Loading...
Logo TinLit
Read Story - Balada Cinta Balado
MENU
About Us  

Detik, menit, jam, hari dan berminggu-minggu tidak ada kata tanpa membahas Kadira, Kadira dan Kadira lagi. Meskipun Thanny mengatakan bukan pengemarnya tapi perkataan dan tindakan melebihi fanatik. Aku selalu mengalihkan pembicaraan untuk tidak membahas Katana tapi tetap saja berujung dengan Katana lagi. Ia hanya menelpon, mengirimku pesan via sms ataupun media social hanya untuk menanyakan dirinya dan ingin bertemu dengannya. Padahal sebelumnya aku hampir bulukan karena menunggu mereka yang asyik mengobrol sambil berfoto ala anak kekinian. Jasad inipun ingin sekali keluar dan berteriak jika didalam mobil ini ada seseorang yang mereka cari dan tunggu.

Pertemuannya dengan Katana, membuat Thanny sukses menggaet followers di media social. Tidak hanya di tempat kuliah saja, bahkan dirumah menjadi ramai berharap Thanny membawa Kadira bersamanya. Tidak aneh Thanny menjadi banyak diincar penggemar Katana daripada penggemar lainnya yang pernah berfoto dengannya. Thanny yang cuek bebek dengan pakaiannya yang lusuh dan tangan kotor bau bawangnya berfoto dengan Katana seolah mereka sudah kenal lama. Awalnya Thanny sangat menikmati namun ia tidak menyadari jika orang yang baru secuil mendapatkan ketenaran sudah dibuat repot bak artis terkenal. Akhirnya ia hanya bisa bersembunyi diketek miminya dan akupun berakhir menjadi supir dan bodyguard pribadinya lagi, padahal aku berharap kejenjang yang lebih tinggi lagi.

Thanny masih belum mengetahui hubunganku dengan Katana yang sebenarnya, Thanny percaya jika aku hanya sebatas melindunginya dari incaran para fans dan awak media. Meski begitu aku masih sedikit risau, Thanny terlihat percaya apa yang dikatakan Katana tapi aku tidak tahu apa yang dikatakan Asbul kepadanya. Sampai sekarang aku masih belum bisa bertemu dengannya, tidak hanya insting makanannya yang kuat tapi juga insting masalah. Ia seolah-olah tahu jika ada yang ingin kukatakan padanya, ia mendadak sulit dihubungi dan lenyap begitu saja tanpa ada jejak ataupun kabar.

“Reza rahardian, kau sedang berada dimana?” ucapnya berbisik dari balik telpon.

“Aku didalam mobil ditempat biasa aku menunggumu,” jawabku.

“Kau tidak bergeser sedikitpunkan?” ujarnya menyakinkan.

“Bagaimana aku bergeser dibelakang mobil ada abang jual es doger langgananmu,” ucapku.

“Oke baiklah kalau begitu aku akan segera melesat,” ucapnya menutup langsung menutup pembicaraan.

Thanny sepertinya masih menjadi incaran para fans Katana, semenjak bertemu dengan Katana mulai sering menelponku dengan berbisik ataupun bertingkah menggunakan bahasa isyarat yang mau tidak mau harus aku ketahui maksudnya. Aku berubah menjelma sebagai seorang agen khusus, dan juga setiap kali bersamanya aku harus multitalent.

“Hey Lotty,” ucapnya langsung membuka pintu mobil dan langsung duduk.

Aku terkejut karena untuk pertama kalinya Thanny memanggil namaku. Entah itu efek terdesak atau tersedak. “Tidak biasa kau… ehhhhh Amy,” ucapku terkejut karena bukan sosok Thanny yang ada dibelakangku.

“Biasa saja ekspresinya, komedomu hampir keluar," ucapnya bersandar. “Artis belum datang juga?”

“Entahlah dia bilang akan melesat tapi tidak pernah sampai," kataku.

