Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Wire
MENU
About Us  

Aku melakukan seperti apa yang selalu dilakukan Hugo, mengawasi mereka yang dilatihnya.Aku melakukannya tanpa tau mengapa pelatihan ini diadakan secara sembunyi-sembunyi oleh kakek, bahkan kakek tidak memberitahuku mengenai ini.

Para guardian dan werewolf di kelas A melakukannya dengan sangat baik. Ketika aku memberi arahan, para guardian mengikutinya, tapi sayangnya tidak dengan para werewolf. Aku mengenal seseorang dari mereka, seorang anak perempuan yang sepertinya membenciku sejak pertama kali ia melihatku berbicara dengan Sam di kafetaria sekolah.

            “Stop.” Aku menghentikan latihan mereka. Aku menghampiri para werewolf yang membuatku sedikit geram. “apakah arahan dariku sangat sulit untuk kalian pahami? Aku yakin bahwa aku sudah melakukannya seperti yang biasa pelatih Hugo lakukan.”

            “Kenapa kami harus menerima arahan darimu? Kau hanya gadis kecil yang asing buat kami.” Dia benar-benar tidak menyukaiku.

            “Siapa namamu?”

            “Lyla.”

            “Lyla. Kalian menganggapku ingusan dan tidak pantas untuk memberi kalian arahan, begitukah?” tanyaku tertuju pada para werewolf, khususnya untuk Lyla.

            “Iya.”

            “Okey kalau itu yang kalian inginkan, aku tidak keberatan. Aku bukan siapa-siapa dan hanya menggantikan tugas Hugo sementara ia melakukan sesuatu atas permintaanku. Aku hanya akan melatih mereka yang menginginkanku melatih mereka. Kalian bisa keluar dari kelas ini sementara aku menggantikan Hugo melakukan pekerjaannya.”

            “Kau pikir kau siapa gadis ingusan?” Lyla sepertinya ingin melihatku marah, tapi sayangnya itu tidak akan terjadi.

Aku mengabaikannya dan beralih pada para guardian.

“Berani-beraninya kau mengabaikanku.” Lyla berteriak sangat keras, aku yakin seisi ruangan mendengarnya.

            Aku berdiri menghadap Lyla. “Kau tidak perlu semarah itu padaku Lyla. Aku-“

            “Blaire.” Suara kakek mengalihkan perhatianku.

            “Kakek.”

            “Kakek?” Lyla dan para werewolf sepertiya terkejut saat melihatku dan kakekku secara bergantian.

            Aku menghampiri kakek. “Apa yang sebenarnya mereka lakukan di sini kakek?”

            Kakek membawaku menjauh dari keramaian.

            “Sebelum kakek mengatakannya, apakah kau mau berjanji untuk tidak mengatakan ini pada siapapun? Termasuk Loyard, Grey, kakak-kakakmu.”

            “Bagaimana dengan Rone?”

            “Tidak juga dengan Rone. Apa kau bisa berjanji pada kakek?”

            Aku hanya mengangguk mengiyakan.     

“Apa yang kita ketahui mengenai the outsiders tidak sepenuhnya benar. Outsiders bukanlah dalang dari peristiwa yang menewaskan kedua orang tuamu dan anak menantuku. Melainkan para werewolf yang bersembunyi dibalik berith tentamenlah yang menjadi dalangnya. Merekalah yang sebenarnya melanggar berith tentamen. Para outsiders hanya dijadikan kambing hitam untuk menutupi apa yang mereka lakukan. Kami melakukan ini untuk mempersiapkan diri jika mereka melakukan rencana busuk mereka lagi dengan mengambing hitampan para outsiders. Karena itu kakek mengumpulkan mereka disini dan melatih mereka agar mereka bisa membela diri mereka sendiri dan melindungi keluarga mereka. Aku merahasiakan ini dari Cromwell maupun Scoonhoven, aku tidak ingin mengambil keputusan yang mungkin bisa membahayakan kita semua.”

“Lalu untuk menutupi ini semua?”

