Read More >>"> JEOSEUNGSAJA 'Malaikat Maut' (Chapter 11) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - JEOSEUNGSAJA 'Malaikat Maut'
MENU
About Us  

Sinb hanya mampu menangis dalam diam saat tubuhnya mulai terangkat, bahkan gadis itu membiarkan Seulgi pingsan begitu saja. Ia hanya mampu mengungkapkan beribu maaf dalam hatinya.

Sinb pun melayang-layang di atas gua dengan pakaian hambok warna putih dengan tubuh yang bersinar terang. Disana, sudah ada tetua Hwang dan RM yang tengah menunggunya.

"Hwa-Eun, kau akan memakai nama itu lagi seperti duli. Aku akan mengembalikan semua kekuatan murni seorang malaikat kematian dan menghapus semua kekuatan hitam mu. Beberapa minggu kedepan, pergilah ke gua timur dekat mata air dan bersihkan dirimu disana." Ucap tetua Hwang sambil memandang Sinb iba.

"Hwa-Eun...Ingat setelah ini siapapun yang dulunya berada didekat mu tidak akan mengingatmu sama sekali." Lanjut tetua Hwang membuat Sinb mengangguk mengerti dengan air mata yang semenjak tadi mengalir. Sementara RM menatap Sinb khawatir, ingin rasanya ia datang dan mendekapnya, berusaha memberikannya rasa nyaman untuk membuatnya lebih tenang.

"Rapmon, antarkan dia ke gua itu." Pinta tetua Hwang pada RM.

"Baik tetua..." Patuh RM yang kini melayangkan tubuhnya mendekati Sinb yang masih termenung dengan sedih, RM merangkulnya.

"Kau harus menunggu disana, sebelum aku menurunkan perintah resmi untuk hukuman mu." Kata tetua Hwang sambil menghela nafas panjang.

"N-ne a-aboji." Jawab Sinb dengan terbata.

"Tetua kami pergi." Pamit RM dengan membungkukkan dirinya, kemudian tetua Hwang menganggu dan mereka berdua menghilang, menyisakan tetua Hwang yang terlihat termenung.

"Ji eun, ottokae? Aku tidak bisa menjaga putrimu dengan baik." Lirih tetua Hwang yang mulai berkaca-kaca.

---***---

Mina tak lantas mengajak Jungkook pulang, ia masih ingin berjalan-jalan disekitar taman seperti ini, merasakan bagaimana udara segar, bagaimana berjalan dan berlari sambil tertawa.

"Kau menyukainya?" Tanya Jungkook yang gemas melihat tingkah Mina dan gadis itu segera mengangguk cepat.

"Jendral Jeon, aku menyukainya." Ungkap Mina senang.

"Kau harus sering mengucapkan terima kasih kepada Sinb mulai dari sekarang. Kalau bukan karena dia, kau tidak akan bisa memiliki tubuh manusia seperti ini." Ungkap Jungkook membuat Mina diam dengan kirut di dahinya.

"Sinb? Siapa dia?" Jungkook yang tadinya menatap sebuah pohon kini langsung menoleh pada sosok Mina disampingnya. Menatap gadis itu heran, bagaimana bisa ia tak mengingat gadis yang telah membuatnya nampak seperti manusia seperti sekarang?

"Kau lupa atau karena kau telah masuk kedalam tubuh ini membuatmu lupa?" Tanya Jungkook bingung dengan dugaanya sendiri, jika memang iya? Kenapa Seulgi tidam lupa? Malahan gadis itu menjadi asisten Sinb sekarang.

Mina menggeleng. "Aku benar-benar tidak tau Jendral Jeon." Kata Mina dengan jujur.

"Yak! Apa yang kau lakukan disini?" Suara keras seseorang membuat Jungkook beserta Mina menoleh kearah suara itu. Mata Jungkook seolah akan keluar saat melihat sosok itu yang tak lain adalah Taehyung yang kini berjalan mendekatinya. Mina segera bersembunyi dibalik tubuh Jungkook.