Sembari menunggu kedatangan Thanny, aku dan Amy berbincang-bincang membicarakan ketenaran Thanny dan keberuntunganku karena bisa melindungi Katana. Aku juga tidak tahu apakah hal itu bisa disebut beruntung ataukah kesialanku. Aku tidak menampik kerinduan selama ini terbayarkan tapi aku harus menerima rasa sakit untuk kedua kalinya karena cinta ini yang tidak terbalaskan dan masih mengharapakan meski aku telah tahu dengan kenyataannya. Semenjak bertemu dengannya keinginanku semakin kuat dan yakin jika aku ingin bersamanya dan seperti dia atau teman-temanku yang sudah sukses. Sudah saatnya aku membuat diriku bertanggung jawab dan bermimpi tentang keinginanku.

JACKI CHANNNNNN... NGEGASSSS....” ujarnya teriak dengan mukut yang penuh sambil engos-engosan. Meskipun ia bilang akan melesat tetap saja ujung-ujungnya meleset mampir ke abang es doger.

Tanpa basa-basi aku langsung mengikuti ucapan Thanny, karena kejadian seperti ini tidak terjadi sekali dua kali yang kini menjadi kebiasaanku, kalau urusannya dengan Thanny harus serba bisa bahkan sekarang mendadak kemampuanku menjadi Michael Summacer.

“Kita pergi kemananya aku sangat bosan sekali” wajah Thanny memelas meminta perlindungan. “Eh… Amy kapan kau ada disini,” mimik wajah Thanny seketika berubah.

“Semenjak bumi belum diciptakan,” balas Amy dengan wajah garangnya. "Makan sendirian saja, yang punya oerut cuma satu sich ya?"

Ledekan Amy membuat Thanny melongok Es yang sedang dipegangnya, "Kamu mau My, ni kalau mau tapi cuma nawarin doang."

Ccccssssiiiittttt

Aku menginjak rem mendadak terlalu terkejut melihat mahluk yang tiba-tiba menghadang mobil.

“Wuidiiihhh… menghadang mobil ditengah jalan, gayanya menawan sekali,” ujar Thanny yang ku kira akan membentakku. "Untung tidak ada malaikat ketiga"

“Weyyy… apa yang sedang kau lakukan?” Teriakku mengeluarkan kepala dari jendela dan melihat sosok yang sudah lama tidak kutemui.

“Motorku mogok kebetulan sekali aku melihat mobil yang aku kenal,” ujarnya tersenyum tanpa wajah berdosa dan langsung masuk disampingku. “Kosongkan mobilnya? Muatlah satu orang lagi.'

“Kalau tampan sepertimu mau tambah satu lagi juga tidak apa-apa,” sikat Amy senyam senyum. “Dunia ini memang tidak adil. Meski aku lebih berprestasi dari Thanny tapi dia selalu beruntung. Semua pria yang ada didekatnya tidak ada yang tidak tampan.”

“Iya dong,” kompak kami berdua dengan gaya khas tampan menurut kami.

“Baru saja kau mengatakan kalau kau lebih berprestasi, adilkan? Aku cantik, kau tidak cantik. Kau pintar dan aku… ya sedikit tidak pintar," ujar Thanny menaik-naikan kedua alis matanya dan tersenyum bangga. “Karena aku cantik tidak ada orang yang percaya jika aku ini jomblo. Mangkanya aku menjadi playgirl dimata orang padahal aku tidak mendeklarasikan hubunganku dengan siapapun. Mau bagaimana lagi resiko jadi orang cuuuuuaaaaantik,” ujar Thanny membanggakan diri.

“Tadi kita mau kemana ya?” secepat kilat Amy mengeluarkan jurus menghentikan percaya diri Thanny yang sudah overdosis.

“Kerumahku, letsss… go?” celetuk Toto.

