Jungkook berjalan lunglai menuju hanok yang selama ini menjadi tempatnya, Suga dan Taehyung untuk beristirahat selama melakukan tugas mereka.
"Astaga! Kau dari mana saja?" Taehyung hampir saja terjungkal karena sangking terkejutnya melihat sosok Jungkook yang berdiri dengan wajah pucatnya.
Tidak menanggapi pertanyaan Taehyung, Jungkook memilih untuk terus berjalan memasuki rumah itu.
"Yak! Kau kenapa sebenarnya?" Taehyung tak menyerah untuk bertanya pada Jungkook dan terus mengikutinya.
"Aku lelah hyung, tolong tinggalkan aku." Kata Jungkook dan Suga yang baru saja muncul, segera memberikan kode kepada Taehyung untuk meninggalkan Jungkook sendirian.
"Kenapa lagi dengannya?" Keluh Taehyung.
"Aku tidak tau, biarkan saja. Nanti, jika ia sudah tenang baru kita tanyakan." Saran Suga membuat Taehyung mengangguk paham.
---***---
Mina, gadis itu kini berjalan dengan anggun menyusuri pekatnya malam. Ia sedang menjalankan tugasnya sebagai asisten Seulgi untuk melihat beberapa ritual Gut yang diadakan disebuah pedalaman. Meskipun ia terlihat begitu tenang, tapi sebenarnya pikirannya kacau.
Ia memikirkan Jungkook yang sampai detik ini tak muncul, jangan kan muncul? Memberikannya kabar saja tidak.
"Jendral Jeon, anda dimana?" Lirihnya pelan sampai ia melihat beberapa roh berlarian. Ada yang hanya tinggal separuh dan tubuhnya terpotong, berlari dengan tubuh yang berpencar.
"Ada apa?" Tanya Mina.
"Pergi nona! Ada Hwa-Eun. Dia akan melenyapkan kita semua!"
Pekik salah satu roh yang menghampirinya, ia mengenal Mina karena Roh ini salah satu pengikut Seulgi. Mina nampak berfikir, dahinya berkirut.
"Hwa-eun? Siapa dia?" Tanya Mina lagi, penasaran sekaligus merasa aneh.
"Tidak ada waktu lagi, kita harus segera pergi nona!"
Roh itu pun menghilang dengan cepat. Mina mendesah, merasa kecewa karena tak mendapatakan jawaban yang ia inginkan.
Tiba-tiba saja angin kencang seketika menghempaskannya. Membuat tubuh Mina terdorong kebelakang sampai beberapa meter dan dengan segera gadis itu mengendalikan tubuhnya.
"Siapa? Keluar!" Kata Mina dengan waspada, memandang setiap sisi.
Blasshhh
"Bagaimana manusia bisa berbicara dengan roh?"
Sebuah sosok muncul dihadapannya, wajah hitam dan hanya terlihat matanya yang tak berhenti memutar, belum lagi senyuman dengan taring sepanjang 5 cm dan rambut separuh botaknya.
"Hihihi...Kau terlihat sangat lezat untuk di makan."
Guman sosok mengerikan itu membuat Mina seketika mundur. Ia menyadari sosok dihadapannya ini adalah iblis. Jika dulu Mina seorang roh, mungkin Mina akan dengan mudah bertarung dengannya tapi sekarang? Jelas berbeda! Mina baru saja memperoleh tubuh manusia setelah ribuan tahun dan belum bisa menyesuaikan diri sepenuhnya.
Apa yang harus ia lakukan? Bagaimana ia menyerang? Dan dengan cara apa? Hal itu masih berputar-putar dalam otaknya.
"Ayo kemari, aku sudah sangat lapar. Hanya membutuhkan waktu sedikit untuk menyantapmu dan kekuatan ku akan pulih. Setelah itu aku bisa sedikit mencelakai Hwa-Eun, wanita sialan itu!"
Gumannya lagi dan ia menghilang dan muncul dihadapan Mina, membuat gadis itu beku karena shock.
"Jangan takut, aku akan melakukannya dengan cepat! Agar kau tak kesakitan."
