Luka ini,luka Ini akhirnya hidup kembali setelah sekian lama ku pendam.aku takut dan aku tau pada akhirnya semua ini akan terjadi."
Zahra Affianisha.
***
Hingar bingar musik yang keras di tempat itu sangat mengundang dan menarik perhatian para remaja yang berkeliaran di sana.
bagi mereka suara musik yang keras membawa perhatian dan magnet tersendiri untuk mereka.
Tidak terkecuali zahra, baginya tempat ini adalah tempat terbaik yang ia bisa datangi walaupun ia tidak mengkonsumsi apapun yang tempat itu sediakan.
Namun,tempat itu selalu setia dan bersedia menerima zahra kapan pun ia datang.
Zahra memandangi tempat itu dengan tersenyum sinis.
ia sadar dan tau langkah apa yang telah di ambilnya malam ini.
entah keberuntungan atau sebuah kemalangan yang akan ia dapatkan,akan tetapi ia sudah yakin apapun yang terjadi adalah yang terbaik untuknya.
walaupun mungkin sakit atau terluka,pada akhirnya zahra akan menyadari semua kecerobohannya.
"Astagafirullah..zahra..kenapa kita pergi ke sini?bukankah kita mau ke toko buku?" ucap seorang gadis bercadar yang ternyata adalah Annisa,kakak zahra.
sedari tadi Annisa sudah tak dapat menahan perasaan takut dan khawatirnya berada di tempat ini.
tempat asing yang penuh dengan perbuatan maksiat.
annisa semakin mengeratkan genggamannya karena tak mendapatkan respon dari zahra.
Zahra masih saja mengabaikan
Keberadaan annisa dan lebih fokus pada pemandangan yang ada di depannya.
"Zahra..kakak..takut..ayo kita pulang..zah-"
"Berisik!!kakak gak bisa yah gak usah manja sehari aja?
atau gini dah,kalo gak bisa sehari aku mohon kakak gak usah manja untuk beberapa jam ke depan?muak tau gak!" ucap zahra tajam berhasil memotong ucapan annisa.
Mendengar ucapan zahra yang tajam,hati annisa langsung menciut dan seketika bibir manisnya yang tertutup cadar langsung pucat pasi.
dalam hatinya,annisa sedang mencoba menerka nerka apa yang akan dilakukan zahra terhadap dirinya.
"Zahra,kakak takut!
kakak sangat takut berada di tempat ini.apakah kamu tak bisa merasakannya?
rasa takut itu?rasa takut dengan kehilangan hati kamu!
kakak takut kamu pergi lagi,zahra." batin annisa berbicara pada dirinya sendiri seakan akan ia sedang bicara kepada zahra.
Zahra masih saja mengedarkan pandangannya,mencari orang yang sangat ia tunggu tunggu sedari tadi.namun,belum juga ia temukan.
"Kamu dimana sih,fi?
kok aku gak liat keberadaan kamu dari tadi?
aku pengen kamu ngeliat hasil perjuangan aku hari ini.aku pengen kamu bangga melihat hasil perjuangan ku.." ucap zahra bergumam pada dirinya sendiri.
mendengar gumaman Zahra, Annisa hanya mengerutkan dahinya pertanda ia tak mengerti sama sekali dengan apa yang dimaksud oleh Zahra.
"perjuangan?
perjuangan apa maksud mu dek? rencana apa yang kamu pikirkan kali ini zahra?
tolong jangan hancurkan kepercayaan kami lagi!
tolong jangan buat kami berpikir hal buruk kepada mu, Zahra. batin Annisa berteriak.
Ketakutan dan keresahan yang di rasakan annisa saat ini ia tahan dengan sekuat tenaga,ia tak ingin mengeluarkan rasa sesak nya di depan zahra.
karena hari ini sikap zahra sangat berubah,bahkan 100% jauh lebih dingin dari biasanya.
zahra yang kini berada di hadapannya bukanlah zahra biasanya yang menampakkan wajah datar tanpa ekspresi,namun kali ini zahra bukan hanya menampilkan wajah datar tanpa ekspresi nya akan tetapi juga menampilkan wajah dengan tatapan kemarahannya.
Ini lain dari biasanya,ia tak seperti zahra yang kemarin kemarin.
zahra yang sok tegar,zahra yang sok kuat,dan zahra yang pura pura bahagia akan punah setelah hari ini.
yang akan ada adalah zahra yang bahagia karena telah membuat seseorang yang ia benci akan merasakan indahnya dunianya.
itu adalah pikiran minim zahra,ia tak pernah berpikir jauh sebelum melakukan hal bodoh ini.bahkan hari ini,tekadnya sudah benar benar bulat untuk menuntaskan ide gilanya ini.