Kami bertiga memberi ekspresi wajah aneh dan kesal mendengar ucapan Toto yang sangat percaya diri dan tidak berdosa. Tapi, benar juga yang dikatakan oleh Toto. Lebih baik kerumahnya untuk sementara hanya itu solusi dadakan satu-satunnya. Aku mengajak Amy dan Thanny, merekapun mengiyakan dan tidak menolaknya justru sangat bersyukur bagi Thanny jadi tidak ada temannya alias fans Kadira yang selalu bergentayangan di dekatnya. Entah mengapa hari-hariku ini jauh lebih menyenangkan dari hari biasanya, bahkan setelah bertemu dengan Katana aku pikir akan mengurung diri didalam kamar dan memikirkan kembali setiap kata dan tindakan yang telah kubuat skenario jika memang harus bertemu dengan Katana lagi, tapi kenyataan skrip yang ku buat selama ini telah berubah alur cerita. Aku benar-benar senang karena ternyata ia tidak berubah sama sekali ketika bersamaku, jurus yang selama ini aku ciptakan tidak kugunakan sama sekali. Ia yang terlihat dewasa dilayar kaca tetaplah Katana yang kukenal dulu.

Sampai saat ini rasa itu tidak pernah hilang tapi sejenak aku merasa pertemuanku dengannya dan obrolan santai ketika itu lebih baik tidak pernah terjadi, meski rindu yang semakin buas ini tidak akan pernah tenang jika tidak menangkap kehadiran dan itu semakin liar sejak dari kemarin karena aku masih terlalu berharap padanya.

“Wowww…” aku terkejut dengan tingkah Thanny yang tiba-tiba, jika tidak didalam mobil aku mungkin sudah loncat menghindarinya tapi sabuk pengaman ini juga mengikatku. Toto yang melihatnya juga langsung membelalakan mata dan mengangkat kakinya. Amy teriak histeris. Aku juga tidak menggerakkan tangan dan kakiku bahkan tubuhku.

“Kalau kau ingin kerumah sakit, aku mohon jangan ajak aku,” ucapnya yang membuatku sulit untuk bernafas. Wajah Thanny begitu dekat denganku bahkan mataku tidak bisa berkedip. Tiba-tiba dia langsung kedepan dan duduk dipangkuanku, hal ini memang pernah aku lakukan bahkan sering tapi itu dengan keponakanku. Tingkahnya membuatku merasakan sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan.

"Setidaknya aku masih ingat dimana letak rem,” ujarnya santai meski kini perasaanku sedang dibantai.

Aku benar-benar mematung dan detak jantungku semakin terpompa dengan kuat hampir meledak, tubuhku lemas karena tingkah Thanny. Sedekat-dekatnya aku dengan wanita, aku tidak pernah sedekat ini, bahkan tidak pernah sekalipun bersentuhan begitupun dengan Katana hanya tangan dan itu dalam keadaan yang terpaksa.

Thanny langsung kembali duduk dibelakang dengan tenang. Tapi sepertinya dirinya tidak merasakan hal yang sama denganku.

“Kenapa kau malah melamun, pohon tidak berdosa dan sebesar itu masih ingin kau tabrak juga. Untuk pertama kalinya aku ingin menyetir mobil, bolehkah aku menggantikanmu?” ujar Toto. “Mungkin aku juga akan mencoba berpura-pura melakukan hal yang sama denganmu agar aku bsa merasakan hal seperti itu?” ujar toto senyam senyum penuh harap.

“Tidak perlu," ucapku singkat.

“Pelit, tidak mau bagi-bagi,” ujarnya kembali normal.

“Sejak kapan kau ingin menyetir mobil. Aku curiga sebenarnya sifatmu sama dengan saudaramu?” ledekku padanya.

“Apa karna pertemuanmu dengan Kadira yang membuatmu melamun?” ungkap Thanny dengan ledekannya.

“Apaaa…?” Toto tidak kalah histeris dengan teriakan Amy.