“Kakek memberitahu mereka bahwa ini adalah pelatihan untuk agent keamanan pribadi dibawah naungan perusahaan keamanan kakek.” Kakek menjelaskannya dengan begitu singkat padaku, dan dengan itu aku mengerti akan situasi yang terjadi sekarang.

“Blaire, Apa kau ingin bergabung?”. Aku hanya mengangguk.

Aku percaya dengan kakek. Selebihnya, aku akan meminta penjelasan yang lebih panjang dari kakek saat kami hanya berdua nanti.

            Kakek membawaku ke sebuah ruangan bersama dengan semua pelatih yang ditempatkan di sana. Kakek memperkenalkanku sebagai ranker guardian pada mereka.

Kakek akan menempatkanku untuk membantu dalam pelatihan. Kakek memberiku daftar nama semua guardian dan werewolf yang ikut dalam pelatihan dan memintaku memilih siapapun yang aku inginkan dalam timku.

            “Kau bisa memilih timmu sendiri Blaire.” Tukas kakek. “Setiap pelatih disini mengawasi setidaknya 15 guardian dan 15 werewolf dalam satu tim.”

            Aku berfikir kalau mungkin saja aku tidak akan bisa melakukan sebaik apa yang dilakukan oleh para pelatih yang lain. Aku tidak menginginkan banyak anggota dalam timku, aku hanya menginginkan sedikit orang tapi mereka benar-benar berada di bawah pengawasanku. Aku tidak begitu yakin akan bisa menjadi pelatih yang baik untuk mereka, tapi setidaknya aku akan mencoba dan berusaha.

            Aku menyerahkan daftar nama dari anggota tim yang aku pilih dalam waktu singkat. “Jace (G) dan Jessi Rayn (G) dari Kelas D. Sam Deffner (W), Mark McRee (W), Jhonny Lee (W), Link Neyman (G), Jade Norman (G), Yesa Norman (G) dari Kelas C. Sarah Jane (W) dan Kyne Rove (W) dari Kelas B. Geovani Norman (G) dan Lyla Simone (W) dari Kelas A. Mereka adalah timku.”

            “Bukankah mereka anak-anak diperingkat terbawah dari setiap kelas?” tanya Hugo.

            “Benar sekali.” jawabku singkat.

            “Kenapa? Nona bisa memilih yang lebih baik dari mereka.”

            “Aku hanya ingin membantu mereka untuk meninggalkan peringkat terbawah mereka. Kalau aku memilih yang terbaik dari setiap kelas, kalian tidak akan melihat hasil pelatihanku jika ada evaluasi nantinya. Aku yakin mereka masih bisa berkembang lebih jauh lagi.”

            “Pemikiran yang pintar.” Sahut kakek dengan sedikit seringaian yang ditujukan padaku.

            Kami semua keluar dari ruangan setelah pembicaraan kami mengenai pelatihan selesai. Aku mengikuti kakek dan para pelatih naik ke atas podium. Para guardian dan werewolf menghentikan latihan mereka dan memberikan perhatian mereka pada kakek yang akan berbicara di depan mereka. Kakek memintaku berdiri disampingnya.

            “Aku rasa sebagian dari kalian sudah mengenal siapa orang yang berdiri disampingku saat ini. Blaire Bailey, dia adalah cucu perempuanku dan salah satu ranker dari para guardian. Dia masih sangat muda, tapi kalian tidak perlu meragukan kemampuannya. Dan mulai hari ini cucuku akan bergabung dengan pelatihan ini sebagai pelatih untuk tim baru yang terdiri dari 12 anggota yang diambil dari semua kelas atas persetujuan semua pelatih.” Kakek membuka selembar kertas berisi nama dari keduabelas anggota timku. “Jace (G) and Jessi Rayn (G) dari Kelas D, Sam Deffner (W), Mark McRee (W), Jhonny Lee (W), Link Neyman (G), Jade Norman (G), Yesa Norman (G) dari Kelas C, Sarah Jane (W) dan Kyne Rove (W) dari Kelas B, Geovani Norman (G) dan Lyla Simone (W) dari Kelas A, kalian akan ditempatkan dibawah pelatih Blaire. Mulai hari ini, nama-nama yang telah aku sebutkan bisa memulai latihan mereka sebagai tim baru dari kelas F.”

