Seokjin terus berjalan bolak-balik di dalam kamarnya. Ia masih tidak mengerti apa yang dimaksud Yerin ketika ia menyinggung Yoongi di hadapan Cheonsae. Padahal Yerin cukup jelas mengatakannya.
"Cheonsae ... Yoongi ..."
Dalam hitungan detik, Seokjin membulatkan matanya setelah menyadari sesuatu. "Aniya, andwae, tidak mungkin. Cheonsae menyukai Yoongi?" duga Seokjin dengan penuh keraguan. (tidak, jangan)
"Apa yang harus ku lakukan sekarang?"
Ia pun melihat ponselnya yang sedang diisi daya. Tanpa berpikir lama, ia langsung mengambil ponselnya dan menghubungi satu nomor.
Beberapa saat setelah menghubungi nomor itu, terdengar nada sambung dan panggilan itu dijawab.
"Bisakah nanti malam kita bertemu?"
".."
"Ku mohon, ini hal yang penting."
".."
"Jam 7 malam, aku jemput."
Setelah panggilan itu terputus, Seokjin kembali mengisi daya ponselnya. Ia pun pergi ke dapur untuk mengambil air minum.
Kebetulan Cheonsae berada disana hendak mengambil makanan. "Oppa, apa kau tidak pernah mengatakan pada teman-temanmu jika kau adalah anak kepala sekolah, atau ya semacamnya."
"Ani. Aku takut teman-temanku akan berpikir jika aku menjadi siswa teladan karena appa, dan mereka akan menjauhiku."
Cheonsae mendengus. "Kau sangat kekanakan. Pantas saja tidak banyak yang tahu jika kau adalah oppa-ku."
"Ngomong-ngomong, siapa yang menyebarkan rumor itu? Bagaimana jika sampai appa tahu?"
"Jungkook sunbae, katanya karena sebuah permainan tapi aku tidak bertanya lebih jelasnya. Memangnya apa masalahnya jika appa tahu? Lagipula ini berita bagus dan mungkin perjodohan kalian--"
"Jangan pernah menyinggung masalah perjodohan di depan Yerin." tegas Seokjin sebelum kembali ke kamarnya. Sedangkan Cheonsae hanya mengatupkan bibirnya setelah ucapannya dihentikan tadi.
= = =
Yoongi mengetukkan jarinya di atas meja untuk kesekian menit. Pikirannya tidak tenang. Bagaimana tidak? Dare yang dijalankan Jungkook bisa membuat masalah antara mereka dengan Seokjin, akan tetapi faktanya Seokjin adalah kakak laki-laki Cheonsae.
Ia merasa akan ada banyak kesulitan yang menghadang sebelum rumor kencan itu terbentuk sempurna.
"Aku masih tidak menyangka jika Seokjin memiliki hubungan darah dengan Cheonsae." kata Jimin.
"Bagaimana bisa Seokjin menutupi fakta bahwa dia adalah putra sulung kepala sekolah selama hampir 3 tahun?" Taehyung penasaran.
"Ah bahkan aku belum menciptakan rumor. Sebelumnya mereka tidak menyebut namaku dalam rumor Cheonsae. Dan sekarang kita baru saja membuat masalah dengan Seokjin yang sudah pasti akan melindungi Cheonsae 24 jam." celoteh Yoongi.
"Aku terkadang bingung. Kau bisa menjadi sangat pendiam dan tidak mau berbicara, tetapi kau juga bisa menjadi sangat berisik dan terus berbicara tanpa henti." cibir Jungkook pada Yoongi disambut dengan senyum yang cukup meledek dari Taehyung dan Jimin.
Taehyung tiba-tiba bertepuk tangan sekali. "Kau pernah bilang jika kau memiliki janji untuk pergi bersama Cheonsae sebanyak 3 kali. Selama itu, Taecam juga akan membantu."
"Lagipula dari sorot matanya, aku tahu jika Cheonsae mulai menyukaimu." imbuh Jungkook.
