"Zahra!" Suara cempreng terdengar dari arah berlawanan.
Seorang gadis dengan seragam putih abu nya sedang berdiri di depanNya dengan jarak beberapa meter saja.
"Sialan! kenapa Gue harus ketemu Dia sih....! dasar perusak mood. Mending Gue cabut aja kale ya..." Gumam Zahra, yang langsung memutar arah jalanNya.
"Woi...jangan coba coba kabur Loe yah!" Teriak gadis itu terdengar kesal dengan kelakuan Zahra.
Namun Zahra sama sekali tak menghiraukan teriakan gadis tersebut. Ia lebih memilih memperhatikan handphone Nya yang mendapatkan chat dari seseorang.
"Hhhh...Dia lagi, gak bosen apa ganggu hidup Gue..." Keluh Zahra.
Karena terlalu fokus dengan handphone dan pikiranNya, Zahra tidak menyadari ada seseorang yang sedang berjalan dari berlawanan arah dan....
Bruughhh
"Eh bangsat! kalo jalan ati ati dong! Loe gak liat apa Gue la..." Omelan Zahra terhenti ketika melihat sosok tersebut.
Oh my god!
Ini yang di depan Gue Anak siapa sih! ganteng banget!!! aaaaa...mau dong. Zahra terlihat salah tingkah dengan pemuda yang didepan.
Ahhh...Shit!
inget Zahra jaga image dong! jangan malu malu in napa!. Ego Zahra mulai bersuara.
"Astagafirullah..." Pemuda itu mulai menundukkan pandanganNya.
Hahh...?
Ni cowok kok aneh banget sih! emang Gue sejelek apa sih, ampe ngebuat Dia jadi nunduk gitu?! emang Gue seserem apa sih ampe ngebuat Dia jadi gak berani natap mata Gue...?!
Ya kale Gue jelek dan serem...
Yang ada itu Zahra cantik dan manis keles...buktinya cowok cowok yang ada di sekolah Gue, pada ngejar ngejar Gue...itu tuh kayak si Kak...
"Kalo ngomong sama Orang itu bisa lebih sopan? apa lagi Kamu ngomong sama Orang yang lebih tua dari Kamu!
Dan oh ya, Kamu kan sudah SMA. Sudah bisa baca tulis. Jadi sudah tau kan aturannya dilarang bawa hp ke sekolah. Apalagi dimainin sambil jalan. Benar benar tidak disiplin!." Ucapan pemuda tersebut langsung membuyarkan lamunan Nya. Sekaligus membuat diriNya langsung cengok di depan pemuda tersebut.
Ini pertama kalinya, ada o
Orang yang berani ngebentak Gue di sekolah ini. Batin Zahra.
"Dan, Saya minta maaf telah tidak sengaja menabrak Kamu! lain kali Saya akan hati hati...
Dan tolong kontrol ucapan Kamu! jangan sampai mengeluarkan kata kata kasar lagi. Permisi. Assalamualaikum." Ucap laki laki itu dingin.
Sementara itu, Zahra hanya melongo melihat kepergian pemuda tersebut. Ada rasa malu dan kesal yang Ia rasakan sekarang.
Hadehhhh...kenapa juga Gue malu denger omongan Dia!? Gue kan udah biasa denger ocehan macam kaya gini di rumah. Tapi, tunggu dulu. Dia ngapain ke sekolah ini? murid baru kah? tapi kan Dia gak pake seragam kaya Gue. Udah gitu umuranNya kaya Orang udah kuliah! is Shit! stop Zahra! kenapa Kamu jadi mikirin Dia sih! benar benar gak jelas!. Batin Zahra membrontak.
"Hahaha...
Emang enak di ceramahin.." Tawa Seorang gadis berhasil membuyarkan lamunan Zahra.
"Kalo ngomong sama Orang bisa lebih sopan? apa lagi Kamu ngomong sama Orang yang lebih tua dari Kamu..." Gadis berkacamata itu mulai angkat suara sambil menirukan suara pemuda tersebut.
"Lucu yah.." Tanya Zahra polos.
"Hahaha...iya lah bego!
Jarang jarang kan Kita bisa dapat nonton drama tadi. Limited edition tau gak Ra!" Ucap gadis berkacamata tersebut.
"Oh...
Dasar bego Loe pada ye! sahabat kagak berguna! temannya kena apes bukannya bantu, eh malah di ketawain...
Emang yah jahat Loe pada?" Emosi Zahra.
"Eits...
Bukannya gitu Ra, Kita juga gak pengen ngeliat sahabat Kita kena sial, apalagi itu Loe Ra." Ucap Gadis bertubuh ramping meyakinkan.
"Iya Ra, percaya deh! lagian Elo ya Ra. Kita panggil panggil...eh malah kabur. Tuh kan jadi gini. Kena apes kan Elo...!" Gadis berkacamata ikutan bersuara.
"Apa? berdua? enak aja Loe! Gue aja kelless! Loe kagak!" Gadis ramping meninju lengan si gadis berkacamata dengan pelan.
"Iye...ye...Loe doang Gue kagak!
Hehehe...maklumin aja, lidah Gue khilaf." UcapNya santai dibarengi dengan cengengesan.
Zahra semakin pusing melihat tingkah kedua sahabat nya ini. Hingga akhirnya Ia memilih untuk langsung menuju ke kelas Nya.
"Eh..ya ya..Dia malah pergi! ini sih gara gara Loe yang gak bisa diam..." Ucap gadis bertubuh ramping itu sambil berlalu mengejar Zahra.
"Et dah! Gue di tinggal lagi.
Woi! tungguin Gue dong.!"
***
Setelah duduk dibangkuNya. Zahra kini memilih untuk tidur sejenak untuk menghilangkan stres karena kejadian dirumah Nya tadi pagi.
