Sepulang sekolah Yoongi dan Taehyung diminta untuk mengikuti ekstrakurikuler basket untuk membimbing hoobae mereka yang akan mengikuti turnamen. Pelatih juga berada disana untuk memantau perkembangan tim basket.
"Jika tim ini menang, kalian akan mendapat pesta kecil di akhir pekan." Kata pelatih yang juga guru olahraga. Para anggota tim pun bersorak karena hadiah yang akan mereka dapat. "Yoongi dan Taehyung, kalian juga harus datang jika pesta kecil itu diadakan." tambahnya.
"Ah tentu, ssaem. Kami pasti datang." jawab Yoongi.
"Mereka menjadi lebih semangat setelah diberi tawaran hadiah seperti itu." sahut Taehyung.
Setelah itu, Yoongi dan Taehyung memutuskan untuk beristirahat di bangku berundak yang biasa dipakai untuk menyaksikan pertandingan.
"Sunbae.." panggil seseorang dari belakang mereka. Orang itu adalah Cheonsae.
Merasa dirinya akan mengganggu, Taehyung pun pamit untuk ke tengah lapangan.
"Apa kau akan mengikuti turnamen?" tanya Cheonsae sambil menyerahkan botol air mineral.
Yoongi pun menerima botol itu sambil berkata, "Gomawo. Aku hanya membantu untuk melatih mereka, lagipula siswa kelas 3 juga tidak diijinkan mengikuti kegiatan tambahan selain pelajaran saat pulang sekolah."
"Ah seperti itu. Kalau begitu kau harus kembali melatih mereka. Fighting sunbae!" ucap Cheonsae yang kemudian meninggalkan area lapangan outdoor itu dengan sedikit berlari.
Taehyung yang mengetahui kepergian Cheonsae pun menoleh ke arah Yoongi sambil menggerakkan jarinya yang seolah menjadi pistol.
Yoongi yang hendak menyusul Taehyung ke tengah lapangan pun ditahan oleh seseorang yang memegang tangannya. "Yerin-a? Apa yang-" ucapan Yoongi terhenti ketika Yerin memeluk Yoongi tanpa mengatakan apapun.
"Biarkan ini terjadi sebentar dan setelah itu anggap saja tidak pernah terjadi." bisik Yerin.
Karena merasa hal ini tidak wajar dan sangat aneh, Yoongi pun melepas pelukan Yerin dengan sedikit memaksa. "Apa yang sebenarnya kau lakukan? Apa sengaja melakukan ini dan membuat Seokjin menghabisiku karena aku berpelukan dengan gadis yang berkencan dengannya?" ucap Yoongi dengan suara yang pelan.
"Justru aku menyelamatkanmu. Dan perlu ku jelaskan, aku tidak berkencan dengan Seokjin." Yerin pun langsung meninggalkan Yoongi yang masih tidak mengerti.
"Ah dia yang berbuat aneh tetapi aku yang merasa gila disini." gerutu Yoongi sambil mengacak rambutnya, frustasi.
= = =
Yerin terus terdiam sepanjang perjalanan pulang. Sopir juga sempat bertanya karena Yerin adalah gadis yang cerewet, tetapi untuk tidak hari ini. Sesampainya di pekarangan rumah, ia langsung masuk tanpa mengucapkan apapun kepada sopirnya.
"Oh waseo, ingin eomma buatkan sesuatu?" Jung Hana menawarkan.
"Aniya, eopseo. Aku sedang tidak ingin makan apapun, jika ada yang mencariku tolong katakan aku sudah tidur." Pinta Yerin pada ibunya.
"Arasseo, geunde waeyo?"
"Geunyang, aku sangat lelah."
Ia mengunci pintu kamarnya sebelum merebahkan tubuhnya di kasur. "Mengapa dunia begitu kejam dan egois?" gumamnya.
Yerin pun memutuskan untuk membersihkan dirinya dan kembali tidak lama setelah itu. Ia mengambil laptop dan memilih untuk menghabiskan waktunya dengan menonton drama, setidaknya sebelum ia benar-benar sibuk belajar untuk tes.
Sebuah dialog dan adegan yang terjadi disana mengingatkan Yerin pada kejadian yang pernah ia alami. Ingatan itu kembali terputar di otaknya.
[ flashback on ]
"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Yerin yang kini berjalan mengikuti Seokjin menuju ruang osis.
"Apa orang tuamu sudah mengatakan sesuatu yang penting untuk masa depanmu?" giliran Seokjin yang bertanya sambil menutup pintu.
"Eopseo. Museun soriya? Aku tidak mengerti. Cepat katakan, aku ingin segera kembali ke rumah." celoteh Yerin.
"Orang tuamu menjodohkan kita."
Yerin membulatkan kedua matanya. "Mwo?! Ya! Jangan bergurau,aku tidak mau hubungan pertemanan kita kacau karena ini." Ia pun berusaha meredam emosinya dan bersandar pada meja.
"Itu semua tergantung pada orang tuamu yang membuat perjodohan ini, mereka memberi waktu hingga kita lulus."
"Aku tidak akan pernah bisa menyetujui ini, lebih baik kita minta mereka untuk mengakhirinya."
Seokjin mendekatkan dirinya dengan berdiri di depan Yerin. "Geurae, kita akhiri saja."