"Ini tengah malam dan kau bermain bersama anak manusia. Apa dia kekasihmu?" Tanya Taehyung yang membuat Jungkook tambah bingung. Bukannya pria ini tahu siapa kekasihnya?

"Maksudmu apa Hyung? Bercandamu tidak lucu, lehermu akan patah kalau kau sampai membicarakan hal ini di depan Sinb." Jungkook berusaha memperingatkan Taehyung, melancarkan actingnya seperti biasa.

"Sinb? Siapa? Kekasihmu yang lain? Sebenarnya kau punya kekasih berapa?" Tanya Taehyung sembari manatap Jungkook tak percaya dan kini Jungkook juga menatapnya tak percaya.

"Kau bercanda kan? Bagaimana kau bisa melupakan Sinb?" Tanya Jungkook lagi tak mengerti.

"Kau bicara apa sebenarnya? Lihatlah gadis disebelah mu itu, jangan membuatnya sedih." Taehyung memperingatkan Jungkook yang kini menoleh ke Mina, wajahnya begitu sayu membuat Jungkook tak enak hati membahas Sinb tapi ini sungguh aneh menurutnya, kenapa semua orang melupakan Sinb.

"Kenapa melamun? Kalian akan kemana?" Lanjut Taehyung yang kini memandangi Mina dan Jungkook bergantian. Mina terlihat takut-takut untuk memandang Taehyung dan masih menunggu Jungkook yang kini masih termenung.

"Jadi kalian benar-benar tak mengingat tentang Hwang Sinb?" Jungkook tak ingin membahasnya lagi, namun ia tidak akan mungkin bisa mengabaikan keanehan ini. Baik Taehyung dan Mina menggeleng bersamaan.

"Bagaimana bisa?" Guman Jungkook dengan bingung. Baru saja mereka bertemu dan Mina melupakannya. Ini tidak masuk akal sama sekali bukan?

"Kau ini kenapa sebenarnya hah?" Tanya Taehyung yang melihat Jungkook memandangi mereka tapi seolah sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Mina..." Panggil Jungkook membuat gadis itu kini menatapnya dan melirik Taehyung sesaat, karena ia juga harus mewaspadai Taehyung yang sebenarnya tak mengetahui identitasnya sebagai seorang roh. Jungkook menyadari perubahan raut wajah Mina.

"Kajja, aku akan mengantarmu pulang." Mina segera menghela nafas lega dan berjalan mendahului Jungkook.

"Hyung, aku pergi dulu." Pamit Jungkook.

"Jadi benar dia kekasihmu?" Tanya Taehyung, Jungkook terlihat bimbang. Tidak mungkin bahwa Mina memang kekasihnya sementara yang Taehyung tau, Sinb lah kekasihnya. Bisa saja sekarang Taehyung lupa, bagaimana kalau besok ia ingat? Hyungnya yang satu ini cukup tak bisa mengendalikan ucapannya.

"Bukan, dia teman ku. Bukannya kau ingat bahwa kekasih ku adalah Sinb?" Kata Jungkook lagi.

"Benarkah? Tapi mengapa aku tak mengingatnya sama sekali?" Taehyung menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ah sudah lupakan saja, aku pergi hyung." Pamit Jungkook yang kini berjalan menyusul Mina.

"Aneh, kenapa ia bersikap seperti itu dihadapan yeoja cantik seperti Mina? Sinb itu siapa? Kenapa ia terus menyebut nama itu?" Guman Taehyung.

Jungkook berjalan sejajar dengan Mina. Malaikat tampan ini nampak sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia tak mendengarkan ocehan Mina yang berbicara tentang ketakutannya saat bertemu dengan Taehyung sampai ketika Mina bertanya kemana mereka akan pergi?

"Jadi anda ingin mengantarku kemana Jendral Jeon?" Tanya Mina membuat Jungkook kini memandanginya.

"Tentu saja kerumah Sinb. Tolong jangan memanggilku Jendral Jeon lagi, kau hanya perlu memanggil ku Jungkook." Mina terlihat diam, entah apa yang di fikirkan gadis ini.

