Read More >>"> One-room Couples (Chapter 1) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - One-room Couples
MENU
About Us  

Seorang cewek berambut cokelat,mata cokelat madu dan wajah putih bersenandung ria. Pandangan luar rumah sangat berbeda dari rumahnya selama 18 tahun ini. Kenyamanan panaroma lingkungan dari jendela stasiun kereta api yang melaju cepat. Hijau,bersih dan indah. Namanya Eri Chinatsu. Eri sedang berkuliah di tokyo. Tubuh kecil Eri duduk dekat gerbang kereta api yang berfasilitas biasa. Mata Eri melihat sekeliling.

 

Beragam manusia yang sibuk dengan kegiatan di pagi hari dan induvidualisme. Eri menggeleng-gelengkan kepala. Pikiran manusia sangat sulit ditebak. Eri menghela nafas sesaat. Tangan Eri mengambil headset lalu memutar lagu Havana. Sesekali mengikuti irama yang enerjik.

 

Suara pemberitahuan kepada para penumpang untuk mengetahui stasiun berikutnya. Eri memejamkan mata perlahan. Bunyi ketikan hp,suara obrolan ringan bersama teman SMA dan perjalanan bisnis lewat video call.

 

“Tolong aku!” Teriakan cewek meminta tolong kepada orang yang berkerumunan gerbong kereta api blok 1 tapi nihil. Semuanya cuek dan menganggap sudah biasa terjadi. Eri mengklik next musik sambil berdiri menghampiri dua orang yang melakukan asusila dan tidak beradab. Harus dibersihkan dengan tangan kanan tuhan, Pikir Eri diam.

 

Eri sengaja menyenggol bahu kanan pria paruh baya berumur 30-an mengalami kegiatannya terganggu. Teriakan keras mengiang di telinga Eri sehingga Eri menutup kedua telinga. Takut-takut mengidap THT akut.

 

“Maaf, Aku sedang terburu-buru.” Kata Eri pelan. Pria tadi menarik kerah  kemeja putih Eri dengan kasar. Semua cemoohan dan kata-kata yang tak terhitung memanggil nama binatang tertuju kepada Eri seorang.

 

“Tapi aku sudah minta maaf, Pak. Silahkan anda minggir di hadapanku.” Emosi wajah Eri bak patung tanpa ekspresi. Sang lawan menambak ejekan yang semakin jadi. Perhatian orang mengarah ke Eri dan pelaku pencabulan.

 

“Bukankah anda melakukan rating 18 tahun keatas di hadapan semua umum. Apakah anda tidak malu?” Pertanyaan yang terlontar dari mulut Eri membuat orang sekitar tercengang. Pria bebadan gemuk itu rmengeratkan kerah milik Eri dan menonjok pipi Eri. Eri tidak berdaya. Tubuh Eri terjatuh di lantai.

 

“Sudah aku bilang kepada bocah sepertimu bahwa hidup ini tidak bisa kamu gapai dengan mudah. Takdir korbanku ada di tanganku. Lihatlah! Mukanya yang memerah sembari mendesah itu membuat libidoku naik. Sangat memuaskan!”

 

“Apakah kamu selanjutnya, Ladies?”

 

“Tidak mungkin. Hidup ini ada ditangan tuhan bukan orang hina seperti anda.” Gumaman Eri terdengar jelas di alat pendengaran pria itu. Emosi kemarahan memuncak. Kedutan dahi dan gigi yang bergelematuk keras menandakan tidak sabar ingin memberi pelajaran kepada Eri.

 

Tangan kiri yang melayang untuk meninju bagian daerah perut Eri terhenti. Ketika Eri menutup kelopak matanya, Seseorang menghentikan pergerakan sang pria. Refleks, Tangan milik pria itu dikunci ke belakang. Tangan pucat orang penolong Eri memegang senjata tajam yang terarah ke leher.

 

“Perbuatan pria tidak beradab sepertimu enggan aku membicarakan masa depanmu. Hancur,tidak ada keindahan semata,warna abu-abu yang kelam dan tamak. Pikiranmu yang logis hilang entah kemana ya?” Ucap cowok mata merah yang menyala.

 

Glek! Gerakan pita suara pria tidak karuan. Naik turun dengan keringat dingin yang membanjiri. Pasalnya diri pria ini ciut seketika dan terpojok.

