Loading...
Logo TinLit
Read Story - Truth Or Dare
MENU
About Us  

Sepulang sekolah Yoongi dan Taehyung diminta untuk mengikuti ekstrakurikuler basket untuk membimbing hoobae mereka yang akan mengikuti turnamen. Pelatih juga berada disana untuk memantau perkembangan tim basket.

"Jika tim ini menang, kalian akan mendapat pesta kecil di akhir pekan." Kata pelatih yang juga guru olahraga. Para anggota tim pun bersorak karena hadiah yang akan mereka dapat. "Yoongi dan Taehyung, kalian juga harus datang jika pesta kecil itu diadakan." tambahnya.

"Ah tentu, ssaem. Kami pasti datang." jawab Yoongi.

"Mereka menjadi lebih semangat setelah diberi tawaran hadiah seperti itu." sahut Taehyung.

Setelah itu, Yoongi dan Taehyung memutuskan untuk beristirahat di bangku berundak yang biasa dipakai untuk menyaksikan pertandingan.

"Sunbae.." panggil seseorang dari belakang mereka. Orang itu adalah Cheonsae.

Merasa dirinya akan mengganggu, Taehyung pun pamit untuk ke tengah lapangan.

"Apa kau akan mengikuti turnamen?" tanya Cheonsae sambil menyerahkan botol air mineral.

Yoongi pun menerima botol itu sambil berkata, "Gomawo. Aku hanya membantu untuk melatih mereka, lagipula siswa kelas 3 juga tidak diijinkan mengikuti kegiatan tambahan selain pelajaran saat pulang sekolah."

"Ah seperti itu. Kalau begitu kau harus kembali melatih mereka. Fighting sunbae!" ucap Cheonsae yang kemudian meninggalkan area lapangan outdoor itu dengan sedikit berlari.

Taehyung yang mengetahui kepergian Cheonsae pun menoleh ke arah Yoongi sambil menggerakkan jarinya yang seolah menjadi pistol.

Yoongi yang hendak menyusul Taehyung ke tengah lapangan pun ditahan oleh seseorang yang memegang tangannya. "Yerin-a? Apa yang-" ucapan Yoongi terhenti ketika Yerin memeluk Yoongi tanpa mengatakan apapun.

"Biarkan ini terjadi sebentar dan setelah itu anggap saja tidak pernah terjadi." bisik Yerin.

Karena merasa hal ini tidak wajar dan sangat aneh, Yoongi pun melepas pelukan Yerin dengan sedikit memaksa. "Apa yang sebenarnya kau lakukan? Apa sengaja melakukan ini dan membuat Seokjin menghabisiku karena aku berpelukan dengan gadis yang berkencan dengannya?" ucap Yoongi dengan suara yang pelan.

"Justru aku menyelamatkanmu. Dan perlu ku jelaskan, aku tidak berkencan dengan Seokjin." Yerin pun langsung meninggalkan Yoongi yang masih tidak mengerti.

"Ah dia yang berbuat aneh tetapi aku yang merasa gila disini." gerutu Yoongi sambil mengacak rambutnya, frustasi.

= = =

Yerin terus terdiam sepanjang perjalanan pulang. Sopir juga sempat bertanya karena Yerin adalah gadis yang cerewet, tetapi untuk tidak hari ini. Sesampainya di pekarangan rumah, ia langsung masuk tanpa mengucapkan apapun kepada sopirnya.

"Oh waseo, ingin eomma buatkan sesuatu?" Jung Hana menawarkan.

"Aniya, eopseo. Aku sedang tidak ingin makan apapun, jika ada yang mencariku tolong katakan aku sudah tidur." Pinta Yerin pada ibunya.

"Arasseo, geunde waeyo?"

"Geunyang, aku sangat lelah."

Ia mengunci pintu kamarnya sebelum merebahkan tubuhnya di kasur. "Mengapa dunia begitu kejam dan egois?" gumamnya.

Yerin pun memutuskan untuk membersihkan dirinya dan kembali tidak lama setelah itu. Ia mengambil laptop dan memilih untuk menghabiskan waktunya dengan menonton drama, setidaknya sebelum ia benar-benar sibuk belajar untuk tes.

Sebuah dialog dan adegan yang terjadi disana mengingatkan Yerin pada kejadian yang pernah ia alami. Ingatan itu kembali terputar di otaknya.

[ flashback on ]

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Yerin yang kini berjalan mengikuti Seokjin menuju ruang osis.