Katanya dengan senyum miring yang tercetak diantara kedua taringnya membuatnya semakin mengerikan.
Iblis itu menarik tangan Mina dan gadis itu sekuat tenaga memberontak.
"Kau lumayan kuat ya, aku tidak suka perlawanan seperti ini."
Sinisnya yang tanpa Mina bisa duga, Iblis itu menendangnya.
Blaaashhh
Bruuuukkkk
Tubuh Mina terpental dan jatuh tersungkur diatas rerumputan. Merintih, merasa sekujur tubuhnya begitu ngilu.
Ia tidak tau, harus bagaimana? Belum terbiasa dengan tubuh manusia ini dan juga ia tidak bisa menggunakan kekuatannya seperti dulu, entah kenapa? Mina belum menemukan penyebabnya.
Haruskah Mina menyerah sekarang? Mati ditangan iblis ini? Secepat ini kan perjalanan hidupnya yang baru merasakan nikmatnya menjadi manusia? Mina menangis dalam diam sampai iblis itu menghampirinya, menarik rambutnya membuat Mina terpaksa berdiri sambil merintih.
"Aku semakin lapar ketika melihat dirimu seperti ini."
Seringaian itu tak lepas dari bibir iblis itu membuat Mina semakin cemas.
"Jeon..." Lirihnya saat tangan iblis itu mulai bergerak dan Mina mulai memejamkan matanya.
"Kau sangat percaya diri menjadi seorang iblis." Suara itu? Mina membuka matanya dan mendapati Taehyung sudah berdiri disampinya.
Duak
Menedang keras dan kali ini tubuh iblis itu yang terpental. Taehyung menghilang dan muncul dihadapan iblis itu, mengakatnya dengan mudah seperti mengangkat sebua bantal dengan satu tangan.
"Kau ingin memakannya? Jangan bermimpi!"
Buak
Duass
Duak
Pukulan bertubi-tubi tanpa belas kasih telah Taehyung berikan membuat tubuh iblis itu berbaring lemas.
Kini Taehyung berjalan menghampiri Mina, memeriksa seluruh tubuh gadis itu. Apa terdapat gigitan?
"Dia tidak menggigitmu kan?" Tanya Taehyung dan Mina segera menggeleng dan sebisa mungkin menujukkan ekspresi terkejutnya dengan kehadiran Taehyung yang tak biasa, meskipun ia tau siapa pria ini sebenarnya?
"Apa kau sama dengannya?" Tanya Mina, lagi-lagi gadis ini beracting dan seketika Taehyung terbahak.
"Wkwk, apa kau percaya bahwa namja tampan sepertiku seorang iblis?" Mina menggeleng pelan.
"Bagus, berarti kau cukup pintar. Ayo ku antar pulang." Taehyung menarik tangan Mina sampai ia merasa kehadiran seseorang.
"Kenapa?" Tanya Mina, merasa bingung tiba-tiba saja Taehyung berhenti.
Duaaasss
Iblis yang tadi terkapar, menyerangnya kembali tapi Taehyung dapat menangkisnya, meskipun sedikit sempoyong karena ia juga harus melindungi Mina.
"Ini belum selesai, malaikat rendahan!"
Iblis itu hendak menyerang Taehyung lagi, membuat Taehyung yang bersama Mina mulai khawatir. Padahal, ia sudah menyerangnya dengan pukulan bertubi-tubinya tapi kenapa iblis ini baik-baik saja?
"Berisik..." Guman seseorang yang kini melayang-layang dan menerjang iblis itu.
"Kau membuatku muak dengan kesombonganmu." Ungkapnya dengan mengarahkan tinjuannya.
BLEEEDDDDUUUMMM
Ledakan besar terjadi, membuat Taehyung segera membawa Mina untuk menghindar.
"Kau pikir, kau cukup keren dengan menunjukkan identitasmu pada manusia?" Cibirnya yang kini mengambil bola kristal yang melayang-layang setelah berhasil mengambil tetesan dari iblis itu.
