Setelah aku keluar dari rumah sakit aku meminta ayah dan ibu menghantarkan aku untuk membesuk paman Wanto ditahanan . Dengan penuh perdebatan akhirnya ayah dan ibu bersedia mengantarkan aku menemui paman Wanto . Kami naik kesebuah angkot yang nampak kosong , setelah naik ibu meminta pak supir untuk mengantarkan kami menuju lapas . Ditenga tengah perjalanan ada seorang kakek kakek yang sudah sangat tua naik kedalam angkot yang kami naiki , kakek ini berpakaian serba putih dan juga dia memakai ikat kepala bermotid loreng harimau . Janggut yang panjang dan juga sudah memutih membuat tampilan kakek ini sedikit menakutkan .
" saya rasa kalian tidak perlu menemui Wanto " kata kakek itu tiba tiba menghalangi langkah kami untuk menemui paman Wanto
" kenapa pak ? Darimana bapak tau Wanto ? " tanya ibu ku
" tidak perlu kamu tahu saya tahu Wanto dari mana , tapi saya sarankan kalian untuk pulang saja , urungkan niat kalian untuk memutus kan perjanjian itu "
" bapak ini siapa? Saya ingin adik saya sembuh dan terbebas dari semua ini " kata ibu
" saya tahu kecemasan mu sangat tinggi , tapi fikirkan juga anak mu ! " kata kakek itu
" kenapa dengan saya kek ? " tanyaku
" kamu adalah anak istimewa , kamu diberikan anugerah lebih oleh Tuhan ! " kata kakek itu
" saya akan tetap menyelamatkan paman Wanto kek " kataku bersikeras
" akan ada bentrokan energi yang sangat kuat ! Dan dari bentrokan itu akan ada yang mendahului atau didahului " kata kakek itu semakin berbelit belit
" saya gak ngerti kek " kataku
" akan ada korban dari pemutusan perjanjian ini , entah paman mu sebagai pelaku , entah kamu yang akan mati karena menyelamatkan paman mu " kata kakek itu
Aku tertunduk mendengar resiko yang akan aku dapatkan jika aku tetap bersi kukuh menemui paman Wanto dan memutus perjanjian itu .
" sudah sampai , pak , bu " kata supir itu
Kami pun turun dari dalam angkot dan membayar ongkos sesuai tarif . Tanpa melihat kakek itu lagi aku langsung melangkahkan kaki ku menuju sel paman Wanto dan tentunya dengan kawalan 1 orang polisi . Betapa terkejutnya kami ketika mendapati kakek yang baru saja kami temui di dalam angkot sekarang sudah hadir di hadapan kami padahal jelas jelas aku melihat kakek itu berlalu dengan angkot yang baru saja kami naiki .
" pak , bagaimana bisa bapak disini ? " tanya Ayah
" saya disini untuk membantu kalian melepaskan Wanto dari belenggu setan itu , tapi maafkan saya , saya salah satu orang yang berperan dalam lingkaran setan ini " kata kakek itu
" bapak membantu adik saya Wanto untuk nyegik pak ? " tanya ibu ku
" ya , saya sahal , saya adalah seorang pertapa dan tinggal di tengah hutan " kata kakek itu
Sekelibat aku mencium bau seperti bau harimau atau macan atau bahkan binatang buas lainnya disekeliling ruangan ini .