"Fi,kamu dimana sih?
ini aku udah lumutan banget lho nungguin kamu..!" gumam zahra tak sabaran menunggu kehadiran fia.
mata zahra terus saja menjalankan aktivitasnya untuk mencari keberadaan sahabat majikannya yang tanda tanda kemunculannya pun belum terlihat sama sekali.
sesekali zahra menggigit bibirnya dengan gelisah karena fia yang masih belum ada kabar sama sekali dengan kemunculannya.
lama zahra berpikir,hingga akhirnya zahra memutuskan bahwa ia tak perlu menunggu fia lebih lama lagi.
melihat tempat hingar bingar itu sudah mulai di padati manusia manusia yang haus akan kebahagian dan ketenangan.
serta tempat itu yang terus memanggil zahra dengan tak sabaran agar zahra sesegera mungkin memasukinya.
sungguh sebuah kerinduan yang semu.
Zahra mengalihkan pandangannya dari tempat hingar bingar dan beralih memandangi wajah annisa,wanita bercadar yang sedari tadi selalu di samping zahra dengan bayangan rasa resah dan ketakutan di dalam hatinya.
Annisa membalas tatapan zahra dengan mata polosnya.
seakan akan annisa ingin menyampaikan sebuah ungkapan ketakutannya kepada zahra,namun sekali lagi bukannya menyadari pesan kakaknya zahra justru menatap kosong wajah annisa.
"Zahra?" panggil annisa.
"Dek,kamu gak apa apa kan zah-"
"Lo,emang cantik kak..." ungkap zahra jujur memotong ucapan annisa.
Annisa diam terpaku mendengar kejujuran zahra.
ia tak menyahuti atau pun merespon ucapan zahra,karena annisa penasaran bahwa zahra biasanya tak pernah berbicara seperti ini.
apalagi kepadanya,annisa.
"Lo,cantik.
meskipun lo nutupin wajah lo dengan cadar,tapi lo tetep terlihat cantik di mata siapa pun." jujur zahra seakan ingin mengungkapkan rasa cemburu nya terhadap annisa.
Sekali lagi,annisa hanya diam dan tak merespon apa yang zahra ucapkan.
ia tetap pada posisi awalnya,diam dan dengan setia mendengarkan zahra mengoceh semau nya.
"Bukan hanya cantik,tapi loe juga hebat kak!
loe benar benar hebat dalam merebut hati semua orang.
loe bukan hanya merebut hati abi dan kakak,tapi loe juga merebut hati umi dari gue kak.loe...loe...loe benar benar serakah,kak..." ucap zahra dengan suara yang mulai serak seperti ingin menangis.
Mendengar tuduhan zahra,annisa sangat terkejut hingga ia spontan mundur kebelakang karena keterkejutan nya.
"Zahra,itu gak seper-"
"Loe,kenapa kak?
loe baik baik aja,kan?" tanya zahra pura pura tidak tahu.
"Kamu salah paham,dek!
semua itu gak seperti yang kamu pikirkan...zahra...kamu harus perca-"
"Hahahahaha...ah,loe kak cepet banget ke makan omongan gue..gimana kalo kakak kena tipu omongan cowok,kan bisa berabe..." tawa zahra meledak seketika karena mendapati respon annisa yang sangat terdengar gugup dan ketakutan.
"Dek,maksud kakak.."
"Udah,ah kak!
jangan dimasukan ke hati,gue cuma bercanda kali!" ucap zahra masih dalam keadaan tertawa terbahak bahak.
setelah cukup lama tertawa,zahra akhirnya bisa mengendalikan ekspresi nya seperti biasa.
zahra kembali memandangi wajah kakak nya seperti awal,namun kali ini tatapan nya begitu dalam dan kosong.
"Aku sakit,kak.
aku benar benar lelah menahan rasa sakit ini kak,benar benar lelah.dan malam ini adalah kesempatan terbaik yang di berikan tuhan untuk aku,kak.
agar kamu bisa merasakan bagaimana rasanya di anggap asing dan sendiri.
kemarin,aku adalah orang asing untuk mereka semua yang ada di rumah.
Bahkan,orang tua ku yang melahirkan ku berlaku tak adil kepada ku.
asing dan sendiri,itulah yang aku rasakan di rumah itu.
namun,kali ini.
aku ingin kau sebagai anak kesayangan merasakan rasa asing dan sepi ini.
di tempat ini,kau akan benar benar merasakan nya,kak" batin zahra berbicara kepada dirinya sendiri.
"Dek?kamu gak apa apa kan?" Tanya Annisa yang berhasil membuyarkan lamunan zahra.zahra kembali tersadar ke dunia alam sadarnya.
"Maaf in kakak,dek.sejujurnya apa yang kamu ucapkan tadi adalah sebuah kesalah pahaman,zahra.umi,abi dan kakak bukanlah orang yang seperti itu.mereka semua itu gak..."