“Hal itu sangat wajar, karena tidak sering kita bertemu dengan artis yang sekarang sedang dielu-elukan masyarakat, ditambah lagi bisa mengobrol berdua dengannya, tapi kau tidak harus seperti ini juga kali," tambahnya jutek.

“Hahhh… jadi kau bertemu dengannya. Asbul tahu hal ini?” Wajah terkejut Toto tidak bisa dijelaskan.

Aku hanya menggelengkan kepala karena Asbul tidak bisa dihubungi. Sumpah, sikap dan ekspresi wajah Toto benar-benar menyebalkan, rasanya seperti melebihi penggemar yang mengejar-ngejar Thanny.

“Memangnya tingkahmu harus seperti ini?” mimik wajah Amy terlihat seperti ejekan. “Mendingan kau cepat jalan, aku kebelet pengen buang air besar,” celetuk Amy.

Aku menjalankan perintahnya Amy dan melaju sedikit lebih cepat, biasanya aku buru-buru dikejar waktu, namun baru kali ini aku buru-buru karena di kejar toilet. Dan aku yakin sekarang Toto sedang memikirkan ucapan Thanny karena aku bertemu dengan Katana tanpa memberitahu mereka berdua. Aku saja sudah bisa membayangkan tingkah Asbul karena pasti jika ia mendengar hal ini bukanlah menjadi perbincangan santai tapi seperti aduan.

“Uuwwaawww… Apakah ini benar-benar rumahmu?” takjub Thanny. “Rumahnya lebih besar dari museum.”

“Kau ini berlebihan sekali," Amy merasa jijik dengan tingkah Thanny yang menempelkan wajahnya dikaca jendela mobil “Sepertinya keluargamu banyak sekali. Berapa orang yang harus kusapa?”

“Sebegitu pahitkah hidupmu? Pangeran sepertimu bisa berteman dengannya!” tunjuk Thanny kepadaku tanpa menoleh sama sekali, matanya sedang focus dengan lukisan duniawi yang memang tidak ku pungkiri sangat wahhhh.

“Selama ini seperti itukah caramu melihatku?” kataku tidak terima meski kenyataan seperti itu. Hidupku memang butuh belas kasihan.

“Kau benar-benar jahat Toto, sungguh kasihan sekali yang membersihkan rumahmu,” ujar Amy.

“Lebih baik kalian tidak perlu bertanya jika tidak memberiku kesempatan untuk menjawabnya” kata Toto santai, ia sudah kebal dengan pertanyaan seperti itu.

Meski masih dijalan raya tapi rumah Toto yang begitu besarnya bisa dilihat dari kejauhan, tidak hanya rumahnya bahkan sangat jelas jika halaman rumahnya lebih besar dari rumahnya. Mungkin area kebun binatang dengan luas rumahnya saingan ketat.

“Den Tom, akhirnya pulang juga?” Beberapa Security yang sedang santai menyeruput kopi hitam di posnya langsung berdiri menyapa di gerbang utama yang terbuka otomatis.

Thanny tidak berhenti takjub melihat kemewahan rumah Toto yang mungkin baru 3 atau 4 kali aku singgahi. Wajah Thanny sampai nemplok di kaca mobil yang belum lama aku bersihkan ini.

“Sudah berapa lamanya aku tidak kerumah ini?” tanyaku sembari memberikan kunci mobil ke salah satu security yang memiliki janggut. “Terima kasih pak Gut."

“Siap Den Lot”

"Untung aku cowok, kalau cewek sebutannya bakal serem pak gut" kataku.

"Mungkin saya manggil aden, Detty" Balas pak Gut.

"Sepertinya tidak ada beda Pak, nyerempet-nyerempet ngebut gitu ya?"

