Pada suatu malam yang terasa menegangkan dari biasanya , paman Wanto meminta istrinya untuk memberikan dia segelas kopi . Permintaan paman Wanto dengan baik di penuhi oleh istrinya , ada tatapan haru yang seketika membayang di kedua mata paman Wanto kala melihat istrinya berjalan membawakan segelas kopi dengan luka gamparan tangan nya di kening sang istri .
" ini mas kopi nya " kata tante Rita sembari menaruh segelas kopi di atas meja
" duduk " kata paman Wanto mengisyaratkan istrinya untuk duduk di samping nya
" maafin aku ya sayang , aku sudah keterlaluan sama kamu " kata paman Wanto membelai kepala istrinya
Belaian tangan sang suami direspon rasa ketakutan oleh tante Rita , tergambar jelas ketika tangan paman Wanto hendak memegang tangan nya tante Rita berusaha menghindari sentuhan tangan suaminya .
" kamu kenapa ? " tanya paman Wanto
" aku ke dapur lagi ya mas " kata tante Rita hendak berdiri
" aku ingin memperbaiki semuanya sayang " kata paman Wanto menghalangi tante Rita
" aku udah memaafkan kamu mas , tapi aku belum bisa menerima pesugihan kamu " kata tante Rita berjalan menuju arah dapur
Tante Rita berjalan menuju dapur dengan air mata yang tidak kuasa lagi dibendung , tante Rita terus menangisi kekhilafan suaminya .
" aku gak nyangka kamu akan se nekat ini mas , aku bener bener gak bisa nerima itu semua , aku gak bisa mas ... Terlebih sekarang aku sedang mengandung anak kamu mas , aku gak mau anak ini kembali hilang karena ulah kamu" lirih tante Rita menyesali semua yang sedang terjadi padanya
Tiba tiba angin bertiup sangat kencang dan juga aroma bau amis yang tajam membuat tante Rita mual bukan kepalang .
" astagfirullah bau apa ini ? Kenapa bau nya amis sekali " tante Rita terus bertanya tanya
Ditengah kekalutan yang melanda tante Rita terdengarlah suara gemerincing lonceng dan juga suara kaki kuda yang sangat keras menerpa telinganya .
Bruugggg!!!!!
Tiba tiba pintu dapur nya terbanting dengan keras dan membuat nya terbuka sangan lebar . Dari balik pintu itu munculah seorang wanita tua dengan keadaan lusuh dan juga dengan baju yang sobek .
" siapa ? " tanya tante Rita dengan segudang ketakutan yang melandanya
" saya lapar " lirih nenek tua itu
" kenapa nenek rusak pintu saya ? Nenek ini siapa ? " tanya tante Rita lagi
" saya lapar " tegas wanita tua ini
Tante Rita terus memperhatikan segala gerak gerik nenek ini , di usia yang sudah sangat senja ini mana mungkin dia bisa meruntuhkan pintu dapurnya yang jelas jelas jauh lebih berat dari berat tubuhnya . Pandangan tante Rita terhenti pada sebuah tanda seperti liukan ular di keningnya , tante Rita merasakan bulu kuduknya berdiri dengan sangat hebat , perlahan nenek tua itu mendekat ke arahnya dan bau amis itu semakin membumbung tinggi diseantero dapur ini dan membuat tante Rita semakin kewalahan . Semakin langkah kaki nenek itu mendekat semakin banyak pula keanehan yang terlihat , perlahan seluruh tubuh wanita tua ini mengeluarkan sisik yang sangat banyak hingga menutupi wajah nya . Tante Rita terus melihat makhluk aneh itu terus menunjukan jati dirinya pada tante Rita , lagi lagi tante Rita dibuat menganga ketika seorang nenek tua itu kini berubah menjadi seekor ular yang sangat besar dan juga panjang sekali .
