Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Bet
MENU
About Us  

“Aretha!” panggil Tris heboh sambil berjalan ke pojok kiri ruang kelas.

“Apaan sih? Pake teriak-teriak segala,” ucap Aretha malas.

“Barusan gue dari kelas Theo, minta tolong dia ngerjain tugas mat,” ucap Tris menggantungkan kalimatnya.

“Terus?”

“Terus ada Aram, Raka, Rion juga,” lanjut Tris.

“Udah gitu doang? Itu sih gue juga tau, secara mereka berempat emang sekelas,” ujar Aretha sewot.

“Gak penting banget, elah,” sahut Sharla yang diangguki oleh Rachel.

“Bukan itu!” ucap Tris balik sewot. “Mantan Aram itu mantan kakel kita kan? Namanya Sky?” tanya Tris menatap Rachel.

“He-eh,” jawab Rachel.

“Tiba-tiba dia masuk pake seragam sekolah kita dan katanya dia pindah ke sekolah ini lagi!” jelas Tris heboh. “Sekelas Aram dan yang lain,” tambah Tris.

“Padahal gue baru bersyukur, semenjak Aretha taruhan sama Aram, kelakuan bar-barnya lenyap dan gak pernah masuk ruang konseling lagi,” ucap Sharla pelan. “Tapi kayaknya, kelakuan bar-barnya bakal muncul lagi.”

“Eh? Kok gue baru sadar ya, semenjak Aretha taruhan sama Aram, jadi gak pernah masuk ruang konseling,” ujar Rachel membenarkan perkataan Sharla.

“Apaan sih?! Gue gak pernah masuk ruang konseling lagi itu murni karena gue lagi tobat, bukannya gara-gara Aram,” bantah Aretha. “Inget guys, upah dosa adalah maut,” ucap Aretha dengan nada bijak.

“Alibi.” Tris mencibir. “Tapi lo gak bakal nyari masalah sama Sky kan?” tanya Tris dengan ekspresi tidak yakinnya.

“Liat nanti,” jawab Aretha acuh tak acuh.

“Saran gue, jangan deh,” ucap Rachel.

“Kasih alesan yang masuk akal biar gue gak nyari masalah sama dia. Lagian gue gak akan mulai kalo dia gak nyari ribut duluan.”

“Pertama, dia itu kakak kelas, kedua, temen-temennya banyak di sekolah ini, ketiga, dia itu kakak kelas,” jelas Tris membuat Aretha mendengus malas.

“Terus kalo dia kakak kelas, kenapa?” tanya Aretha.

“Cukup lo nyari masalah sama Aram aja. Mungkin kalo Aram gak etis aja kalo dia ngebales lo, tapi Sky juga cewek, jadi masih masuk akal kalo dia juga bakal ngebales kalo lo sampe nyari masalah sama dia,” jelas Tris panjang lebar.

“Peduli setan!” umpat Aretha.

“Omongannya ya,” tegur Sharla dengan nada sok bijak.

“Kayak lo gak pernah ngomong kasar aja.” Aretha mencibir.

“Seinget gue beberapa menit yang lalu ada yang ngomong, tobat, tobat. Inget, upah dosa adalah maut,” ucap Sharla.

“Suka-suka gue lah.”

“Keluar, kuy?” ajak Tris. “Gue denger pelajaran pertama gurunya gak dateng,” tambahnya membuat Aretha, Rachel dan Sharla mengangguk setuju.

“Gue mau ke toilet,” ucap Sharla sambil berjalan ke arah toilet yang berada tepat di sebelah kelas mereka, hal itu otomatis membuat Aretha dan yang lain berjalan mengikuti di belakangnya.

“Gue ngantuk banget, gak bohong,” keluh Rachel sambil meringsut di tembok toilet dan berakhir duduk di lantai.

“Kapan ada libur panjang?” tanya Tris sembari ikut meringsut dan berakhir duduk juga.

“Sebulan lagi?” tanya Rachel.

“Duduk lah, Re,” perintah Tris melihat Aretha yang masih tetap berdiri.

“Lantainya basah,” tolak Aretha.

“Sini, gak basah,” ucap Tris sambil menunjuk lantai sebelahnya.

“Sharlaaa!” teriak Tris panjang membuat Aretha yang baru saja duduk di sebelahnya berdecak kesal. “Lama banget, lo ngapain sih?” tanya Tris.

“Jangan teriak bisa gak?” balas Aretha sambil berteriak juga.

“Gue kira siapa yang teriak, ternyata lo. Hai,” sapa seseorang yang baru saja membuka pintu toilet sembari menatap Aretha dengan tatapan yang sedikit… meremehkan?

“Panjang umur, barusan gue lagi ngomongin lo,” jawab Aretha dengan senyum manisnya.

“Nyebar gosip bagus aja ya, jangan yang jelek-jelek.”

“Suka-suka gue dong?” tanya Aretha.

“Lo pada, kayak gembel banget duduk di lantai toilet,” ucap Sharla saat baru keluar dari dalam salah satu bilik toilet.