"Baiklah, tapi kenapa anda selalu mengatakan nama gadis itu? Apa benar ia yang membuat saya menjadi seperti sekarang?" Tanya Mina dan Jungkook mengangguk, apa mungkin Mina sudah mengingatnya?

"Kau mengingatnya?" Tanya Jungkook dan Mina menggeleng.

"Yang saya ingat hanya nona Seulgi." Ungkap Jungkook membuatnya tercengang. Bagaimana Mina hanya mengingat Seulgi tetapi Sinb tidak?

"Ayo cepat, aku harus memastikan ini!" Ungkap Jungkook yang segera menarik tangan Mina agar berjalan lebih cepat.

Kini mereka telah sampai di depan apartemen Sinb dan Jungkook segera memencet bel beberapa kali. Sebenarnya ia bisa masuk begitu saja tapi Mina masih belum bisa melakukan hal seperti dirinya karena penyesuaian dirinya dengan tubuh manusia yang baru ia peroleh beberapa jam lalu.

Clek

Seulgi terlihat begitu berantakan dengan matanya yang masih terpejam, rupanya gadis itu belum sadar sepenuhnya. Jungkook menerobos masuk membuat Seulgi yang masih memejamkan matanya hampir terjungkal.

"Yak! Ada apa denganmu?" Protes Seulgi yang kini mengucek matanya.

"Mana Sinb?" Tanya Jungkook yang kini berjalan mendekati kamar Sinb.

"Sinb siapa? Eh, itu kamar ku! Bahkan saat aku berhasil membuat kekasihmu mendapatkan tubuh manusia kau masih bersikap semau mu sendiri seperti ini?" Omel Seulgi yang kini membuat Jungkook menghampirinya. Bahkan Seulgi melupakan Sinb? Bagaimana bisa?

"Kang Seulgi! Mana Sinb?" Bentak Jungkook kesal. Apa bahkan Seulgi mau menguji kesabarannya juga?

"Sinb siapa? Kenapa kau terus menyebut nama yeoja lain saat ada kekasihmu disini eoh? Ayolah biarkan aku istirahat Jungkook, kepala ku sangat pusing. Setelah ritual itu aku pingsan karena kehabisan banyak tenaga dan sekarang aku membutuhkan istirahat." Lirih Seulgi membuat Jungkook mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

"Tolong jangan mempermain kan aku. Mana Sinb? Tadi kau bersamanya kan? Lalu kenapa kau pulang sendiri? Dan kenapa kau berfikir bahwa kau yang membuat Mina bisa menyatu dengan tubuh manusia itu? Kau hanya membantunya, membantu Hwang Sinb dan apartement ini adalah miliknya! Bagaimana bisa kau berkata seperti ini?" Kesal Jungkook.

"Apa maksudmu? Sinb itu siapa? Ini apartement ku dan apa kau lupa? Kau datang kepada ku dan memohon agar aku bisa menyatukan rohnya dengan tubuh manusia. Jika kau tak percaya, tanyakan saja pada Mina." Seulgi tak habis pikir kenapa Jungkook berubah menjadi seaneh ini. Tidak mungkin namja ini mendadak amnesia bukan?

Jungkook memegangi kepalanya yang berdenyut.

"Baiklah, jika kau yang membuat Mina menjadi seperti sekarang, bagaimana caramu melakukannya? Apa kau mempunyai sesuatu yang dapat membuktikannya." Seulgi menatap Jungkook kesal dan ia memejamkan matanya sampai sebuah buku usang yang berisi tentang ritual yang sering ia lakukan ada disana.

Jungkook segera menelitinya dan ia terkejut mendapati tulisan itu, itu sama persis dengan tulisan Sinb dan juga yang aneh Seulgi seolah memiliki kekuatan yang pernah Sinb miliki. Jungkook terlihat shock dan terduduk, ia masih belum bisa menduga apa yang terjadi? Sekeras apapun ia ingin mencari tahu, apa yang terjadi pada gadis itu, ia tidak bisa dan juga kedua gadis di depannya ini tak akan mengerti meskipun seandainya puluhan kali Jungkook bertanya tentang gadis yang bersama Hwang Sinb.

