Zahra terbangun dari tidurnya tepat saat azan subuh berkumandang.bukan karena mendengar azan atau karena ingin bangun pagi Zahra terbangun,namun karena Zahra merasakan sakit dan mules di bagian perut bawahnya.Zahra meringis menahan sakit dan tanpa ia sadari dirinya menangis sesenggukan karena sakit perutnya kian menjadi jadi.karena tak tahan,Zahra pun segera memasuki kamar mandi dan setelah ia memeriksa apa yang terjadi Zahra pun akhirnya tersadar jika ini adalah akhir bulan.dimana Zahra akan kedatangan tamu bulanan yang selalu berhasil membuat Zahra terkapar di atas ranjang dan malas untuk keluar rumah.jangankan keluar rumah,keluar dari kamarnya saja Zahra sangat malas.kecuali jika ada keperluan mendesak seperti,ingin mengambil air minum atau mengambil buah kesukaannya.
Setelah mengetahui jika sakit perut yang ia alami adalah karena efek menstruasi,Zahra pun akhirnya bergegas keluar dari kamar mandi dan langsung memeriksa ke dalam lemari nya apakah ia masih mempunyai simpanan pembalut.
"Kok gak ada,sih?"tanya Zahra sambil menahan sakit di perutnya.
"Dimana?dimana?dimana?"tanya Zahra mengobrak abrik isi laci nya.
Namun,Zahra masih belum bisa menemukannya.Zahra terduduk lemah di lantai kamarnya dengan kedua tangannya memegang erat perutnya yang sakit.
Zahra ingin mencoba berdiri untuk keluar membeli pembalut,akan tetapi sakit perut Zahra kian menjadi jadi sehingga membuat Zahra tak berdaya selain menahan sakit di dinginnya lantai dan seraya menangis sesenggukan namun,tiba tiba pintu kamar Zahra terdengar ada yang mengetuk nya.
Tok...
Tok...
Tok...
"Zahra.."panggil Razi pelan.
Mendengar suara Razi,Zahra pun terkesiap dan menyahuti balik razi dengan suara lemahnya.
"Kak..kak..tolong kak.."pinta Zahra lemah karena kehabisan tenaga.
Keringat dingin membanjiri tubuh lemah Zahra karena sakit perut yang ia rasakan sangat perih.
"Kak.."panggil Zahra lemah.
Mendengar suara lemah Zahra yang terdengar seperti kehabisan tenaga,razi pun semakin khawatir dan tak tau harus berbuat apa.
hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk masuk ke kamar Zahra dan memastikan jika Zahra baik baik saja.
"Bismillah.."doa razi.dan...
"Astagafirullah...Zahra..kamu kenapa dek?"tanya razi khawatir seraya membawa tubuh lemah Zahra kedalam pelukan nya.
Razi mengusap keringat dingin yang membanjiri tubuh Zahra dengan tangan kanannya.
Zahra tersenyum bahagia melihat razi memperlakukannya seperti ini.
Zahra menggenggam erat tangan razi yang di gunakan untuk mengusap keningnya seraya berkata.
"Kak..aku gak apa apa kok.."ucap Zahra lemah.
Razi menangis melihat keadaan Zahra yang lemah,dan Zahra masih mengelak tidak kenapa napa.
"Gak apa apa gimana,Zahra?padahal kamu inikan sedang menahan sakit,tubuh kamu berkeringat dingin lagi."protes razi tak terima dengan jawaban Zahra.Zahra tersenyum lagi,dan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
"Zahra...cuma..cuma..sakit perut aja kak,karena...karena.."ucap Zahra menggantungkan ucapannya karena malu.
Razi tak mengerti dengan Zahra dan terlihat menaikkan kedua alisnya.
"Karena?"tanya razi penasaran.
"Karena ini adalah hari pertama Zahra halangan kak.."jawab Zahra akhirnya.
Razi langsung memukul jidat nya sambil menggelengkan kepalanya dengan lemah.
"Razi..Razi..
Kenapa kau bisa lupa jika hari ini tamu bulanan Zahra akan datang!"batin razi kesal.
Razi langsung membopong tubuh lemah Zahra ke dalam kamar mandi Zahra dan menduduki Zahra di dalam seraya menyerahkan satu bungkus pembalut alami dengan cap sirih.
Zahra mengernyit kan dahinya.
"Nanti,kalo kamu udah selesai panggil aja kakak.kakak ada di kamar kamu nungguin kamu."ucap razi seraya berlalu dan menutup pintu kamar mandi dengan pelan.
"Terimakasih,ya Allah..karena kau telah ingatkan aku akan tanggal Zahra mendapatkan tamu bulanannya sehingga aku bisa membelikan ia hal hal yang dibutuhkan selama masa haidnya berlangsung.dan terimakasih juga ya Allah,engkau telah menuntun ku ke kamarnya.
jika tidak,maka yang terjadi adalah..Nauudzubillah..."ucap razi bersyukur.
sembari menunggu Zahra di kamar mandi,razi pun melihat lihat botol jamu yang sengaja ia beli untuk Zahra.
razi tau,jika setiap Zahra sedang halangan pasti ia akan merasakan sakit di perutnya.