"Mereka adalah orang yang baik.."ucap zahra cepat memotong ucapan annisa.
Di balik cadarnya,annisa tersenyum manis karena menerima jawaban dari zahra atas penjelasannya.
"Benar,dek..mereka adalah orang tua dan kakak yang baik untuk kita.."
"Yah,memang benar mereka adalah orang tua dan kakak yang baik.tapi sekali lagi itu hanyalah untuk kamu,kak!dan tidak berlaku sama sekali untuk aku..." batin zahra.
"Mereka itu benar benar karunia Allah terbaik untuk kita berdua dek..."
"Iyah,mereka memang karunia terbaik.."
"Dan itu hanya untuk kamu aja kak,bagi mereka aku adalah sebuah bencana untuk keluarga itu..."
"Udah,ah..dek..bentar lagi mau masuk azan magrib lebih baik kita pulang aja..nanti kita di marah sama umi lagi.." ajak annisa pulang kepada zahra.
"Pulang,yah?" Tanya zahra sambil berpikir.
"Iya,zahra..kita pulang..." jawab annisa mantap.
"Kita mau sholat..."tanya zahra lagi.
"Iya,dek...
Alhamdulillah..kakak udah bersih dan bisa sholat lagi.tapi kalo kamu kan masih halangan jadi gak sholat..hehehe.." jawab annisa tanpa ragu.
"Kakak takut di marah sama umi..yah?"
"Iya,dek...kan kita ini perempuan..dan perempuan itu tempat yang paling baik baginya adalah tetap di dalam rumah..apalagi nanti kita telat pulangnya.."
"Oh..jadi,kakak akan di marahi umi jika keluar terlalu lama dan pulang telat!tapi,kenapa semua itu tidak pernah dilakukan umi kepadaku?setiap aku pulang telat atau pulang larut malam..aku tidak pernah di tegur umi..yang hanya aku dapati di depan pintu adalah abi atau kak razi.. " batin zahra menerawang.
"Malam ini kan kak razi juga mau pulang,dek...bukan kah sebelumnya zahra udah janji kalo kita pulangnya sebelum magrib..jadi,ayo dek kita pulang." Ajak annisa sekali lagi kepada zahra.
"Kak,Razi?" Tanya zahra dengan tatapan menerawang nya.
"Iya,dek.udah,ah..zahra dari tadi nanya terus.kan keburu azan kalo kita di sini terus.." putus annisa seraya menarik tangan zahra dengan lembut,namun bukan bergerak zahra justru menahan langkah annisa.
Annisa bingung dengan sikap zahra hari ini,penuh dengan teka teki.
"Zahra,ayo dek..."
"Kita mau pulang,yah" tanya zahra lagi.
Annisa mengangguk mantap menjawab pertanyaan polos zahra.
"Tapi sayangnya gue gak mau pulang,kak." Ucap annisa mengalihkan matanya menatap tajam mata annisa dengan tatapan dingin.
"Hah.?" Respon annisa spontan.
"Sholat?loe pulang hanya untuk mau sholat?loe pulang hanya karena loe takut di marah sama,umi?" Tanya zahra dingin.
"LOE EMANG BENAR BENAR MUNAFIK!!!" kecam zahra tajam.
Annisa benar benar shok dengan yang zahra ucapkan.hari ini,sungguh annisa benar benar tak mengerti dengan zahra.sikap zahra ibarat bunglon bagi annisa.beberapa menit yang lalu ia dingin,menit berikutnya lagi ia menjadi ramah dan bercanda dan kali ini zahra benar benar dingin.lebih dingin dari yang pertama.
" astagafirullah...Zahra..nyebut zahra..." nasihat annisa seraya memukul pundak zahra pelan.
Zahra mengalihkan pandangannya melihat tangan lembut zahra yang sedang memukul pundaknya.melihat itu,zahra pun tersenyum meremehkan dan mengangkat tangannya untuk menjauhkan tangan annisa dari pundaknya.
"Gue gak butuh belas kasihan,loe!" Ucap zahra tajam.
"Gue,gak mau pulang.Dan gue mau loe harus nemenin gue di sini sampai gue benar benar bosan di tempat ini."
"Astagafirullah..dek,sadar dek kalo umi sama abi bakal ma-"
"Bakal marah in kita berdua kalo kita sampai masuk kesana?"
"Iya?"Tanya zahra menggertak annisa.
"Iya,gak?"
Mata annisa mulai memerah dan bibir manis nya pun menjadi pucat pasi karena mendapat gertakan dari zahra.
"Iya..umi dan abi akan marah sama,kita..."
"Kita?"
"Hahaha...hello...yang di marah sama umi dan abi ya loe doang,gue mah kagak..."
"Loe,kan anak mami di sana..Gak boleh kesana kemari.HARUS DALAM PENGAWASAN YANG KETAT." ejek zahra.