Apa mungkin Sinb lenyap? Seketika Jungkook merasa jantungnya berdegup kencang, rasa takut itu membanjiri fikirannya membuatnya merasa lemas. Mungkinkah ia belum bisa memulihkan energinya dan Jungkook malah menyuruhnya untuk membuat Mina bisa bersatu dengan tubuh manusia? Apa mungkin seperti itu? Tapi kenapa?

"Jungkook, kau kenapa? Apa terjadi sesuatu? Apa kau merasa ingatan mu yang lain kembali?" Seulgi berjongkok dan mengecek dahi malaikat tampan ini tapi Jungkook segera menepisnya.

"Kau benar tidak mengingatnya?" Untuk terakhir kali Jungkook bertanya.

"Aku tidak tau kenapa kau seperti ini? Apa sesuatu mengusikmu sampai membuat kau melupakan banyak hal?" Tanya Seulgi dengan menatap Jungkook prihatin.

"Tidak ada yang ku lupakan." Kata Jungkook sambil menghela nafas yang kini pandangannya teralih pada Mina yang memandangnya sambil termenung sedih. Seketika Jungkook merasa tak enah hati.

Ia pun berjalan mendekati Mina dan memeluknya erat.

"Mianhae, sepertinya aku begitu bingung sampai melupakanmu." Katanya yang kini melepaskan pelukannya dan mencium kening gadis itu.

"Sekarang masuklah kamar, aku akan menjemputmu besok pagi untuk berangkat sekolah bersama." Mina mengangguk dan kini menuju kamarnya yang dulu kamar Seulgi.

"Kau benar baik-baik saja? Apa aku perlu melakukan sesuatu untukmu?" Tawar Seulgi membuat Jungkook langsung menggeleng.

"Istirahatlah..." Kata Jungkook yang kini mulai berjalan.

"Bilang pada Suga, aku ingin ia menjemput ku kemari." Kata Seulgi dan Jungkook mengangguk sembari memandangi ruangan, bahkan bingkai foto Sinb tak ada satu pun disana. Apa yang terjadi sebenarnya?

"Jungkook..." Panggil Seulgi.

"Baiklah, aku akan memberitahunya." Jawab Jungkook.

"Belikan dia handphone agar aku tidak susah untuk menghubunginya seperti ini." Keluh Seulgi dan Jungkook pun menghilang tanpa menjawab apapun.

"Aish, ada apa dengannya hari ini? Dia sangat aneh?" Guman Seulgi yang kini memasuki kamar lagi.

Ternyata Jungkook pergi ke gua terakhir mereka melakukan ritual yaitu gua lilin jiwa.

"Sinb..." Panggilnya saat mulai memasuki gua.

"Hwang Sinb kau didalam kan? Keluarlah!" Kali ini Jungkook sedikit meninggikan suaranya.

"HWANG SINB! KALAU KAU TIDAK SEGERA KELUAR, AKU AKAN MENGHANCURKAN TEMPAT INI!" Kali ini Jungkook berteriak cukup keras membuat gema di kesunyian gua yang berada di tengah-tengah hutan ini.

Beberapa detik kemudian beberapa roh datang, seolah menghadang Jungkook.

"Jangan hancurkan tempat ini!"

Ungkap salah satu pemimpin roh yang terlihat seperti pasukan roh itu. Jungkook hanya ternyum sinis sembari menatap kumpulan roh itu dengan pandangan remehnya.

"Katakan dimana tuan kalian!" Bentaknya dengan dingin.

"Nona kami? Bukankah anda baru saja menemuinya?"

Tanya heran salah satu roh yang sepertinya melihat Jungkook bersama Mina memasuki apartemen Seulgi.

"Apa maksudmu Kang Seulgi?" Jungkook berusaha memperjelas dan roh itu mengangguk membenarkan.

