"Aku dekat denganmu, namun kau sulit untuk diraih. Lalu, bagaimana jika kau dan aku berjauhan bagaikan Matahari yang merindukan kehadiran Bulan?"
; Nothing Like Us. ;
Apakah kalian bisa menghitung seberapa banyak rindu kalian dengan orang terkasih?
Rindu bukan suatu hal yang mudah ditahan dalam diri. Dan, rindu tidak bisa begitu saja dilupakan dan dibuang jauh-jauh dari hati.
Omong-omong, malam ini mood seorang Aysha Ayunindya sedang tidak baik. Entah apa alasannya, hampir setiap hari ia lebih sering memegang ponsel dan mengeceknya berulang kali. Terlebih, raut wajahnya menunjukkan ... Kekecewaan?
"Pengirim pesan misterius itu kayaknya sudah bosan ya karena aku nggak pernah balas? Lagian sih, dia nggak pernah cantumin nama. Aku kan jadi takut, eh tapi aku penasaran juga." Gadis tersebut nampak berpikir sesuatu, jari tangannya menari diatas keyboard laptop, memilih untuk membuka situs ternama dan mencari referensi game menarik. Siapa tau juga ia akan cepat mengantuk kalau bermain game.
Setelah menemukan game yang menurutnya seru, ia langsung menekan sebuah link dan menunggu game tersebut selesai terunduh.
"Asik! Udah ke-download nih, langsung main ah. Bosan banget emang hari ini." Aysha menyamankan posisi duduknya, menyandarkan kepalanya pada dashboard ranjang. Lalu membuka icon game pada layar laptopnya dengan riang.
"Loh tapi kok kayak aplikasi chat gini?" katanya mengerutkan dahi bingung, "Isi profil dulu deh."
Mengisi biodatanya pada tahap sign up. Tetapi ia memakai 'ShaSha Ay' sebagai nama pengguna akunnya. Menggunakan foto kucing yang lucu di display picture. Akhirnya, akun game baru miliknya sudah jadi.
TING !
IamHandsome : Cie anak bawang.
Hah? Apa katanya?
Anak bawang?
"Ampun deh, usernamenya alay banget. Baru gabung udah ada yang sok-sok modus kayaknya." Aysha mendengus malas, terlampau lelah meladeni karena ia sering mendapati pesan-pesan tidak bermutu seperti tadi.
Shasha Ay : Y.
Oke, singkat-padat-jelas. Menutup perpesanan tersebut, muncul sebuah notifikasi ajakan 'Gabung Tim dalam Pertandingan' oleh pengguna IamHandsome.
"Kok orang alay ini lagi sih?!"
Dengan ragu, Aysha pun ikut bergabung dalam permainan. Satu tim pula bersama pengguna yang dikiranya alay itu.
IamHandsome : Kita bisa jadi tim baik kalau kita saling bekerjasama. Balasnya jangan singkat-singkat dong! Lo cewek ya?
ShaSha Ay : Hm.
"Jadi cowok bawel banget! Ngeselin deh." ujar Aysha sebal, untung saja ia penyabar. Hanya dapat menggumamkan kata; jangan ngomong kasar. Aku masih dede bayi.
Aku jadi nggak ada selera buat main game lagi. Tidur aja deh. Capek aku."
Aysha menekan 'Offline' pada layar dihadapannya, namun terhenti saat ada banyak notifikasi di akunnya.
IamHandsome : Lo kok gajadi main?
IamHandsome : Ayo main, temen-temen di tim kita kalah nih
IamHandsome : Hee? Lo masih online, 'kan?
IamHandsome : Woy? Gue cuma nungguin lo doang. Yakin mau kasih PHP ke cogan?
IamHandsome : Tes tes. Tu wa ga.
Aysha terkekeh membaca spam chat dari akun tersebut. Nampak lucu dan menggemaskan untuk ukuran seorang laki-laki.
Shasha Ay : Bye. Mau tdr dl.
Aysha sebenarnya tidak tega membalas pesan seseorang sesingkat itu. Tetapi entah mengapa ia ingin membuat pengguna akun 'Alay' tadi penasaran dengan dirinya. Bisakah? Seperti rasa penasarannya terhadap pengirim pesan puitis yang mengaku sebagai secret admirer beberapa waktu lalu yang sampai sekarang tidak lagi mengiriminya pesan singkat.
Lama-lama matanya terasa berat, memutuskan untuk offline dan meletakkan kembali laptopnya diatas nakas. Memutuskan untuk mengistirahatkan mata sejenak guna mempertipis lelah.
TING !
from Mr. X ;
Selamat tidur, princess.
Apa kamu menunggu pesanku?
Jika Iya, saya sangat senang.