Kami berjalan menuju pintu gerbang kedua. Rumah Toto memang tidak pernah berubah selalu meebuatku lelah dan tersesat karenanya aku malas untuk kerumahnya. Sebelum aku bisa menemukan toilet aku jamin sudah mengompol dicelana. Rumah Toto yang terlampau mewah bak di negri dongeng membuat orang yang melihat pasti terpukau. Rumahnya tidak berada diperumahan melainkan tanah milik keluarga turun temurun yang berada dipinggian kota dan dikeliling kebun sendiri. itu juga yang membuatku malas karena cukup jauh dan melelahkan namun itu semua hilang ketika menginjakkan kaki ditaman dan kebunnya.

Ketika memasuki gerbang utama, ada pos penjagaan dan beberapa security yang bertugas dan garasi mobil yang cukup luas yang diperuntukkan untuk tamu. Setelah memasuki gerbang kedua. Disinilah aku mulai merasakan seperti berjalan diistana. Jalan panjang bak lari marathon harus dihadapi. Tapi taman disini begitu indah dan pohon yang rindang disetiap sisi kiri dan kanan. Jika angin berhembus seolah-olah musim gugur, daun berterbangan. Memang benar kata Amy rasanya begitu jahat, karena pasti butuh banyak orang untuk membersihkan.

Aku baru teringat dengan keinginan Amy, “Amy bukankah kau tadi mau ke toilet."

“Tidak jadi, sudah masuk kembali?” kata Amy cemberut.

“Hah…” kejut Toto langsung tertawa. “Mungkin karena ini aku berteman dengannya. Aku selalu mendapatkan teman yang unik."

“Kau sedang memuji atau menghinaku,” bentak Amy.

“Seharusnya aku yang mengatakan hal seperti itu!” tubuhku menjadi lemas tiba-tiba karena semua teman yang ada didekatku benar-benar keterlaluan. Mereka tidak merasakan apa yang aku rasakan. Tapi mereka semua adalah orang yang hebat dimataku.

Akhirnya langkah kaki ini bisa berhenti dan pinggulku bisa mendarat dengan baik di sofa warna bitu elektrik yang elegan, empuk dan mewah. Aku tidak terlalu tahu mengenai rumah Toto secara keseluruhan, hanya beberapa tempat yang biasa aku gunakan yaitu ruang tamu khusus teman-temannya Toto dan Tito, karena ruang tamu untuk orang tuanya sudah pasti beda lagi. Bioskop mini, perpustakaan dan kamarnya. Meski aku tertarik dengan rumahnya tapi aku tidak tertarik untuk berkeliling dirumah yang identic dengan warna putih, hitam dan biru elektrik ini karena pasti sangat melelahkan.

Tidak sia-sia mengajak Thanny pergi kerumah Toto, ia begitu menikmatinya ia tertawa dengan senangnya dan tidak henti-hentinya mewawancarai Toto karena kemewahan rumahnya. aku selalu merasa senang setiap kali melihatny tertawa dengan lepas. Meski ia sekarang sedang ada dalam masalah tapi tidak terlalu dipikirkannya seolah-olah itu tidak pernah terjadi. Ia yang biasa mewek meminta tempat perlindungan mimi kini bisa duduk dengan tenang. Aku sangat senang bisa diandalkan olehnya, ia selalu mencariku, karenanya HP-ku tidak pernah sepi untuk berdering dan layarku tidak pernah tertera nama lain kecuali namanya.

Pleeetakkkk…

Uuuhhhhhh… ucap kami berempat merintih mendengar suara yang serasa memilukan

Tangan seseorang yang mengepal mendarat tepat ditengah-tengah kepala Toto. aku langsung merasa ngilu dan bergetar di sekujur tubuhku dengan tindakan wanita berperawakan tua, mungkin bisa jadi ia adalah neneknya, namun dengan pakaian yang cukup rapi jika ia hanyalah seorang nenek biasa. selama aku main kerumah Toto baru kali ini aku melihat nenek itu, jika mereka seakrab ini dipastikan

“Ya tuhan… nek keyan. Ini kepala bukan kelapa. Ya ampun main belah saja. otakku rasanya miring sebelah,” Toto mengelus kepalanya.

