Hari ini adalah hari kebebasan sementara bagi anak-anak SMA ELLATIS. Tiga hari sudah lebih dari cukup bagi mereka untuk melonggarkan otak mereka.
"Krys, kita berangkat sekarang ya. Mobilnya udah siap di depan" kata Gilang saat berada di dalam lift bersama Krystal hanya mereka berdua.
Sedangkan Krystal hanya menanggapinya dengan anggukan singkat. Hari ini ia akan sedikit berbaik hati kepada orang yang mau bicara atau apapun itu selama dalam batas wajar untuk merayakan keberhasilan yang ke sekian kalinya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit akibat macet, mereka akhirnya sampai di mansions keluarga Rayzel. Gilang dengan telaten membantu menurunkan koper milik Krystal dan membawanya.
Sebenarnya ini merupakan salah satu hal yang ia gunakan untuk bisa bertemu dengan mom dan dad Krystal. Karena kalau tidak, ia yakin ia akan langsung disuruh Krystal untuk balik ke kediamannya.
"mom dad! Krystal pulang!" teriak Krystal saat berada di ruang tengah yang tak terdapat siapapun di dalamnya.
"hey dear, nggak usah teriak teriak oke" jawab mommy Krystal dengan berjalan ke arahnya.
"dady mana mom?"
"dad masih di kantor sayang. Hey Gilang, gimana kabar kamu? Apa Krystal masih dingin denganmu?"
"baik tante. Yeeaah... seperti yang tante lihat"
"hey, kalau kalian ingin membicarakanku, tunda sampai aku masuk kamar oke? Jangan pernah membicarakanku ketika aku masih berada di dekat kalian. Dasar"
"kau tak perlu kesal sayang, mommy hanya bercanda. Lebih baik kalian duduk dulu, kita lanjutin setelah makan siang"
"oke tan, aku juga sudah lelah berdiri sejak tadi" jawab Gilang dan langsung berjalan ke arah sofa di dekatnya.
"mom, aku naik dulu"
"ya sayang. Cepatlah turun dan temani Gilang, kasihan dia kalau tak kamu temani, nanti jadi patung berjalan lagi. Hahaha...."
"kau ini ada ada saja mom"
Semua berjalan seperti biasa, terkecuali sikap Krystal. Entah kenapa Gilang merasa ada yang beda dengan diri calon tunangannya itu.
"tante, Gilang pamit pulang dulu ya, mama udah nunggu di rumah soalnya" kata Gilang saat sudah berada di hadapan mommy Krystal yang berada di dapur.
"yaaah... padahal mom pengen kita makan siang bersama nanti"
"kapan kapan aja ya tan, nanti aku ajak mama sekalian"
"baiklah kalau begitu, kamu nggak mau pamitan sama Krystal dulu?"
"nggak usah tan, takut ganggu. Ya udah aku pulang dulu tan. Salam buat kak Kharis dan om Romy"
"iyha, hati hati"
Setelah kepergian Gilang, tak lama kemudian Krystal turun dengan santainya dari lantai atas.
"mom, Gilang kemana?"
"udah pulang. Kamu sih kelaman"
"ya syukur deh, jadi nggak nambah nambahin porsi makan"
"dasar kamu ini"
******
"Gilang, kenapa baru sampai?" tanya mama Gilang yang berada di ruang tamu dengan majalahnya.
"tadi mampir ke tempat Krys dulu ma,"
"benarkah? Lalu kenapa pulang sekarang? Bukannya nanti sehabis makan siang?"
"mama ini gimana sih, bukannya tadi mama yang nyuruh Gilang cepet pulang? Lah giliran udah pulang malah di suruh pulang nanti aja"
"ya... kan mama nggak tau kalau kamu di rumah besan"
"besan apaan coba, orang calon mantunya aja belum sepenuhnya setuju"
"ya kamu bikin setujulah"
"udah ah, Gilang capek, Gilang ke kamar dulu ya" putus Gilang akhirnya sebari berjalan menaiki tangga menuju kamranya. Dan tak butuh waktu lama untuknya dapat pergi ke alam bawah sadarnya.
****
Entah kenapa hari ini Gilang sangat ingin ke kediaman Krystal. Entah itu karena rindu atau tidak. Sesampainya di depan pintu besar milik calon tunangannya itu, ia langsung di sambut hangat oleh para bodyuard serta maid di sana.
"apa Krystal ada di dalam?"
"ya tuan, nona Krystal sedang berada di kamarnya" jawab salah satu maid.
