Hari itu Saisa hanya berdiam sendiri dikamar tidurnya, seakan pandangan matanya gelap dan tanpa cahaya sedikit pun. Sambil duduk dijendela kamarnya, seketika menetes air hingga membasahi wajah dan tangannya. Rumah itu hanya terdengar isakan tangis dan tetesan air mata, sedikitpun tidak terdengar suara gembira seperti biasa didalamnya. Hilang separuh semangat Saisa, setelah mendapatkan berita peristiwa kematian ayahnya.
kring kring kring (suara telepon rumah berbunyi)
ibu lalu segera mengangkat telepon itu.
Polisi : Selamat siang, ini benar kediaman bapak Zuki?
Ibu : iya betul pak, saya istrinya. Ada apa ya pak?
Polisi : Saya dari kepolisian bu, ingin menginformasikan bahwa suami ibu, yang bernama bapak Zuki telah mengalami kecelakaan pada pukul 08.00 Wib.
Ibu : (lemas dan terjatuh tiba-tiba)
Saisa : Ibu, siapa yang telepon ?
Ibu : Mas Zuki, Dimana kejadiannya pak polisi?
Polisi : Di daerah sekitar Jatinegara
Ibu : Saya dan anak saya akan ke lokasi tersebut pak
Polisi : Baik bu, selamat siang
Saisa : Ada apa bu ?
Ibu : (dengan kaget dan terbatah- batah ibu menceritakan kepada Saisa) Dari kepolisian yang memberitahu bahwa ayahmu mengalami kecelakaan diperjalanan menuju tempat kerja, polisi sedang menyelidiki lebih lanjut ditempat kejadian. Pada saat kamu pergi melamar kerja, Susi pergi kesekolah, ayah juga berangkat kerja seperti biasa.
(ibu lalu terdiam tidak kuat menceritakan kejadian tersebut karena masih tidak percaya dengan kejadian mendadak ini. Ibu hanya terdiam dan meneteskan air mata).
Saisa : Ayahhhh (sambil meneteskan air mata) ibu ayo kita ke tempat kejadian. Itu pasti bukan ayah bu, tadi pagi ayah baik-baik saja.
Ibu : Ayo segera.
Sesampainya ibu dan saisa di tempat tujuan, Ibu Hermi tak kuat menahan air mata karena melihat jenazah suaminya berlumuran darah.
Sambil meneteskan air mata ibu Hermi bertanya kepada pihak polisi.
Ibu : Pak, apa yang telah terjadi dengan suami saya ?
Polisi : Berdasarkan informasi dari saksi mata, sepeda motor yang suami ibu pakai rem nya tidak berfungsi dengan baik. Tiba-tiba di depan jalan ada seekor kucing yang ingin menyeberang jalan pada saat itu suami ibu mencoba rem tapi tidak bisa akhirnya mengambil jalur kanan untuk menghindari kucing agar tidak tertabrak dan dibelakang motor suami ibu ada truk yang berkecepatan tinggi. Supir truk belum sempat rem secara maksimal akhirnya suami ibu terpental dan masuk ke kolong truk tersebut. Mulia sekali hati suami ibu telah menyelamatkan seekor kucing. Semoga amal ibadahnya di terima di sisi Nya.
Ibu : (hanya meneteskan air mata) Aamiin suami saya memang penyayang hewan pak,
ibu Hermi, lalu teringat dengan pesan suaminya "bu kita harus menyayangi semua makhluk ciptaan Tuhan" (saat itu ayah juga sedang memberikan seekor kucing jalanan makanan dan mengelus kepalanya dengan lembut).
Saisa : Aamiin. Ayah ga mungkin ninggalin kita secepat ini bu.
Polisi : Yang tabah bu dan adik.
Ibu : iya terima kasih pak. Saisa kamu harus kuat nak ingat pesan ayah.
Saisa ; iya bu.
Polisi : Jenazah akan kami bawa kerumah sakit untuk cek dan dimandikan.
Ibu : Saya ikut kerumah sakit itu pak.
Polisi : Baik bu.
Ibu : Ayo Saisa,
Saisa : sambil bersedih saisa menjawab, ia bu.
Pukul 12.00 Wib, jenazah Ayah Zuki telah diantar kerumahnya dan segera di sholatkan.
Susi : Ada apa itu bendera kuning dan ramai dirumah (pertanyaan susi di dalam hati). Assalamualaikum Bu, Siapa yang meninggal bu ?
Ibu : (sambil menahan air mata) Ayah mu nak,
Susi : Ayah ???... Ayah kenapa bu? (sambil meneteskan air mata).
Ibu : Ayah mu mengalami kecelakaan
Susi : gak ,,, gak mungkin ini bukan ayah bu, ini bukan ayah.
Saisa : De, itu benar ayah (sambil meneteskan air mata)
Susi : Susi yakin ka, itu bukan ayah. Gak mungkin ayah ninggalin kita secepat ini. Aku belum lulus ayahh dan ka Saisa belum wisuda. Ayah bangun ayahh..
ibu : nak itu benar ayahmu sayang. Kamu harus kuat ya sayang.
Susi : bukan ibu, itu bukan ayah (sambil menangis dan langsung pergi ke kamarnya).
“Gelap,,,,,
Hari itu pandangan mata gelap, terasa hilang separuh semangat hidup. Seseorang yang sangat berarti dalam hidup telah di panggil oleh Tuhan. Kini hanya kenangan dan nasihatnya lah yang masih terus teringat di benak ini.
Hidup, selalu di hiasi dengan indahnya tawa dan hikmahnya tangisan. Orang yang kita sayang, suatu saat nanti akan meninggalkan kita satu persatu.
Mandiri adalah kunci agar kita tak terlalu bergantung kepada orang lain . Tangguh harus kita miliki dalam setiap langkah perjalanan hidup dan Ikhlas harus selalu ada di hati.