Malam telah berlalu, bergantikan mentari yang masih malu-malu untuk menampakkan dirinya di hadapan sebagian bumi. Burung-burungpun mulai berkicau menyambut pergantian udara. Sedangkan ayam sudah mulai mengepakkan sayapnya dengan nyanyiannya, bertanda pagi telah datang. Embun yang masih melekat pada rerumputan menandakan betapa segarnya udara pagi ini. Tak lupa juga dengan dahan-dahan pohon yang meliuk-liuk mengikuti irama angin. Sangat cocok dengan hari ini.
SREEEEKK....
Bunyi gorden yang ditarik untuk memasukkan sebagian sinar matahari pagi di sebuah istana kecil milik perempuan yang masih sibuk bergelung dengan selimut tebalnya. Yang sontak menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya.
“Krystal bangun! Udah pagi juga” seru Kharis dengan mengesampingkan gorden berwarna biru laut itu.
“eunghhh... sebentar lagi kak” jawab Krystal dengan suara serak khas bangun tidurnya.
“kalau tak bangun juga, kakak akan menyeretmu ke kamar mandi”
Krystal hanya bisa mengusap wajahnya kasar sembari bangun dari tidurnya.
“oke! Sekarang kakak keluarlah” sahut Krystal dengan menunjuk ke arah pintu kamarnya.
“ya... ya... ya... kau tau? Hari ini kakak bakalan sibuk, jadi urus dirimu sendiri dengan benar oke? Dan jangan lupa beri makan beruangmu itu. Kakak pergi dulu. Bye... anak kecil” kata Kharis dengan mengacak lembut rambut Krystal sayang.
Setelah kepergian kakaknya, Krystal segera beranjak dari duduknya menuju kamar mandi dengan mata lima wattnya. Tak butuh waktu lama untuknya membersihkan diri. Krystal segera bergegas turun ke bawah untuk menyambut sarapan paginya, plus ngebangunin Gilang yang mungkin saja masih ngaret di tempat tidurnya.
“hai Krys! Ayo sarapan bersama” sapa Gilang dengan celemek yang masih melekat di badannya, sambil mengangkat semangkuk sup untuk sarapannya dan juga orang yang sedang berdiri mematung di pinggir meja makan.
“kamu yang masak semua ini?”
“heemm... kenapa? Kelihatan nggak enak banget ya?”
“bukan gitu, kan masih ada pelayan yang bisa nyiapin ini, kenapa kamu repot-repot begitu?” jawab Krystal sembari menarik kursi untuk di duduknya.
“hehehe... iseng aja mau buatin sarapan buat kita. Itung-itung latihan buat nanti jika kamu sibuk sama kehamilan kamu”
Mendengar perkataan Gilang, mendadak Krystal memerah karenanya.
“apaan sih, orang tunangan aja belum, main hamil aja”
“kalau gitu nggak usah tunangan, kita langsung nikah aja gimana?” kata Gilang lebih menggoda lagi.
“Gilang! Apaan sih. Udah kali ngomong yang enggka-enggaknya. Orang kita masih sekolah juga”
“ahahahaha... bercada kali hon, udah ah, nggak usah merah gitu. Jadi pengen ciumkan jadinya”
“Gilang!”
Gilang hanya bisa tertawa mendengar teriakan histeris dari gadis di depannya itu. Setelah bisa menghentikan tawanya, mereka segera memakan sarapan mereka yang dengan sengaja Gilang menjadi juru masaknya.
Tak lama bagi mereka untuk menyelesaikan acara sarapan mereka. Yang dilanjutkan dengan mengemas baju-baju Gilang, karena hari ini merupakan hari kepergian Gilang dari mansion keluarga Rayzel.
“aku antar ya... sekalian pengen ketemu sama tante Sonya”
“cie... mau ngunjungin mertuanya ni yeee...”
“Gilang berhenti nggak!”
“aku dari tadi nggak kemana-mana honey, kamu tenang aja aku bakalan stay di hati kamu kok” balas Gilang dengan mengedipkan sebelah matanya genit di sertai senyum menggodanya.
“berhenti godain aku Gilang!”
“hahaha... iya deh. Abisnya aku suka banget sama pipi kamu yang merah kaya gini” katanya sambil menoel pipi Krystal gemas.
“ish... apaan sih, udah ayo cepetan berangkat keburu panas ntar” balas Krystal berusaha menghentikan gombalan Gilang karena ia yakin pipinya sudah semerah kepiting rebus sekarang ini.
“iya... iya... yang udah nggak sabar ketemu sama mertua tersayangnya”
“Gilang!” seru Krystal kesal.
“hahaha... iya iya... maaf hon. Kita berangkat sekarang” kata Gilang dengan merangkul pundak Krystal sayang.
