Pagi ini sambil meminum susu hangat, aku nyalakan tv .
"Ya Tuhan , berita Cafe Pojok lagi,"ucapku sambil sedikit mengeraskan volume TV.
... Selamat pagi pemirsa, situasi pagi ini di area jl. Cikini Raya padat dan terjadi kemacetan. Diinformasikan ada korban meninggal dunia di Cafe Pojok. Posisi korban masih duduk di kursinya dan sudah diketemukan tidak bernyawa. Polisi masih terus mengusut kejadian ini. ....
"Korbannya? astaga," aku terhenyak dan langsung meraih kunci mobil , meluncur ke kantor.
Lokasi Cafe Pojok sudah penuh sesak, banyak polisi dan ada Bang Dago juga dilokasi. Aku langsung menuju kantor tidak mampir Cafe, sepagi ini suasana duka menyelimuti kantorku.
"Densssss," tangus Saoci sambil merangkulku, Syifa,Kartika, Endah dan Voni nampak kusut dan kalut pagi itu.
Pak Herman bos ku menunduk sedih, Dodi, Ucup,Ipul , pak Andi security dan Dul juga menunduk sedih
Si Cupu Rudi kali ini jadi korban di Cafe Pojok.
" Ci, Rudi," aku pun meneteskan air mata.
"Iya," jawab Saoci terisak.
"Please, ada yg bisa kasih tau aku dong gimana ceritanya," tanyaku sambil mengguncang-ngguncangkan tubuh Saoci.
"Nggak ada yang bisa jelaskan secara detail Dens, Rudi meninggal ditempat. Masih posisi duduk dan buku menutup di wajahnya. Bang Dago mencoba membangunkan dia mungkin dikira ketiduran tapi ternyata Rudi meninggal bukan tertidur," jelas Saoci.
Kejadian demi kejadian di Cafe Pojok sepertinya semakin lama semakin menjadi teror diarea dekat situ. Polisi kesulitan mencari barang bukti, karena semua terjadi begitu rapi.
Wajah bang Dago nampak lesu sepertinya beliau tidak tidur beberapa hari ini hanya disibukkan dengan peristiwa demi peristiwa di Cafenya.
Dari kantor aku berlari ke arah Cafe Pojok yang memang lokasinya tak jauh dari kantorku. Bang Dago terduduk lunglai
"Bang, pesaing bisnis kah?" tanyaku menegaskan.
"Entahlah neng, saya tak berani menuduh sembarangan nanti timbul fitnah," penjelasan bang Dago bagiku cukup masuk akal .
" Terus langkah abang apa? " tanyaku lagi.
" Belum tahu neng, saya tidak bisa berbuat banyak. Saya serahkan ke pihak kepolisian. Sejauh ini pihak polisi tidak menemukan bukti apa-apa selain obat dan secangkir kopi, Rudi teman neng meninggal setelah makan obat di mejanya. Info pegawai saya,Rudi memakan obat sakit kepala lalu minum kopi pesanannya. Jadi murni karena sakit bukan pembunuhan seperti yang lalu," jelas bang Dago.
" Obat ? " Tegasku
"Iya , dia mengeluh pusing lalu dia minta obat sakit kepala, saya bilang tidak simpan, saya suruh beli di warung seberang. Kopinya pun masih diminum sedikit," jelas bang Dago ulang.
"Kasihan Rudi," jawabku singkat
Pandanganku menerawang jauh, "kejadian demi kejadian di Cafe Pojok buat diriku sedikit menjadi trauma. Semua belum ada yg tersingkap. Polisi terus mengembangkan pelacakan semoga kasus kematian-kematian itu segera terhenti," gumamku dalam hati.
Jangan sampai ada korban lagi !