Tanpa pikir panjang, Gilang segera melangkahkan kakinya menuju lantai atas, dimana tempat kamar Krystal berada. Namun anehnya ia tak melihat mom and dad Krystal. Mungkin mereka sedang di kantor. Secara pemilik mansions ini adalah pemilik perusahaan raksasa se asia.
Tanpa basa basi Gilang langsug saja membuka knop pintu kamar di deepannya. Dan apa yang ia lihat saat ini? Ia sungguh tak bisa percaya jika Krystal bisa melakukan hal seperti itu, terlebih lagi bersama Kelvin.
Yaaa.... mereka sedang berciuman dengan panasnya. Saling memagut satu sama lain, bahkan saling meraba yang semakin membuat Gilang kesal plus jijik. Mereka tak menghiraukan keadaan sekitar karena termakan nafsu mereka. Dan itu membuat Gilang hilang kesadaran. Dengan sekali hentak, ia dapat menyingkirkan tubuh Kelvin yang berada di pinggir ranjang Krystal.
"Krys, kamu apa apaan sih? Apa maksud semua ini?!"
"hei!! Kamu yang apa apaan, kamu tau? Kamu mengganggu kesenanganku saat ini"
"apa? Kesenangan?"
"ya.... kami sudah resmi berpacaran kemarin. Dan lo nggak ada hak lagi buat rebut Krystal dari gue" jawab Kelvin sembari berdiri dan menghampiri Krystal yang masih duduk di pinggiran ranjang.
"heh! Apa maksud lo? Gue calon tunangan Krystal. Dan yang nggak ada hak itu lo bukan gue!"
"calon tunangan? Kamu pikir aku bakalan diam ditempat tanpa melakukan sesuatu? Ingat ya Gilang Vans Katria, acara pertunangan itu sudah resmi batal. Apa kau tak diberitahu keluargamu? Kalau begitu pulang dan tayakan kepada mereka"
"Krys, ada apa denganmu? Bukankah waktu itu kamu tak bisa membatalkan pertunangan ini?" tanya Gilang dengan tak percayanya.
"kau sangat cerewet ternyata"
"kau tau Krys, aku tak akan pernah melepaskanmu dan membiarkan dia memilikimu. Karna kamu hanya untukku bu-"
Byuuuur....
*****
"hyaaaa.... kenapa disiram Krys!" kata Gilang sembari bangun dari alam bawah sadarnya.
"bangun Gilang!!!" teriak mama Gilang yang menyadarkan Gilang seratus persen dari mimpinya.
"Maaaa! Apa bener pertunangannya di batalin? Kenapa mama nggak bilang ke aku sih?!"
"kamu ini bicara apa sih? Ngapain mama batalin pertunangan kalian! Makanya kalau mau tidur itu mandi dulu"
Mendengar hal itu, Gilang akhirnya menghembuskan nafas leganya.
"untung cuma mimpi, awas aja kalau beneran. Bakal gue cincang tu si satuan suhu" gumam Gilag tanp menghiraukan kebradaan mamanya.
"ngomong apa sih? Udah sana cepet mandi! Kita makan malam sama sama"
"ha? Makan malam? Emang udah malam ya ma?" kat Gilang dengan bodohnya sembari melihat ke arah jendela.
Pletak
"dasar! Cepetan sana mandi, kalau kamu nggak turun dalam waktu lima menit, kamu nggak bakalan dapet makan malam hari ini"
"mama sadis amat sih sama anak sendiri. Ya udah Gilang mandi dulu, mama keluar gih, kasihan papa tuh di tinggal sendiri" jawab Gilang sembari berjalan ke arah kamar mandinya. Sedangkan mamanya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak pertamanya iu.
"oh iya ma, Gilang mau acara pertunangannya dipercepat ya, Gilang ngak mau ambil resiko" katanya kembali saat sudah berada di depan kamar mandi.
"kenapa tiba-tiba?"
"yaaa... pengen aja. Emang mama nggak mau cepet punya mantu?"
"apa kamu ingin menikah muda?"
"mama ini apaan sih, ya nggak gitu juga ma, hanya saja Gilang pengen acara pertunangannya diajuin aja. Kalau perlu saat kami naik ke kelas dua belas"
"oke, mama bakal usahain. Apa Krys sudah setuju?"
"dia akan setuju denganku. Jadi mama tenang saja. Sudah ah.. Gilang mandi dulu"
"baiklah, kalau begitu cepatlah"
Putus mereka sebelum melakukan aktivitas mereka masing-masing.
*****
Pagi ini dengan semangatnya Gilang menuju ke kediaman Krystal. Apalagi dengan cuaca yang mendukung, tentu saja membuatnya tambah bersemangat.