 

***

            Aku membawa timku berkumpul di dalam ruangan sebelum nantinya aku mengajari mereka menggunakan tangan dan kaki mereka. Kami duduk melingkar mengelilingi meja berbentuk oval dan aku berdiri disisi ujung meja di depan mereka.

Saat melihat timku, yang ada difikiranku adalah bagaimana aku harus membantu mereka berlatih. Lyla mengangkat tangannya hendak mengatakan sesuatu, dan aku tau apa yang hendak ia katakan.

“Jika kau berfikir aku memilihmu dalam timku hanya untuk menyiksamu karena aku tidak menyukai perlakuan tidak sopanmu padaku, itu salah besar Lyla.” Dia menurunkan tangannya, sepertinya dia sudah mendapatkan jawabannya.

Dan sekarang giliran Sam yang ingin angkat bicara. “Jika kau berfikir aku memilihmu karena aku mengenalmu, kau juga salah besar Sam.”

Sama seperti Lyla, Sam sepertinya telah memperoleh jawabannya sebelum ia mengajukan pertanyaan. Sebelum mereka mengajukan pertanyaan lagi, aku menampilkan peringkat mereka dari setiap kelas.

            “Aku memilih kalian karena hasil kalian adalah yang terburuk dari setiap kelas, dan aku menyukainya.”

            “Kau menyukai hasil kami yang buruk?” Sahut Sam.

            “Aku tidak sepenuhnya suka dengan hasil kalian. Tapi aku berfikir ini sebagai tantangan untukku untuk bisa menaikkan peringkat kalian. Karena kalian sudah menjadi timku, kalian tidak akan lagi melakukan evaluasi berdasarkan kelas kalian. Kalian akan dievaluasi sebagai tim. Evaluasi akan dilakukan antar kelas. Bertanding melawan kelas lainnya.”

            “Apa kau bisa melakukannya? Meningkatkan peringkat kami?” Lyla sepertinya meragukanku.

            “Aku tidak yakin bisa jika kalian tidak mengikuti dan mematuhi arahanku.” Aku yakin jawabanku bisa menutup mulut besar Lyla.

Para guardian terlihat percaya padaku sejak awal, tapi tidak dengan para werewolf. Aku sepertinya harus menundukkan keangkuhan mereka. “Jika kalian masih meragukanku, bagaimana kalau kita melakukan latih tanding?”

            “Aku yang akan melawannya.” Lyla mengusulkan diri.

            “Tidak, biar aku saja.” Mark terlihat antusias.

            “Tidak, aku saja.” “lebih baik aku yang melawannya.” “Aku ingin melawannya juga.” Mereka saling berebut.

            “Aku rasa lebih baik aku saja yang melawannya.” Sam ikut di sisi mereka.

            Aku tidak mendengar suara para guardian yang menawarkan diri. “Sepertinya hanya para werewolf yang begitu bernafsu ingin melawanku, bagaimana dengan kalian para guardian?”

            “Kami sudah melihat kemampuanmu sebagai ranker saat battle ranker tahun lalu. Dari apa yang kami lihat, kami tidak meragukan kemampuanmu sebagai pelatih.” Geovani anggota tertua guardian dalam timku angkat bicara. Usianya dua tahun lebih tua dariku.

            “Tapi tidak akan menarik kalau kalian tidak ikut dalam latih tanding bukan?” tukasku padanya. “Kalau begitu, kalian semua bisa melawanku sekaligus. Tim kalian akan dipimpin oleh Geovani sebagai ketua tim sementara.” Tidak ada yang menginstruksi ucapanku. “Aku beri kalian waktu 15 menit untuk berfikir dan merencanakan strategi kalian untuk mengalahkanku. Jangan takut untuk mematahkan tangan dan kakiku, akupun juga akan melakukan hal yang sama pada kalian.” Aku memperlihatkan seringaianku untuk memperlihatkan pada mereka bahwa aku serius dengan ucapanku. “Aku tunggu di tempat latihan. Akan aku pastikan kalian kalian akan menjadi tontonan yang menarik.” Akupun keluar meninggalkan mereka.