Sejujurnya Gilang sendiri tak pernah membayangkan jika dirinya bisa sedekat ini dengan Krystal. Mengingat sifat Krystal di awal yang terlampau dingin melebihi kutub utara. Ia juga awalnya hanya ingin menggoda gadis tersebut, namun yang terjadi malah ia sendiri yang tertarik dengan pesona Krystal. Sungguh menyenangkan.
Setelah saling bertukar senyum, mereka segera melangkahkan kakinya ke pintu utama dengan koper Gilang yang dengan setianya di bawa oleh orang Krystal yang bisa di sebut dengan bodyguard. Menilik dari badannya yang besar dan kekar. Serta tak lupa dengan pakain serba hitamnya.
“ntar kalau kangen VC aja ya... nggak usah ragu-ragu kaya remaja labil”
“apaan sih, palingan juga kamu yang bakalan kangen sama aku duluan” jawab Krystal enteng sembari mengejek Gilang yang sedang duduk dengan tenang di belakang kemudi yang masih setia menghadap Krystal.
“hahaha... kita berangkat honey?” Krystal hanya menjawabnya dengan anggukan senangnya bertandakan senyum yang tak memudar dari bibirnya. Yang di balas dengan manis oleh Gilang dengan mengacak rambut Krystal gemas. Mereka harus segera bergegas karena mereka akan mampir ke suatu tempat terlebih dahulu untuk kejutan yang akan mereka berikan kepada seseorang nantinya.
Sedangkan Kharis sudah bersiul senang di dalam perjalanannya menuju rumah Seira. Ia berencana untuk mengikat Seira hari ini. Ia bahkan belum bilang ke keluarganya masalah ini. Seakan ia lupa bahwa ia masih memiliki Krystal di masion, meskipun kedua orang tuanya berada jauh darinya.
Tak membutuhkan waktu lama bagi Kharis untuk sampai di tempat tujuannya. Ia segera merapikan pakaiannya juga mengambil sebuket bunga mawar yang ia beli tadi saat melewati toko bunga. Ia berharap dengan begini Seira akan seutuhnya menjadi miliknya dan juga tak akan pergi meninggalkannya lagi. Tak perduli apapun itu.
Tanpa basa basi Kharis segera memencet bel rumah yang berada di hadapannya itu dengan senang hati. Di bunyi ke tiga baru pintu itu terbuka. Menampilkan sesosok wanita dengan baju ala kadarnya juga rambut yang sedikit menampilkan ubannya dengan di kuncir bawah. Mungkin pembantunya. Itulah yang terlintas di pikiran Kharis.
Tak mau buang waktu lagi ia segera menyampaikan tujuannya kemari dengan sopan.
“maaf, apa Seiranya ada?”
“kalau boleh tahu mas ini siapa ya?”
“saya Kharis, temennya Seira. Apa Seiranya ada di dalam?”
“oh... maaf mas, non Seiranya udah pergi dari pagi tadi”
“pergi? Kemana? Dan juga dengan siapa dia pergi?” tanya Kharis heran.
“masalah itu saya kurang tau mas, soalnya non Seiranya di sini Cuma tinggal sendiri sama pelayan-pelayannya”
“kalau begitu saya permisi dulu bi, maaf mengganggu waktu bibi”
“tidak apa-apa mas”
Kharispun bergegas pergi dari sana mencoba mendatangi tempat-tempat yang mungkin di datangi sang kekasih. Mulai dari resto milik keluarga Seira di sini, taman dekat komplek, cafe tempat biasa yang sering mereka kunjungi, bioskop gratis,bahkan sampai mall sekaligus sudah ia telusuri. Tetapi nasib baik sedang tak memihak dirinya.Kharis tak menemukan Seira di segala tempat.
Tak kehabisan akal, ia segera menyuruh anak buahnya untuk menemukan koordinat Seira saat ini. Jika memang tak ketemu dalam waktu sepuluh menit, ia baru akan menghubungi adiknya.
“cepat cari dimana Seira Dhe Loyard sekarang berada. Saya nggak mau tau kalian menggunakan hacker atau apapun itu. Yang terpenting Seira ketemu dalam waktu sepuluh menit. Kalau tidak kalian semua saya pecat. Mengerti” kata Kharis lirih tetapi tajam dan dingin.
Ia akan istirahat sejenak di sini selama sepuluh menit, karna memang ia tak boleh gegabah dalam hal ini. Jika memang dalam waktu itu tak tertemukan juga, baru ia sendiri yang akan bertindak. Jika memang tak menemukan juga, lebih baik ia tak merasakan bangsatnya dunia ini lagi.
Tepat sepuluh menit kemudian, handphonenya berdering menampilkan nama orang suruhannya tadi. Dan tanpa basa basi ia langsung mengangkatnya.