"Itu sudah pasti. Di dunia ini siapa yang tidak tertarik padaku?" Yoongi tersenyum percaya diri.
Baru saja Yoongi berhenti berhenti berbicara, ketiga temannya sudah mengangkat satu tangan mereka.
"Sialan."
= = =
Dengan pakaian yang cukup santai Seokjin menjemput Yerin. Ia tidak membawa masuk mobilnya karena tidak ingin membuang waktu. Jika ia masuk dan bertemu orang tua Yerin, sudah pasti mereka akan berbincang-bincang dalam waktu yang cukup lama.
Setelah Yerin masuk ke dalam mobil, Seokjin langsung menjalankan mobilnya dan menuju sebuah kafe.
"Kau sudah makan?" tanya Seokjin dan dijawab dengan gelengan kepala pelan oleh Yerin.
"Kita pesan makanan dulu. Aku tidak mau membahas masalah ini dalam keadaan perut yang lapar."
Seokjin pun memesan beberapa makanan dan minuman untuk mereka. Setelah pesanan tiba, barulah Seokjin memulai topik.
"Sejak kapan kau tahu jika Cheonsae memiliki hubungan dekat dengan Yoongi?"
"Kau sangat to the point." Yerin berdecak. "Sebenarnya mereka hanya dekat, tidak ada hubungan lebih. Pertama aku mencurigai mereka adalah saat Cheonsae meminta nomor Yoongi "
"Mworago? Dia memintanya padamu?"
Yerin menggeleng. "Dia memintanya langsung setelah duduk di meja yang sama saat makan siang. Kurasa mulai saat itulah Cheonsae menyukai Yoongi. Selain itu sudah beberapa kali dia memberi air mineral pada Yoongi."
"Dari sekian banyak manusia mengapa harus dia?"
"Apa masalahnya? Lagipula kau tidak bisa menyalahkan hati yang memilih. Tidak ada yang bisa memaksakan sebuah perasaan." ucap Yerin dengan senyum tipis.
Ia merasa sedikit menyakiti perasaan Seokjin sekarang, karena ucapannya seperti apa yang terjadi di antara mereka.
"Jika kau menjadi aku, apa kau bisa dengan mudah menyetujui hubungan mereka? Ditambah lagi setelah permainan bodoh mereka."
Yerin berpikir sejenak. "Aku bahkan sempat berpikir ingin menjauhkan Cheonsae dengan Yoongi saat ku kira adikmu yang membuat rumor itu."
"Sepertinya kita berada di pihak yang berbeda." Seokjin terkekeh.
"Seokjin-a.." Yerin tanpa sadar menggenggan tangan Seojin. "Aku tahu kau bisa menentukan yang terbaik untuk adikmu. Kau pasti tahu pilihan yang benar untuk hubungan mereka."
Seokjin terdiam memandangi tangan mungil Yerin yang berada di atas tangannya. Ia tidak ingin tangan itu pergi.
Seolah tersadar, Yerin langsung menarik kembali tangannya. "Maaf."
"Lalu kau sendiri berada di pihak siapa?"
"Aku tidak akan membantu Yoongi dan Cheonsae semakin dekat atau membantumu untuk menjauhkan mereka. Aku hanya akan menjadi sutradara yang akan meluruskan jalan kalian."
"Kau berbicara seperti seorang wanita tua yang sedang menasihati anak-anak." ledek Seokjin.
Yerin pun melihat daging masakan mereka. "Ah mereka sudah matang lagi."
Seokjin pun hendak mengambil potongan daging, akan tetapi ia tidak sengaja menjatuhkan sumpitnya ke lantai.
"Sepertinya aku harus memanggil pelayan."
Sebelum Seokjin mengangkat tangannya, Yerin mengambil sepotong daging dengan sumpitnya lalu mengangkatnya--memberi kode untuk menyuapkannya pada Seokjin.