Jangan marah ya.
Baru lima menit mencoba terlelap, Aysha kembali membuka mata dan buru-buru meneliti sebuah pesan masuk di ponselnya.
Mr. X ?
Tolong ingatkan bahwa ia telah menyimpan nomor misterius tersebut dengan nama Mr. X, karena sampai saat ini belum ada titik terang siapa orang aneh itu.
Aysha bimbang, dalam hatinya yang terdalam; ia senang sekali! Pengirim pesan yang ditunggu-tunggu akhirnya mengirim kalimat pereda rindu.
Selama beberapa hari gadis itu rindu dengan sang pengirim pesan misterius, dan pada malam ini rindunya telah terobati. Mengakui bahwa seorang Aysha memang benar-benar sedang merindu.
"Aduh, rasanya aku mau teriak kencang saking bahagianya! Yuhu~ eyy, aku kenapa jadi begini sih? Sebelumnya aku nggak pernah begini. Ada apa denganku ... ?"
Kedua netra indah milik Aysha terpejam pelan, menetralkan nafasnya yang sedikit terengah, total bingung dengan dirinya. Ia yang sekarang; berbeda 90 derajat, mungkin?
"Sejak kapan aku bisa jatuh hati pada orang aneh yang hampir setiap hari mengirimiku pesan?! Aku pun belum melihat pengirimnya secara langsung. Aku ini kenapa?!" gumam Aysha kalut. Perasaannya seringkali terombang-ambing Entah itu ketika bersama Rey, atau bersama Alvaro.
"Aku nggak mau balas pesan dari Mr. X, biarin aja deh. Aku mau lihat seberapa keras usahanya mendekatiku."
Tersenyum geli sembari memeluk ponsel kesayangannya, Aysha berusaha tenang dan berniat untuk melanjutkan tidurnya tadi yang sempat tertunda.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Elly, kenapa harus kesini? Jangan buang waktu, cepat katakan. Aku sibuk."
Seorang perempuan cantik berdeham kikuk. "Loh, nggak boleh? Akunya kangen kamu, Alvaro."
"Kalau cuma hal nggak berguna yang mau kamu omongin, mendingan aku pergi. Muak."
"Jangan pergi, Demi apapun, Var. Aku rindu."
Alvaro merotasi bola matanya jengah, perempuan ular didepannya ini benar-benar minta dihujat.
"Sudahlah, nggak ada waktu buat kamu. Kamu pergi atau aku yang pergi?"
Elly menahan lengan mantan kekasihnya, "Oke-oke. Ada sesuatu nih," perempuan tersebut mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam tas nya, menaruh kotak itu diatas meja.
"Itu apa?"
Enggan menyentuh apalagi membuka kotak kecil pemberian Elly, hanya memandang dengan tatapan malas.
"Kamu boleh buka sekarang, suamiku lagi ada tugas di luar negeri. Aku bosan banget, Var." ujar Elly dengan sedih yang dibuat-buat.
Alvaro menautkan kedua alisnya heran, "Lalu? Urusi suamimu itu, Jangan pernah temui aku lagi."
Ia beranjak dari duduknya, berjalan cepat menuju pintu keluar meninggalkan café dan yang paling pasti; meninggalkan perempuan tadi sendirian disana.
Elly mendengus sebal, "Kamu mengacuhkanku, Alvaro. Aku akan terus mengganggumu karena aku masih dan terus mengejar hartamu, bodoh!"
+ + +
Hari Minggu tiba, burung-burung berkicau merdu seiring dengan sang Mentari yang perlahan muncul dari tempatnya untuk menjalankan tugas menyinari dunia. Hiruk-pikuk jalanan cukup padat oleh orang-orang yang ingin pergi liburan, tak lupa juga gadis manis yang kerapkali di sapa Aysha.
Ia meminta izin kepada orangtuanya pergi ke taman, membiasakan diri berolahraga, siapa tahu dengan berlari kecil di sekitar taman bobot tubuhnya akan turun walaupun hanya satu ons.
.
Sesampainya di taman, Aysha melakukan pemanasan ringan agar otot-ototnya terbiasa. Omong-omong, Ia jarang sekali olahraga. Tetapi soal urusan makanan, jangan ditanya.
"Baru pemanasan aja udah capek gini, aduh. Aku harus lebih semangat lagi!"
Aysha mulai berlari dengan langkah kecil, memutari taman riang sembari bersenandung bahagia. Menghirup udara segar di pagi hari adalah salah satu kesukaannya.
Tiba-tiba, ia teringat dengan seseorang.
Rindu-
Seseorang yang menggetarkan hatinya.
Suka suka suka sekali sama ceritanya dek<3
Comment on chapter PROLOG