Part 1
KRYSTAL. Gadis berambut hitam ke coklat-coklatan itu, sedang berjalan dengan santai menuju kelasnya. Dengan headset menancap sempurna di kedua telinganya.
Sesekali ia menscrol benda persegi panjang itu dengan ibu jari kanannya. Tak sedikit pula orang yang memandang gadis itu dengan kagum juga memuja. Terutama kaum hawa. Sedangkan kaum adam memandang gadis itu dengan tatapan lapar mereka.
"hai Krys..." sapa salah satu gadis yang juga sedang menatapnya kagum.
Tetapi gadis itu tak merespon apapun,ia justru makin sibuk dengan benda persegi panjangnya itu.
"kamu ngapain sih? Udah tau dia orangnya cuek, ngapain masih disapa juga?!" bisik gadis lain yang berada di sebelah gadis yang menyapa Krystal tadi.
Krystal hanya berdecih mendengar perkataan gadis tadi.
Dia kira gue tuli apa? Batin krystal.
Namun krystal hanya berpura-pura tidak mendengarnya dengan terus menuju kelasnya. Dia juga bukan tipe orang yang akan mencaci maki orang yang menghina dan juga membicarakannya di belakang.
Sampailah ia di ruang bertuliskan "R.UNGGULAN". oke, kenapa dia tidak di kelas IPA, IPS, atau BAHASA? Padahal dia sekolah di SMA. Jawabannya adalah karena ia termasuk siswa pengharum nama sekolah.
Oleh karena itu ia masuk dalam kelas unggulan, tidak sembarang orang dapat memasuki kelas dan juga ruang itu, karena hanya murid pilihanlah yang bisa memasuki ruang itu dengan seenak hati mereka.
Disana juga tidak seperti ruang kelas lainnya, di kelas itu setiap bangku hanya untuk satu orang, jadi mereka tidak punya yang namanya teman sebangku.
Mereka hanya punya teman sebelah. Itupun tidak semua murid mempunyainya, contohnya Krystal, ia tidak memiliki teman sebelah karena di sebelah kiri adalah tembok, sebelah kanan hanya ada bangku kosong, tidak ada yang ingin menempati bangku itu, mereka lebih memilih duduk di belakang daripada di sebelah Krystal.
Tetapi, dengan begitu Kristal bisa lebih fokus kepada pelajaran dan juga tidak memikirkan hal-hal yang akan menghabiskan waktu berharganya.
"pagi Krys..." sapa salah satu anak laki-laki dengan senyum lebarnya sambil menaik turunkan kedua alisnya.
Dia adalah Kelvin Jae Gacuthel. Ketua kelas unggulan yang dari dulu kerjaannya hanya ingin mengganggu Krystal saja, entah itu dengan menyapa, merayu, berbicara sok kenal, mengganggu Krystal saat Krystal belajar, dan banyak lagi.
Krystal hanya diam saja tak menanggapi ocehan Kelvin, jangankan menanggapi, melihatnya saja Krystal enggan. Karena hal itu sudah biasa bagi Krystal.
Meskipun begitu, dalam hati Krystal sangat berterimakasih kepada Kelvin, karena berkat dia hidup Krystal sedikit berliku tidak datar seperti satu tahun yang lalu.
Tapi tetap saja Krystal tidak akan berterimakasih kepada ketua kelas belagu itu. Tentu saja Karena harga diri Krystal sangatlah tinggi.
"Vin" kata Kristal datar.
"eh... apa?! Tadi lo panggil gue Krys? Apa gue cuma salah denger aja?" kata Kelvin dengan mengusap usap kedua telinganya memastikan bahwa tidak ada gangguan dengan telinganya.
Pasalnya, Krystal tidak pernah memanggilnya kecuali saat ada guru atau saat kerja kelompok saja.
"bersihin papan tulisnya! Gue ada pengumuman !" kata Krystal menghiraukan tingkah Kelvin.
"APA?! Jadi bener tadi itu lo manggil gue?!" jawab Kelvin menghiraukan perkataan Krystal tadi.
Krystal yang melihat reaksi Kelvin hanya memutar bola matanya dan juga menghembuskan nafas jengahnya.
"eh... sorry sorry, tadi lo bilang apa? Gue nggak denger soalnya hehe..." kata Kelvin di sertai cengiran andalannya.
Krystal hanya melirik Kelvin sekilas, setelah itu ia menghembuskan nafas yang ke dua kalinya hanya karna perilaku Kelvin pagi ini.
"nggak ada replay" jawab Krystal enteng.
"eh... tadi dia bilang apa?" bisik Kelvin kepada seseorang yang berada di belakang bangku kosong sebelah Krystal.