“Aden, mentang-mentang nenek tidak ada dirumah, tidak mengikuti peraturan. Sepatu simpan ngasal dipintu depan berantakan,” kesal nenek yang dipanggil keyan oleh Toto, hanya saja membuatku bingung mengapa nenek itu memanggilnya harus dengan sebuatan “Aden”.

“Nenek itu bicara apa? Saya lewat pintu yang biasa, kalau tidak percaya tanya Lotty dan mereka berdua juga," ujar Toto menunjuk kami yang masih mematung ketakutan terkena omelan sang nenek itu. “Saya juga tidak pakai sepatu nek, saya pakai sandal jepit, karena motor saya nyungsep, sekarang dibengkel dan sepatu saya hanyut sebelah. Kalau tidak percaya bisa dilihat sepatu yang sebelahnya tapi masih dibengkel nyantol dimotor. Apa perlu saya minta foto ke bengkel untuk membuktikannya."

“Berarti…” sang nenek itu langsung menunjuk Toto dan begitupun dengan Toto membalasnya, mereka berdua saling tunjuk menunjuk menganggukkan kepala tanpa dimengerti maksud mereka berdua.

Mereka berdua kompak melihat kesekeliling rumah seperti mencari sesuatu. Kami bertiga hanya menonton mereka yang entah sedang mencari apa. Tidak lama berselang mereka berdua tersenyum seram lebih lebar dari senyum badut. Bahkan suara pintu yang terbuka sangat terdengar horror sekali, dibarengi dengan tawaan dan langkah kaki yang menggema perlahan menuruni tangga. Suasana rumah ini seketika menjadi angker ditambah dengan mimic wajah Toto dan nenek keyan itu yang berubah seperti membawa senjata andalan mereka masing-masing dengan aura membunuh yang kuat.

Pletakkkk... Mereka berdua dengan sigap langsung menghampiri seseorang yang ku kenal dan pastinya Amy dan Thanny yang akan langsung mengenalnya jika melihatnya. Ia tidak adalah Tito saudara kembar Toto yang terakhir kali kudengar ia kembali lagi keluar negeri, tapi entah mengapa ia sudah tiba disini dengan kebiasaan lamanya membawa seorang wanita keluar masuk kamarnya. Toto dan nenek keyan itu dengan cepatnya memukul kepala Tito seperti yang didapatkan Toto sebelumnya. Rintihan Tito sangat persis dengan Toto.

“Kenapa kalian main pukul?” teriak Tito memelas dengan wajahnya yang menurutku sangat lucu berbanding terbalik dengan kebiasaan yang harusnya anti mewek apalagi didepan cewek.

Toto dan nenek Keyan langsung mengahampiri Tito dan tidak mempermasalahkan wanita cantik dari ujung kaki sampai ujung kepala yang juga menggelar mimic aneh di wajahnya melihat tingkah mereka bertiga. aku hanya bisa tertawa melihat kejadian langka ini. aku memang jarang kerumah ini, tapi setiap kali kesini aku selalu disuguhkan dengan kejadian konyol dari keluarga ini tapi aku tidak tahu siapa nenek kali yang masih eksis menggunakan pakaian resmi.

Mereka bertiga saling berdebat untuk mempertahankan alibinya masing-masing dan tidak mau kalah, tapi bagaimanapun bukti mengarah kepada Tito yang pulang lebih dulu ketimbang Toto dan nenek keyan itu. Toto dengan puas duduk kembali bersama kami, sedangkan Tito mengikuti sang nenek dan meninggalkan gadis yang sangat disayangkan untuk dibiarkan berdiri begitu saja. Toto sang empunya rumah membiarkan wanita itu masih berdiri didekat tangga dan kebingungan sendiri.