Mina termenung menatap sosok itu penuh tanya, sementara Taehyung terlihat menelan ludah.
"Maafkan aku kapten Hwa-Eun." Taehyung segera berlari mendekatinya dan bersujud dihadapannya.
Mina menganga melihat pemandangan aneh ini, Taehyung seorang malaikat yang lumayan kuat, bersujud pada sosok wanita kecil? Bahkan lebih kecil darinya? Mencengangkan! Itulah yang ada dalam fikiran Mina sekarang.
"Bagaimana kau akan mengatasinya?" Tanya Sinb yang kini memandang Mina. Taehyung juga ikut memandangnya bingung.
"Kau tidak berfikir untuk membiarkannya mengetahui identitasmu kan?" Tanya Sinb dengan tatapan dinginnya.
"Itu..." Taehyung tak bisa menjawabnya, karena melihat Mina bisa melihat roh dan dirinya saja sudah membuat Taehyung pusing. Rencananya, ia akan mengantar gadis itu dan menanyakan tentang hal itu, perihal bagaimana gadis itu dapat melihatnya. Namun sebelum rencana itu terlaksana, Sinb sudah datang mengacaukannya.
"Pergi! Aku yang akan mengurusnya." Taehyung mendongak, menatap Sinb tak percaya. Tindakan Sinb benar-benar tak terbaca menurut Taehyung.
"Anda tidak akan..." Belum selesai Taehyung mengatakan dugaannya, Sinb langsung memotongnya.
"Membunuhnya maksudmu? Apa kau gila? Seorang malaikat kematin hanya bertugas untuk mengumpulkan roh dari jasad yang sudah mati, roh berkeliaran dan iblis. Tidak ada aturan kita dapat membunuh manusia. Kau? Berapa lama kau menjadi malaikat? Sampai kau cukup percaya dari untuk mengajariku tentang aturan?" Sinis Sinb yang membuat Taehyung semakin menunduk ketakutan dan bingung. Ia merasa kalau Sinb selalu saja merasa sinis kepadanya. Apa salahnya sebenarnya.
"Dalam hitungan ketiga, kalau kau tidak pergi? Aku akan memberimu pukulan!" Ancam Sinb membaut Taehyung mendongak, menatapnya terkejut.
"1...2..." Sebelum kehitungan yang ke 3 Taehyung menghilang.
Kini tinggal Mina yang memandang Sinb dengan waspada. Sinb berjalan santai mendekati Mina yang mulai ketakutan.
"Kau pikir, aku tidak tau siapa dirimu?" Sinb menghilang dan muncul dihadapan Mina. Mengangkat dagu gadis itu keatas.
"Kau sungguh ceroboh! Tapi aku akan melepaskanmu kali ini, pergilah sebelum aku berubah pikiran roh hilang!" Kata Sinb penuh penekanan dan Mina seketika terkejut, ia tak menyangka bahwa gadis mungil dihadapannya ini mengetahui identitasnya.
"Ka!" Usir Sinb dan Mina seketika berlari.
Setelah Mina pergi Sinb mendesah, sembari memejamkan matanya sesaat.
"Kenapa kau biarkan dia pergi?" Seperti dugaannya J-hope sudah berdiri disampingnya, memandang gadis ini heran.
"Aku sudah mendapatkan banyak untuk malam ini, jadi aku tak memerlukannya. Mungkin nanti, saat aku mulai kesusahan memburu iblis." Terang Sinb membuat J-hope tertawa.
"Bilang saja kau tak tega membuat pria itu menangis kan?" Tuduh J-hope membuat Sinb melotot kearahnya.
"Kau tidak pandai menebak dan jangan lagi sebut dia dihadapanku!" Protes Sinb yang kini menghilang, meninggalkan J-hope yang masib termenung.
"Pada akhirnya, takdirlah yang tidak akan pernah berbohong. Hwa-Eun, siapa yang akan kau pilih? Aku menunggu dengan penasaran." Guman J-hope yang kini juga menghilang.
