Read More >>"> The Bet (The bet | 1) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Bet
MENU 0
About Us  

"Aretha!" seru wanita yang sedang berdiri di depan papan tulis dengan tegas. "Jelaskan apa yang baru saya jelaskan."

Aretha, perempuan yang baru saja dipanggil menghentikan aktivitasnya, lalu melihat wanita yang saat ini berdiri di depan papan tulis dengan tatapan tajam mengarah padanya.

"Lo sih, Re. Udah tau guru pelajaran biologi kayak nenek sihir, eh, lo malah ngegambar alis pake pensil kayu," bisik perempuan yang duduk di sebelahnya.

Aretha mendengus malas. "Gue ke kantin ya," balasnya juga dengan berbisik.

Aretha tidak melakukan apa yang diperintahkan guru itu, perempuan itu malah melenggang keluar dari kelas, membuat guru pelajaran biologi tersebut menggeram marah. Aretha memang keluar dari kelasnya, tapi bukan ke kantin seperti yang dia ucapkan tadi, Aretha malah berjalan menuju mobilnya di tempat parkir untuk mengambil laptop-nya yang tertinggal di sana. Tepat saat ia berjalan menuju mobilnya, beberapa motor sport masuk ke dalam area sekolah, motor yang paling depan hampir saja menabraknya kalau si pengendara terlambat mengerem beberapa detik saja.

Aretha membelalak kaget, hampir saja ia akan tertabrak. Menyadari hal itu membuatnya menggeram dan menatap si pengendara motor dengan tatapan nyalang.

"Lo mau ngebunuh gue?!" tanya Aretha dengan emosi yang memuncak.

"Harusnya gue yang nanya, lo mau bunuh diri?" tanya si pengendara motor dengan ekspresi datarnya.

"Lo yang mau ngebunuh orang! Di tempat parkir malah ngebut!" seru Aretha tidak mau kalah.

"Siapa yang nyebrang tiba-tiba?"

"Lo yang salah!"

"Dasar cewek bar-bar."

"Apa lo bilang?!" teriak Aretha dengan mata melotot. "Jangan mentang-mentang sekolah ini punya bokap lo, lo jadi bisa seenaknya. Lo itu cuman berandal yang kerjaannya tawuran dan ngabisin duit orangtua buat ngedugem, Aldrian Aram Calton."

Aretha melayangkan tatapan membunuh pada si pengendara motor, sebelum melangkah menuju mobilnya seperti tujuan awalnya, mengambil laptop. Lalu setelah itu, Aretha berjalan balik masuk ke dalam sekolahnya, menuju kantin.

Matanya menatap tajam sekumpulan laki-laki yang sedang tertawa di meja pojok kiri kantin. Salah satu diantara mereka adalah laki-laki yang beberapa menit lalu hampir menabraknya. Mereka adalah satu-satunya geng yang bisa disebut berandal di sekolah mereka yang notabenenya adalah sekolah elit—dan semakin menjadi sekolah yang banyak diminati karena rata-rata nilai ujian nasionalnya masuk ke dalam peringkat lima besar se-Jakarta, sementara meja pojok kiri kantin adalah meja yang sepertinya sudah disakralkan menjadi milik mereka karena tidak ada yang berani duduk di sana.

Dengan perasaan jengkel, Aretha berjalan menuju meja kantin yang berada di pojok sebelah kanan kantin. Aretha menyalakan laptop-nya dan mulai menggunakan wifi sekolah untuk menonton film seri barat yang membuatnya tergila-gila dengan salah satu pemain laki-lakinya.

"Wifi sekolah harusnya dipake buat yang berhubungan sama pelajaran, bukannya buat nonton," ucap seorang laki-laki yang baru saja duduk di depan Aretha. Laki-laki itu—orang yang sama dengan yang hampir menabrak Aretha beberapa menit yang lalu, menarik earphone yang terpasang di telinga Aretha dengan paksa.

"Kayak lo sekolah buat belajar aja. Ngapain lo di sini?" tanya Aretha jutek.

"Masalah? Toh, sekolah ini juga punya bokap gue." Aretha mendengus mendengar nada sombong yang keluar dari mulut laki-laki bernama Aldrian Aram Calton itu.

"Jangan basa-basi, mau ngapain lo di sini?" Aretha tersenyum sinis.

"Jutek amat."

"Bacot."

"Omongannya dijaga."

"Gak usah basa-basi bisa gak? Ngapain seorang Aram, si cowok yang katanya berandalnya sekolah ini ada di sini."

"Lo gak jauh beda sama gue. Sadar diri, lo juga langganan masuk ruang konseling."

"Dih." Aretha berdecih. "Mau lo apaan?"

"Galak amat. Gue cuman mau kenalan, sesama pembuat onar, kali aja kita bisa bikin masalah bareng."

"Bacot," desis Aretha dengan tatapan tajamnya. "Mau lo apaan? Bentar lagi istirahat, gue lagi gak niat terlibat gosip apapun, apalagi semua cewek di sekolah ini, kecuali gue, fans lo."

Aram tersenyum miring, melihat ke arah pintu masuk kantin. Beberapa murid sudah terlihat memasuki area kantin, membuat senyum Aram semakin terlihat. Mungkin bermain dengan perempuan yang berada di hadapannya saat ini bisa menghilangkan rasa bosannya terhadap kehidupan monotonnya di sekolah yang tergolong elit ini. Sekolah yang tergolong sebagai sekolah favorit sehingga tidak banyak—atau bahkan tidak ada drama klise sekolah ala novel.

"Yang gue mau?" tanya Aram balik. "Main-main sama lo." Aram tersenyum miring.