Seokjin sedikit ragu, akan tetapi ia pun mendekatkan wajahnya dan menerima suapan daging itu.
Seorang pelayan yang biasa berkeliling membagi sumpit pun berhenti di meja mereka. "Aigoo sepertinya khusus untuk pasangan lebih baik 1 pasang sumpit saja."
Yerin langsung mengalihkan pandangannya pada daging-daging itu sedangkan Seokjin tersenyum pada pelayan tadi.
"Piringnya ... biar ku ambilkan ..."
Setelah Seokjin menyerahkan piring kecilnya, Yerin pun mengambilkan potongan daging dan meletakkannya di atas piring Seokjin.
Seandainya benar-benar menjadi pasangan.
= = =
Setelah cukup lama terfokus pada buku pelajaran, Yoongi memutuskan untuk memainkan ponselnya sejenak. Otaknya serasa terbakar karena bekerja sangat keras sejak pagi.
"Apakah para kutu buku itu bisa bernapas setelah membaca belasan buku dalam satu hari?" celoteh Yoongi sambil berjalan ke ranjang.
"Selesaikan permainanmu Yoongi." tegasnya pada dirinya sendiri.
Ia pun membuka kakao dan mengirim pesan pada seseorang, tepatnya Cheonsae.
Yoongi93 : cheonsae-yaa, apa aku mengganggu?
KCSae_ : aniya, ada apa sunbae?
Yoongi93 : aku hanya sedang mencari oksigen setelah buku-buku itu membakar otak ku
KCSae_ : heol mengapa malah bermain ponsel dan mengirim pesan padaku...
Yoongi93 : ya sudah jelas karena kau itu seperti oksigen untukku~~
KCSae_ : kembalilah belajar sunbae,, seokjin oppa tidak pernah keluar kamar tiap malam
KCSae_ : ani, ani, dia keluar sekarang ??? kurasa ingin pergi dengan yerin eonni
Yoongi93 : jadi mereka ada hubungan?
KCSae_ : umm yea jangan katakan pada siapapun, aku percaya pada sunbae, sejak kelas 2 orangtua yerin eonni ingin mereka dijodohkan tetapi mereka menolak karena persahabatan lebih baik><
Yoongi93 : berhentilah memanggilku sunbae--
KCSae_ : ah iya aku lupa mian
Yoongi cukup terkejut. Tidak, dia sangat terkejut. Pertama, hubungan dekat Seokjin dan Yerin bukan hanya sebatas sahabat dekat, tetapi karena perjodohan. Kedua, Cheonsae mempercayainya. Dan rasa percaya itu akan segera hilang.
Yoongi93 : ngomong-ngomong, apa kau tahu persamaan antara lempeng bumi denganmu?
KCSae_ : huh? mana ada :/
Yoongi93 : ada, bergeser sedikit saja bisa membuat gempa hatiku ????
KCSae_ : siapa yang mengajarimu seperti ini oppa? apa kau membaca buku rayuan gombal?
Yoongi93 : taehyung yang mengajariku tadi ???
KCSae_ : yayaya kalian itu memang
"Yoongi, jangan berharap bisa masuk universitas di luar negeri jika kau malas-malasan seperti ini." tegas ibunya yang tiba-tiba muncul. Sejak tadi pintu kamar Yoongi memang terbuka.
"Aku hanya istirahat sebentar. Otak ku panas rasanya." gerutu Yoongi.
"Sudah cepat belajar." perintah ibunya.
Yoongi pun kembali ke meja belajarnya dan barulah ibunya pergi dari area kamarnya.
Yoongi93 : cheonsae aku harus kembali belajar, sampai bertemu di sekolah
KCSae_ : oppa fighting!!
Sebuah senyum tipis terbentuk di bibir Yoongi. Hal sederhana itu mampu membuat pikirannya bimbang, mengingat permainan bodohnya.
= = =
YOONGI OPPA :)
Comment on chapter #prolog