---***---
Taehyung berapa di atap gedung apartemen Seulgi yang dulu milik Sinb, memperhatikan setiap gerakan orang yang memasukinya. Ia menghembuskan nafas leganya saat mendapati Mina turun dari taksi dan segera masuk kedalam.
"Kenapa ia pergi ketempat seperti itu? Apa yang sebenarnya ingin ia lakukan? Bagaimana bisa ia melihat roh dan malaikat?" Guman Taehyung dengan tanda tanya besar yang sebenernya ia tunjukkan pada sosok Mina.
"Ah, sudahlah. Kenapa aku jadi mengkhawatirkannya?" Kata Taehyung pada dirinya sendiri yang kini menggeleng dan menghilang begitu saja.
Sosoknya muncul lagi disebuah rumah yang sedang di rundung duka, dengan kerumunan orang memakai pakaian serba hitam bergantian memberikan penghormatannya pada beberapa foto yang terpampang di dinding yang sudah dihiasi beberapa bunga. Seluruh keluarga mati karena kecelakaan dan tugas Taehyung hanya menuntun dua roh anak kecil kembar laki-laki dan perempuan. Mereka terlihat duduk disamping kedua orang tuanya yang sudah mati juga.
"Kau disini?" Tanya Taehyung sedikit kaget melihat Jungkook yang masih menunjukkan muka datarnya. Jungkook mengangguk tanpa menjawabnya.
"Kook, kau harus bersikap ramah. Mereka orang baik." Taehyung memperingati Jungkook.
"Ya, kau tenang saja." Jawab datar Jungkook yang membuat Taehyung menghela nafas. Pertanyaan itu muncul lagi dalam benak Taehyung, ada apa sebenarnya dengan temannya yang satu ini?
"Biarkan saja dia." Suga datang menepuk pundak Taehyung, membuatnya lagi-lagi terkejut.
"Kau juga hyung?" Tanya Taehyung membuat Suga mengangguk sambil tersenyum.
"Ku pikir sudah lama kita tidak bertugas bersama." Ungkap Suga membuat Taehyung tersenyum.
Mereka memperhatikan Jungkook yang berjalan mendekati roh pria yang terlihat muda.
"Sudah waktunya." Kata Jungkook dan roh pria itu mengangguk. Sebelum pergi, ia memandang istri dan kedua putra-putri kembarnya sambil tersenyum. Jungkook segera menyodokan teh menghilang ingatan dan setelahnya pintu menuju akhirat muncul.
"Masuklah!" Perintah Jungkook dan pria itu pun masuk. Jungkook melihat jelas bahwa roh wanita itu menangis sambil memeluk kedua anak kembarnya.
"Tidak perlu ada yang kau khawatirkan, karena kalian akan segera bertemu." Kata Jungkook tanpa ia duga. Ia cukup terkejut dengan dirinya yang tiba-tiba sedikit peduli. Bayangan Sinb tiba-tiba hadir begitu saja.
Mereka yang mati tanpa disengaja saja merasa sedih meninggalkan dunia, apa lagi seseorang yang terbunuh?
Mata Jungkook mulai berkaca-kaca lagi. Dadanya sesak, perasaannya kacau mengenang setiap kenangan dirinya ketika bersama Sinb dan bagaimana dengan kejinya ia membunuhnya begitu saja.
Suga dan Taehyung yang semenjak tadi memperhatikannya, merasa bingung dengan Jungkook yang masih terdiam.
"Ayo kita hampiri." Ajak Suga dan keduanya segera melangkah mendekatinya.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Suga sambil menepuk bahu Jungkook membuat pria itu segera terhenyak dalam lamunannya. Menatap kedua teman malaikatnya ini dengan sedikit bingung.
"N-ne..." Jawabnya terbata-bata.
"Tunggulah kami disana. Setelah ini kita akan minum bersama." Kata Taehyung dan Jungkook mengangguk tanpa mengatakan apapun dan melangkah begitu saja.
Ia duduk diantara pelayat yang sedang duduk disebuah kursi dengan menatap kosong dinding. Mengabaikan semua kebisingan suara sepatu yang terus beradu berlalu lalang melewatinya. Seolah Jungkook terjebak didalam dimensi lain, yaitu dimensi pikirannya.