“Gue tau lo berdua,” ucap perempuan itu sambil melihat Rachel dan Tris. “Rachel, ansos yang bisa jadi pacarnya Alvaro, dan Tris si mantan biang gosip… atau masih?” Perempuan itu tersenyum miring. “Tapi gue gak pernah liat lo, anak baru ya?” tanyanya menatap Sharla. “Kenalin, Scarlet, panggil aja Sky,” ucapnya sambil berjalan menghampiri Sharla yang saat ini berdiri di sebelah Aretha yang masih duduk di lantai. Perempuan itu mengulurkan tangannya.

 “Sharla,” ucap Sharla sambil membalas uluran tangan Scarlet.

“Lo lupa bawa duit? Gak bisa ke kantin sampe toilet dijadiin tempat nongkrong?” tanya Scarlet kembali menatap Aretha dengan tatapan mengejek. “Mau minjem duit gue?”

Thanks, tawarannya. In case lo gak tau, buat duduk di kantin doang gue gak harus beli makanan,” jelas Aretha. “Betewe, segitu terpesonanya lo sama pacar gue sampe pindah lagi ke sekolah ini?”

“Kenapa?” tanya Scarlet dengan senyum miringnya. “Lo takut Aram bakal balik ke gue?”

“Takut? Lo kali yang takut,” ucap Aretha dengan sebelah alis terangkat. “Saking takutnya, lo sampe nyogok kepala sekolah biar bisa sekelas sama Aram,” kata Aretha sambil menyeringai.

Ucapan Aretha membuat Scarlet terdiam dengan wajah terkejutnya, dan melihat hal itu membuat seringaian di wajah Aretha semakin lebar. Berbeda dengan Rachel, Sharla dan Tris yang menatap bergantian Aretha dan Scarlet sambil menikmati pemandangan bertengkar keduanya.

“Sky! Lo ke toilet lama bang...,” ucap seseorang yang baru saja membuka pintu toilet, ucapannya terhenti saat tatapannya beradu dengan tatapan Aretha. “Nget,” lanjutnya.

“Gue ke toilet satu lagi aja, kasian mereka yang ngejadiin toilet sebagai tempat nongkrong,” ucap Scarlet dengan tatapan yang terus ditujukan untuk Aretha, sebelum akhirnya berbalik dan berjalan keluar dari toilet.

“Lo tau darimana dia nyogok?” tanya Tris tepat setelah Scarlet keluar.

“Kemaren kakaknya Aram ngasih tau gue,” jawab Aretha sembari bangkit berdiri.

“Tapi tadi pas gue di kelasnya, Aram keliatan kaget pas ngeliat Sky masuk jadi gue nyimpulin kalo dia gak tau Sky pindah ke sekolah ini lagi,” ucap Tris dengan wajah yang dia buat seakan sedang berpikir keras.

“Mungkin emang dia gak tau,” ucap Aretha sambil mengangkat kedua bahunya.

t h e  b e t

 

“Laperrr!” teriak Sharla panjang saat guru matematika mereka baru saja keluar dari kelas.

“Ayo, kantin!” seru Aretha dan Rachel bersamaan.

“Kayaknya udah lama banget gue gak ke kantin,” ucap Tris sambil merapikan mejanya yang berantakan.

“Makanya jangan puasa terus.” Aretha mencibir.

“Lo mau diet sampe mati?” sahut Sharla ikut-ikutan.

“Udah kurus, masih aja pake acara diet,” tambah Rachel.

“Siapa yang diet, sih?” tanya Tris sewot karena merasa disudutkan. “Gue males makan, bukan diet,” jelasnya.

“Bilang aja diet!” seru Sharla.

“Gue gak diet!” balas Tris lalu menggerutu.

“Kalian lanjutin berantemnya, gue sama Rachel ke kantin dulu,” ucap Aretha sambil menarik tangan Rachel.

“Re! Tungguin gue!” teriak Tris sambil berlari kecil ke arah pintu kelas, tempat Aretha dan Rachel menghilang setelah berbelok ke kiri.

“Cel! Tunggu!” teriak Sharla sambil mengikuti Tris yang mengejar Aretha dan Rachel.

“Ulangan fisika besok, ada yang belajar?” tanya Aretha.

“Haha,” tawa Sharla yang sangat terdengar dipaksakan saat perempuan itu sudah berdiri di sebelah kiri Aretha. Keempat perempuan itu berjalan dengan Sharla yang berdiri di paling kiri, lalu Aretha, Rachel, dan Tris di paling kanan. Dan berjalan berjejer seperti itu sukses membuat orang-orang di belakang mereka tidak dapat melewati mereka yang berjalan sangat lambat. “Di antara kita berempat, siapa yang bakal belajar? Kecuali Rachel,” ucap Sharla.

“Semuanya udah jelas, kan? Karena ekonomi keluarga gue lagi gak bagus, yang bikin gue gak bisa masuk ke univ mana aja setelah lulus nanti. Gak kayak lo bertiga yang punya duit buat masuk univ sesuka hati lo,” ujar Rachel sewot yang sedikit membuat ketiganya tersentak. Rachel yang mereka kenal adalah Rachel yang sangat sabar dan sulit marah, berbeda dengan Rachel yang baru saja mereka lihat.