"Kalo,gue?gue beda ama loe!gak pulang pulang aja gak bakal di cari..karena gue cuma sampah disana."
"Gak..gak..itu gak seperti yang kamu duga.."
"Oh..."
"Zahra..."
"Tapi biar bagaimana pun loe,loe itu tetap cantik.." ucap zahra sambil tangan nya yang bergerak menyusuri wajah annisa yang tertutupi oleh cadar.
"Apa lagi jika cadar ini di buka..loe bakal lebih can-"
"Cukup,ZAHRA!!!" Teriak annisa geram sambil menepis tangan zahra kasar.kali ini zahra benar benar keterlaluan bagi annisa.rasa marah dan emosinya membuat annisa mau tak mau harus bertindak jika zahra terlau jauh melangkah.
"KAKAK MOHON HENTIKAN SEMUA KEBODOHAN INI!!!" Mohon annisa tajam.
Zahra langsung tersenyum sinis karena mendengar permintaan annisa yang baginya sangat tidak mungkin di kabul kan nya.
"Hhh...permainan bodoh?"
"Loe,bilang ini permainan bodoh?" Tanya zahra dingin.
"Zahra..kakak mohon hentikan semua ini.."
"Hahaha..."
"Loe,nyuruh gue untuk menghentikan semua ini?"
"Kenapa loe gak suruh aja tuhan loe yang menghentikan semua ini?"
"Astagafirullah.."
"Ah..ya..siapa tuh nama tuhan loe,Al...All..Allah..yah,Allah..."
"Kenapa loe gak suruh Allah aja yang menghentikan semua ini?kenapa harus gue?"
"Astagafirullah...zahra..istighfar..zahra..istighfar.."
"Padahal tiap tengah malam kan loe bangun hanya untuk bertemu dia!ya udah kalo gitu,loe suruh aja dia menghentikan semua ini.."
"Zahra..sadar zahra..kakak mohon sadar lah,hentikan semua ini dan kembalilah kepadanya.."
"Gak!"
"Gue gak mau!!!"
"Tapi,zahra.."
"Udah,ah..capek ngomong ama loe..daripada ngabis ngabisin tenaga ngomong ama loe..mending kita masuk aja,yuk..di sana gue jamin loe bakal senang....." ajak zahra sambil menarik tangan annisa mengikut langkahnya.
"Jangan..jangan..jangan..zahra.." teriak annisa meronta ronta.
namun,tetap saja apalah daya annisa yang hanya mempunyai tubuh lemah.tidak sekuat adiknya,zahra.
Semakin annisa meronta,maka semakin kasar pula tarikan yang zahra lakukan kepada annisa.hingga seringkali annisa hampir terjatuh karena tarikan zahra yang kasar.
"Ya,Allah..apalagi ini?apalagi yang akan zahra lakukan?ya Allah tolonglah hamba dari rencana jahat zahra..tolong sadarkan ia bahwa apa yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan..tolong Ya Allah..tolong hamba.." mohon annisa tulus di dalam hati.
***
Semua mata langsung tertuju pada satu sosok saat baru memasuki ruangan diskotik tersebut.yah,dia adalah annisa.seorang gadis bercadar dengan pakaian serba tertutup apalagi ia menggunakan sebuah cadar yang membuatnya menjadi pusat perhatian di sini.yah,siapa yang tidak terkejut jika melihat kehadiran seorang gadis berpakaian nan tertutup yang seharusnya pergi ke pengajian atau ke masjid justru pergi ke diskotik.sebuah keheranan,bukan?
Annisa tak henti hentinya mengucapkan nama Allah dari bibir nya yang sudah pucat pasi karena menahan ketakutan,apalagi semua gerak gerik sangat di perhatikan di tempat ini.
"Suit..suit..suit.." goda para pemuda.
"Ehem..ehem..ada orang nyasar nih.."
"Eh,mbak?mau pergi pengajian,ya?mbak lupa tempat pengajian nya dimana?mau saya temenin?" Tanya seorang cowok yang langsung di soraki oleh pemuda pemudi di sana.
Annisa hanya menundukkan kepalanya dan tidak ingin merespon ucapan pria tersebut sama sekali.
"Cie..Cie..mbak ke sini mau hijrah?gak apa apa,mbak..gak usah malu..kita juga awalnya dulu pas kayak mbak malu malu hijrah nya..tapi,karena di sini orangnya baik baik dan ramah ramah jadi saya cepat adaptasi nya..mbak..." ucap seorang gadis berpakaian seksi dengan badan montok nya yang sangat menggoda.
"Shit,loe!" Umpat zahra.
"Masuk sini aja loe harus pake hijrah hijrahan,muna loe.."
"Yah,zahra..habisnya kita semua penasaran tau gak sama cewek bercadar yang ada di samping loe,kok bisa masuk kesini yah?apalagi coba namanya kalo bukan niat hijrah.."