Taehyung dan Suga telah selesai melakukan tugasnya dan kini berjalan menghampiri Jungkook.
"Kajja!" Ajak Suga yang membuat Jungkook mendongak, menatap mereka berdua sesaat dan segera bangkit.
Mereka akhirnya menghilang bersama dan muncul disebuah kedai bertenda dekat sungai han, sehingga mereka bisa minum soju dengan pemandangan sungai han yang indah.
"Hm..." Taehyung tiba-tiba menghela nafas panjang. Membuat Suga mengernyitkan keningnya, menatapnya penuh tanya sementara Jungkook, ia terus menuangkan sojunya pada gelas kecil dan meminumnya dengan cepat.
"Wae? Apa sesuatu terjadi?" Tanya Suga.
"Apa kalian masih belum bertemu dengannya?" Tanya Taehyung yang menatap Suga dan Jungkook bergantian. Suga membalas tatapan Taehyung seolah bertanya dan Jungkook seperti sebelum-sebelumnya mengabaikannya.
"Siapa?" Tanya Suga.
"Hwa-Eun." Jawab Taehyung yang membuat Jungkook menghentikan aktivitasnya tapi tak mengatakan apapun dan hanya memandang Taehyung penasaran. Suga nampak berfikir sebelum berakhir dengan matanya yang melebar dan mulutnya yang menganga.
"Ia sudah kembali? Kapan kau bertemu dengannya?" Tanya Suga antusias.
Taehyung mengangguk. "Tidak hanya dengan dirinya, J-hope pun telah kembali." Ungkap Taehyung yang nampak terlihat frustasi. Mengacak-ngacak rambut hitamnya, membuatnya terlihat lebih tampan meskipun memperlihatkan kefrustasian seperti itu.
"MWO? Ah, jadi sekarang mereka menjadi 3 serangkai lagi? Kita harus sedikit waspada, jangan sampai membuat kesalahan fatal dan membuat mereka murka." Kata Suga dengan sedikit tergidik. Jungkook masih diam dan hanya memperhatikan mereka.
"Aku sudah pernah di pukul olehnya, bahkan berlutut dihadapannya." Keluh Taehyung membuat baik Jungkook dan Suga menjadi tertarik ingin mendengarkan penjelasan detail dari Taehyung.
"Siapa yang memukulmu? Berlutut untuk apa?" Tanya Suga tak sabaran yang seketika membuat Taehyung segera meneguk satu sloki sojunya.
"Saat itu aku melihat iblis berambut panjang sedang berada diatap gedung, ku pikir ia sedang berusaha untuk mengganggu manusia. Aku segera menghampirinya tapi aku tidak tau kalau ada malaikat lain disana." Taehyung menarik nafas kembali. "Ku pikir ia telah melanggar peraturan dengan berburu ditempat kita bertugas tapi aku tidak tau kalau ia adalah Hwa-Eun." Katanya dengan menjatuhkan dirinya pada meja kedai.
"Lalu? Apa yang terjadi?" Tanya Suga dan Jungkook menanti dalam diam.
"Aku marah dan ia menyerangku. Awalnya ku pikir, kekuataannya jauh dibawah ku sehingga aku sedikit mempermainkannya tapi nyatanya? Aku kalah telak dan di selamatkan oleh Kapten RM, memalukan! Kau tau hyung? Pria itu akan sangat marah jika kita menyinggung atau berlaku tak sopan dihadapannya bukan? Tapi, itu tidak berlaku untuk Hwa-Eun. Ia seperti kalah dengan wanita itu dan itu mengejutkan ku." Ungkap Taehyung yang masih keheranan sementara Suga sudah tersenyum.
"Tentu itu bukan rahasia lagi, mereka memiliki hubungan." Ungkap Suga membuat mata Taehyung membelalak dan Jungkook pun terkejut.
"Maksudmu seperti sepasang kekasih?" Taehyung mencoba memperjelas ucapan Suga.