" kamu adalah tumbal selanjutnya " kata siluman itu
" tumbal ? Enggak saya tidak ridho mati dengan jalan seperti ini " tepis tante Rita
" Wanto sudah menyerahkan kamu untuk menjadi santapan ku ! Ikutlah dengan ku ! Ha ha ha " siluman itu terus tertawa angkuh
Ular besar itu menggulung habis tubuh tante Rita hingga menyisakan kepala tante Rita , ayat ayat suci al-qur'an berusaha terus disuarakan oleh tante Rita . Dari arah ruang tamu paman Wanto berjalan mendekati istrinya dan menyaksikan sang istri menjadi korban pesugihan nya pada siluman ular itu .
" mas tolong aku mas " lirih tante Rita meminta pertolongan suaminya
Paman Wanto hanya membatu menyaksikan ular besar itu menggulung habis istrinya , harapan untuk dapat hidup nyatanya sangat nihil untuk tante Rita . Tanpa ampun ular raksasa itu terus menggulung tubuhnya sampai nafas tante Rita mulai tidak karuan .
" selamatkan aku mas ! Aku sedang mengandung anak kamu " lirih tante Rita sebelum akhirnya nafas itu tidak lagi berhembus untuk tante Rita
Tante Rita harus menyerah pada gulungan ular raksasa itu , setelah tante Rita benar benar meninggal karena pesugihan antara suaminya dan juga siluman ular itu dan sekejap pula ular siluman itu hilang entah kemana , dan menyisakan jasad wanita yang tidak berdosa ini di hadapan sang suami yang sudah tega menumbalkan istrinya demi selembar uang .
" rita maafkan aku rita , maafkan aku " lirih paman Wanto dengan air mata yang deras mengalir
Disela sela permohonan maafnya pada jasad sang istri , paman Wanto pun terus menggoyang goyangkan tubuh sang istri yang sudah mulai kaku membeku untuk berusaha membangunkan istrinya dari kematian . Namun hasilnya nihil , kematian itu terlalu kuat menarik tante Rita .
Pemakaman tante Rita pun selesai dilaksanakan , paman Wanto berjalan gontay menuju kamar tempat dia memuja pada Nyi Wangsih . Paman Wanto membuka tutup guci besar dengan harapan akan banyak uang yang dia dapatkan karena berhasil menumbalkan istrinya pada siluman itu . Ketika paman Wanti membuka guci tanah liat itu paman Wanto tidak menemukan uang selembarpun disana , paman Wanto sangat terheran heran dan juga kepanikan mulai melanda dirinya .
" sialan ! Nyi Wangsih datanglah , saya ingin berbicara dengan mu Nyi ! " paman Wanto berusaha berteriak mengharapkan Nyi Wangsih akan datang untuknya .
" apa lagi Wanto ? " lirih Nyi Wangsih yang tiba tiba sudah berada di tempat tidur yang ada di kamar itu
" mana uang yang kau janjikan Nyi ? Mana ? "
" uang ? Kamu tenang saja aku sudah menbunuh orang orang yang menagih padamu , kau tidak perlu takut lagi Wanto ! Tidak akan ada lagi yang menagih hutang padamu " kata Nyi Wangsih
" saya tidak meminta Nyai untuk membunuh mereka , saya hanya mau uang Nyi , uang !!! " kata paman ku
" kau sudah berani padaku Wanto ? Jangan sesekali kau buat aku murka padamu ! Kau hanya mau uang , uang , dan uang saja ! Kau lupa ? Ada tempo yang terus bergulir untuk semua kekayaan yang akan kau dapatkan dariku , aku sudah banyak mengabulkan permintaan mu ! Sekarang aku mau kau yang jadi tumbalku selanjutnya ! " pinta Nyi Wangsih
" saya ? Apa istriku dan tumbal tumbal itu tidak cukup untuk mengisi perut mu Nyi ? "
" darimu aku hanya mendapatkan anak dan juga istrimu , dan yang lain hanyalah sebagai tanda bakti mu padaku , karena tumbal sebenarnya adalah darah dagingmu sendiri Wanto "
" Nyai jangan ingkar janji "
" kau manusia tidak beradab Wanto , sekarang kau tahu akibatnya "
Nyi Wangsih pun menghilang entah kemana , mendengar ancaman sang Nyai yang akan menghancurkan kekayaan nya Paman Wanto pun segera mengemas sisa sisa uang dan juga bongkahan emas hasil pesugihan nya pada sebuah koper dengan tunjuan dapat segera meninggalkan rumah ini dan melanjutkan kekayaan nya di lain tempat .