"Bukan, dia bukan nona kalian. Apa kalian lupa? Nona kalian adalah Hwang Sinb!" Kukuh Jungkook membuat para roh itu memandangnya bingung.

"Dialah nona kami!"

Kata pemimpin roh tersebut yang membuat Jungkook bertambah kesal.

"Baiklah, sepertinya aku harus mengirim kalian ke nereka sekarang!" Ancam Jungkook yang seketika membuat kumpulan roh itu waspada.

"Apa kalian ingin melawan ku? Jangan bermimpi untuk menang dariku!" Asap hitam pun muncul dari tubuh Jungkook menyelimutinya. Tubuh Jungkook pun melayang-layang di udara dan tangannya mulai mengerahkan asap hitam itu kepada kumpulan roh tersebut.

"Arrrggghhhh"

Rintih mereka saat asap hitam itu seolah menyetrum mereka membuat mereka merasakan sakit pada seluruh bagian dirinya.

"JEON JUNGKOOK, HENTIKAN!" Pekik seseorang yang tak lain adalah Seulgi yang kini juga melayang-layang dan mengeluarkan cahaya putih dari tangannya berusaha menghalau asap hitam yang menyelimuti pasukan roh penjaga gua jiwa miliknya.

"Jungkook, bagaimana kau bisa bersikap tak tau diri seperti ini? Apa kau lupa bahwa akulah yang membuat Mina memperoleh tubuh itu!" Lagi-lagi Seulgi mengatakan omong kosong itu membuat Jungkook tentunya bertambah marah.

"Tidak! Itu bukan kau! Kau itu sama seperti Mina, Sinb lah yang membuat mu seperti ini. Bagaimana bisa kau melakukan itu Seulgi-ya?" Bentak Jungkook yang mulai terlihat sangat frustasi.

"Aku tidak tau kenapa kau menjadi seperti ini? Kenapa dalam semalam kau melupakan segalanya. Bahkan aku telah mengembalikan sedikit ingatan mu dan kau berbicara omong kosong seperti ini sekarang? Kau benar-benar membuat ku marah saja!" Kesal Seulgi yang kini menghilang dan suda berada dihadapan Jungkook, mendorong tubuh malaikat tampan itu.

BRUG

Jungkook jatuh membentur dinding gua sebelum akhirnya terjatuh keatas tanah.

"Tidak! Itu juga bukan dirimu yang membuat ingatan ku kembali!" Kukuh Jungkook membuat Seulgi mendengus dan berjalan mendekatinya.

PLAK

Seulgi menampar pipi Jungkook yang terduduk kemudian memandanginya tajam dengan posisi berjongkok.

"Hentikan semua kegilaan mu ini! Ingat kau tidak akan membahayakan ku saja jika kau bertingkah aneh seperti ini tapi Mina juga akan dalam bahaya!" Ungkap Seulgi membuat Jungkook meringis.

"Lalu aku harus bagaimana? Ini sangat tidak masuk akal, sekali pun aku memikirkannya sampai ribuan kali!" Lirih Jungkook dan Seulgi diam, gadis ini juga tidak tau apa yang sebenarnya Jungkook inginkan.

"Ada apa? Kau melihat kepedihan masa lalumu lagi? Apa Sinb adalah gadis lain dalam masa lalumu?" Seulgi berusaha melupakan amarahnya dan kembali berbicara dengan Jungkook. Ia tau, amarah tidak akan menyelesaikan semuanya. Meskipun semenjak tadi, Seulgi sangat ingin mengutuk malaikat tampan tapi cukup merepotkan dirinya ini. Sangat berbeda dengan Suga yang lebih dewasa meskipun malaikat tampan itu tak bisa lebih romantis dari Jungkook.