"Entahlah, tapi yang ku tahu. Mereka dekat dan sangat jelas jika Kapten RM menyukainya." Terang Suga dan Taehyung melotot dibuatnya.
"Astaga! Ku pikir mereka hanya berteman? Aku tidak setuju jika mereka bersama. Kapten RM sudah sangat membuat ku gila dengan segala aturannya dan jika ditambah wanita itu berada di dekatnya? Aku tidak tau akan menjadi seperti apa para malaikat rendah seperti kita ini?" Keluh Taehyung dan Suga menelan salivanya sementara Jungkook masih tak menunjukkan perubahan yang berarti.
"Setelah kejadian itu, apa ia menyuruhmu untuk berlutut hyung?" Entah dorongan apa yang membuat Jungkook kali ini masuk dalam pembicaraan ini. Taehyung segera menggeleng cepat sambil tersenyum geli.
"Tepatnya aku sendiri yang berlutut di saat pertemuan kita yang kedua. Saat itu, aku berusaha mencari beberapa roh hilang dalam upacara Gut. Sampai aku menemukan Mina, kalian ingatkan dengan sepupu Seulgi?" Jungkook terlihat terkejut sementara Suga mengangguk mengerti.
"Entah kenapa gadis itu bisa berada disana dan iblis berusaha memangsanya." Ekspresi wajah Jungkook seketika berubah, ia terlihat khawatir.
"Lalu? Apa kau menolongnya?" Tanya Suga cepat sambil menuangkan sujo kebotol Taehyung seolah merasa prihatin kepadanya.
"Ya tentu saja, tapi aku baru tau kalau gadis itu bisa melihat roh, iblis bahkan malaikat." Suga terlihat tercengang, seolah tak mempercayainya sementara Jungkook mulai terlihat gelisah.
"Tunggu, dapat melihat kita?" Taehyung mengangguk, membenarkan pertanyaan Suga. "Pantas saja dia sedikit aneh, saat itu aku merasa ia ketakutan. Jadi karena ia bisa melihat kita?" Taehyung mengangguk dan Suga seolah menemukan sebuah jawaban yang membuatnya berhenti menilai bahwa Mina adalah gadis aneh.
"Wae? Apa Seulgi tidak pernah bercerita?" Tanya Taehyung membuat Suga menggeleng bingung.
"Baiklah lupakan ini dulu, aku akan melanjutkan ceritaku." Kata Taehyung membuat Suga dan Jungkook diam, menunggu cerita darinya. "Setelah itu aku berusaha menolongnya dan sekaligus berusaha membuat iblis itu kembali ke neraka tapi aku tidak menyangka kalau iblis itu cukup licik dan kuat. Aku hampir saja kalah, kalau saja Hwa-Eun tak datang."
"Hwa-Eun? Bertemu dengan Mina?" Tanya Jungkook dengan ekspresi tercengangnya. Taehyung mengangguk membenarkannya.
"Karena Mina tau identisasku, Hwa-Eun marah besar. Aku berlutut dihadapannya, memohon agar aku diampuni. Aku tidak ingin lagi mendapatkan hukuman darinya, tempramennya lebih mengerikan dari RM." Ucap Taehyung dengan ekspresi ngerinya saat membayangkan setiap cibiran Sinb kepadanya.
"Lalu setelah itu kau pergi? Meninggalkan Mina sendiri bersamanya?" Taehyung segera memandang Jungkook heran. Beberapa menit lalu, ia terlihat tidak lemas tapi kali ini? Ia terlihat serius.
"Ya aku pergi tapi sebelum itu, aku memastikan bahwa Hwa-Eun tidak akan macam-macam kepadanya dan kalian tau? Dia sangat marah. Ah aku tidak mengerti? Dimana letak kesalahan ku sebenarnya? Pada akhirnya aku memutuskan untuk pergi sebelum ia benar-benar menghukumku!" Keluh Taehyung.
"Lalu Mina? Kau biarkan ia sendirian menghadapinya?" Sebenarnya Jungkook ingin bertanya tentang ini tapi Suga sudah mendahuluinya.