 

***

            Sementara menunggu timku keluar dengan rencana mereka, aku memeriksa handphoneku. Ada banyak pesan masuk, dari Rone, Cedric, dan Clark. Aku segera menulis pesan untuk mereka.

“Aku baik-baik saja, aku akan meminta orang suruhan kakek untuk mengantarku pulang. Tidak perlu khawatir.” Setelah itu aku menekan tombol send pada layar.

Seperti permintaan kakek yang menyuruhku merahasiakan latihan ini, aku mematikan aplikasi GPS pada handphoneku, karena Rone bisa saja melacak keberadaanku.

            Tidak lama kemudian mereka keluar dari ruangan. “Kami akan menyerang bergantian tanpa henti.” Tukas Geovani.

            “Keputusan yang lumayan bagus, ayo kita mulai.” Mereka mengikutiku memasuki arena. Mengetahui aku yang memasuki arena bersama timku, kakek menghentikan semua latihan dan meminta mereka untuk menyaksikan latih tanding yang akan aku lakukan bersama timku.

Mereka sudah dalam posisi siap untuk menyerang. “Apa kalian sudah siap?” tanyaku.

            “Siap.” Jawab mereka bersamaan.

            “Tunggu!” aku mendengar suara kakek menggema di seluruh ruangan.

            “oh... lagi?” aku sudah tau ini akan terjadi, kakek selalu mengangguku. “Apa kakek ingin mengganggu latih tandingku lagi?” aku menampakkan wajah kesalku pada kakek.

            “No hands untuk Blaire. Aku tidak ingin para agent mudaku terluka.”

Aku tau kebiasaan kakek yang selalu mengganggu latih tanding yang aku lakukan. Semua yang dilakukan kakek hanya dikarenakan ia ingin membuat celah agar lawan latih tandingku dapat lebih mudah mengalahkanku. Atau mungkin saja kakek hanya menginginkan aku menjadi lebih baik lagi. Entahlah, kakek susah sekali ditebak.

            “Okey.” Aku memasukkan kedua tanganku ke dalam saku celanaku. Sangat disayangkan karena hari ini aku tidak bisa menggunakan mereka.

“Kakekku sudah membuat ini semua menjadi lebih mudah untuk kalian. Jadi, jangan mengecewakannya.” Ucapku pada mereka.

            “2 menit, batas waktumu untuk menang Blaire.” Tambah kakek.

            “Benarkah? Ini mulai terdengar tidak adil bukan?” aku dengan santainya bicara pada timku.

“Mulai!” mendengar aba-abaku, mereka mulai menyerangku.

            Setelah melihat serangan mereka dalam beberapa detik saja, aku dengan mudah bisa melihat celah dari serangan mereka. Bahkan ini lebih mudah dari perkiraanku. Mereka benar-benar membutuhkan banyak latihan, latihan, dan latihan jika mereka ingin menutup celah mereka.

Aku tidak ingin membuang waktuku terlalu lama. Aku melakukan serangan pertamaku. Dalam sekali serang memanfaatkan kakiku untuk menjegal mereka dalam sekali putar, aku berhasil menumbangkan 9 dari mereka. Sekarang tersisa Sam, Lyla, dan Geovani.

            “30 detik lagi.” Hugo mengingatkan waktu untukku.

            Mereka melakukan serangan bersamaan dari arah yang berbeda. Aku menyeringai setelah melihat celah besar kemenanganku.

 Aku menghindari mereka ketika mereka mendekat dengan cepat untuk menyerangku dan membiarkan mereka saling menghantam satu sama lain. Itu sangat lucu.

            “Apa seperti itu cara bertanding seorang ranker?” Tukas Lyla. Dia terlihat kesal dengan apa yang aku lakukan.