Seulgi cukup tau, baik Jungkook dan dirinya adalah seorang patner. Meskipu sering kali berselisih, mereka tidak boleh pecah hanya masalah kecil seperti sekarang ini. Mereka saling membutuhkan, itu faktanya dan lagi kalau bukan karena Jungkook, mungkin ia tak bisa bertemu dengan Suga sekarang? Dan menjalin hubungan dengan malaikat tampan itu tanpa tau siapa dirinya yang sebenarnya? Itu juga karena Jungkook yang terus melindunginya.

"Jungkook..." Panggil Seulgi lagi, membuatnya mendesah.

"Aku tidak tau, semuanya membuat kepala ku sakit. Aku butuh waktu untuk menenangkan diri, jaga Mina untukku." Ungkap Jungkook yang kini menghilang dan menyisahkan Seulgi yang kini mengelus dadanya, berusaha menetralkan segala bentuk emosinya karena ulah Jungkook.

---***---

Pagi menjelma dengan langit dipenuhi awan yang berarak, terdengar kicauan burung yang saling sahut-menyahut, beberapa suara hewan tak kalah berperan untuk membuat area hutan ini ramai. Gemercik air pun terdengar menyegarkan disepanjang pinggiran sungai sampai pada sebuah goa yang terlihat tertutup oleh sarang laba-laba dan beberapa tumbuhan menjalar.

Sinb berada di dalam goa, duduk bersila di atas sebuah kubangan air yang meluncur dari atas goa, gadis itu memejamkan matanya sambil menyatukan kedua tangannya tepat di depan dadanya.

Ia membuka matanya saat merasakan kehadiran seseorang dan benar saja, ia melihat roh wanita dengan pakaian lusuh, rambut acak-acakan dan salah satu tangannya terpotong memperhatikannya dengan tidak suka.

"Kenapa kau disini? Pergi dari tempat ini!"

Usirnya, namun Sinb tetap diam tak menjawabnya. Mungkin jika masih menjadi Sinb yang dulu? Ia tidak akan segan untuk melenyapkan roh ini tapi sekarang? Sinb sedang menjalankan masa hukumannya, gadis ini tidak bisa lagi bertindak tanpa pikir panjang seperti dulu.

"Yak! Apa kau tuli?"

Sinb memejamkan matanya kembali tapi ia merasakan tangan seseorang sedang menyentuh-nyentuh wajahnya.

"Ka! Jangan ganggu aku." Kata Sinb tapi sepertinya roh itu tak menghiraukannya. Tak berhasil membuat Sinb terusik, tangan roh itu kembali ketubuhnya dan memcopot kepalanya, melemparkan pada Sinb seketika kepala itu jatuh di pangkuan Sinb.

Sinb membuka matanya, memandang datar kepala dengan satu mata itu, bibir yang terangkat dan gigi yang bertaring.

Tangan Sinb bergerak dan memegangi kepala itu.

"Bagaimana kalau aku menghancurkan kepalamu?" Tanya Sinb dengan santai membuat kepala itu terbahak.

"Wkwkwkwk...kau tidak akan bisa!"

Ejeknya membuat Sinb tersenyum sinis sebelum akhirnya tangannya menekan kepala itu.

"Arrggghhh..."

Rintih roh itu membuat Sinb menekannya tanpa ekspresi.

"Aku tidak akan melakukan ini, jika kau tidak lancang memasuki kubangan ini tapi karena kau cukup bodoh dan ceroboh, hadiah ini pantas untukmu!" Sinis Sinb dan setelah itu...

DUAASSHHH

BLEEEDDDASS

Kepala itu pecah tak tersisa dan Sinb hanya memandangi dingin bagian tubuh roh tersebut yang mulai menghilang.

"Aigo, caramu sadis sekali." Cibir seseorang yang duduk diatas batu memandangi Sinb sambil melambaikan tangannya.

Sinb mendengus seolah mengenali sosok tersebut.

"Kau tidak ingin lari kemari? Kita sudah lebih dari 1000 tahun tak bertemu, kawan." Kata pria berjas itu yang kini sudah berdiri dihadapan Sinb, membuat gadis itu memutar bola matanya jengah.