"KIRANTI?mereknya kok aneh,yah?seperti nama perempuan?"tanya razi terkekeh.
"Kak..kak razi...Zahra udah selesai..."teriak Zahra dari dalam kamar mandi.
Mendengar panggilan Zahra,razi langsung membuka pintu kamar mandi dan langsung mendapati Zahra yang sudah lebih segar dan cantik walaupun terlihat agak pucat karena menahan sakit di perutnya.
Razi langsung membawa tubuh Zahra ke dalam gendongan nya saya membawa Zahra keluar dari kamar mandi.
Setelah keluar,razi pun langsung mendudukan tubuh Zahra di atas ranjang nya sembari mengambil kantong plastik hitam yang berisi botol botol jamu yang sengaja disiapkan razi untuk Zahra.
"Ini apa,kak?"tanya Zahra penasaran seraya membuka bungkusannya.
"Hah?"kaget Zahra.
"Semua ini dari umi,pembalut itu juga dari umi"
jelas razi berbohong.
"Maksudnya,kak?"tanya Zahra lagi.
"Maksud kakak itu sebenarnya umi yang mau ngantrin barang barang ini ke kamu,tapi karena umi sedang ada urusan jadi umi nyuruh kakak ngantrin barang ini ke kamu."jelas razi seraya berlalu dari hadapan Zahra.
"Udah,ya..
Assalamualaikum.."pamit razi seraya menutup pintu kamar Zahra pelan.
"Umi ada urusan?di pagi buta begini?"tanya Zahra tak percaya.
"Kalo benar,kenapa umi nyuruh kak razi?kenapa gak kak annisa aja yang sama sama perempuan kayak aku?"tanya Zahra bingung.
"Aneh!"putus Zahra.
Zahra menaikan selimut ke atas mata kaki nya dan mencoba untuk kembali terlelap untuk beberapa menit agar sakit di perutnya berkurang rasa perihnya namun Zahra masih saja tak bisa terlelap karena masih kepikiran dengan razi yang bertingkah lembut hari ini.
"Itu bukan kak Razi yang biasanya.."gumam Zahra berbicara sendiri.
Zahra merasa jika Razi yang bersamanya tadi bukanlah Razi yang ia kenal selama ini.Razi yang dikenal Zahra adalah sosok yang dingin dan sangat menyebalkan.
zahra bergerak merubah posisi tidurnya menjadi posisi tengkurap untuk menghilangkan perih di perutnya.zahra pun teringat dengan pemberian razi beberapa menit yang lalu, hingga akhirnya zahra memutuskan untuk meraih kantong kresek yang berisi botol botol jamu penghilang rasa nyeri pada saat halangan.
"aneh, kenapa harus kak razi yang mengantarkan semua ini kepada ku? kenapa gak kak annisa aja?"gumam zahra bingung.
"dan juga pembalut ini kan.."ucap zahra seraya memegang bungkusan pembalut alami tersebut.
"bukankah kak razi beberapa hari yang lalu baru pulang dari desa bawah gunung?
sedangkan setau aku di desa itu terkenal akan buatan pembalut alami nya yang sangat sehat dan lembut?"ucap zahra seraya memutar balik tubuhnya ke atas sambil menutupi mulut nya dengan kedua tangan nya.
"apakah kak razi sengaja membelikan aku pembalut ini? benar kah? lalu kenapa kak razi harus berasan dengan nama umi?"
"kenapa? "
"dan saat aku terjatuh tadi kak razi menangis?
apa benar?
apa dia menyayangi ku? apa dia...."zahra tak bisa melanjutkan kata katanya dan langsung memeluk pembalut tersebut dengan erat.
"kenapa aku berpikir hal yang membuat ku bingung?
apa ini ?
kenapa aku merasa jika kakak sebenarnya menyembunyikan sesuatu dari ku ?"
"kakak menangis untuk ku ?
bukankah itu hal yang aneh?
ini bukan seperti kak razi yang ku kenal! !"
zahra meraba dadanya dengan lemah seraya memegang erat bungkusan pembalut tersebut dengan erat.
"kenapa dada ini semakin sesak?
kenapa kak?
kenapa dada ini sesak melihat mu menangis. .."ucap zahra semakin lemah dan gelap...
***
"eh, loe bedua.."panggil seorang gadis dengan gaya sok berkuasa nya.
dua gadis itu pun langsung menoleh ke arah sumber suara.
"yola?"ucap salah satu gadis yang di panggil yola.
"ck, loe ngapain sih manggil kita di area sekolah? kalo di liat zahra atau fia gimana? kan bisa berabe rencana yang udah gue susun dengan rapi sama latifa!!"kesal andrini.
"udah, loe tenang aja..gue jamin itu semua gak bakal terjadi kok."ucap yola meyakinkan.
"why. ..?"tanya latifa sambil berkacak pinggang.
bersambung. ...
Tetap lanjut kok, ditunggu aja yah
Comment on chapter Lembar baru, tinta hitam