Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Reason
MENU
About Us  

"WOW...." Mata gadis itu membulat takjub mendapat cokelat semewah itu.
"Serius, ini untukku?" Kinan nyengir lebar sambil memandang si pemberi cokelat. Sean hanya mengangguk sebagai jawaban. Sisi lain dirinya ingin pergi dari tempat itu ketika melihat senyum lebar Kinan. Tapi separuh lainnya memaksa untuk bertahan. Ia mengepalkan tangan di bawah meja.

"Akhirnya.... setelah sekian lama aku menginginkan cokelat ini, sekarang aku bisa merasakan kelezatannya."
"Kau belum pernah memakannya?"
"Jujur saja, belum.... harganya menguras kantongku." Gadis itu tertawa padanya. Membuat Sean salah tingkah. Ia menunduk sambil berkata
"Mulai sekarang minta saja padaku kalau kau ingin makan cokelat itu."
Perkataan Sean membuat Kinan tersenyum dalam hati. Ia bahkan tak pernah bermimpi jika bisa mendapat perhatian seperti itu dari Sean. Karena selama ini, yang ia tahu, pria sempurna di hadapannya memiliki hati sedingin es.

"Tidak... tidak... pantang bagiku untuk meminta-minta."
"Bagaimana Kalau aku memberikannya secara cuma-cuma?"
"Tidak perlu.... cokelat ini terlalu mahal." Kinan bergumam sambil membuka box cokelat di tangannya. Hati kecilnya ternyata tak sependapat dengan perkataan di bibir. Ia justru akan sangat senang sekali jika Sean benar-benar menyanggupi ucapannya.
Kinan memotong kecil sebagian cokelat dan memasukkan dalam mulut.

"Hmmmm... ini benar-benar enak...." gadis itu terpejam saat menikmati cokelat yang mulai melumer dalam mulut. Membuat Sean yang memandangnya menahan napas dan merutuk dalam hati.
Sepertinya Tuhan memang benar-benar menguji hidupnya dengan mendatangkan perasaan tak jelas macam ini.

Kenapa ia tak bisa menikmati saja kebersamaan mereka, tanpa ada rasa gelisah atau takut dan sebangsanya.

"Kau tau, ini cokelat ter enak yang pernah aku rasakan." Kinan sudah membuka mata, memotong cokelat lagi dan memakannya.

"Tentu saja. Coklat produksi perusahaanku pasti enak."

"Perusahaan coklat ini? Milikmu?"

Sebagai jawaban, Sean hanya mengangguk. Ia paham jika Kinan tak pernah tahu tentang perusahaan coklat yang ia miliki. Tak banyak media mengulasnya. Semua seakan fokus pada sosoknya sebagai pianis.

"Hahaha.... kalau kau pemiliknya, aku tak akan menolak jika kau memberi cokelat ini setiap hari." Ocehan Kinan otomatis membuat Sean menyungingkan seulas senyum tipis. Dan hal itu menimbulkan perasan hangat dalam hati Kinan. Membuat wajahnya merona.

"Oh iya, tadi kau bilang ingin menanyakan sesuatu?" Gadis itu mengalihkan perhatian. Ia bertanya Sambil merapikan anak rambut yang tertiup angin. Mengembalikan ke belakang telinga. Betapa kegiatan kecil itu sanggup membuat hati Sean berdesir.

Sean mengalihkan pandangan dengan duduk menyamping. Melihat jajaran mawar yang mulai mekar di ujung teras. Ia menjawab
"Bagaimana pendapatmu, Tentang konserku semalam."

Pertanyaan Sean membuat Kinan mengalihkan pandangan,Ia menyibukkan diri membungkus kembali coklat yang tinggal separuh. Tampak berusaha menyembunyikan sesuatu.

"Jawaban yang jujur atau tidak?"
"Jawab saja."
"Kau tidak akan marah lagi?"

Kinan kembali memandang Sean yang masih melihat kejauhan.

"Baiklah, jawab tidak jujur saja." Suara pria itu terdengar ragu. Satu tangan yang berada di atas meja terkepal erat. Kinan bisa melihat jika separuh wajah di depannya terlihat tegang.

Pria itu ternyata belum siap mendengar pendapat Kinan.

"Permainanmu bagus...."
"Oke cukup. Aku sudah tau jika permainan pianoku tak pernah cukup baik bagimu."

Sean menyela sebelum Kinan menyelesaikan perkataannya. Perasaan kecewa menyeruak dalam hati. Ternyata pendapat gadis itu menjadi sangat penting baginya.

"Tunggu Sean, aku belum selesai bicara..." satu sentuhan kecil di punggung tangannya membuat pria itu berbalik dan memandang Kinan. Perasaannya jungkir balik saat merasakan lembut tangan gadis itu. Ia segera menarik tangannya. Menyembunyikan di bawah meja.