Setelah semua rapi di badannya yang menggunakan kemeja dengan ujungnya yang ditekuk sampai siku, dan juga celana jins selutut yang membuatnya semakin bersinar pagi ini. Iapun segera turun untuk melaksanakan tujuannya.
"ma! Gilang pergi dulu"
"iya hati-hati. Kalau bisa ajak Krystal main ke sini!" balas mamanya yang masih berkutat di dapur dengan bahan-bahan untuk membuat kue.
Setelah mendengar ijin dari sang mama. Gilang segera berjalan kebagasinya, dimana mobil sport kesayangannya berada. Ia sangat kangen dengan mobilnya itu, setelah lama ia tak menyentuh keayangannya itu seujung kukupun.
"bagaimana kabarmu manis? Apa kau juga rindu padaku?" kata Gilang saat sampai di depan mobil sport berwarna hitam mengkilat. Ia bahkan tak segan-segan untuk mengelusnya.
"aku tau kau juga rindu padaku. Jadi kita akan hangout seharian penuh hari ini. Jadi bersiaplah oke?" lanjutnya dengan memasuki pintu mobilnya itu dengan semangat.
Gilang melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata karna memang ia tak ingin ada apa-apa dengannya saat tiba di kediaman sang tunangan nanti. Terlebih lagi ia juga masih rindu dengan benda yang dikendarainya itu.
Setelah beberapa menit, ia akhirnya sampai di kediaman besar keluarga Krystal. Ia sudah tak sabar untuk mengajak sang tunangan jalan-jalan. Seperti biasa, pintu gerbang mansions akan terbuka otomatis jika itu Gilang yang datang. Tak hanya sampai di situ, sesampainya ia di depan pintu utama tempat tersebutpun akan terbukasecara otomatis dan juga elegannya.
"eh.. Gilang, kenapa datang nggak bilang-bilang dulu?" tanya mom Krystal yang langsung menutup majalah yang dipegangnya dan beranjak ke arah Gilang.
"ah... Gilang sengeja tan"
"pasti Krystal kan?"
"hahaha... iya tan. Gimana kabar tante?" balasnya dengan memeluk mom Krystal sayang.
"baik sayang. Ya udah, kalau mau ketemu Krystal langsung ke kamarnya aja, biar tante ambil cemilan dulu buat kalian"
"eh.. nggak usah repot-repot tan, ini juga Gilang mau ngajak Krystal keluar jalan-jalan aja sih" jawabnya dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"ooo... kalau gitu biar tante buat minuman aja"
Setelah melihat mom Krystal berlalu ke arah dapur, Gilang segera melangkahkan kakinya ke lantau dua. Di mana kamar Krystal berada. Dan tak sulit untuk menemukannya.
Tok... tok... tok...
"masuk nggak dikunci!"
Gilangpun melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Krystal setelah menghembuskan nafas groginya.
"ada apa?" tanya Krystal mendahului sembari beranjak utuk duduk senderan di kepala ranjangnya.
"nggak ada apa-apa, Cuma mau ngajakin jalan. Maukan?"
"kemana?"
"kemanapun kamu mau princes"
"oke, setuju! Kemanapun aku mau. Tunggu di bawah aja, aku mau ganti baju dulu" jawab Krystal dengan gampangnya.
Gilang yang mendengar jawaban itu langsug tersenyum senang. Terlebih lagi melihat ekspresi Krystal yang tak terlihat keberatan sama sekali. Sebelum Krystal merubah pikirannya, Gilang segera bergegas turun ke ruang tamu. Diamana mom Krystal yang sudah duduk manis dengan dua minuman di mejanya.
Enak ya... jadi nyonya orang kaya, tiap hari kerjanya santai mulu batin Gilang ngelantur.
"Gimana Lang? Krystla mau?"
"iya tan, Krys mau"
"bagus deh. Kalau begitu yang lancar ya... biar perjodohannya nggak ada kata gagal"
"tante tenang aja, Gilang nggak akan lepasin orang yang Gilang sayang dan cinta. Apalagi sudah di depan mata"
"syukur deh kalau kamu mikirnya gitu"
"mom, aku pergi dulu ya" pait Krystal dengan menycium pipi momynya sayang.
"iya, hati-hati, pulangnya jangan kemaleman"
"baik tan. Kami pergi dulu" sambung Gilang dengan mencium tangan momy.
Setelah berpamitan, mereka segera berjalan menjauh dari mansions dengan kecepatan rata-rata. Gilang sangat ingin mengabadikan momn ini dan ditunjukkkan ke mamanya, sebagai bukti bahwa Krystal akan menerimanya dengan sepenuh hati.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1