 

“A-Apa maksudmu bocah iblis? Kamu tidak tahu aku ini terkenal di gerbong ini? Bwuahaha... Sungguh ironis.” Kata demi kata mengandung ketakutan yang mendalam. Masa’ pria ini kalah sama bocah yang lebih muda darinya?

 

“Maaf? Kamu bilang apa? Bukannya kebalik ya? Kamu tertangkap basah oleh cewek muka datar disana. Itu namanya pelecehan fisik. Hm... Perbuatanmu sih sudah aku rekam di hp lalu tersebar ke sosial media dan... BAM! Kamu famous mendadak. Bravo!”

 

Ejekan penolong tadi menjadikan Eri sedikit kagum. Bukan layaknya fans yang lebay ketika bertemu pandang dengan sang idola atau bermimpi mengumpulkan album dan foto-fotonya lalu dipajang di dinding kamar. Desiran dada Eri membuncah. Bibir Eri terkatup rapat,wajah yang menunduk semakin dalam guna menghilangkan semburat merah tipis di pipi dan kedua tangan dirapatkan.

 

‘Dia adalah tuhanku.’ Batin Eri tenang.

 

 

                                                                                                                                ***

 

Eri memeriksa kembali detak jantungnya yang berpacu cepat. Hufh... Padahal Eri sudah niat tidak ada rasa suka pada lawan jenis. Malah Eri hampir mengingkari janjinya 3 tahun yang lalu. Langkah kaki milik Eri menuju asrama yang disarankan dekat kuliah lalu bertegur sapa kepada pak satpam.

 

Pak satpam itu mengukir senyuman tulus. Eri berpikir apakah dirinya bisa membuat senyuman yang begitu indah? Tas jinjing dan koper berukuran sedang berbunyi irama yang teratur.

 

“Apakah kamu anak baru tinggal di asrama ini?” Pertanyaan Pak satpam yang terlalu tiba-tiba, Eri tersandung tidak elit. Pak satpam tadi khawatir. Soalnya ia membuat Eri mengalami kecelakaan kecil yang tak terduga.

 

Eri mengusap hidungnya perlahan-lahan. Takut hidung mancung kecil milik Eri patah dan mimisan. Merasa cukup berbaikan dengan argumen hidungnya, Tubuh Eri berbalik lalu meminta maaf.

 

“Ya, Bapak juga minta maaf kepada nak Eri. Bapak ngomongnya selalu begitu. Mohon dimaklumi.” Tangan yang menggaruk tengkuk tidak gatal dari tingkah Eri. Eri bingung. Eri tidak mau Pak satpam memberikan perasaan yang tidak membutuhkan. Ya, Eri tidak suka perasaan manusia yang naif.

 

“Hm, Aku juga minta maaf.” Eri membungkuk hormat 90 derajat. Pak satpam merasa serba salah.

 

“Ini kunci nak Eri. Satu kamar berisi 2 orang. Ceritanya nak Eri mempunyai teman sekamar nantinya. Bisa diajak ngobrol,makan bersama,kerjai tugas dari dosen dan jalan-jalan. Seru nggak?”

 

Eri tidak bisa menjawab pertanyaan pak satpam baik ini. Eri mengucap pamit lalu berlalu pergi meninggalkan keberadaan pak satpam yang tersenyum kikuk. Baru kali ini sebagai penjaga keamanan mendapatkan anak mahasiswa/i tanpa ekspresi.

 

Eri membuka pintu dengan kunci yang diberikan pak satpam lalu membuka sepatu ketsnya di rak sepatu. Pandangan Eri tertuju kepada sandal berbentuk kucing warna kuning. Terlihat imut dan menggemaskan. Benda suci! Kemungkinan teman sekamar Eri adalah cewek super imut.

 

“Siapa sih yang membuka kunci kamarku? Jangan bilang kamu malingnya!!!” Suara familiar ini membuat Eri tertegun setengah mati. Oke, Ini tidak baik dengan jantungnya yang sekarang. Setelah akhir pekan, Eri akan merujuk kesehatan di puskesmas terdekat.

 

Rupanya peryataan salah besar. Suara Baritone yang khas itu cukup mengingatkan Eri trauma dan kagum bersamaan.

 

“Kamu teman sekamarku?” Tanya Eri sembari muka datarnya berlipat ganda. Seorang cowok berkaos biasa,menggosok gigi dengan sikat gigi yang berbusa,rambut berantakan dan ekspresi kesal.

 

“Kalau iya kenapa? Ada urusanmu hm? Tunggu sebentar.” Mata merah cowok itu menerawang jauh. Perangai Eri mengingat aksi gemparnya di stasiun kereta api pagi tadi. Hm.. Korban pembullyan rupanya.