“Lo lagi PMS?” tanya Tris sembari mendelik.

“Wah! Segitunya tu cewek masih mau sama Aram ya? Meriang banget, sih!” ucap Sharla membuat Aretha, Rachel dan Tris menoleh ke arah Sharla dan mengikuti arah tatapannya.

“Lo tau darimana dia meriang?” Tris mendelik.

“Meriang, merindukan kasih sayang,” jelas Sharla mendengus malas.

“Receh lo!” ketus Tris.

Bertepatan dengan Aretha yang mengikuti arah tatapan Sharla dan menemukan Aram yang sedang duduk di meja yang memang biasanya ditempati laki-laki itu dengan teman-temannya—tapi kali ini ada Scarlet dan beberapa kakak kelas perempuannya yang dia tidak tau siapa, Aretha bertemu pandang dengan Aram. Aram tersenyum ke arahnya yang membuat Aretha mau tidak mau balas tersenyum.

“Dia barusan senyum ke gue, abis itu ngacangin gue dan ketawa ke mantannya?! Gue gak salah liat, kan?!”

***

Eheh. Kalian tim siapa?

#AramAretha

atau

#AramSky

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Blue Diamond
2920      957     3     
Mystery
Permainan berakhir ketika pemenang sudah menunjukkan jati diri sebenarnya
Kacamata Monita
1385      595     4     
Romance
Dapat kado dari Dirga bikin Monita besar kepala. Soalnya, Dirga itu cowok paling populer di sekolah, dan rival karibnya terlihat cemburu total! Namun, semua mendadak runyam karena kado itu tiba-tiba menghilang, bahkan Monita belum sempat membukanya. Karena telanjur pamer dan termakan gengsi, Monita berlagak bijaksana di depan teman dan rivalnya. Katanya, pemberian dari Dirga terlalu istimewa u...
Aromantic Roomates
160      144     1     
Non Fiction
Raya dan Rafa sahabat sejak kecil yang tak pernah terpisahkan Suatu saat keduanya diperhadapkan dengan masalah orang dewasa pada umumnya pernikahan Raya dan Rafa yang tak pernah merasakan jatuh cinta memutuskan untuk menikah demi menyelesaikan masalah mereka Akankah takdir membuat keduanya saling mencintai atau akankah perasaan mereka tetap pada tempatnya hingga akhir
Mic Drop
940      526     4     
Fan Fiction
Serana hanya ingin pulang. Namun, suara masa lalu terus menerus memanggilnya, dan tujuh hati yang hancur menunggu untuk disatukan. Dalam perjalanan mencari mic yang hilang, ia menemukan makna kehilangan, harapan, dan juga dirinya sendiri. #bangtansonyeondan #bts #micdrop #fanfiction #fiction #fiksipenggemar #fantasy
3600 Detik
3015      1099     2     
Romance
Namanya Tari, yang menghabiskan waktu satu jam untuk mengenang masa lalu bersama seseorang itu. Membuat janji untuk tak melupakan semua kenangan manis diantara mereka. Meskipun kini, jalan yang mereka ambil tlah berbeda.
Raha & Sia
3469      1302     0     
Romance
"Nama saya Sia Tadirana. Umur 17 tahun, siswi kelas 3 SMA. Hobi makan, minum, dan ngemil. Sia nggak punya pacar. Karena bagi Sia, pacaran itu buang-buang waktu." *** "Perkenalkan, nama saya Rahardi. Usia saya 23 tahun, seorang chef di sebuah restoran ternama. Hobi saya memasak, dan kebetulan saya punya pacar yang doyan makan. Namanya Sia Tadirana." Ketik mereka berd...
14 Days
989      686     1     
Romance
disaat Han Ni sudah menemukan tempat yang tepat untuk mengakhiri hidupnya setelah sekian kali gagal dalam percobaan bunuh dirinya, seorang pemuda bernama Kim Ji Woon datang merusak mood-nya untuk mati. sejak saat pertemuannya dengan Ji Woon hidup Han Ni berubah secara perlahan. cara pandangannya tentang arti kehidupan juga berubah. Tak ada lagi Han Han Ni yang selalu tertindas oleh kejamnya d...
REGAN
10260      3052     4     
Romance
"Ketika Cinta Mengubah Segalanya." Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya. Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah semakin penasaran. Hingga s...
Surat untuk Tahun 2001
5519      2206     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...
Catatan Takdirku
1336      766     6     
Humor
Seorang pemuda yang menjaladi hidupnya dengan santai, terlalu santai. Mengira semuanya akan baik-baik saja, ia mengambil keputusan sembarangan, tanpa pertimbangan dan rencana. sampai suatu hari dirinya terbangun di masa depan ketika dia sudah dewasa. Ternyata masa depan yang ia kira akan baik-baik saja hanya dengan menjalaninya berbeda jauh dari dugaannya. Ia terbangun sebegai pengamen. Dan i...