Loading...
Logo TinLit
Read Story - LAST MEMORIES FOR YOU ARAY
MENU
About Us  

     Anindita gadis SMA yang memiliki wajah biasa saja, memiliki hati yang baik, pintar, memiliki banyak teman cowok. Walau wajahnya biasa saja, tapi jangan salah banyak cowok yang mendekatinya. Ia tak mudah jatuh cinta, tapi kini hatinya telah terisi oleh seseorang yang bernama Aray. Aray cowok modus, suka phpin cewe-cewe, dan memiliki banyak teman cewe karena wajahnya yang terbilang cukup tampan. Bagaimana bisa Dita menyukai cowok seperti Aray ? apa disekolahnya cuma Aray cowok tertampan, tapi ku rasa tidak. Karena cinta tak mengenal siapa, bagaimana, kapan, dan derajat seseorang.
“Dita.” Ujar seorang cewe sembari mengageti nya.
“Andin.” Ucapnya dengan wajah terkejut.
“Hahahaha, cieeeee yang kaget.” Gumamnya yaang segera duduk di samping Dita.
“Apaan sih ga lucu tau.” Dengan wajah kesal
“Iya maaf. Lagian kamu kenapa sih pagi-pagi sudah melamun?.”
“Enggapapa.”
“Bohong. Pasti kamu lagi memikirkan Aray.” Sembari menoleh ke arah Dita.
“Kenapa ya, aku bisa-bisanya suka sama Aray. Padahalkan dia cowok yang sifatnya tidak baik.”
“Cinta itu kan tidak memandang siapa, bagaimana, dan kapan.”
“Iya, tapi kenapa harus sama dia.” Gumamnya dengan wajah frustasi.
“Dita, kamu tidak bisa menyalahkan hati kamu atau menyalahkan diri kamu dalam kondisi seperti ini. Ini memang sudah jalan takdir kamu untuk suka sama dia.” Sembari menatap nya.
“Iya. Aku minta maaf atas sikapku.” Gumamnya disusul dengan memeluk Andin
“Kamu tidak perlu minta maaf, kamu hanya perlu belajar mengikhlaskannya dan biarkan ini semua berjalan dengan beriringannya waktu.” Sembari membalas pelukan Dita.
Bell masuk berbunyi, segera kami menyiapkan buku pelajaran.
Sekitar 4 jam belajar, akhirnya bell istirahat berbunyi.
“Dita, kantin yu?.” Gumam Andin yang kini berdiri disamping nya.
“Iya, sebentar.” Gumam nya yang sedang membereskan buku di atas mejanya.
“Kamu mau pesan apa?.” Ujar Andin yang sudah berada di kantin.
“Bakso sama jus jeruk.” Ujarnya sembari duduk.
“Yasudah, aku yang pesanin.” Sembari berdiri lalu berjalan untuk memesan makanannya.
“Hay.” Ucap seseorang dari arah belakang Dita.
Iapun menoleh kearah belakang.
“Aray.” Ujarnya dengan wajah terkejut campur bahagia.
“Boleh aku duduk disini.” Sembari memegang kursi yang disebelah Dita.
“Silakan. Siapapun berhak duduk disini.” Ujar ku dengan wajah malu-malu.
“Terima kasih.” Sembari menarik kursi.
“Kamu sendirian saja.”
“Engga, aku sama Andin. Dia lagi pesan makanannya.
“Ohhhh.”
“Hay cewe, tambah cantik saja.” Ujar Aray disusul dengan kedipan mata kearah cewe yang berjalan di depan kami.
“Hay tampan.” Gumam beberapa cewe yang melintas di sekitar kami.
Aray hanya membalas dengan senyuman. Lama-kelamaan suasana seperti ini membuat Dita kesal dan tak nyaman. Segera ia bangun dari duduknya berfikiran untuk pindah meja.
“Nih Dit.” Ucap Andin sembari memberi makananya.
“Eh ada Aray.” Ucap Andin lagi.
“Kita pindah kesebelah sana saja.” Sembari menunjukan arahnya.
“Memangnya kenapa, disini juga enak.” Ujar Andin sembari dengan wajah heran.
“Aku engga enak menggangu Aray dengan calon-calon gebetannya.” Dengan wajah jutek.
“Aku ga punya gebetan, mereka semua itu teman aku.” Seraya berusaha menjelaskan yang sebenarnya.
“Aku ga perduli.” Ujarnya yang tak berani menatap Aray.
“Memangnya sejak kapan kamu perduli sama aku.”Sembari menatap dalam Dita.
“Bisa-bisanya kamu bicara seperti itu. Aku berusaha untuk perduli, aku berusaha untuk jadi yang terbaik dimata kamu tapi kamunya saja yang tak pernah perduli.” Gumamnya yang segera menatap Aray.
Kini mereka saling bertatapan, Andin yang menyaksikan drama tersebut tak dapat berbuat apa-apa karena itu masalah pribadi mereka.
“Ayo kita kesana saja.” Ujar Dita yang memecahkan keheningan disusul dengan menarik tangan Andin.
Aray tak berbicara apapun, karena ia masih terbayang perkataan Dita. Ia hanya bisa menatap kepergiaan Dita dari hadapannya bukan dari penglihatannya, karena Dita pindah tak terlalu jauh dari posisi Aray sekarang.
“Kita harus cepat-cepat habiskan makanannya.” Gumam Dita.
“Iya.”Ujar Andin.
Kini kami telah berada di kelas.
“Kamu harus banyak-banyak sabar menghadapi seseorang seperti Aray.” Gumamnya yang duduk disebelah Dita
“Iya, sabar mulu aku mah.”
Sekarang Dita sudah berada di rumah, tepatnya dikamar nya. Ponselnya berdering tanda wa masuk, segera ia membuka. Ternyata dari Aray.
Dita, aku minta maaf soal kejadian tadi. Aku engga bermaksud menyakitimu, aku tau aku memang bukan cowok baik-baik. Aku mohon maafkanku.
Begitulah isi pesannya. Segera Dita membalasnya.
Aku sudah memaafkan mu. Aku cuma kesal kamu berbicara seperti itu, kamu berbicara seperti itu seolah-olah aku tidak pernah perduli sama kamu.
Segera ia membalasnya, karena ia sedang online makanya balasnya cepat.
Iya aku tau kata-kata ku salah, aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Aku tidak ingin jika kamu marah pada ku karena aku tak sanggup melihatmu marah.
Segera Dita membalasnya.
Tumben balasnya cepat, oh iya kan lagi online tapi biasanya juga kalau online balasnya lama banget. Iya aku kan tau aku bukanlah nomor 1.
Ia hanya mereadnya saja, tak membalas sedikitpun. Seperti biasa aku lagi-lagi harus banyak-banyak bersabar dengan sikapnya yang terkadang manis terkadang pula pahit.
Dita dan Aray sudah dekat selama 2 tahun, senang sedih nya Aray selalu bersama Dita. Mereka hanya temanan tapi seperti orang pacaran, hanya Dita yang yang menyayangi Aray tapi entahlah apakah Aray juga menyayangi Dita. Setiap Aray putus dari pacarnya atau tidak mempunyai gebetan pasti Aray selalu ada disamping Dita, tapi ketika ia sudah mempunyai pacar atau gebetan pasti Dita dilupakan. Apakah Aray tau jika sikapnya yang seperti itu membuat setiap goresan luka dalam hati Dita.