 

“KAMU yang tadi pagi kan? Pfth... Maaf ya aku malah langsung pergi saat mengiris leher pria itu. Cukup sedikit darah saja lalu kabur tunggang langgang.”

 

 Eri menatap datar di hadapan cowok itu lalu melihat penampilan yang tidak mengenakkan.

 

“Ano... Aku-”

 

Bersambung....

 

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
BIYA
2668      838     3     
Romance
Gian adalah anak pindahan dari kota. Sesungguhnya ia tak siap meninggalkan kehidupan perkotaannya. Ia tak siap menetap di desa dan menjadi cowok desa. Ia juga tak siap bertemu bidadari yang mampu membuatnya tergagap kehilangan kata, yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Namun kalimat tak ada manusia yang sempurna adalah benar adanya. Bidadari Gian ternyata begitu dingin dan tertutup. Tak mengij...
V'Stars'
1187      520     2     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...
Just a Cosmological Things
748      412     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Dieb der Demokratie
16906      1974     16     
Action
"Keadilan dan kebebasan, merupakan panji-panji dari para rakyat dalam menuntut keadilan. Kaum Monarki elit yang semakin berkuasa kian menginjak-injak rakyat, membuat rakyat melawan kaum monarki dengan berbagai cara, mulai dari pergerakkan massa, hingga pembangunan partai oposisi. Kisah ini, dimulai dari suara tuntutan hati rakyat, yang dibalas dengan tangan dingin dari monarki. Aku tak tahu...
Tepian Rasa
1111      507     3     
Fan Fiction
Mencintai seseorang yang salah itu sakit!! Namun, bisa apa aku yang sudah tenggelam oleh dunia dan perhatiannya? Jika engkau menyukai dia, mengapa engkau memberikan perhatian lebih padaku? Bisakah aku berhenti merasakan sakit yang begitu dalam? Jika mencintaimu sesakit ini. Ingin aku memutar waktu agar aku tak pernah memulainya bahkan mengenalmu pun tak perlu..
Untold
1120      463     4     
Science Fiction
Tujuh tahun lalu. Tanpa belas kasih, pun tanpa rasa kemanusiaan yang terlampir, sukses membuat seorang dokter melakukan percobaan gila. Obsesinya pada syaraf manusia, menjadikannya seseorang yang berani melakukan transplantasi kepala pada bocah berumur sembilan tahun. Transplantasi dinyatakan berhasil. Namun insiden kecil menghantamnya, membuatnya kemudian menyesali keputusan yang ia lakukan. Imp...
TENTANG WAKTU
1752      725     6     
Romance
Elrama adalah bintang paling terang di jagat raya, yang selalu memancarkan sinarnya yang gemilang tanpa perlu susah payah berusaha. Elrama tidak pernah tahu betapa sulitnya bagi Rima untuk mengeluarkan cahayanya sendiri, untuk menjadi bintang yang sepadan dengan Elrama hingga bisa berpendar bersama-sama.
Ujian Hari Kedua
546      306     1     
Short Story
Hei, kurasa kau terlalu sibuk menguras uang-uang kami. Jika iya, apakah kami mempunyai ruang untuk berkreasi disini? Aku terlalu muak dengan penjara yang kalian ciptakan. Aku tak mau menjadi seorang pengecut yang tunduk kepada orang yang bodoh. Aku pemberontak. Itu sebab aku lebih pintar dari kalian semua! -Kahar
Smitten With You
8129      1980     10     
Romance
He loved her in discreet… But she’s tired of deceit… They have been best friends since grade school, and never parted ways ever since. Everything appears A-OK from the outside, the two are contended and secure with each other. But it is not as apparent in truth; all is not okay-At least for the boy. He’s been obscuring a hefty secret. But, she’s all but secrets with him.
Hey, I Love You!
991      400     7     
Romance
Daru kalau ketemu Sunny itu amit-amit. Tapi Sunny kalau ketemu Daru itu senang banget. Sunny menyukai Daru. Sedangkan Daru ogah banget dekat-dekat sama Sunny. Masalahnya Sunny itu cewek yang nggak tahu malu. Hobinya bilang 'I Love You' tanpa tahu tempat. Belum lagi gayanya nyentrik banget dengan aksesoris berwarna kuning. Terus Sunny juga nggak ada kapok-kapoknya dekatin Daru walaupun sudah d...