"Hwa-Eun, kenapa kau tetap angkuh seperti dulu?" Cibirnya sambil menendang sebuah batu dan Sinb dengan mudah menghancurkannya.

"Bedebah! Kebohongan apa lagi yang ingin kau katakan, oraebonie?" Tanya Sinb membuat pria itu terkekeh.

"Kebohongan? Aku tidak pernah berbohong kepadamu." Sangkalnya yang bahkan kali ini duduk disebelah Sinb, menarik kepala gadis itu untuk bersandar dibahunya. Sinb tidak melawan hanya mendesah saja.

"Apa kau sudah bertemu dengan bajingan itu?" Tanyanya dan Sinb mengangguk.

"Jadi kau memang berbohong dan RM juga tidak mengetahuinya?" Pria itu mengangguk.

"Aku hanya tidak ingin kau terluka." Akuinya.

"J-hope tetap saja kau harus mengatakannya!" Kali ini Sinb duduk dengan memandang pria malaikat itu.

"Kau mulai kehilangan sopan santun mu!" Cibirnya.

"Kau sepupu yang menyebalkan! Bahkan kau hanya menuruti perkataan Aboji dan mengkhianati persahabatan kita." Protes Sinb.

"Ani, aku hanya melakukan tugas ku, yang juga melindungimu dan RM. Sekarang, setelah melihatmu menjadi seperti ini ku pikir saatnya aku menemuimu." Ungkapnya membuat Sinb mengangguk.

"Aku sudah membereskan semua kekacauan yang kau buat selama ini dan memantau mu dari jauh." Ungkap J-hope yang membuat Sinb memandangnya tak percaya.

"Benarkah?" J-hope mengangguk serius.

"Dan kedatangan mu kali ini?" Tanya Sinb lagi.

"Membawakan tita tetua, tentang apa yang harus kau lakukan selanjutnya." Ungkap J-hope.

Sinb mengernyitkan dahinya, kemudian bertanya. "Apa yang harus ku lakukan selanjutnya?"

"Mulai membasmi para roh jahat dan iblis sampai bola ini menjadi warna merah sepenuhnya." J-hope menyodorkan sebuah bola kristal bening.

"Bola itu akan sedikit demi sedikit menjadi merah jika kau terus berhasil membinasakan roh jahat atau iblis. Jika tugas mu selesai, bola itu akan berubah menjadi merah sepenuhnya." Terang J-hope membuat Sinb mengangguk.

"Satu minggu lagi, keluarlah dan mulai berburu. Aku akan menjagamu bersama RM, jadi jika kau membutuhkan kami kau hanya perlu menyebut nama kami dan kami akan datang."

"Ne, aku mengerti." Jawab Sinb.

"Kalau begitu, aku akan pergi sekarang." Pamit J-hope dan Sinb mengangguk mengiyakan.

"Sampai jumpa sepupuku yang cantik." Ungkapnya yang kemudian menghilang menyisahkan senyuman dibibir Sinb.

Kini pandangan Sinb teralih pada bola kristal ditangannya dan ia pun menghela nafas.