"dia bilang, bersihin papan tulisnya! Dia ada pengumuman!" jawab Syila sengaja di keraskan.
"eh... pelan-pelan dong" bisik Kelvin lagi.
Krystal yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya tak percaya, bagaimana bisa ketua kelas unggulan segini bodohnya.
"lo kira dengan lo bisik-bisik gini dia nggak denger?" kata Syila lagi tanpa mngurangi volumenya.
"emang dia denger?" Tanya Kelvin yang masih berbisik.
"ya dengerlah oon! Orang lo ada di sebelahnya, gimana dia nggak denger" jawab Syila yang sudah mulai gemas dengan Kelvin.
"ooo... iya! Lupa gue haha..." jawab Kelvin dengan menepuk jidatnya dengan salah satu tangannya.
"udah sana!"
"apanya yang sana?"
"ya... cepet bersihin papan tulisnya lah!! Emang mau ngapain lagi?!" kata Syila agak lebih keras.
"ooo... kirain udah sana kencan ama Krystal aja"
"mati aja sana lo" kata Syila yang sudah kehabisan kata lagi untuk menghadapi ketua somplaknya itu.
Sedangkan Krystal masih sibuk dengan akun sosmednya, ia tak mengacuhkan mereka begitu saja. Tentu saja ia akan mendengarkan percakapan konyol mereka, sesekali untuk menghibur dirinya. Yaaaah... meskipun itu tak seberapa, tapi ia tetep menghargainya.
Setelah papan tulis yang penuh dengan catatan jawaban kemarin bersih, Krystal segera mengumumkan apa yang telah disampaikan kepala sekolah tadi pagi, tepat setelah Kelvin menyapanya.
"ANOUNCEMENT! Pertama, gue nggak akan ngulangi pengumuman ini. Jadi dengar baik-baik. Hari ini kita ditugaskan untuk mengerjakan soal di lks matematika, dari awal sampai akhir. Tentu saja itu dikumpulkan di meja miss Tia. Dan jika kita selesai kurang dari jam sepuluh nanti. Kita boleh pulang pada jam tersebut. Tapi jika kita melebihi jam sepuluh kita akan pulang seperti jam biasa, yaitu jam satu lebih tiga puluh menit. Oke! Itu pengumuman dari kepala sekolah"
Setelah mengatakan pengumuman tersebut Krystal kembali duduk di bangkunya dan segera mengeluarkan buku lks matematikanya yang sudah hampir semua lembarnya berisi coretan jawaban dari soal itu.
"kalau dia mau ngumumin secara lisan, ngapain dia nyuruh buat ngehapus papan tulis?" kata Kelvin dengan tampang cengonya kepada Syila.
"itung-itung itu biar buat lo nggak nganggur!" jawab Syila dengan keras, yang sukses mengundang tatapan semua murid mengarah padanya kecuali Krystal tentunya.
"uups... sorry sorry" kata Syila dengan menutup mulutnya, saat menyadari dirinya menjadi bahan tontonan.
"sukur lo! Makanya jangan suka ngledek gue!"
"hiiiisssttt... lo juga ngapain nanya ke gue?!" kata Syila yang sekarang agak pelan dari perkataannya yang tadi.
"lo lupa ya? Kan Cuma lo tetangga sebelah gue" jawab Kelvin dengan senyum dan juga dengan menaik turunkan kedua alisnya.
"gue lupa ngumumin satu hal. Kalau kita nggak boleh ribut! Kalau kita ribut, kesempatan itu akan hilang, dan tentu saja kepala sekolah sedang mengawasi kita" kata krystal dengan keras, karena sudah tidak tahan lagi dengan keributan yang disebabkan oleh kedua makhluk itu.
Mendengar pengumuman tambahan itu, semua penduduk kelas beralih menatap CCTV yang berada di dinding depan mereka itu dengan tatapan horor.
Karna dulu mereka pernah mengabaikan pengumuman yang seperti itu, dan alhasil mereka yang nota bene murid unggulan dan juga murid yang mengharumkan nama sekolah itu akhirnya di hukum kepala sekolah membersihkan seluruh sekolahan selama satu minggu full.
Tentu saja kecuali Krystal, karena pada saat itu Kristal sedang mengikuti olimpiade matematika tingkat nasional.
Setelah ada adegan menatap horor, semua murid di kelas itu kembali mengerjakan apa yang diperintahkan kepala sekolah.
Mereka tidak mungkin melepaskan kesempatan langka seperti ini, terlebih lagi ini masih jam tujuh, jadi mereka masih mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan soal soal itu.
Tapi tetap saja mengerjakan seluruh lks itu membutuhkan waktu sehari penuh untuk menyelesaikannya. Terutama itu anak-anak yang masuk melalui jalur non akademik.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1