"Makanya loe itu kalo sekolah yang benar,dong.jangan hanya loe bisanya gadai kan dan promosiin badan loe doang ke anak sekolah.jangankan siswa,guru di sekolah aja loe embat..orang ke sekolah pergi belajar,eh loe malah jual diri..." sindir zahra.
"Ya,elah ra..habisnya bukan hanya uang aja yang loe dapatin tapi nikmat nya surga dunia juga loe bakal rasain..sumpah..gue saranin loe harus coba deh.." ucap gadis itu jujur.
"ANJING,LOE!!!" Maki zahra emosi.
"Gue emang bangsat,tapi sebangsat bangsat nya gue yang namanya jual diri hanya untuk uang...hahaha..sorry,yah..gue bukan kayak loe yang begok dan tolol...demi uang?dasar gak punya otak!!!"
"Zahra..loe ke-"
"Stop!!!"
"Bella,loe harusnya tau diri dengan siapa loe ngomong!!!dan zahra,udah lupain aja masalah ini..lebih baik kita mulai aja party nya,temen..temen.."
Zahra hanya mengangguk pelan menerima usulan tersebut,karena rencananya lebih penting daripada ribut gak jelas di tempat ini.
"Eh,tapi zahra yang di samping loe itu siapa,sih?dari tadi gue perhatiin dia nunduk terus...dia siapa,sih?" Tanya salah satu pengunjung yang kebetulan mengenal zahra.
Zahra melirik gadis bercadar atau tepatnya annisa,kakak perempuannya.ia mulai tersenyum sinis,akhirnya saat yang ia tunggu akhirnya tiba juga.
Oh,dia..."
"Kenalin...dia Annisa,kakak perempuan gue satu satunya." Jawab zahra santai.
Mendengar jawaban zahra,sontak semua pengunjung langsung ribut dan berbisik bisik.
"Mengapa zahra sangat berbeda dengan kakaknya?"
"Wahhh...hebat...mereka kompak,yang satu ahli surga yang satu ahli neraka.."
"Kok mereka bisa berbeda,yah?bertolak belakang banget tau gak.."
"Orang tua mereka ngidam apa,yah?kok bisa beda gini?"
"Adiknya aja cantik banget apa lagi kakaknya,pasti lebih cantik."
Dan berbagai komentar polos para pengunjung yang terkadang membuat telinga zahra terasa panas karena komentar mereka terlalu jujur.
"Ekhem.." zahra angkat suara.
"Gue ngajak kakak gue ke sini karena gue ingin memperkenalkan dunia kita yang sangat menyenangkan ini kepada dia,kakak gue.." ucap zahra lantang.
Mendengar semua itu membuat para pengunjung langsung bersorak ria karena kabar gembira yang zahra sampaikan membuat mereka semakin bersemangat untuk bersenang senang.
Mendengar itu,annisa tidak bisa menyembunyikan ekspresi keterkejutan nya.kini annisa benar benar merasakan sakit dan marah di dalam hatinya.
"Zahra kamu benar benar keterlaluan,dek.!kamu benar benar kurang ajar,dek!harus cara apa lagi bisa membuat mu sadar,dek?cara apa lagi?apakah jika Allah turunkan sebuah azab untuk mu,baru kamu bisa menyadari kesalahan mu?jika iya,maka semoga saja Allah mengirimkannya...secepat mungkin.." batin annisa pasrah.
"Kalian masih penasaran gak sama wajah kakak,gue?" Tanya zahra berteriak.
Semua yang mendengar langsung bersorak mengiyakan pertanyaan zahra.
"Ya,udah..nih..gue serahin kakak gue buat loe semua.."
Sontak semua langsung mendekat.
"Eits,tapi ingat!kakak gue jangan di apa apa in,gue mau kalian hanya mengajaknya bermain main,dan jangan melewati batas.." intruksi zahra.
Semua langsung mengiyakan dan bergerak semakin mendekat.
"Jangan..zahra..kakak mohon..jangan..zahra.." histeris annisa sambil mengeratkan pelukan nya kepada zahra.
Zahra hanya mendengus abai mendengar jeritan kakaknya,karena baginya itu terlalu lebay dan kekanak kanakan.
Ketika pelukan annisa mulai renggang karena tarikan para pengunjung yang menarik annisa,zahra tiba tiba merasakan sakit yang mengiris hatinya.zahra merasa jika ia telah melakukan kesalahan besar dengan menyakiti kakaknya.di lihat nya detik detik pegangan tangan annisa mulai terlepas,zahra langsung beralih menatap mata annisa.mata itu,mata itu memerah..seperti menahan rasa kesakitan yang pedih..tak dapat di gambarkan zahra.akan tetapi saat melihat annisa di perlakukan seperti itu zahra merasa ada yang sakit di dalam hatinya.