"Katakan." Suara serak Sean terdengar. Dengan susah payah, ia mencoba meredakan degup jantungnya yang menggila. Kali ini pria itu berusaha memandang Kinan yang sedang menunduk. Sedangkan Gadis itu memainkan jemari di bawah meja.
"Maaf.... Sebenarnya aku tidak sempat menonton konsermu semalam."
Jawaban jujur dari Kinan Membuat Sean mengumpat dalam hati.

OH SHIT!!

"Kau ini benar-benar....."

Ia menghela napas keras, tak dapat berkata lebih banyak. Kedua tanganya terkepal erat. Perasaannya campur aduk. Ada rasa lega yang tak terhingga hingga gemas saat melihat Kinan merasa bersalah seperti itu, sebagian hatinya merasa sebal dan sebagian lain diam-diam tersenyum.

Kinan otomatis mengangkat wajah saat mendengar nada bicara Sean yang tak lagi datar seperti biasa. Ia memandang Sean yang ternyata juga sedang menatapnya.

Gadis itu nyengir lebar melihat ekspresi aneh dari wajah pria tampan di hadapannya.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
BELVANYA
340      236     1     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
Tenggelam dalam Aroma Senja
331      237     0     
Romance
Menerima, adalah satu kata yang membuat hati berat melangkah jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Menunggu, adalah satu kata yang membuat hati dihujani ribuan panah kerinduan. Apakah takdir membuat hati ikhlas dan bersabar? Apakah takdir langit menjatuhkan hukuman kebahagian? Entah, hanyak hati yang punya jawabannya.
Frasa Berasa
66376      7401     91     
Romance
Apakah mencintai harus menjadi pesakit? Apakah mencintai harus menjadi gila? Jika iya, maka akan kulakukan semua demi Hartowardojo. Aku seorang gadis yang lahir dan dibesarkan di Batavia. Kekasih hatiku Hartowardojo pergi ke Borneo tahun 1942 karena idealismenya yang bahkan aku tidak mengerti. Apakah aku harus menyusulnya ke Borneo selepas berbulan-bulan kau di sana? Hartowardojo, kau bah...
MASIHKAH AKU DI HATIMU?
679      454     2     
Short Story
Masih dengan Rasa yang Sama
Anne\'s Daffodil
1100      421     3     
Romance
A glimpse of her heart.
Temu Yang Di Tunggu (up)
19448      4037     12     
Romance
Yang satu Meragu dan yang lainnya Membutuhkan Waktu. Seolah belum ada kata Temu dalam kamus kedua insan yang semesta satukan itu. Membangun keluarga sejak dini bukan pilihan mereka, melainkan kewajiban karena rasa takut kepada sang pencipta. Mereka mulai membangun sebuah hubungan, berusaha agar dapat di anggap rumah oleh satu sama lain. Walaupun mereka tahu, jika rumah yang mereka bangun i...
For Cello
3084      1044     3     
Romance
Adiba jatuh cinta pada seseorang yang hanya mampu ia gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang ia sanggup menikmati bayangan dan tidak pernah bisa ia miliki. Seseorang yang hadir bagai bintang jatuh, sekelebat kemudian menghilang, sebelum tangannya sanggup untuk menggapainya. "Cello, nggak usah bimbang. Cukup kamu terus bersama dia, dan biarkan aku tetap seperti ini. Di sampingmu!&qu...
Love vs Ego
9219      2037     1     
Fan Fiction
WATTPAD PUBLISHED STORY(MsJung0414) Choi Minho merupakan seorang pangeran vampire yang membuat keresahan didalam keluarganya dan klan vampire karena keganasannya. Untuk mengatasi keganasannya ini, keluarganya pun menyuruh Minho untuk mendekati seorang gadis pemilik kekuatan supranatural yang bisa mengembalikan Minho menjadi normal dan membawa keuntungan besar untuk bangsa vampire. Berha...
Malaikat Hati
11690      2136     1     
Romance
Sebuah persinggahan dalam menjalin sebuah ikatan tidak lagi terasa dan bersemayam dihati. Malaikat hati yang mengajarkan betapa pentingnya sebuah senyuman dan pelukan. Mengenalkan arti bahagia dan arti kenyamanan hati. Disaat itu, aku sadar bahwa hidup bukan untuk menentukan sebuah pilihan tapi hidup untuk menjalin sebuah kepercayaan.
Highschool Romance
2661      1139     8     
Romance
“Bagaikan ISO kamera, hari-hariku yang terasa biasa sekarang mulai dipenuhi cahaya sejak aku menaruh hati padamu.”