Tanpa diduga, Seokjin menempelkan bibirnya pada bibir mungil Yerin tanpa disetujui pemiliknya. Gadis itu tidak bisa berbuat apapun selain terus memukul dada Seokjin agar menghentikannya. Akan tetapi, bukannya berhenti, Seokjin malah memindah posisi Yerin menjadi bersandar pada sebuah dinding. Setelah merasa cukup keterlaluan, Seokjin pun menarik tubuhnya menjauh dari Yerin.
Sebuah tamparan mendarat di pipi Seokjin. "Aku membencimu, Kim Seokjin." Kata Yerin sebelum ia meninggalkan ruangan itu.
"Gomawo, dengan kepergianmu, aku harap perasaanku segera menghilang." Ucap Seokjin dengan pelan setelah Yerin tidak lagi terlihat.
[ flashback off ]
Yerin menenggelamkan wajahnya di tumpukan bantal yang ia letakkan di depan laptop. Ia mengira setelah kejadian itu semuanya akan berakhir, tetapi ternyata tidak. Orang tuanya dan orang tua Seokjin semakin serius untuk perjodohan mereka.
"Ah grim reaper, sallyeo juseyo.." (selamatkan aku)
= = =
Yoongi ingin agar ia bisa segera menyelesaikan tantangannya dan ia pun memutuskan untuk mengajak Cheonsae pergi di akhir pekan.
Kini ia duduk di motornya menunggu Cheonsae keluar dari gerbang tinggi yang menjaga kediaman kepala sekolah itu. Yoongi tidak memiliki keberanian untuk bertemu dengan kepala sekolah, karena ia bisa saja mendapat ceramah panjang dengan dua topik; yang pertama ia seharusnya memanfaatkan waktu untuk belajar, yang kedua ia akan mengajak pergi putri bungsu kepala sekolah.
Tidak lama, gerbang terbuka dan menampakkan Cheonsae yang memakai rok selutut dengan jaket yang sengaja ia ikatkan pada pinggangnya dan kemeja dengan lengan yang sudah dilipat hingga siku.
"Yeppeo." ucap Yoongi, singkat namun berhasil membuat wajah Cheonsae seperti kepiting rebus.
"Ah kajja, jika semakin malam, antrean untuk tiket masuk akan semakin panjang." ajak Cheonsae yang masih tersipu.
"Jam tanganku menunjukkan pukul 4 sore, apakah malam segera tiba?" canda Yoongi.
Yoongi melihat Cheonsae menggigit bibir bawahnya dari kaca spion, ia tahu jika tantangan dari permainannya bisa segera selesai.
Ia pun menjalankan motornya menuju festival musim panas yang lokasinya tidak jauh dari pasar malam. Segera setelah sampai disana, ia membeli tiket masuk ke pasar malam terlebih dahulu sebelum menuju ke festival musim panas.
Festival itu menampilkan berbagai tarian yang menghibur dan menunjukkan budaya khas Korea.
"Sepertinya festival ini sebentar lagi selesai, bagaimana jika kita masuk sekarang?" Yoongi menawarkan.
Cheonsae pun mengangguk. "Bisakah kita naik bianglala itu? Terakhir kali aku menaikinya mungkin 2 tahun yang lalu."
"Tentu, lagipula aku menaikinya terakhir kali saat sekolah dasar." Yoongi terkekeh.
Mereka pun menaiki bianglala dan setelah beberapa saat mereka pun sampai di titik tertinggi.
"Bagaimana kita bisa menyia-nyiakan kesempatan ini?" ucap Yoongi sambil mengeluarkan ponselnya dan mengajak Cheonsae untuk berfoto.
"Tolong kirimkan kepadaku nanti." Pinta Cheonsae dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Yoongi.
Mereka terdiam selama menunggu bianglala yang mereka naiki turun. Cheonsae pun secara diam-diam mengambil potret Yoongi. Entah bagaimana ia bisa berbuat seperti itu.
Akan tetapi sepertinya keberuntungan tidak berada di pihaknya. Ketika ia sedang berusaha mendapatkan foto Yoongi, bianglala yang ia naiki tergoncang karena harus berhenti untuk menurunkan penumpang, dan ponselnya terjatuh-dengan layar yang memperlihatkan kamera.
"Kau ingin memotret sesuatu? Perlu ku bantu?" tanya Yoongi dengan polos. Sebenarnya ia tahu jika hoobaenya itu berusaha mendapatkan fotonya.
"Ah aniya, sebentar lagi kita akan turun, mungkin lain kali." Cheonsae berusaha menutupi rasa malu atas perbuatannya yang tidak mendapatkan hasil.
Setelah mereka turun, Yoongi mengajak Cheonsae untuk membeli minuman dan makanan ringan. Mereka pun memutuskan untuk duduk di sebuah bangku.
"Sunbae, gomawo. Sudah cukup lama orang tuaku tidak mengajakku pergi di akhir pekan seperti ini."
"Kalau begitu, biarkan aku yang mengajakmu pergi di setiap akhir pekan." Ucapan itu membuat Cheonsae terbatuk dan langsung mengambil minumnya.
Yoongi berdeham. "Sebenarnya itu minumku." Melihat Cheonsae yang berhenti minum membuat Yoongi kembali berkata, "Gwaenchanha, untuk saat ini kita bertukar sedotan saja. Jika usiamu sudah cukup, tidak perlu memakai sedotan lagi."
= = =
YOONGI OPPA :)
Comment on chapter #prolog