Tuktuktuk
Suara pintu rumah paman Wanto ada yang mengetuk , dengan koper hitam yang terus berada digenggaman nya paman Wanto pun membukakan pintu dan nampaklah 2 orang polisi dihadapan nya .
" maaf apa ini rumah saudara Wanto ? " tanya polisi itu
" iya pak , saya sendiri " lirih paman Wanto
" anda kami tangkap dengan tuduhan pembunuhan berencana " kata polisi itu
" pembunuhan berencana ? Saya dari kemarin kemarin disini pak , saya juga baru kehilangan istri saya , mana mungkin saya membunuh orang , bapak pasti salah orang pak " kata paman Wanto
" untuk selebihnya , bapak bisa ceritakan itu di kantor , mari pak ! " kata polisi itu terus meminta paman Wanto untuk ikut bersama nya ke kantor polisi
" saya gak mau pak , saya tidak bersalah " paman Wanto terus menepis tuduhan yang dialamatkan padanya
" saya minta bapak bersikap kooperatif , jika bapak terbukti tidak bersalah bapak bisa terbebas pak " kata polisi itu
Dengan keterpaksaan akhirnya paman Wanto pun digiring oleh polisi itu menuju kantornya dan diintrogasi mengenai tuduhan itu . Pihak kepolisian memberikan paman Wanto sebuah video yang menunjukan orang yang membunuh para debt collector itu , dan aneh nya di video itu orang yang membawa senjata api itu adalah jelas jelas paman Wanto .
" saya benar benar tidak tahu apa apa pak ! " kata paman Wanto
" bagaimana anda bisa tidak tahu pak , sedangkan di video ini anda lah orang yang melakukan itu semua pak " kata polisi yang meng introgasinya
" saya benar benar tidak tahu pak , itu bukan saya tapi Nyi Wangsih "
" Nyi Wangsih ? Siapa dia ?
" dia adalah siluman ular yang merubah wujudnya menjadi saya pak "
Pengakuan paman Wanto hanya membuat pihak kepolisian menggeleng gelengkan kepalanya .
" sebelum ada keputusan pengadilan , bapak akan ditahan disini ! Pak bawa dia " kata polisi itu
" siap dan ! " kedua polisi yang sedari tadi berada di belakang paman Wanto pun menggiring paman Wanto menuju sel
Kedua polisi itu meminta paman Wanto melepas semua bajunya dan menggantinya dengan pakaian tahanan yang sudah di sediakan .
" bapak bisa berganti pakaian disini dan barang barang bapak akan kami aman kan sampai bapak dinyatakan bebas oleh pengadilan " pinta polisi itu
" enggak ! Ada banyak emas dan uang uang saya dikoper itu " kata paman Wanto
" bisa pak ? " kata polisi itu sedikit menaikan nada suaranya
Paman Wanto pun segera mengganti pakaian sesuai arahan polisi , sekarang keruntuhan itu benar benar nampak dihidup paman Wanto .
-----
Beberapa minggu setelah penahanan paman Wanto , pihak bank menyita seluruh asset yang paman Wanto punya untuk menutupi pinjaman nya pada bank . Pinjaman sebesar 500 juta itu paman Wanto gunakan untuk menutupi kerugian perusahaan pada proyek yang dikerjakan nya karena kerugian besar itulah paman Wanto kehilangan pekerjaan nya dan juga seluruh harta yang dimilikinya . Kondisi paman Wanto semakin mengkhawatirkan , dia selalu saja menjalankan pemujaan nya di kamar sel sehingga para polisi yang menjagamya beranggapan bahwa paman Wanto terkena gangguan jiwa .