"Apa orang tuamu sudah mengatakan sesuatu yang penting untuk masa depanmu?" giliran Seokjin yang bertanya sambil menutup pintu.

"Eopseo. Museun soriya? Aku tidak mengerti. Cepat katakan, aku ingin segera kembali ke rumah." celoteh Yerin.

"Orang tuamu menjodohkan kita."

Yerin membulatkan kedua matanya. "Mwo?! Ya! Jangan bergurau,aku tidak mau hubungan pertemanan kita kacau karena ini." Ia pun berusaha meredam emosinya dan bersandar pada meja.

"Itu semua tergantung pada orang tuamu yang membuat perjodohan ini, mereka memberi waktu hingga kita lulus."

"Aku tidak akan pernah bisa menyetujui ini, lebih baik kita minta mereka untuk mengakhirinya."

Seokjin mendekatkan dirinya dengan berdiri di depan Yerin. "Geurae, kita akhiri saja."

Tanpa diduga, Seokjin menempelkan bibirnya pada bibir mungil Yerin tanpa disetujui pemiliknya. Gadis itu tidak bisa berbuat apapun selain terus memukul dada Seokjin agar menghentikannya. Akan tetapi, bukannya berhenti, Seokjin malah memindah posisi Yerin menjadi bersandar pada sebuah dinding. Setelah merasa cukup keterlaluan, Seokjin pun menarik tubuhnya menjauh dari Yerin.

Sebuah tamparan mendarat di pipi Seokjin. "Aku membencimu, Kim Seokjin." Kata Yerin sebelum ia meninggalkan ruangan itu.

"Gomawo, dengan kepergianmu, aku harap perasaanku segera menghilang." Ucap Seokjin dengan pelan setelah Yerin tidak lagi terlihat.

[ flashback off ]

Yerin menenggelamkan wajahnya di tumpukan bantal yang ia letakkan di depan laptop. Ia mengira setelah kejadian itu semuanya akan berakhir, tetapi ternyata tidak. Orang tuanya dan orang tua Seokjin semakin serius untuk perjodohan mereka.

"Ah grim reaper, sallyeo juseyo.." (selamatkan aku)

= = =

Yoongi ingin agar ia bisa segera menyelesaikan tantangannya dan ia pun memutuskan untuk mengajak Cheonsae pergi di akhir pekan.

Kini ia duduk di motornya menunggu Cheonsae keluar dari gerbang tinggi yang menjaga kediaman kepala sekolah itu. Yoongi tidak memiliki keberanian untuk bertemu dengan kepala sekolah, karena ia bisa saja mendapat ceramah panjang dengan dua topik; yang pertama ia seharusnya memanfaatkan waktu untuk belajar, yang kedua ia akan mengajak pergi putri bungsu kepala sekolah.

Tidak lama, gerbang terbuka dan menampakkan Cheonsae yang memakai rok selutut dengan jaket yang sengaja ia ikatkan pada pinggangnya dan kemeja dengan lengan yang sudah dilipat hingga siku.

"Yeppeo." ucap Yoongi, singkat namun berhasil membuat wajah Cheonsae seperti kepiting rebus.

"Ah kajja, jika semakin malam, antrean untuk tiket masuk akan semakin panjang." ajak Cheonsae yang masih tersipu.

"Jam tanganku menunjukkan pukul 4 sore, apakah malam segera tiba?" canda Yoongi.

Yoongi melihat Cheonsae menggigit bibir bawahnya dari kaca spion, ia tahu jika tantangan dari permainannya bisa segera selesai.

Ia pun menjalankan motornya menuju festival musim panas yang lokasinya tidak jauh dari pasar malam. Segera setelah sampai disana, ia membeli tiket masuk ke pasar malam terlebih dahulu sebelum menuju ke festival musim panas.

Festival itu menampilkan berbagai tarian yang menghibur dan menunjukkan budaya khas Korea.

"Sepertinya festival ini sebentar lagi selesai, bagaimana jika kita masuk sekarang?" Yoongi menawarkan.

Cheonsae pun mengangguk. "Bisakah kita naik bianglala itu? Terakhir kali aku menaikinya mungkin 2 tahun yang lalu."

"Tentu, lagipula aku menaikinya terakhir kali saat sekolah dasar." Yoongi terkekeh.

Mereka pun menaiki bianglala dan setelah beberapa saat mereka pun sampai di titik tertinggi.