Zahra pov
Mata itu,mata itu mengapa seperti ingin menyampaikan sebuah rasa sakit dan perih ke padaku.ku pandangi tangan annisa benar benar terlepas dari ku dan matanya,mata merah itu menjatuhkan bulir air mata ketakutan.
Deg....
Seperti ada pukulan keras yang menghantam hatiku saat melihat annisa menangis tak berdaya seperti ini.
Salah!
Ini sangat salah!!!
Mengapa aku sebodoh ini?
zahra apa yang telah kamu pikirkan?
ini salah!
sangat salah.
Oh,NO ZAHRA!!!
Kamu selalu benar!
Apa yang kamu lakukan ini adalah sebuah kebenaran!sudah saatnya dia merasakan semua itu,zahra.
BENAR!!!
Aku seharusnya tidak usah mengkhawatirkan dia,toh dia kan masih hidup dan tidak mati.
"Buka..buka..buka.." teriak para pengunjung meminta annisa membuka cadarnya,benar sudah saatnya dunia melihat kecantikan kakak ku.
Kakak ku tetap bersikukuh mempertahankan cadarnya.hingga seorang pria mungkin karena kesal menanti langsung bertindak ingin membuka cadar kakak ku secara paksa.
wawwww...pemandangan menarik
Dan
Yah..talinya terlepas..namun tangan annisa tetap kokoh mempertahankan cadarnya..
Dan
Yah..
1
2
Dan
HENTIKAN....!!!
teriak seorang pria dengan suara menggelegar.
Shit!
Siapa sih yang berani berani ganggu pertunjukan,aku?
Karena aku penasaran,ku alihkan pandangan ku ke arah si empu pemilik suara dan..
WHAT THE???
Author pov
HENTIKAN....!!!
teriak seorang pria dengan suara menggelegar dan berhasil membuat semua orang yang ada di sana menghentikan aktivitas nya.
"Shit!" Umpat zahra kesal.
"Siapa sih yang berani berani ganggu pertunjukan,aku?" Tanya zahra penasaran.
Karena zahra tak dapat menahan rasa penasarannya,zahra langsung mengalihkan pandangannya ke arah si empu pemilik suara dan..
"WHAT THE???"
"Alif?" Kaget zahra saat mendapati si empu pemilik suara adalah Alif.
"Serius itu beneran alif?"
"Kak Razi......" teriak annisa histeris di tengah tengah kerumunan para lelaki dan perempuan.
"Hah?" Sadar zahra.
"Kak Razi..tolong annisa kak..annisa takut di sini..tolong bawa annisa pulang.." panggil annisa lagi dengan suara tergugu.
Tak ingin membiarkan tubuh lemah annisa lebih lama lagi di sana,razi langsung bergerak cepat membelah kerumunan dengan wajah memerah menahan amarah dan dengan tatapan tajam yang membuat para pengunjung menjadi was was akibat dari aura yang razi keluarkan.di dekati nya annisa,di gapai nya tubuh lemah annisa le dalam pelukan nya lebih lama untuk memberikan kehangatan bahwa semuanya akan baik baik saja selama ia di sana.setelah cukup lama akhirnya razi pun langsung membopong tubuh lemah annisa dengan ekspresi yang masih sama.dan pergi berlalu dari kerumunan tersebut dengan lancar tanpa ada gangguan.
"Kak Razi.." gumam zahra seperti berbisik pada dirinya sendiri.
CEMBURU?
Yah,siapa yang tidak cemburu melihat orang orang tersayang kita hanya memihak pada saudara kita yang lain dan hanya mengabaikan keberadaan kita di dekat mereka.
Begitu pun juga zahra,zahra sangat cemburu melihat razi hanya menyayangi annisa.zahra benar benar merasakan sakitnya cinta bertepuk sebelah tangan.
"Zahra.." panggil kak razi yang langsung membuyarkan lamunan zahra kembali ke alam sadar nya.
"Heh?" Respon zahra.
"Kita selesaikan semua ini di rumah.." ucap razi dingin tanpa berniat menatap wajah zahra.
Zahra pov
"Zahra.." panggil kak razi yang langsung membuyarkan lamunan ku kembali ke alam sadar nya.
"Heh?" Respon ku gugup.
"Kita selesaikan semua ini di rumah.." ucap kak razi dingin tanpa berniat menatap wajah ku.
Sejijik itu kah kau melihat ku kak?hingga kau sangat enggan menatap ku walau hanya sedetik saja?
Tidak zahra!!!
Untuk apa dia melihat mu?
Bukankah aku ini memang kotor?
Yah,aku berbeda denga mereka.
Bagi mereka adalah sebuah kotoran.
Shit!!!
Tapi,mengapa ini sangat sakit?
"Astagafirullah...seharusnya kalian malu dengan apa yang telah kalian lakukan!!!"