" kakek bawa apa ke sini ? " tanyaku
" kakek bawa peliharaan kakek nak , namanya si belang , dia adalah seekor harimau , dulu dia adalah peliharaan salah satu raja yang sempat bertahta di wilayah ini " kata kakek itu
" peliharaan ? " tanya ayahku
" kalian tidak perlu takut , dia tidak akan menyakiti ! Dia akan bantu saya memutuskan jerat pusaran iblis di diri Wanto " kata kakek itu
" apa kakek benar benar mau menolong paman Wanto ? " tanyaku
" iya , tapi ada syarat nya " pinta kakek tua itu
" syarat ? Apa ? " tanyaku
" jika kamu sudah bisa menolong paman mu , maka kamu tolong jugalah saya , tolong makam kan jasad saya dengan baik dan juga sama seperti orang lain " kata kakek itu
" jasad kakek ? " aku sangat kebingungan
" yang kamu lihat sekarang adalah ruh seorang kakek tua yang berharap bisa mendapat Ridho Tuhan agar bisa pergi dengan tenang tanpa harus terlunta lunta seperti ini " kata kakek tua itu
Aku , ayah dan juga ibu hanya sanggup menganga mendengar penjelasan kakek tua ini tentang jati dirinya , ternyata sosok yang sedang kami hadapi tidak lain adalah sosok makhluk tak kasat mata yang berharap Ridho Tuhan agar bisa terbaring dengan tenang dengan cara membantu paman ku .
" saya harap dengan membantu paman mu Tuhan bisa mengampuni saya dan mau menerima taubat saya " kata kakek itu
Aku , ayah dan ibu hanya menganga mendengar penjelasan lelaki tua ini . Tak berlangsung lama setelah itu aku dan kakek ini diperbolehkan masuk oleh petugas tentunya dengan negosiasi yang berlangsung sangat alot .
Aku melihat paman Wanto terduduk di salah satu penjuru ruangan ini , ruangan berbentuk kotak dan sangat tidak pantas untuk ditempati oleh manusia . Paman Wanto terduduk dengan keadaan yang sangat memprihatinkan , sekujur tubuhnya mengeluarkan nanah dan juga berbau sangat amis .
" assalamualaikum " lirihku
Paman Wanto melirih kearahku , dia hanya menatap mataku dan kembali menunduk kembali . Mata ku mulai membasah ketika melihat kondisi paman ku yang sangat sangat memprihatinkan .
" paman , ini aku ... Sinta .. Ponakan paman " kataku terbata bata menahan tangis
Paman Wanto sama sekali tidak menggubris kedatangan ku , dia hanya terus terduduk membelakangiku sembari terus berkomat kamit , entah apa yang membuat bibirnya bergetar seperti itu .
" apa kabar paman ? " lirihku kembali
Paman Wanto berusaha menjauh ketika aku mulai mendekati dirinya .
" apa yang paman rasakan ? Sinta disini datang buat bantu paman " kataku
" tidak ada yang bisa membantu saya , lebih baik kamu pergi " paman Wanto malah memintaku untuk pergi
" sinta gak akan pergi sebelum paman bisa sembuh " kataku
" apa yang mau kamu sembuhkan dari saya ? Saya baik baik saja " kata paman ku
" sinta akan bantu paman melepas diri dari perjanjian paman dengan Nyi Wangsih " kataku
Tiba tiba paman Wanto membalikan badannya dan menatap tajam mataku , sebenarnya aku takut sekali kalau kalau paman Wanto akan bertindak kasar .
" darimana kamu tahu Nyi Wangsih ? " tanya paman wanto
" sinta tau semuanya paman " kataku
Tiba tiba paman Wanto berdiri dan berjalan memutari aku yang sedang terduduk sembali mengendus ngendus tubuhku .
" tidak ada yang bisa melepaskan Wanto dari ku "
Nada suara paman Wanto mendadak berubah , aku yakin ini bukan paman Wanto melainkan Nyi Wangsih yang merasuki dan mengontrol kesadaran paman ku .