     Keesokan harinya ketika jam istirahat, Aray mengajak Dita bermain basket. Mereka berdua kelihatan bahagia seperti tak ada beban yang menghiasi fikiran mereka. Hal seperti ini yang tak ingin Dita lewatkan sedetikpun karena ini adalah salah satu hal terindah dalam hidupnya yang tak ingin cepat ia akhiri.
“Yeee aku menang.” Ujar Dita dengan wajah bahagia yang mengakhiri permainan basket mereka.
“Iya deh aku ngaku kalah.” Gumam Aray dengan wajah berkeringat.
“Harus itu mah. Kita duduk disana saja.” Ujarnya yang menunjukan arah tersebut.
“Kamu tunggu sini sebentar ya, aku beli minuman dulu.”
“Iya.”
Ketika Aray sedang membeli minuman, apa yang terjadi pada Dita. Hidungnya mengeluarkan darah segera ia membersihkannya menggunakan sapu tangan miliknya. Ia tak ingin jika Aray mengetahuinya karena ia tak ingin jika Aray mengkhawatirkannya.
“Ini.” Ujar Aray sembari memberi minumnya.
“Makasih.” Gumam nya, segera ia meminumnya.
“Iya.” Gumamnya sehabis minum.
“Aku bahagia sekali bisa selalu berdua sama kamu.”
“Iya, aku juga bahagia.”
“Biasanyakan kamu sibuk sama cewe lain.”
“Kali ini aku mau fokus sama sekolah.”
“Aku tidak mau saat-saat ini segera berakhir dalam hidupku.” Sembari menoleh ke arah Aray.
“Kamu bicara apasih, aku kan tidak akan pergi. So, kita masih bisa seperti ini.” Yang kini menatap Dita.
“Iya.” Seraya tersenyum tipis.
Aray, ia berbicara seperti itu bukan karena ia takut kehilangan mu. Tapi Dita takut jika ia harus pergi untuk selamanya meninggalkan setiap kenangannya bersama mu seseorang yang ia cinta.
Setelah ia pulang sekolah, segera ia pergi ke salah satu rumah sakit yang berada di Jakarta.
“Bagaimana keadaan anak saya dok.” Gumam mamah Rina yang mengkhawatirkan kondisi putrinya.
“Kondisi anak ibu semakin memburuk. Ia harus segera dirawat.”
“Apa.” Gumam nya yang kini air mata telah membasahi pipinya.
“Tapi ia tidak ingin dirawat, apa yang harus saya lakukan?.” Ujarnya lagi.
“Secepatnya ibu bujuk dia. Ini masalah serius leukimia nya sudah memasuki stadium 4.”
Mamah Rina tak bisa berkata apa-apa, karena tangis telah menguasai dirinya.
Sesampainya dirumah, tepatnya dikamar Dita. Mamahnya memulai pembicaraan yang serius.
“Sayang, kamu mau ya dirawat?.” Ujarnya dengan nada suara lembut.
“Mah, walaupun Dita dirawat tetap saja Dita akan cepat pergi.” Sembari tiduran.
“Tapi setidaknya kita sudah berusaha.” Sembari menatap anaknya dengan tatapan menyedihkan.
“Mah, lebih baik aku menghabiskan sisa hidupku dengan banyak membuat kenangan terindah. Daripada dirumah sakit, aku tak bisa apa-apa hanya menunggu detik-detik terakhirku.”
“Yasudah jika itu yang membuat kamu bahagia, mamah bisa apa.”
Saat-saat seperti ini mamahnya tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya ingin putrinya bahagia sebelum saat-saat terakhirnya.