"Memaksa seorang wanita baik baik mengikuti jejak setan...dan memaksakan ia membuka cadarnya di tempat maksiat?"
"INNALILLAHIROJIUN...."
"Semoga hidayah segera menyapa kalian semua.." teriak alif lantang dengan pembawaan tegasnya yang sangat membuat para wanita menjadi takjub.bukan hanya alif yang menjadi pujangga di sana,kak razi pun menjadi buah bibir di sana.mereka benar benar keren.
Dia memang incaran semua wanita,tidak salah jika aku telah memilihnya.
Alif menundukkan pandangan nya selama beberapa menit,dan setelah itu ia mengangkat pandangan nya lagi dan beralih menatap ku,tajam.
Deg
Deg
Deg
Kenapa jantung ku tiba tiba berdebar kencang?
Padahal aku hanya sekedar di tatap?
Tapi,mengapa tatapan itu sangat dingin?seolah olah ia sedang menahan sebuah emosi.
Beberapa detik menatap ku,ia pun membuang muka dan beralih menatap seorang gadis yang jika ku perhatikan ia seumuran ku.Alif seperti memberikannya perintah dan gadis itu pun berjalan mendekati ku.
Tapi,tunggu dulu.
Wait
Wait
Wait
Bukan kah itu,fia?
FIA?
Yah,itu memang benar fia!!!
Bagaimana semua ini terjadi?
Dan ah,mengapa fia menggunakan baju persis sama seperti kak annisa?
Ada apa ini?
Semua ini seperti terasa janggal bagiku!!!
Dan apa hubungan mereka semua?
Kak Razi?
Alif?
Annisa?
Dan sekarang fia?
Apa hubungan mereka semua?
Mengapa kak razi dan alif bisa datang bersamaan?dan juga fia dengan pakaian dan jilbab syar i nya yang aneh!.
APA INI!!!
"Zahra..." panggil gadis tersebut yang ternyata adalah benar benar fia.
"Fi?"
"Ayo,kita pulang zahra..kak razi dan pak alif sudah menunggu kita." Ajak nya lembut sambil menggamit tangan ku.
Aku pun mengelak,menepis tangan fia dari gamitan tangannya.
"Maaf,zahra.tapi ini bukan saatnya kita berdebat,ada hal penting yang harus kita selesaikan.dan untuk menyelesaikan masalah tersebut tempat nya bukanlah di sini." Ucap fia lembut namun terdengar tegas bagiku.
Ini aneh!
Cara bicara dan sopan santun nya seketika berubah malam ini,dan aku benci itu.
Aku diam dan tidak membalas ucapannya,bahkan aku pergi berjalan seorang diri dari tempat itu tanpa berniat memandangi wajah fia.
Ku dengar langkah kaki fia yang mengekor di belakang ku,namun fia tidak hanya sendiri di belakang.akan tetapi ia ditemani oleh alif yang ber ekspresi datar dan dingin.
Langkah ku terhenti saat ada pergerakan cepat dari belakang yang mencekal tangan ku kuat.
"Tunggu,zahra.." cekal fia cepat.
Aku mendengus kesal karena fia malam ini selalu membuat ku naik darah.
Tunggu,dulu!!!
Bukankah ini adalah kesempatan yang baik untuk ku meminta penjelasan atas semua keganjilan yang terjadi malam ini.
"Zahra,kamu harus dengar in-"
"Kira,saya masuk ke dalam mobil dulu yah.saya ingin menemani razi di dalam..nanti kalo sudah selesai..kalian masuk ke dalam mobil yah..Assalamualaikum..." salam alif ke pada fia.
Ho..ho...ho...
Ada apa ini?
Alif dengan fia?
Apakah mereka berpacaran?
Dia nikung?
OH..NNNOOO..
Gak!
Itu gak mungkin!
Bukankah dia adalah sahabat,ku?
Yah,benar.mana mungkin fia nikung,masa iya sih tega nyakitin aku?.
This is IMPOSSIBLE
"Kemana aja loe?"
"Heh?"
"Kenapa loe baru datang sekarang?udah ingkar janji loe datang nya pakai baju aneh,lagi?"
"Zahra,maaf in aku udah ingkar janji sama kamu..tapi ini semua aku lakukan demi kamu zahra.."
"Fi,loe kalo ngomong yang jelas napa!bingung gue.."
Aku minta maaf untuk semua yang terjadi malam,ini.dan ceroboh nya aku,seharusnya dari dulu aku sudah memberitahu mu semua rahasia..dan jika itu sudah aku lakukan maka semua yang terjadi malam ini tidak akan pernah terjadi.."
Rahasia?
Rahasia apa?
"Udah,ah..loe gak bisa apa to the point langsung..gak usah bertele tele."