"Bagaimana kita bisa menyia-nyiakan kesempatan ini?" ucap Yoongi sambil mengeluarkan ponselnya dan mengajak Cheonsae untuk berfoto.

"Tolong kirimkan kepadaku nanti." Pinta Cheonsae dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Yoongi.

Mereka terdiam selama menunggu bianglala yang mereka naiki turun. Cheonsae pun secara diam-diam mengambil potret Yoongi. Entah bagaimana ia bisa berbuat seperti itu.

Akan tetapi sepertinya keberuntungan tidak berada di pihaknya. Ketika ia sedang berusaha mendapatkan foto Yoongi, bianglala yang ia naiki tergoncang karena harus berhenti untuk menurunkan penumpang, dan ponselnya terjatuh-dengan layar yang memperlihatkan kamera.

"Kau ingin memotret sesuatu? Perlu ku bantu?" tanya Yoongi dengan polos. Sebenarnya ia tahu jika hoobaenya itu berusaha mendapatkan fotonya.

"Ah aniya, sebentar lagi kita akan turun, mungkin lain kali." Cheonsae berusaha menutupi rasa malu atas perbuatannya yang tidak mendapatkan hasil.

Setelah mereka turun, Yoongi mengajak Cheonsae untuk membeli minuman dan makanan ringan. Mereka pun memutuskan untuk duduk di sebuah bangku.

"Sunbae, gomawo. Sudah cukup lama orang tuaku tidak mengajakku pergi di akhir pekan seperti ini."

"Kalau begitu, biarkan aku yang mengajakmu pergi di setiap akhir pekan." Ucapan itu membuat Cheonsae terbatuk dan langsung mengambil minumnya.

Yoongi berdeham. "Sebenarnya itu minumku." Melihat Cheonsae yang berhenti minum membuat Yoongi kembali berkata, "Gwaenchanha, untuk saat ini kita bertukar sedotan saja. Jika usiamu sudah cukup, tidak perlu memakai sedotan lagi."

= = =

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Bulan Dan Bintang
5413      1402     3     
Romance
Cinta itu butuh sebuah ungkapan, dan cinta terkadang tidak bisa menjadi arti. Cinta tidak bisa di deskripsikan namun cinta adalah sebuah rasa yang terletak di dalam dua hati seseorang. Terkadang di balik cinta ada kebencian, benci yang tidak bisa di pahami. yang mungkin perlahan-lahan akan menjadi sebuah kata dan rasa, dan itulah yang dirasakan oleh dua hati seseorang. Bulan Dan Bintang. M...
Love Never Ends
11916      2510     20     
Romance
Lupakan dan lepaskan
Wannable's Dream
40683      5991     42     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
My Teaser Devil Prince
6546      1663     2     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
Loading 98%
652      399     4     
Romance
Special
1630      859     1     
Romance
Setiap orang pasti punya orang-orang yang dispesialkan. Mungkin itu sahabat, keluarga, atau bahkan kekasih. Namun, bagaimana jika orang yang dispesialkan tidak mampu kita miliki? Bertahan atau menyerah adalah pilihan. Tentang hati yang masih saja bertahan pada cinta pertama walaupun kenyataan pahit selalu menerpa. Hingga lupa bahwa ada yang lebih pantas dispesialkan.
Frekuensi Cinta
300      252     0     
Romance
Sejak awal mengenalnya, cinta adalah perjuangan yang pelik untuk mencapai keselarasan. Bukan hanya satu hati, tapi dua hati. Yang harus memiliki frekuensi getaran sama besar dan tentu membutuhkan waktu yang lama. Frekuensi cinta itu hadir, bergelombang naik-turun begitu lama, se-lama kisahku yang tak pernah ku andai-andai sebelumnya, sejak pertama jumpa dengannya.
Telat Peka
1346      620     3     
Humor
"Mungkin butuh gue pergi dulu, baru lo bisa PEKA!" . . . * * * . Bukan salahnya mencintai seseorang yang terlambat menerima kode dan berakhir dengan pukulan bertubi pada tulang kering orang tersebut. . Ada cara menyayangi yang sederhana . Namun, ada juga cara menyakiti yang amat lebih sederhana . Bagi Kara, Azkar adalah Buminya. Seseorang yang ingin dia jaga dan berikan keha...
CINTA DALAM DOA
2483      1000     2     
Romance
Dan biarlah setiap doa doaku memenuhi dunia langit. Sebab ku percaya jika satu per satu dari doa itu akan turun menjadi nyata sesungguhnya
in Silence
472      337     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...