“bagaimana?” tanya Kharis tak sabaran.
“m... maaf sir, kami tak berhasil menemukan letak nona Seira karena semua akses tentangnya sudah ditutup sejak tadi malam”
“shit! Kalian semua saya pecat!”
Setelah mengucapkan itu, Kharis segera memutar balikkan mobilnya, kembali menuju ke kediaman Seira dengan kecepatan max. Tempat di mana ia berharap suatu keajaiban terjadi. Ia tak perduli, apapun yang terjadi, ia harus segera menemukan Seira. Ia tak akan bisa bernafas dengan tenang jika sang pujaan hati tak bisa ia temukan.
Di lain sisi
Sesampainya di mansion keluarga Katria, Krystal langsung disambut hangat oleh para pelayan di sana yang memang sudah mengenal Krystal lama. Tak lupa juga dengan Sonya yang sudah siap di ruang tamunya dengan beberapa kue di meja.
“sayang! Selamat ya.... atas keberhasilanmu, tante nggak nyangka bahwa anak tante yang satu ini sehebat itu” kata Sonya setelah memeluk calon matunya itu dengan sayang. Mengabaikan Gilang yang masih sibuk mengurusi koper-kopernya.
“ish... mami gimana sih, bukannya nyambut sama bantu anaknya dulu malah main serobot Krystal aja. Sebenarnya yang anak mami itu Gilang atau Krystal sih” kata Gilang kesal.
“ya kamu lah. Tapi mami udah bosen sama kamu. Jadi ya Krystal aja yang saat ini jadi anak mami” perkataan Sonya tadi langsung dibalas dengan kekehan kecil dari Krystal yang sukses membuat Gilang bertambah cemberut.
“mami bener tuh. Aku juga udah bosen sama kakak. Pengen punya kakak perempuan aja. Biar ntar bisa aku ajak curhat-curhatan” sahut suara gadis yang sedang menuruni tangga dengan pakaian rumahnya.
“heh, anak kecil dilarang ikut-ikutan” jawab Gilang yang sudah duduk di samping Krystal.
“ih... mi, lihat tuh! Masa Angel dikatain anak kecil”
“emang benerkan? Orang sweet seventeen aja belom, sok-sokan nggak mau dikatain anak kecil”
“tapikan tujuh bulan lagi aku tujuh belas tahun!” sahut Angel kesal.
“Gilang! Angel! Ntar aja deh berantemnya. Kita makan dulu, udah waktu makan siang juga kan?” lerai Sonya.
Baru juga Krystal beranjak dari duduknya, handphonenya bergetar menampilkan nama Kharis di sana. Dan tanpa buang waktu ia segera mengangatnya.
“hallo, kenapa kak?”
“Krys, kamu tau Seira dimana? Dari tadi kakak telfon nggak di angkat-angkat”
Krystal mengerutkan dahinya sejenak mendengar suara Kharis yang terdengar ngos-ngosan dan juga panik tak karuan. Sontak iapun meminta ijin kepada Sonya untuk berbicara terlebih dahulu dengan kakaknya. Sedangkan Gilang sudah berlalu menaruh kopernya ke dalam kamarnya.
“emang di rumahnya nggak ada? Aku nggak lagi sama Seira soalnya”
“issh... kalau gitu dia kemana coba” kata Kharis denan frustasinya. Mendengar itu, Krystal segera mengeraskan air mukanya.
“kakak dimana sekarang?” tanya Krystal sudah mulai dalam mode dinginnya.
“kakak di depan rumahnya Seira”
“kakak pulang aja sekarang biar Ryry yang nyelesaiin masalah ini” kata Krystal dengan wajah datar dan dinginnya. Sampai kapanpun ia tak akan pernah membiarkan kejadian dulu terulang lagi di masa sekarang.
Setelah mematiakan sambungannya dengan Kharis, Krystal segera pergi ke dalam ruang makan mansion Gilang yang sudah ada Angel, Gilang dan juga Sonya di sana.
“maaf ya tan, Krys harus pulang sekarang. Ada urusan soalnya. Sekali lagi maaf ya tan” kata Krystal dengan lembutnya sembari mencium punggung tangan Sonya.
“aku antar. Mi, Gilang pergi dulu sama Krystal. Ayo Krys” kata Gilang sembari menyambar kunci motor yang memang sudah ia taruh di meja makan untuk mengantar Krystal.
Setelah berpamitan dengan keluarganya, Gilang dan juga Krystal segera melesat menjauhi istana keluarga Katria dengan perasaan yang tak tergambarkan. Cemas, resah, marah, kesal, semua bercampur menjadi satu dalam benak mereka.
Namun di tengah perjalanan, Krystal kembali mendapat panggilan dari Kharis yang entah apa lagi sekarang.