“To…” lirikku pada perempuan itu yang bermaksud untuk membiarkanya duduk.

Amy dan Thanny yang mengerti maksudku memasang wajah kecut. Toto hanya membalas dengan gelengan kepala entah itu ia takut pada mereka berdua atau ia sengaja membiarkannya.

“Ccppp… cccppp….” Amy mengecap sembari menggelengkan kepala menatap wajah wanita cantik itu. “Cewek cantik itu kalau tidak dari dananya. Ya memang dari sananya.”

Amy takjub melihat kecantikan wanita yang memakai kemeja putih dan rok mini berwarna biru, rambut hitamnya tergerai panjang dan lurus. Lekuk tubuhnya aduhai dan kulit putihnya sangat menyilaukan. Thanny terus memandang Amy yang tidak kedip sama sekali melihat wanita itu, sampai Toto memanggil seseorang untuk mengantar wanita itu pulang.

“Pandanganmu mencurigakan sekali Amy?” ujar Thanny yang langsung membelokkan pandangan Amy.

“Apa maksudmu? Aku hanya sedang berpikir apa aku bisa seperti dia?” kata Amy mengerahkan pikirannya yang membuat kerutan didahinya. "Didalam cinta yang kuat terdapat dompet yang sehat"

“Pasti bisa, sangat bisa sekali," Thanny menyakinkan ucapan Amy.

“Bagaimana bisa?” sabet Toto yang berpikiran sama denganku tapi seharusnya ia tidak mengatakan hal seperti itu kepada seorang wanita.

Amy langsung mengerling tajam pada Toto.

“Bisa… pakai kemeja sama rok mininya,” Thanny tertawa puas.

“Tidak perlu cantik ataupun kulit putih, bagiku yang penting perempuan” ungkap Toto.

Thanny tertawa mengangguk-angguk pasti yakin mendengar penjelasan Toto yang membuat Amy melayang layang di udara bersama ribuan angan berbentuk love love .

Untuk sesaat Thanny bisa lepas dari kesehariannya yang selalu dikejar oleh temannya yang juga merupakan “Katana”. Bahkan hatikupun tidak pernah berhenti mengejarnya, aku masih berharap padanya. aku pikir waktu yang mengalir akan menghanyutkan semua yang ada dipikiranku tapi kenyataannya itu semakin dalam dan mengeruk kerikil dan pasir yang ada didalam dasar hatiku. Aku tidak mengerti dan mengapa itu terjadi, bahkan sekian lama aku menghindarinya semuanya tidak bisa hilang, dan pertemuannya denganku justru membuatku semakin yakin jika aku mencintainya. Kata-kata yang ia ucapkan dulu, ia tidak melupakannya dan hal itu membuatku sakit karena ia menyadari akan perasaanku namun ia tidak mengatakan apapun.

Meskipun aku mengatakan jika aku mengerti sifatnya tapi aku tetap manusia yang menginginkan jawaban. Andaikan saja jika ia menjawabnya aku pasti akan menunggu meski harus menunggu waktu yang lama. Mungkin saja aku tidak akan seperti ini terus menerus dan dihajar habis-habisan oleh kakak dan temanku.

 

 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (5)
  • nuratikah

    Keren kak

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • qarinajussap

    @ShiYiCha ya maacih neng... Masih belajar neng... Belum ahli... 😁😂

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • ShiYiCha

    Hai, Kak. Aku suka cerita ini. Lucu, ngakak bacanya. Humornya sukses. Buat saran, mungkin bisa diperbaiki lagi tentang tanda baca dan dialog tagnya, Kak. Cemangatt

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • qarinajussap

    terima kasih banyak ba. kalau ada saran dan kritik boleh ba jotos-jotos ke chat aku ya....

