"Setelah selesai membantu adik tersayang belajar, Saisa bergegas kembali kekamarnya"
Saisa, menuju jendela kamarnya dan membuka jendela itu. Saisa sering sekali duduk dijendela sambil melihat awan yang begitu indah. Saat Saisa sedih, maupun gembira Saisa selalu memandang awan biru, menurutnya itu akan memberikan Saisa ketenangan didalam hati. Tiba-tiba pada saat menatap awan di malam hari Saisa teringat semasa awal masuk Sekolah Menengah Kejuruan. Saisa yang selalu semangat dalam menuntut ilmu, di pagi hari yang cerah itu pun dia tampak ceria menyambut sekolah barunya.
Pagi itu Saisa, mengenakan seragam sekolah dengan berbagai hal aneh karena di sekolah mengadakan MOS (Masa Orientasi Siswa). Siswa baru di haruskan memakai pita dari tali rapiah, membawa coklat pink berwajah, memakai ikat pinggang dari tali sepatu, tas kardus, air darah, kaos kaki ungu-hijau, sepatu bakiak dan hal-hal yang aneh lainnya hehehe....
Saisa merasa dirinya sangat konyol dan lucu hehe... pada saat memperkenalkan diri di depan kelas sebetulnya Saisa ingin sekali tertawa terbahak bahak melihat penampilannya yang terlihat bodoh dan konyol, begitu pun dengan teman nya yang lain terlihat lucu hehe....
Semua siswa mendapat giliran maju kedepan untuk memperkenalkan diri masing-masing. Tapi entah pada saat melihat siswa laki laki yang bernama Dimas Aryo Putra, mata Saisa tak berkedib. Saisa ingin sekali tertawa melihat penampilan Dimas teman barunya itu. Karena dia berpenampilan lebih konyol dan lebih unik dari yang lainnya.
Hari pertama telah berlalu, begitu pun hari kedua dan ketiga. Masa Orientasi Siswa telah berakhir di hari ketiga. Sekaligus memutuskan jurusan masing-masing siswa. Saisa, mendapatkan jurusan Administrasi Perkantoran di Sekolahnya. Jurusan tersebut yang Saisa harapkan. Tuhan telah baik mengabulkan doa-doa Saisa.
Hari keempat tiba, Pagi itu Saisa bergegas ke sekolah dengan angkutan umum. Saisa tak pernah lupa melaksanakan Shalat Subuh setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah. Saisa selalu ingat pesan Ayah dan Ibunya “Apapun situasi dan kondisi yang di hadapi dalam hidupmu jangan pernah meninggalkan Shalat ya nak, dan jangan lupa untuk selalu berdoa”.
Oleh sebab itu Saisa, selalu menaati pesan Ayah dan Ibunya. Karena bagi Saisa, dengan berbakti terhadap kedua orang tuanya Saisa akan sukses suatu saat nanti dalam hidupnya.
Pagi itu Saisa datang tepat waktu, setelah turun dari angkutan umum Saisa menuju gerbang sekolah. Menyapa bapak satpam.
Saisa : Selamat pagi pak,
Satpam: Pagi neng, silahkan masuk
Saisa : terima kasih pak.
Saisa menuju papan pengumuman, disitu ada kertas yang tertulis "PERUBAHAN RUANG KELAS DAN DAFTAR NAMA"
Saisa, segera mencari namanya di lembar pengumuman itu. Ternyata Saisa mendapatkan Ruang kelas 10 B Administrasi Perkantoran Lantai 2. Tak di sangka Dimas pun satu kelas dengan Saisa.
Seluruh siswa telah masuk keruang kelas masing-masing dan siap untuk belajar. Bapak Wali Kelas 10 B, masuk ke ruang kelas, memperkenalkan dirinya. Panggil saja beliau dengan Pak Bimo.
Pak Bimo dengan gagahnya memperkenalkan diri dan segera melakukan musyawarah serta voting untuk menentukan siapa yang akan menjadi ketua kelas, sekretaris dan bendahara.
Hasil dari keputusan musyawarah serta voting seluruh siswa. Memutuskan Ketua Kelas 10 B Administrasi Perkantoran adalah Dimas, Sekretaris adalah Saisa dan Bendahara adalah Yuki.
Saisa, saat itu terkejut mendengar hasil keputusan tersebut. Siap ataupun tidak Saisa harus menjalankan tugasnya. Yang lebih membuat Saisa terkejut Dimas pun menjadi Ketua Kelas, yang nantinya pasti selalu bekerjasama dalam kepengurusan kelas. Sepertinya dari awal MOS, Saisa mulai senang dengan Dimas.
Bisikan hati Saisa "Suatu saat nanti mungkin kita akan menjadi teman atau sahabat atau.... hehe .... Saisa : husssssss.... hapus pikiran itu. Fokus untuk meraih masa depan.
Tiba-tiba dari arah pintu kamar ada yang ketuk ketuk. Membuat Saisa tersadar dari lamunannya sejenak.
Ibu : tok tok... Saisa
Saisa : ia ia tunggu bu, (sambil membukakan pintu kamarnya)
Ibu : Saisa, kamu sudah shalat nak?...
Saisa : Ya Ampun iaa ibu, Saisa lupa
Ibu : Yasudah segera ya
Saisa : Ia bu ini mau ambil wudhu
Ibu : Jangan tidur terlalu malam
Saisa : Ia bu.