            “Kau terlalu mengandalkan ototmu. Dalam bertarung, kalian harus menggunakan otak kalian.” Aku membantunya berdiri. “Kalian sudah kalah, itulah yang perlu kalian ketahui. Aku tidak akan mungkin bertarung seperti biasanya karena aku tidak diijinkan menggunakan tanganku. Aku hanya memanfaatkan kelemahan kalian dan sedikit menggunakan otak dunguku.” Aku memasang senyumku.

            “Hugo.” Kakekku memberi isyarat untuk Hugo agar bergabung di arena. Timku menyingkir.

            Jika lawanku adalah pelatih Hugo, maka aku akan membutuhkan kedua tanganku untuk memastikan aku bisa bernafas setelah aku berhadapan dengannya. Aku mengeluarkan kedua tanganku dan bersiap untuk menyerang.

Sebuah kesenangan tersendiri untuk bertanding dengan seseorang yang pernah menjadi pelatih sekaligus guru bagiku. Aku sangat suka membuatnya kesal tentunya.

Membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama untuk bisa mendesaknya dan membuatnya melakukan serangan yang lebih menguntungkanku. Kakiku akhirnya berhasil mengenai lututnya dari belakang sehingga membuatnya jatuh berlutut di hadapanku. Dengan cepat aku menempatkan tanganku melilit lehernya, siap untuk mematahkannya. Dia dalam posisi yang menunjukkan bahwa dia sudah kalah. Aku sudah sering bertanding dengan pelatih Hugo, dan aku sedikit banyak mengetahui kelemahannya saat menyerang. Pengalaman benar-benar membantuku.

            “Cukup.”

Aku menghentikannya atas perintah kakek.

“Untuk membuat kalian lebih bersemangat dalam berlatih, aku akan memberikan kesempatan untuk kalian, dari kelas manapun, entah itu individu atau kelompok, kalian bisa mengajukan tantangan pada pelatih Blaire. Dan bagi siapapun yang bisa mengalahkannya, maka ia akan mendapat hadiah langsung dariku.” Mendengar ucapan kakek, mereka bersorak sorai. “Dan Blaire.” Semua menjadi diam. “Cepat ganti bajumu, sopir akan siap mengantarmu pulang dalam 10 menit. Ini sudah lewat jam malammu. Aku tidak ingin kakakmu mengamuk dikantorku karena aku membiarkanmu terlambat pulang.” Mendengar itu, mereka malah menertawakanku. Astaga, kakek benar-benar membuatku malu. Seorang ranker dengan jam malam. Konyol.

Setelah mengganti pakaianku dan siap untuk pulang, timku tiba-tiba menghampiriku dan menghentikanku di pintu luar gedung.

            “Blaire, sorry untuk sikap kurang ajarku.” Tukas Lyla.

            “Tidak apa-apa Lyla. Teman sekarang?”

            “Tentu.” Dia tersenyum ramah padaku. Sam mengekor di belakangnya, terdiam dan tidak mengatakan apapun.

Lyla berjalan disampingku sambil merangkul bahuku, akupun melakukan yang sama. Aku melihat ke arah Sam.

            “Apa kau akan berhenti berusaha mendekatiku setelah hari ini?” aku berusaha menahan tawaku melihat sikap canggungnya.

            Sesaat dia hanya diam, namun kemudian ia mengangkat kepalanya menatapku. “Tidak.” Dia menunjukkan senyum manisnya. “Aku sepertinya harus berusaha lebih keras lagi untuk itu. Aku tidak ingin kau menendang pantatku karena berperilaku seperti pengecut.” Kami semua tertawa mendengar jawaban Sam.

            Mobil yang akan mengantarku pulang telah siap di depan gedung. Aku melihat si kembar Jace dan Jessi, aku mengenal mereka sejak pertama mengetahui nama mereka. “Jace, Jessi, kalian bisa ikut denganku.”

            “Tidak perlu Blaire, kami tidak akan langsung pulang, Sam akan mengantar kami ke tempat ibu kami bekerja.” Jawab Jessi.