" makhluk apa kamu ? " kataku
" tidak usah banyak bertanya , saya tahu kamu tahu siapa saya ? Kamu sudah melakukan kesalahan besar ketika kamu dengan lancang menemui Wanto " kata sosok yang merasuki paman ku
" kesalahan terbesar saya adalah ketika saya tidak bisa melepaskan paman saya dari jeratan makhluk jahat seperti kamu , tinggalkan tubuh pamanku sekarang juga " kataku
" kenapa harus saya tinggalkan ? Paman kamu sendiri yang mengundang saya " kata dia
" saya tahu paman saya yang sudah mengundang Nyai , dia sudah kehilangan banyak hal untuk mempertahankan Nyai , sekarang tolong Nyai tinggalkan tubuh paman saya ! Biarkan paman saya hidup normal seperti orang lain " kataku mulai menitikan air mata
" saya bisa saja meninggalkan tubuh paman mu , tapi tentunya tidak dengan cuma cuma . Ada harga yang harus bisa kau penuhi untuk kepergian saya " kata sosok itu
" jika kamu meminta tumbal orang lain lagi , saya tidak akan memberinya , sudah banyak ruh yang tersesat karena ulah kalian " kataku
" bukan orang lain yang akan saya minta , tapi kamu !! Nyawa kamu yang saya minta " pinta sosok itu
" jika Nyai minta nyawa anak ini , maka langkahi dulu mayat ku " timpa kakek tua itu yang tiba tiba langsung ada di sampingku
" ingin jadi jagoan rupanya kau Sahal ! Kau lupa ? Jika jasad mu masih tergantung di singga sana ku "
" aku tidak takut dengan jasadku yang masih tergantung ! Kabulkan permintaan anak ini dan pergilah " pinta kakek tua itu
" lancang kamu Sahal ! Rasakan ini !! "
Tiba tiba sosok yang berada didalam tubuh paman ku mencekik habis leher kakek tua itu sampai ku lihat nafasnya seperti akan habis .
" lepaskan dia " kataku berusaha mencipratkan air dari dalam kendi
" aaaaggghhhhh " sosok itu mengerang kesakitan
" keluar dari dalam tubuh pamanku dan tunjukan jati dirimu " kataku
Tiba tiba tubuh paman Wanto tergeletak dilantai dan di belakang tubuhku ada sebuah bayangan hitam dan panjang sekali , bentuknya seperti ular dalam ukuran yang sangat sangat besar . Aku membalikan tubuhku dan terkejut ketika mendapati sesosok ular besar dengan kepala manusia yang sangat menakutkan . Bau amis sangat menusuk dihidungku , aku melihat tubuh kakek tua itu sekarang tergulung oleh ular siluman yang amat besar itu .
" tolong !!! " lirih kakek itu didalam gulungan ular
" apa yang bisa aku lakuin untuk menolong kakek ? " tanyaku pada kakek tua itu
" cipratkan air itu nak , cepat !! " kata kakek tua itu dengan terengah engah
Aku pun menuruti perintah kakek tua itu , kemudian aku cipratkan air didalam kendi yang aku bawa ke arah ular besar itu . Tapi entah kenapa di setiap cipratan air itu aku merasa semakin lemas dan juga tergopoh gopoh , energiku seperti ikut terbuang seiiring cipratan air itu .
" aku kenapa kek ? Kenapa lemas sekali " tanyaku hampir terjatuh
" cipratkan air itu ! " pinta kakek tua itu
Aku melirik kearah kakek tua yang masih berada dalam gulungan ular besar itu , aku melihat tubuh kakek tua itu semakin habis tergulung oleh ular besar yang semakin menakutkan itu .
Aku terus mencipratkan air kearah ular itu , semakin banyak cipratan air yang terbuang semakin koyah pula tubuhku . Sekarang aku terduduk sembari terus mencipratkan air itu , tiba tiba aku merasakan tubuhku akan segera kehilangan kesadaran , aku berusaha mencoba untuk tetap tersadar .
" jangan pergi Nak ! Tetap bersama kakek disini ! " lirih kakek itu semakin terdengar jauh di telingaku
Duaarrrrrrr!!!!!!!!!
Aku melihat tubuh ular itu hancur seperti ter bom , darah ular itu mulai mengotori bajuku , Tuhan aku semakin tidak kuat lagi untuk mempertahankan kesadaran ku ini . Aku melihat tubuh ular itu tercabik cabik dihadapan ku , kakek tua itupun tergeletak dilantai dengan darah yang mengalir membasahi lantai di ruangan ini .
" Allahu akbar "
Aku benar benar sudah kehilangan kesadaran ku , semuanya menghitam dan aku tidak tahu lagi apa yang terjadi setelah itu , namun yang pasti aku berharap semua ini akan berakhir .