Selalu ada hal yang harus kita terima untuk sebuah tindakan ceroboh dan Sinb harus memulai petualangan dengan mengandalkan seluruh kemampuannya. Disinilah, kesungguhannya diuji.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bulan Dan Bintang
4607      1177     3     
Romance
Cinta itu butuh sebuah ungkapan, dan cinta terkadang tidak bisa menjadi arti. Cinta tidak bisa di deskripsikan namun cinta adalah sebuah rasa yang terletak di dalam dua hati seseorang. Terkadang di balik cinta ada kebencian, benci yang tidak bisa di pahami. yang mungkin perlahan-lahan akan menjadi sebuah kata dan rasa, dan itulah yang dirasakan oleh dua hati seseorang. Bulan Dan Bintang. M...
Memorieji
6441      1313     3     
Romance
Bagi siapapun yang membaca ini. Ketahuilah bahwa ada rasa yang selama ini tak terungkap, banyak rindu yang tak berhasil pulang, beribu kalimat kebohongan terlontar hanya untuk menutupi kebenaran, hanya karena dia yang jadi tujuan utama sudah menutup mata, berlari kencang tanpa pernah menoleh ke belakang. Terkadang cinta memang tak berpihak dan untuk mengakhirinya, tulisan ini yang akan menjadi pe...
Intuisi
3291      883     10     
Romance
Yang dirindukan itu ternyata dekat, dekat seperti nadi, namun rasanya timbul tenggelam. Seakan mati suri. Hendak merasa, namun tak kuasa untuk digapai. Terlalu jauh. Hendak memiliki, namun sekejap sirna. Bak ditelan ombak besar yang menelan pantai yang tenang. Bingung, resah, gelisah, rindu, bercampur menjadi satu. Adakah yang mampu mendeskripsikan rasaku ini?
Cintaku cinta orang lain
325      267     0     
Romance
"Andai waktu bisa diulang kembali ,maka aku gak akan mau merasakan apa itu cinta" ucap Diani putri dengan posisi duduk lemah dibawah pohon belakang rumahnya yang telah menerima takdir dialaminya saat merasakan cinta pertama nya yang salah bersama Agus Syaputra yang dikenalnya baik, perhatian, jujur dan setia namun ternyata dibalik semua itu hanyalah pelarian cintanya saja dan aku yang m...
Werewolf, Human, Vampire
3490      1078     1     
Fan Fiction
WATTPAD PUBLISHED STORY!(username: msjung0414) 700 tahun lalu, terdapat seorang laki-laki tampan bernama Cho Kyuhyun. Ia awalnya merupakan seorang manusia yang jatuh cinta dengan seorang gadis vampire cantik bernama Shaneen Lee. Tapi sayangnya mereka tidak bisa bersatu dikarenakan perbedaan klan mereka yang tidak bisa diterima oleh kerajaan vampire. Lalu dikehidupan berikutnya, Kyuhyun berub...
Mars
901      498     2     
Romance
Semenjak mendapatkan donor jantung, hidup Agatha merasa diteror oleh cowok bermata tajam hitam legam, tubuhnya tinggi, suaranya teramat halus; entah hanya cewek ini yang merasakan, atau memang semua merasakannya. Dia membawa sensasi yang berbeda di setiap perjumpaannya, membuat Agatha kerap kali bergidik ngeri, dan jantungnya nyaris meledak. Agatha tidak tahu, hubungan apa yang dimiliki ole...
TRIANGLE
285      178     1     
Romance
Semua berawal dari rasa dendam yang menyebabkan cella ingin menjadi pacarnya. Rasa muak dengan semua kata-katanya. Rasa penasaran dengan seseorang yang bernama Jordan Alexandria. "Apakah sesuatu yang berawal karena paksaan akan berakhir dengan sebuah kekecewaan? Bisakah sella membuatnya menjadi sebuah kebahagiaan?" - Marcella Lintang Aureliantika T R I A N G L E a s t o r ...
Aku Mau
9770      1854     3     
Romance
Aku mau, Aku mau kamu jangan sedih, berhenti menangis, dan coba untuk tersenyum. Aku mau untuk memainkan gitar dan bernyanyi setiap hari untuk menghibur hatimu. Aku mau menemanimu selamanya jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum. Aku mau berteriak hingga menggema di seluruh sudut rumah agar kamu tidak takut dengan sunyi lagi. Aku mau melakukannya, baik kamu minta ataupun tidak.
Run Away
6492      1480     4     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
Premium
Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete)
6884      1786     0     
Romance
Dosakah Aku... Jika aku menyukai seorang lelaki yang tak seiman denganku? Dosakah Aku... Jika aku mencintai seorang lelaki yang bahkan tak pernah mengenal-Mu? Jika benar ini dosa... Mengapa? Engkau izinkan mata ini bertemu dengannya Mengapa? Engkau izinkan jantung ini menderu dengan kerasnya Mengapa? Engkau izinkan darah ini mengalir dengan kencangnya Mengapa? Kau biarkan cinta ini da...