            “Aku mengenal ibu kalian, Klara. Kalau kalian ingin bertemu dengannya, tujuan kalian sama denganku.”

            “Benarkah?” ucap Jace dan Jessi bersamaan.

            Aku hanya mengangguk. Jace dan Jessi pun akhirnya bersedia pulang bersamaku. “Sampai bertemu lagi.” Ucapku pada mereka sebelum aku masuk ke dalam mobil.

Sam tiba-tiba menghentikanku saat aku ingin menutup pintu mobil.

            “Jangan lupa makan malammu dan beristirahatlah. Selamat menikmati akhir pekanmu.” tukasnya.

            “Okey, kau juga, selamat menikmati akhir pekanmu.” Dia sangat perhatian. Karena hal itu, aku berfikir bahwa sepertinya tidak ada salahnya untuk mengenal Sam. Aku tidak peduli dengan ucapan teman-temanku yang mengatakan Sam bukan orang yang baik. Sam yang aku kenal lah yang aku pedulikan. Sam di mataku, bukan di mata orang lain.

 

***

            Sebelum sampai rumah, aku sudah mengirimkan pesan untuk Rone agar memberitahu Klara untuk membuat makanan lebih untuk makan malam karena aku membawa dua orang kenalanku. Aku tidak mengatakan aku membawa siapa. Aku, Jace, dan Jessi berniat untuk membuat Klara terkejut dengan membawa mereka pulang bersamaku.

            Begitu sampai di rumah, Clark segera berlari ke arah pintu saat aku baru saja membuka pintu. “Kau darimana saja Blaire?” tanyanya.

            “Aku pergi dengan teman-temanku, dan aku membawa teman-teman kecilku bersamaku.” Jessi dan Jace menampakkan hidungnya dan membuat Clark terlihat canggung.

“Klara!” aku sedikit berteriak memanggil Klara dan meninggalkan Clark di belakangku. “Apa makan malam sudah siap?” aku menuju dapur dengan si kembar mengikuti di belakangku. “Tamuku sudah kelaparan.”

            “Aku sudah menyiapkan semuanya, kalian bisa-” ucapannya terputus saat Klara berbalik menghadapku, “Jace? Jessi?” Ia terkejut melihat si kembar bersamaku. “Bagaimana kalian-?” Jace dan Jessi menghampiri Klara dan memberinya pelukan.

            “Blaire menjadi pelatih kami mulai sekarang ibu.” Jawab Jace. Klara menatap ke arahku dan aku hanya mengangguk.

            “Pelatih?” Sahut Clark, Cedric, dan Rone bersamaan. Mereka mengejutkanku. Aku harus mengalihkan topik pembicaraan sebelum mereka bertanya lebih.

Aku melihat Rone dan menghampirinya untuk memeluknya. “Maaf untuk yang tadi. Aku tidak bersungguh-sungguh dengan yang aku katakan. Aku tidak bermaksud marah padamu di telphone.”

            “Aku tau Blaire. Kau selalu seperti itu. Lain kali kau harus memberitahuku kemana kau pergi, setidaknya itu tidak akan membuatku mengkhawatirkanmu.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    wah aku suka penulis menulis sesuatu yang berbeda. mantap