Flash back on
"Ra, Kamu kapan pake jilbab?
Hemmm...? Zahra kan udah besar, udah bal..."
"Udah baligh, udah saatnya nutup aurat! udah mulai nanggung dosa!" Ucap Zahra memotong ucapan UmiNya.
"Umi, Zahra pengen ngabisin masa remaja dulu. Zahra pengen kayak remaja yang lain Umi. Bebas. Tanpa aturan...
Lagian Zahra juga harus jilbabpin hati dulu Umi, baru nutup aurat. Zahra harus nunggu hi.."
"Nunggu hidayah datang in Kamu!" Ucap Seseorang dari arah belakang. Kak Razi. Dan saat yang bersamaan. Kak Razi sedang menatapNya tajam.
"Yang benar aja Zahra, Kamu kan sekolah. Masa soal gini an Kamu gak paham? sebenarnya Kamu ke sekolah belajar atau main sih...masa soal gini an Kamu gak tau! Zahra! hidayah itu gak akan datang dengan sendiriNya. Kecuali Kamu yang mencariNya. Kalo Kamu gini trus! mau jadi apa Kamu besok? hahh? coba Kamu liat Annisa! Dia itu..."
"Umi Zahra berangkat dulu yah..
Assalamualaikum." Potong Zahra cepat. Zahra beranjak dari dudukNya. Dan melangkahkan kakiNya keluar dari meja makan.
"Selalu saja begitu! dasar liar!" Ucapan Kakaknya terasa sangat sakit dihatiNya. DirasakanNya wajahNya mulai memanas. Dan mata Nya terasa hangat. Tes. Air mata Zahra sukses keluar dari persembunyianNya. Zahra bergegas keluar dari rumah ini. Berharap Ia tak mengingat kembali kejadian tadi pagi.
"Kenapa harus Kak Annisa?" Gumam Zahra terluka.
Flash back off
"Zahra? Loe gak pa pa kan?" Sapa Seorang gadis.
"Andrini? sejak kapan Loe disini?" Zahra terkejut dengan kedatangan Andrini.
"Sebelum Loe disini, Gue udah duduk dibangku ini." Jawab Andrini.
"Zahra, Loe ada masalah ya? sampai sampai kehadiran Gue aja Loe gak sadari?"
"Masalah......? enggak kok. Gue cuma ngantuk aja.." Elak zahra.
"Zahra, Loe gak usah bohong deh..
Gue tau kalo Loe itu la..."
"Zahra....Andrini!" Suara tiga curut itu memotong perkataan Andrini.
"Kalian kenapa sih...
Main tinggal aja. Kita tuh capek nyari Loe pada" Protes Latifa, gadis berkacamata.
"Iya nih, gak asik Loe pada!" Kesal Fia.
"Hadehhhh...
Gue capek! Gue lelah! please...
Kali ini aja. Biarin Gue sendiri. Gue butuh sendiri." Mohon Zahra.
Tiga curut itu langsung menatap Andrini.Meminta penjelasan. Namun yang di tatap hanya menggelengkan kepala.
"Ayo Guys, biarin Zahra sendiri dulu.
Oh ya, sementara Dia sendiri. Kita pergi beliin Zahra makanan ok?" Intruksi Andrini.
"Ok" Jawab gadis itu serempak.
"Dan Fia, Loe sama Latifa pergi beli roti. Dan Gue ama Dewi, pergi beli minuman. Ok. Kita berangkat". Kemudian, Mereka berjalan meninggalkan kelas.
***
Oh,ya Gue lupa ngenalin sahabat sahabat Gue. Ok, to the point aja. Di SMA ini, Gue punya 4 orang sahabat. Yang pertama bernama ANDRINIS FEBRY. Dia lebih suka dipanggil Andrini. Diantara ke 4 sahabat Gue.
Cuma Dialah yang paling ngerti Gue. Dia tau Gue ada masalah atau enggak. Dia tau apa yang Gue takut in.
Intinya Dia tau semua tentang Gue. Andrini adalah tipe cewek yang gak banyak bicara. Dengan kata lain. Hemat bicara.
Kedua.
Namanya, LUTFIA ASAKIRA. Dia ini tipe cewek yang oh my god "manja" banget .Dia sedikit berontak namun selalu menghibur. PokokNya, kalo ada Dia dijamin deh hari Gue penuh warna. Dan satu lagi, Dia punya hobi paling keren diantara Kami. Yaitu suka gonta ganti cowok. Hebat kan? siapa dulu dong. FIA.
Ketiga.
Namanya, DEWIASRI RAHMA. Lebih suka dipanggil Dewi. Dewi adalah tipe cewek yang menyenangkan. Walaupun, dengan suara khas cemprengnya. Dia tetap cantik. Sifatnya tidak berbeda dengan Fia, namun Dewi terkesan lebih dewasa dari Fia. Yap, itu bisa Gue liat dari pola pikirNya yang rasional.
Ok, sekarang yang terakhir. Namanya ARINA LATIFA. Dia lebih suka di panggil Latifa. Diantara Kami berlima dialah yang paling tinggi. Dan Dia adalah si gadis berkacamata yang paling beda. Jika dilihat dari luar, Ia terlihat lugu dengan penampilanNya yang agak culun ditambah dengan kaca mataNya. Jika melihat Ia, sekilas tampak seperti gadis gadis berkacamata lainNya. Yang pasti identik dengan buku dan dengan sifat pendiamNya. Namun Ia sama sekali tak begitu. Malahan Dia sangat bebas dan berandal. Ia, sangat berbeda. Namun Gue suka. Karena itulah Gue mau berteman denganNya.
Bersambung..
***
Tetap lanjut kok, ditunggu aja yah
Comment on chapter Lembar baru, tinta hitam