Part 3
Setelah sampai di depan gerbang, Krystal segera menghubungi Kharis. Tidak biasanya Kharis terlambat jika ia bilang ingin menjemput Krystal.
Belum sempat Krystal menekan kontak kakaknya, sudah ada klakson mobil yang berbunyi di depannya.
Tanpa buang waktu lagi, Krystal segera masuk ke dalam mobil itu.
"kok kakak tau kalau aku pulang cepat, tau dari mana?" Tanya Krystal setelah selesai memasang setbleatnya.
“apa sih yang nggak kakak tahu" jawab Kharis dengan cengiran andalannya.
"hiiisst nyebelin"
"langsung ke mansion saja ya?"
"terserah kakak saja, kan kakak yang nyetir bukan aku"
Setelah percakapan singkat itu, Kharis segera melajukan mobil sportnya membelah jalanan yang tak pernah sepi.
Tak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di halaman sebuah mansion yang begitu besar, bahkan halamannya saja sangat luas.
"mommy!" teriak Krystal ketika sudah berada di ruang tamu.
"nggak usah teriak bisa kali, di sini itu nggak hutan" jawab Kharis dengan jas di tangan kirinya.
"iya iya..."
Tak lama kemudian terdengar jawaban dari Dela agak keras.
"iya sayang, mommy disini"
Mendengar itu, Krystal segera berjalan ke arah dapur, menemui mommy tercintanya. Sedangkan Kharis lebih memilih menuju kamarnya untuk merebahkan tubuhnya.
"mommy masak apa?" Tanya Krystal dengan memeluk Dela dari belakang.
Beginilah kehidupan seorang Krystal Di Rayzel, ia akan menghangat di lingkup mansion, dan dingin saat di luar mansion.
Berbeda dengan kakaknya Kharis Di Rayzel. Kharis sangatlah hangat kepada semua orang, sikap ramahnyalah yang membuat kaum hawa banyak mengejar ngejarnya selain dengan wajah tampannya itu. Otaknya juga tak beda jauh dengan Krystal, Kharis jenius dalam bidang apapun, terutama bidang olahraga.
"mom, hari ini dad pulang cepat atau tidak?"
"kenapa emang kalau pulang cepat?
ya nggak kenapa kenapa, Cuma nanya aja"
"kamu ganti baju dulu gih, nanti langsung ke ruang makan aja jangan lupa kakak kamu ajakin juga"
"siap mom" jawab Krystal sambil hormat kepada Dela.
Akhirnya, Krystalpun segera menuju kamarnya yang tepat berada di depan kamar kakaknya, berada di lantai dua.
Sebelum kembali ke meja makan, Krystal memeriksa handphonenya yang sedari tadi tak di bukanya. Alhasil tidak terdapat notifikasi apapun kecuali bbm terhubung.
Beginilah hidup jika kita tak mempunyai teman maupun sahabat.
"Krys, ayo makan siang dulu"
"eemh? Iya kak" jawab Krystal yang masih berbaring di tempat tidurnya.
Melihat adiknya yang sedikit lesu, Kharis akhirnya menyusul di tempat tidur Krystal.
"ada apa sih, sampai sampai mukanya ditekuk gitu? Ada masalah apa hem? Biar kakakmu ini yang nyelesaiin" kata Kharis membanggakan dirinya sendiri.
"emmhh nggak ada apa apa kok kak, kakak santai aja" jawab Krystal dengan beranjak untuk mendudukan dirinya.
"kakak tau kamu itu sebenarnya kesepian, bosan, dan pengen jalan jalan kayak temen kamu yang lain. Jadi kamu nggak perlu sungkan untuk minta ke kakakmu ini semua yang kamu mau. Kakak bakalan usahain supaya keiinginan kamu terpenuhi" jawab Kharis dengan membelai lembut rambut Krystal.
"huuuuft kakak, aku bener bener nggak pa pa. jadi jangan berfikiran seperti itu lagi ok?" kata Krystal dengan berusaha menyembunyikan wajah setujunya.
"terserah kamu deh. Udah aht, ayo turun kasihan mommy udah nungguin lama"
****
Pagi menyapa, memperlihatkan keindahannya yang jarang-jarang di nikmati oleh setiap orang yang sibuk dengan urusan diniawi mereka.
"Krys bangun! kamu mau bareng kakak nggak?" kata Kharis dengan mematikan alarm Krystal yang berbunyi menunjukan angka 06.00.
Menyibak sedikit gorden yang menutupi kamar Krystal dari pemandangan luar.
"eeuuungh ya kak" jawab Krystal dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"kalau iyha, sekarang kamu bangun dan cepat pergi mandi"
Tak lama kemudian Krystal akhirnya bangun dari tidurnya, yaaa... Meskipun masih dalam keadaan mata tertutup.
Karena terlalu hafal dengan letak dan tata ruang kamarnya, Krystal berjalan mengarah ke kamar mandinya dengan mata yang masih tertutup rapat.
Kharis yang melihat perilaku adiknya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
Setelah dirasa siap, Krystal segera pergi menuju meja makan dengan membawa tas punggungnya.
"kak, ayo pergi!"
"kemana? Sarapan aja belum" jawab Kharis tanpa mengalihkan pandangannya dari sehelai roti tawar yang sedang ia olesi selai coklat.
"astaga kakak, ini itu aku udah telat banget. Nanti kakak makan di kantor kakak kan bisa"
"telat apanya, baru juga jam setengah tujuh" jawab Kharis sembari memakan rotinya dengan santai.
"haaiissh iya iya Krystal makan dulu, tapi nanti kalau telat, kakak yang tanggung jawab!"
Yang diajak bicara hanya menganggukan kepalanya pelan seolah lebih peduli dengan roti selainya. Membuat Krystal bergumam tak jelas.
Setelah selesai sarapan dan berpamitan dengan Dela dan Romy, merekapun segera berangkat ke SMA ELLATIS.
Dengan berangkat dari rumah jam tujuh kurang seperempat. Padahal jarak tempuh dari rumah Krystal ke sekolahnya membutuhkan waktu lebih dari lima belas menit.
"kakak ini semua salah kakak! Kan sekarang aku jadi telat tiga menit"
"astaga... baru juga telat tiga menit, sekali kali emas sekolah telat, biar bisa ngrasain rasanya dihukum itu kayak gimana" jawab Kharis yang justru malah memojokan Krystal.
"kakak...." Rengek Krystal tak terima.
"udah ah kamu turun gih, emang mau lebih telat lagi hem?"
"hiiisssh kakak nyebelin" kata Krystal dengan membuka pintunya.
"selamat atas hukumannya ya jangan lupa fighting!!" kata Kharis dari dalam mobilnya dengan tawa meledeknya.
Krystal segera pergi kedalam sekolahnya, untung saja gerbang sekolah belum ditutup, jadi dia masih bisa untuk masuk ke dalam, meskipun nanti ia harus menerima pembukaan terlebih dahulu.
Dan perlu di ingat bahwa hari ini sangat bersejarah bagi Krystal, karena untuk yang pertama kalinya ia akan mendapatkan pembukaan berupa hukuman.
"huuuufft aman, untung nggak ada yang jaga" kata Krystal lirih dengan mengusap lembut dadanya.
"hei ngapain di situ?! Sini!"
Mendengar ada yang memanggilnya, Krystal sontak membelalakan matanya saking terkejutnya.
"Matilah gue..." kata Krystal dengan lirih.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1