    Comment on chapter Chapter 1 - My Memories 1
Similar Tags
Mutiara -BOOK 1 OF MUTIARA TRILOGY [PUBLISHING]
13895      2816     7     
Science Fiction
Have you ever imagined living in the future where your countries have been sunk under water? In the year 2518, humanity has almost been wiped off the face of the Earth. Indonesia sent 10 ships when the first "apocalypse" hit in the year 2150. As for today, only 3 ships representing the New Kingdom of Indonesia remain sailing the ocean.
Moment
318      273     0     
Romance
Rachel Maureen Jovita cewek bar bar nan ramah,cantik dan apa adanya.Bersahabat dengan cowok famous di sekolahnya adalah keberuntungan tersendiri bagi gadis bar bar sepertinya Dean Edward Devine cowok famous dan pintar.Siapa yang tidak mengenal cowok ramah ini,Bersahabat dengan cewek seperti Rachel merupakan ketidak sengajaan yang membuatnya merasa beruntung dan juga menyesal [Maaf jika ...
The Red Eyes
23496      3659     4     
Fantasy
Nicholas Lincoln adalah anak yang lari dari kenyataan. Dia merasa dirinya cacat, dia gagal melindungi orang tuanya, dan dia takut mati. Suatu hari, ia ditugaskan oleh organisasinya, Konfederasi Mata Merah, untuk menyelidiki kasus sebuah perkumpulan misterius yang berkaitan dengan keterlibatan Jessica Raymond sebagai gadis yang harus disadarkan pola pikirnya oleh Nick. Nick dan Ferus Jones, sau...
FIGURE 09
1697      668     3     
Fantasy
FIGURE.. sebuah organisasi yang memberikan jasa agen mata-mata atau pembersihan dunia daripara sampah yang terus memakan uang rakyat. bahkan beberapa raja dan presiden tersohor memiliki nomor bisnis mereka. seseorang yang sudah menjadi incaran para agen Figure, pasti akan berakhir pada kematian atau penjara seumur hidup, itu pun masih ringan karena biasanya sang pemakai jasa menginginkan mereka h...
Patah Hati Sesungguhnya adalah Kamu
1967      774     2     
Romance
berangkat dari sebuah komitmen dalam persahabatan hingga berujung pada kondisi harus memilih antara mempertahankan suatu hubungan atau menunda perpisahan?
IDENTITAS
702      478     3     
Short Story
Sosoknya sangat kuat, positif dan merupakan tipeku. Tapi, aku tak bisa membiarkannya masuk dan mengambilku. Aku masih tidak rela menjangkaunya dan membiarkan dirinya mengendalikanku.
Lusi dan Kot Ajaib
8358      1458     7     
Fantasy
Mantel itu telah hilang! Ramalan yang telah di buat berabad-abad tahun lamanya akan segera terlaksana. Kerajaan Qirollik akan segera di hancurkan! Oleh siapa?! Delapan orang asing yang kuat akan segera menghancurkan kerajaan itu. Seorang remaja perempuan yang sedang berlari karena siraman air hujan yang mengguyur suatu daerah yang di lewatinya, melihat ada seorang nenek yang sedang menjual jas h...
What a Great Seducer Fist Series : Mengenalmu
16691      3008     6     
Romance
Bella, seorang wanita yang sangat menyukai kegiatan yang menantang adrenalin terjebak di dalam sebuah sekolahan yang bernama Rainwood University dengan profesinya sebagai Guru BK. Bukan pekerjaan yang diharapkan Bella. Namun, berkat pekerjaan itu takdir dapat mempertemukannya dengan Rion. Salah seorang muridnya yang keras kepala dan misterius. Memiliki nama samaran RK, Rion awalnya bekerja sebag...
Babak-Babak Drama
470      325     0     
Inspirational
Diana Kuswantari nggak suka drama, karena seumur hidupnya cuma diisi itu. Ibu, Ayah, orang-orang yang cuma singgah sebentar di hidupnya, lantas pergi tanpa menoleh ke belakang. Sampai menginjak kelas 3 SMP, nggak ada satu pun orang yang mau repot-repot peduli padanya. Dian jadi belajar, kepedulian itu non-sense... Tidak penting! Kehidupan Dian jungkir balik saat Harumi Anggita, cewek sempurna...
Young Marriage Survivor
2960      1067     2     
Romance
Di umurnya yang ke sembilan belas tahun, Galih memantapkan diri untuk menikahi kekasihnya. Setelah memikirkan berbagai pertimbangan, Galih merasa ia tidak bisa menjalani masa pacaran lebih lama lagi. Pilihannya hanya ada dua, halalkan atau lepaskan. Kia, kekasih Galih, lebih memilih untuk menikah dengan Galih daripada putus hubungan dari cowok itu. Meskipun itu berarti Kia akan menikah tepat s...