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • dede_pratiwi

    nice story :)

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
Similar Tags
V'Stars'
1469      674     2     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...
The World Between Us
2371      1025     0     
Romance
Raka Nuraga cowok nakal yang hidupnya terganggu dengan kedatangan Sabrina seseorang wanita yang jauh berbeda dengannya. Ibarat mereka hidup di dua dunia yang berbeda. "Tapi ka, dunia kita beda gue takut lo gak bisa beradaptasi sama dunia gue" "gue bakal usaha adaptasi!, berubah! biar bisa masuk kedunia lo." "Emang lo bisa ?" "Kan lo bilang gaada yang gabis...
AMORE KARAOKE
18454      2962     7     
Romance
Dengan sangat berat hati, Devon harus mendirikan kembali usaha karaoke warisan kakeknya bersama cewek barbar itu. Menatap cewek itu saja sangat menyakitkan, bagaimana bila berdekatan selayaknya partner kerja? Dengan sangat terpaksa, Mora rela membuka usaha dengan cowok itu. Menatapnya mata sipit saja sangat mengerikan seolah ingin menerkamnya hidup-hidup, bagaimana dia bisa bertahan mempunyai ...
Alice : The Circle Blood
2697      933     3     
Fantasy
Penelitian baru dan kejam membuat murid di Munnart University dipenuhi dengan ketakutan. Pihak Kerajaan Mtyh telah mengubah segala sistem kerajaan dengan sekejap mata, membuat makhluk-makhluk di luar teritori Negeri Alfambell bertanya-tanya akan sikap Sang Ratu. Alice adalah makhluk setengah penyihir. Perempuan itu salah satu yang berbeda di Munnart, hingga membuat dirinya menjadi sorotan murid-...
Dimensi Kupu-kupu
14057      2740     4     
Romance
Katakanlah Raras adalah remaja yang tidak punya cita-cita, memangnya hal apa yang akan dia lakukan ke depan selain mengikuti alur kehidupan? Usaha? Sudah. Tapi hanya gagal yang dia dapat. Hingga Raras bertemu Arja, laki-laki perfeksionis yang selalu mengaitkan tujuan hidup Raras dengan kematian.
Coldest Husband
1571      806     1     
Romance
Saga mencintai Binar, Binar mencintai Aidan, dan Aidan mencintai eskrim. Selamat datang di kisah cinta antara Aidan dan Eskrim. Eh ralat, maksudnya, selamat datang di kisah cinta segitiga antata Saga, Binar, dan Aidan. Kisah cinta "trouble maker dan ice boy" dimulai saat Binar menjadi seorang rapunsel. Iya, rapunsel. Beberapa kejadian kecil hingga besar membuat magnet dalam hati...
Zo'r : The Teenagers
14113      2811     58     
Science Fiction
Book One of Zo'r The Series Book Two = Zo'r : The Scientist 7 orang remaja di belahan dunia yang berbeda-beda. Bagaimana jadinya jika mereka ternyata adalah satu? Satu sebagai kelinci percobaan dan ... mesin penghancur dunia. Zo'r : The Teenagers FelitaS3 | 5 Juni - 2 September 2018
pendiam dan periang
259      206     0     
Romance
Dimana hari penyendiriku menghilang, saat dia ingin sekali mengajakku menjadi sahabatnya
Meet Mettasha
258      207     1     
Romance
Mettasha Sharmila, seorang gadis berusia 25 tahun yang sangat senang mengkoleksi deretan sepatu berhak tinggi, mulai dari merek terkenal seperti Christian Loubotin dan Jimmy Choo, hingga deretan sepatu-sepatu cantik hasil buruannya di bazar diskon di Mall dengan Shabina Arundati. Tidak lupa juga deretan botol parfum yang menghiasi meja rias di dalam kamar Metta. Tentunya, deretan sepatu-sepat...
LARA
8628      2093     3     
Romance
Kau membuat ku sembuh dari luka, semata-mata hanya untuk membuat ku lebih terluka lagi. Cover by @radicaelly (on wattpad) copyright 2018 all rights reserved.