menatap sahabatnya yang tersenyum padanya “ udah satu tahun loh,Elang pasti sedih liat lo gini , ikhlasin dia ya” ucapan Sita membuat gadis itu terisak kembali , melihat delion kembali terisak Sita merangkulnya untuk membuat dia tenang . Setelah dirasa Delion tenang Sita mengajaknya untuk pulang “yuk”ajak Sita padanya , delion menganggukan kepalanya kemudian berdiri diikuti Sita “aku pulang dulu ya El,aku sayang kamu“ucap Delion lirih kemudian dia melangkah bersama Sita pergi meninggalkan tempat itu .
Perjalan menuju rumah rasanya sangat jauh mungkin ,karena tidak ada obrolan yang berlangsung Sita sendiri memilih fokus untuk menyetir , sedangkan Delion lebih memilih melihat rintikan hujan lewat kaca mobil .Setalah 10 menit melakukan perjalanan akhirnya sampai di rumah bercat putih yang minimalis namun tampak elegan .
“Del udah nyampe “suara Sita menyadarkan Delion dari lamunanya “makasih ya”ucap Delion singkat kemudian membuka pintu mobil “eh Del, besok mau dijemput gak?”Tanya Sita “gak usah “ucap Delion kemudian melenggang pergi menuju rumahnya .
Baru saja Delion melangkah masuk kerumah terdengar suara teriakan perempuan “astaga Delion,kamu darimana kok basah gini”ucap wanita paru baya yang tak lain adalah Bundanya. “dari makam Elang bun”ucap Delion singkat ,Bunda Delion menghela nafas panjang dia menatap anaknya sedih ,sudah satu tahun Delion menjadi pribadi yang pendiam tidak ada lagi Delion yang ceria seperti dulu ,kapan dia akan mengikhlaskan kepergian Elang “ ya sudah kamu masuk gih ganti baju ,ntar masuk angin” ucap Bunda ,yang di jawab Delion dengan anggukan kepala kemudian melenggang pergi menuju kamarnya .
***