 

   1 bulan kemudian, besok tepat tanggal ulang tahun Aray. Dita mempunyai rencana memberi Aray suprise yang dibantu Andin. Kini Dita sudah berada di halaman belakang rumah Aray, Dita akan memberinya suprise tepat jam 12.00
“Happy birthday.” Ujar kami yang sedang berada di kamar Aray.
Araypun terbangun dan terkejut melihat kami yang sudah berasa di kamarnya.
“Yaampun. Makasih atas suprisenya.”
“Sebelum tiup lilin, berdoa dulu.” Ujar Dita.
Segera ia meniup lilinnya.
“potongan pertama mau dikasih siapa?.” Ujar Andin yang sedang melihat Aray memotong cake.
“Untuk seseorang perempuan yang selama ini selalu ada di saat aku butuh.” Ujar nya yang ternyata memberi cakenya pada Dita.
Dita tak menyangka jika Potongan pertama Aray untuk nya, padahlkan disini juga ada mamahnya.
“Makasih untuk suprise terindah ini.”
“Sama-pppppp.” Ucapnya dan Andin.
“Aku tidak tau ini saat yang tepat atau bukan. Tapi aku mau minta maaf atas sikapku yang terkadang tak perduli pada mu.” Sembari memegang tangan Dita
“Aku sudah memaafkannya, jadi kamu tidak usah seperti merasa bersalah.” Yang kini menatap Aray.
“Selama ini aku tidak tau perasaan aku terhadap kamu. Tapi saat ini aku mau jujur jika aku mencintaimu Dita.” Ujar nya yang berdiri dihadapan Dita
“Apa kamu yakin jika itu rasa cinta?.”
“Iya aku sangat yakin.”
“Aku bahagia mendengarnya, kamu memiliki perasaan yang sama dengan ku selama ini.” Seraya tersenyum.
“Jadi selama ini kamu mencintaiku. Maafkan aku yang tak pernah menyadarinya bahkan lebih sering menyakiti hatimu.” Gumamnya dengan wajah merasa bersalah.
“Tak apa. Yang terpenting sekarang aku sudah tau perasaan kamu yang sebenarnya. Terima kasih atas setiap kenangan yang telah kamu berikan kepadaku, ini adalah hal terindah yang menjadi hal terakhir dalam hidupku.” Sembari meneteskan air mata.
“Kamu tidak boleh bicara seperti itu. Kita akan tetap sama-sama sebagai sepasang kekasih.” Yang segera menghapus air mata Dita.
“Aku sudah tak kuat lagi. Semoga suatu hari nanti kamu mendapatkan perempuan yang lebih baik dan yang lebih mencintaimu dari padaku.”
Kini penglihatan Dita semakin tak jelas, dan akhirnya ia pingsan. Semuanya langsung panik, segera membawanya ke rumah sakit. Andinpun menelfon mamahnya, mamahnya begitu terkejut dan panik karena ia takut saat ini saat terakhir putrinya.
Dokter sedang memeriksa Dita, dan melakukan yang terbaik yang mereka bisa.
Diluar ruangan terlihat wajah-wajah khawatir, takut, dan sedih. Dokterpun keluar.
“Bagaimana keadaan putri saya dok.” Sembari menangis.
“Maaf kami sudah berusaha melakukan yang terbaik yang kami bisa untuk anak ibu. Tapi takdir berkata lain anak ibu sudah tiada.”
“Apa.” Ujar Aray dengan wajah tak bisa terima, segera ia masuk keruangan.
Semua orang begitu terkejut tak menyangka jika Dita akan secepat ini meninggalkan mereka.
“Dita bangun. Katanya kamu tidak akan meninggalkan ku.” Ujarnya sembari menangis disertai menggoyang-goyangkan bahu Dita.
“Sudah cukup, biarkan Dita tenang disana. Ikhlaskannya ini sudah jalan takdirnya.” Ucap mamah Rina yang menatap Aray.
“Sebenarnya apa yang terjadi sama Dita tan, sampai kita tidak ada yang tau tentang kondisinya.”Gumam Andin seraya menangis.
Mamahnyapun menjelaskan kondisi Dita yang sebenarnya dan alasan Dita tak memberitahu siapapun.
“Dita, kenapa kamu engga cerita sama aku. Kalau kamu cerita aku pasti akan membantu mu sekalipun aku harus mengorbankan nyawaku.”Ucap Aray Sembari menatap wajah pucat Dita.
Ditapun telah dimakamkan, lambat laun orang-orang sekitarnya dapat menerima kepergiannya. Araypun kini telah belajar membuka hatinya kembali. Andin sahabat tersayangnya sekarang sudah mempunyai kekasih yang sangat menyayanginya.