"Zahra ak-"
"Kenapa loe bisa barengan datang sama mereka berdua?dan kenapa loe tiba tiba menjadi aneh dengan menggunakan baju ini"
"Zahra itu soal bela-"
"Jawab fia!!!"
"Kenapa alif bisa kenal dengan kak razi?" Tanya ku tak sabaran.
"Dan loe!!!
Kenapa bisa kenal dan deket sama alif?loe ada hubungan kan?"
"Zahra itu gak seperti.."
"Oh,jadi benar..loe pacaran sama alif?oh,jadi loe berubah begini karena alif?tepatnya karena loe udah jadi pacarnya dia!" Emosi ku meluap.
"HENTIKAN ZAHRA!!!"
Author pov
"Oh,jadi benar..loe pacaran sama alif?oh,jadi loe berubah begini karena alif?tepatnya karena loe udah jadi pacarnya dia!" Emosi ku meluap.
"HENTIKAN ZAHRA!!!" Teriak fia tidak tahan karena terus di tuduh oleh zahra.
"APA?" Sulut zahra tak kalah emosi.
"Aku gak seperti yang kamu pikirkan!!!" Elak fia mematahkan tuduhan zahra.
"Terus?"
"Gak..gak...gak..zahra kamu harus dengerin aku,aku berpakaian begini karena aku memang seperti ini!ini adalah rahasia ku zahra,aku memang berpakaian seperti ini jika tidak bersama mu.." jelas fia membuka rahasia nya.
Mendengar itu zahra memperlihatkan tatapan tidak sukanya dengan sambil tertawa garing.
"Hahahahaha..."
"Terus gue percaya?"
"ENGGAK!"
"Enggak sama sekali!ternyata baru gue sadari kalo loe itu temen palsu !!"
Fia menggeleng kan kepalanya cepat meminta zahra menghilangkan pikiran bodoh tentang dirinya dari pikiran zahra.
"Zahra..enggak..itu salah..kamu salah paham zahra!itu gak seperti yang kamu pikirkan.."
"Loe MUNAFIK!!!"
"Loe ternyata adalah temen palsu.."
"DAN GUE BENCI SAMA LOE,FI!!"
"GUE BENCI!" Maki zahra dengan suara seraknya.
Menangis?
Tentu saja zahra menangis,siapa yang tidak terluka melihat sahabat terbaiknya menghianati persahabatan?sakit bukan melihat sang sahabat menusuk kita dari belakang.
Begitu pun dengan zahra,persahabatan yang ia jalin dengan fia kandas begitu saja karena fia menikam hati zahra dari belakang dengan menjalin hubungan bersama alif.yah,itu sakit.bahkan sangat sakit.
"Zahra..dengerin aku dulu.."pinta fia dengan berlinang air mata.
"Oh,sekarang gue paham." Ucap zahra dengan air mata yang sudah bisa ia kendalikan.
"Kenapa gue gak menyadari semua ini dari awal?kalo ternyata loe sama kak razi dan annisa bekerja sama untuk mata mata in,gue!iya,kan?"
"Astagafirullah..zahra..buang pikiran kamu jauh..jauh.."
"Dan setelah itu loe mulai menyiapkan rencana untuk mendekati alif..oh..sekarang gue tau muka asli loe kayak apa..."
"Astagafirullah....zahra.."
"Gue benar benar muak melihat muka loe!mulai dari sekarang..anggap aja kalo kita gak pernah saling kenal.."
"Heh..temen palsu.." ucap zahra datar dan pergi meninggalkan fia seorang diri dengan linangan air mata yang tak mampu di hentikan nya.
Zahra langsung menaiki taksi dengan pikiran yang menerawang jauh ke depan.
"Sendiri?
Benar,aku memang sendiri.sedari awal aku memang sendiri,hanya saja aku baru menyadari bahwa aku memang di permainkan oleh mereka semua.aku tidak mempunyai teman dan orang orang terkasih.jangankan teman,tempat untuk ku kembali saja tidak ada..bagaimana Aku bisa berpikir jauh tentang teman...heh..kamu memang serakah,zahra...
Hehhhh...
Lalu,bagaimana ini tuhan?
Aku sudah tidak mempunyai siapa siapa untuk ku percaya.semua orang yang ku sayang dan percayai sekarang pergi menjauh meninggalkan ku.ini sakit tuhan,sangat sakit!aku sudah sangat lelah menahan semua rasa sakit ini,kenapa kau tak ambil saja aku?jika kau ciptakan aku hanya untuk sebagai hiburan,kenapa kau tidak lenyap kan saja aku?tuhan,sungguh ini sangat melelahkan.bantu aku tuhan."
Tidak ada yang namanya sahabat ataupun teman,mereka semua sama saja.berlapis topeng.
BERSAMBUNG...
Tetap lanjut kok, ditunggu aja yah
Comment on chapter Lembar baru, tinta hitam