“Lang pelanan. Kakak manggil” kata Krystal sedikit berteriak karena Gilang yang mengendarai motornya tanpa kenal rem.
Setelah merasa Gilang sedikit mengurangi kecepatannya. Krystal segera mengangkat panggilan dari kakaknya tersebut. Karena ia yain 100% Kharis pasti sedang frustasi tingkat maksimal sekarang.
“Krystal! Kamu jangan main petak umpet sama kakak. Plis balikin Seira sama kakak Ry. Kakak yakin pasti kamu sama Lascrea nyembunyiin Seira kan buat ulang tahun kakak? Kalian tak perlu sampai segitunya untuk buat kakak terkejut. Jadi sekarang kembaliin Seira hemmm? ” kata Kharis dengan nada tinggi yang kemudian melemas pada kalimat kedua dan seterusnya, ia bahkan sudah mulai gila dengan asumsi dan yang ia katakan itu.
“aku nggak lagi main petak umpet sama kakak! Aku juga lagi nyari Seira sekarang. Jadi kakak tenang aja di sana. Jangan sampai kakak ngelakuin hal bodoh yang bikin aku pingin ngebunuh kakak!” jelas Krystal dengan kesalnya.
“dia nggak ada Ry... dia nggak ada” kata Kharis lagi dengan terisak.
“berhenti kak. Aku mohon berhenti. Kakak percaya sama aku. Aku bakalan balikin Seira sama kakak” kata Krystal berusaha meyakinkan kakaknya yang entah sedang berada di mana.
Ya... Kharis sangat mencintai Seira melebihi dirinya sendiri. Ia tak akan pernah menangis untuk apapun selain untuk keluarganya dan juga gadis yang sekarang hilang entah kemana. Gadis itu sukses memporak porandakan dunia, perasaan, bahkan tubuh Kharis sekalipun.
“Lang putar balik, kita ke rumah Lascrea” kata Krystal tajam.
Sebelum itu, Krystal segera mengirim pesan kepada orang-orangnya untuk mencari keberadaan Seira. Ia tak habis fikir, kenapa gadis itu sungguh hoby untuk menghilang sih?!
“lebih baik kamu hubungin Lascrea dulu deh Krys, biar nggak buang waktu jika nanti dia tak ada di rumah”
Mendengar itu, Krystal kembali menatap benda segi empat itu lagi, mencari nama kontak yang selama ini tak pernah ia hubungi. Tak butuh waktu lama untuk panggilannya di jawab oleh sang punya nomor.
“dimana lo” kata Krystal tajam tanpa basa basi. Karena sungguh ia tak punya waktu banyak sekarang.
“gue dimana itu bukan urusan lo ya! Dan satu lagi lo ng-“
“DIMANA LO SEKARANG!” kata Krystal marah menyela perkataan Lascrea.
“taman”
Setelah mendengar jawaban itu. Krystal segera menyuruh Gilang ke taman yang beruntungnya belum mereka lewati.
Krystal segera berlari mengelilingi taman itu setelah sampai di sana. Ia bahkan tak memperdulikan tatapan orang-orang yang melihatnya dengan tatapan yang entahlah...
Setelah menemukan objek yang ia cari, Krystal segera mendatanginya dengan amarah yang menggebu-gebu.
“lo sembunyiin dimana Seira” kata Krystal tajam sembari membalik bahu Lascrea kasar.
“heh! Lo apa apaan sih”
“lo bilang apa lagi sama Seira hah?! Belum cukup sama yang lo lakuin dulu hah?!” kata Krystal yang sudah hilang kendali.
“maksud lo apa sih?! Dan gue nggak terima ya... lo bawa bawa masa lalu di sini!”
Melihat perdebatan itu, Gilang sontak membawa Kelvin sedikit menjauh dari sana tanpa menghilangkan penlihatan mereka dari dua objek yang sepertinya saling terlibat salah paham.
“Seira hilang Lascrea! Lo tau nggak!” kata Krystal dengan menggebu-gebu.
“ah... tentu aja lo nggak bakalan tau dia dimana. Secara lo nggak pernah peduli sama dia” sambung Krystal dengan nada mengejeknya.
“Krystal! Jaga omongan lo!” seru Lascrea tak terima.
“apa? Lo nyuruh gue jaga omongan gue? Harusnya lo yang jaga mulut lo! Jangan bicara ke sembarang orang!”
“Dan gue nggak mau tau. Pokoknya Seira harus balik sore ini. Kalau enggak, gue sendiri yang bakalan buat lo menderita” kata Krystal yang langsung pergi dari sana, meninggalkan Lascrea yang masih mengatupkan rahangnya menahan emosi dan juga rasa bersalahnya yang kembali menyeruak.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1