"Ya, tapi aku menunggunya diapartemen Seulgi, syukurlah ia pulang dengan utuh." Baik Suga maupun Jungkook terlihat menghela nafas, menunjukkan kelegaannya karena Sinb tak melakukan apapun kepada gadis itu.
Tiba-tiba saja Jungkook berdiri. Sepertinya ia telah memutuskan sesuatu.
"Wae?" Tanya Suga menatapnya heran.
"Kau mau kemana?" Tanya Taehyung.
"Ada yang harus ku urus. Sampai jumpa hyung." Katanya sambil melangkah pergi dan menghilang ketika tak ada cahaya lampu yang meneranginya.
Jungkook sudah tiba dikamar Mina, gadis itu meringkuk kedinginan tanpa selimut. Jungkook meraih selimut dan menyelimuti Mina. Membelai surai hitam lembut milik Mina dengan tatapan sedihnya.
"Mianhae..." Lirih Jungkook. Ia merasa bersalah pada Mina dan tidak tau harus berbuat apa untuk meminta maaf. Ia tidak bisa lagi mendekati Mina seperti dulu karena ia juga tak merasa sebahagia dulu.
Perasaan bersalah itu, terus menghantuinya. Membuatnya tak bisa memikirkan hal lain kecuali kenangan yang menyakitkan itu. Ia tidak bisa terus seperti ini, ia harus melakukan sesuatu dan sepertinya ia akan melakukannya sekarang.
Jungkook menghela nafas sebelum akhirnya menghilang lagi dari kamar Mina dan kini ia berada disebuah gua yang pernah Sinb pakai untuk mensucikan dirinya, bahkan Sinb masih berada disini sekarang.
Jungkook memang mengetahui keberadaan Sinb setelah menyelidikinya dan memutuskan untuk menemuinya sekarang. Entah untuk minta maaf atau mencoba memastikan sesuatu.
"Apa yang kau lakukan disini?" Jungkook menoleh dan mendapati Sinb berdiri, memandang datar dirinya.
"Hwang..." Lirih Jungkook yang mendekat, berusaha menyentuh Sinb tapi gadis itu segera menghilang, menjadi semakin jauh.
"Kendalikan dirimu!" Sinb memberi peringatan kepada Jungkook dengan dinginnya. Jungkook seketika merasa sedih.
"Maafkan aku..." Kali ini ia bersujud dan mulai menitikan air matanya. Ekspresi Sinb berubah tanpa Jungkook tau, karena malaikat tampan ini masih menunduk.
"Itu masa lalu, lupakan! Jalani yang sudah menjadi garismu sekarang dan aku juga akan melakukan itu." Ungkap Sinb membuat Jungkook mendongak, memandang lekat wanita yang kini enggan untuk menatapnya langsung.
"Tapi aku tidak bisa..." Lirih Jungkook membuat Sinb menghela nafas lelah.
"Itu urusanmu! Jangan ganggu aku lagi!" Pinta Sinb yang sudah menghilang, menyisahkan Jungkook yang menangis.
"Maafkan aku Hwang..." Lirihnya lagi.
Ternyata Sinb di luar gua, menangis dalam diam.
"Kenapa kau datang? Seharusnya kau bisa menghilangkan ingatanmu seperti kau melenyapkan diriku dimasa lalu." Guman Sinb yang kini memutuskan untuk pergi. Ia tidak ingin terus-terusan bertemu dengan Jungkook. Itu tidak akan baik bagi dirinya dan perasaannya.
"Hwa-Eun..." Panggil seseorang yang tak lain RM yang menatap Sinb khawatir karena menangis. Sinb melihat RM segera berhambur kepelukannya.
"Wae? Apa yang terjadi?" Tanya RM dengan lembut, mengusap pelan rambut lembut Sinb.
Sinb tak menjawabnya dan hanya terus-terusan memeluk RM dan tanpa mereka tau, Jungkook melihat semuanya. Malaikat tampan itu merasa sedih dan terluka, ia tak sanggup melihat Sinb bersandar pada pria lain kecuali dirinya tapi ia merasa tak memiliki hak padanya.