Aretha menutup laptop-nya. Perempuan itu berdiri, ingin melangkahkan kakinya jauh-jauh dari kantin, tetapi tepat saat Aretha ingin berjalan, Aram ikut berdiri.

"Denger, ya, semua." Aram berkata cukup keras membuat hampir seluruh isi kantin yang mulai ramai melihat ke arah Aram dan Aretha.

"Mau ngapain lo?" desis Aretha melihat Aram dengan tatapan tajamnya.

"Nyatain hubungan kita?" canda Aram sembari terkekeh.

"Hubungan apaan, gue aja gak kenal sama lo."

"Lo pikir gue mau nyatain hubungan apaan sama lo?"

Mungkin karena belum makan apa pun dari pagi, kerja otak Aretha jadi melambat yang membuat perempuan itu salah menangkap maksud dari kata-kata ambigu Aram.

"Musuh?" tanya Aretha dengan ekspresi polosnya.

"Muka lo kayak orang bego."

"Bacot."

"Gue—" Baru saja Aram akan mengucapkan sesuatu lagi ke kerumunan orang yang masih memperhatikan mereka.

"Ayo taruhan. Lo dan gue, do something that couple do. Nge-date, peduli satu sama lain, take care of each other and anything that couple do. Sampe salah satu dari kita ada yang bilang suka, yang menang bebas minta apa pun dari yang kalah. Selama permainan ini, status kita pacaran."

Mungkin otak Aretha sedang konslet karena mengajak Aram taruhan seperti ini. Atau mungkin Aretha memang sengaja karena ia juga bosan, seperti Aram, bosan dengan kehidupan monotonnya di sekolah.

"Deal." 

***

HOPE YOU LIKE IT! 

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT AND SHARE YA!   

How do you feel about this chapter?

0 2 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Enigma
24554      2983     3     
Romance
enigma noun a person or thing that is mysterious, puzzling, or difficult to understand. Athena egois, kasar dan tidak pernah berpikir sebelum berbicara. Baginya Elang itu soulmate-nya saat di kelas karena Athena menganggap semua siswi di kelasnya aneh. Tapi Elang menganggap Athena lebih dari sekedar teman bahkan saat Elang tahu teman baiknya suka pada Athena saat pertama kali melihat Athena ...
Man in a Green Hoodie
4543      1093     7     
Romance
Kirana, seorang gadis SMA yang supel dan ceria, telah memiliki jalan hidup yang terencana dengan matang, bahkan dari sejak ia baru dilahirkan ke dunia. Siapa yang menyangka, pertemuan singkat dan tak terduga dirinya dengan Dirga di taman sebuah rumah sakit, membuat dirinya berani untuk melangkah dan memilih jalan yang baru. Sanggupkah Kirana bertahan dengan pilihannya? Atau menyerah dan kem...
LANGIT
25900      3754     13     
Romance
'Seperti Langit yang selalu menjadi tempat bertenggernya Bulan.' Tentang gadis yang selalu ceria bernama Bulan, namun menyimpan sesuatu yang hitam di dalamnya. Hidup dalam keluarga yang berantakan bukanlah perkara mudah baginya untuk tetap bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Seperti istilah yang menyatakan bahwa orang yang sering tertawalah yang banyak menyimpan luka. Bahkan, Langit pun ...
Jalan-jalan ke Majapahit
4192      1247     8     
Fantasy
Shinta berusaha belajar Sejarah Majapahit untuk ulangan minggu depan. Dia yang merasa dirinya pikun, berusaha melakukan berbagai macam cara untuk mempelajari buku sejarahnya, tapi hasilnya nihil. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah website KUNJUNGAN KE MAJAPAHIT yang malah membawanya menyebrangi dimensi waktu ke masa awal mula berdirinya Kerajaan Majapahit. Apa yang akan terjadi pada Shinta? ...
in Silence
427      299     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
Got Back Together
315      260     2     
Romance
Hampir saja Nindyta berhasil membuka hati, mengenyahkan nama Bio yang sudah lama menghuni hatinya. Laki-laki itu sudah lama menghilang tanpa kabar apapun, membuat Nindyta menjomblo dan ragu untuk mempersilahkan seseorang masuk karna ketidapastian akan hubungannya. Bio hanya pergi, tidak pernah ada kata putus dalam hubungan mereka. Namun apa artinya jika laki-laki hilang itu bertahun-tahun lamanya...
Aku dan Dunia
344      260     2     
Short Story
Apakah kamu tau benda semacam roller coaster? jika kamu bisa mendefinisikan perasaan macam apa yang aku alami. Mungkin roller coaster perumpamaan yang tepat. Aku bisa menebak bahwa didepan sana ketinggian menungguku untuk ku lintasi, aku bahkan sangat mudah menebak bahwa didepan sana juga aku akan melawan arus angin. Tetapi daripada semua itu, aku tidak bisa menebak bagaimana seharusnya sikapku m...
injured
1303      703     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
Dia Dia Dia
12672      2027     2     
Romance
Gadis tomboy yang berbakat melukis dan baru pindah sekolah ke Jakarta harus menahan egonya supaya tidak dikeluarkan dari sekolah barunya, saat beberapa teman barunya tidak menyukai gadis itu, yang bernama Zifan Alfanisa. Dinginnya sikap Zifan dirasa siswa/siswi sekolah akan menjadi pengganti geng anak sekolah itu yang dimotori oleh Riska, Elis, Lani, Tara dan Vera. Hingga masalah demi masalah...
TAK SELALU SESUAI INGINKU
12033      2606     21     
Romance
TAK SELALU SESUAI INGINKU