“Cintailah seseorang yang mencintaimu dengan tulus, jangan meninggalkan seseorang yang mencintaimu demi seseorang yang tidak pernah mengharapkanmu. Sebelum terlambat bahagiakanlah seseorang yang mencintaimu. Karena belum tentu kamu mendapatkan seseorang yang memiliki cinta yang begitu besar seperti cintanya.”

Tags: Romance

How do you feel about this chapter?

0 0 8 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Berawal Dari Sosmed
626      452     3     
Short Story
Followback yang merubah semuanya
Arini
1054      610     2     
Romance
Arini, gadis biasa yang hanya merindukan sesosok yang bisa membuatnya melupakan kesalahannya dan mampu mengobati lukanya dimasa lalu yang menyakitkan cover pict by pinterest
Camelia
590      331     6     
Romance
Pertama kali bertemu denganmu, getaran cinta itu sudah ada. Aku ingin selalu bersamamu. Sampai maut memisahkan kita. ~Aulya Pradiga Aku suka dia. Tingkah lakunya, cerewetannya, dan senyumannya. Aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tak ingin menyakitinya. ~Camelia Putri
When You're Here
2338      1053     3     
Romance
Mose cinta Allona. Allona cinta Gamaliel yang kini menjadi kekasih Vanya. Ini kisah tentang Allona yang hanya bisa mengagumi dan berharap Gamaliel menyadari kehadirannya. Hingga suatu saat, Allona diberi kesempatan untuk kenal Gamaliel lebih lama dan saat itu juga Gamaliel memintanya untuk menjadi kekasihnya, walau statusnya baru saja putus dari Vanya. Apa yang membuat Gamaliel tiba-tiba mengin...
Lovesick
446      327     3     
Short Story
By Khancerous Why would you love someone else when you can’t even love yourself?
From Ace Heart Soul
586      353     4     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
Cinta tanpa kepercayaan
510      384     0     
Short Story
ketika sebuah kepercayaan tak lagi ada dalam hubungan antara dua orang saling yang mencintai
Manuskrip Tanda Tanya
5446      1685     1     
Romance
Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui karya yang diasuh sedemikian rupa agar menjadi sempurna. Sayangnya, rasa gembira itu mendadak berubah menjadi serba salah ketika Bu Maya menugaskan Katya untuk mengurus tulisan pengarang t...
Tower Arcana
781      577     1     
Short Story
Aku melihat arum meninggalkan Rehan. Rupanya pasiennya bertambah satu dari kelas sebelah. Pikiranku tergelitik melihat adegan itu. Entahlah, heran saja pada semua yang percaya pada ramalan-ramalan Rehan. Katanya sih emang terbukti benar, tapi bisa saja itu hanya kebetulan, kan?! Apalagi saat mereka mulai menjulukinya ‘paul’. Rasanya ingin tertawa membayangkan Rehan dengan delapan tentakel yan...
IMPIANKU
27437      4128     14     
Mystery
Deskripsi Setiap manusia pasti memiliki sebuah impian, dan berusaha untuk mewujudkan impiannya itu. Walau terkadang suka terjebak dengan apa yang diusahakan dalam menggapai impian tersebut. Begitu pun yang dialami oleh Satria, dalam usaha mewujudkan segala impiannya, sebagai anak Broken Home. Walau keadaan keluarganya hancur karena keegoisan sang ayah. Satria mencoba mencari jati dirinya,...