Read More >>"> CAFE POJOK (Bros milik Dens) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - CAFE POJOK
MENU
About Us  

Setelah kejadian itu beberapa Minggu kemudian Cafe Pojok diijinkan beroperasi kembali. Buka di hari ke tiga, Cafe Pojok seperti biasa dikunjungi pelanggan-pelanggan setianya. Termasuk tiga orang sahabat ini yang masih penasaran ingin tanya langsung ke bang Dago.
Saoci dah nongkrong duluan, nyamperin bang Dago “Bang gimana sih bang kok bisa kasus ini terjadi di Cafe Pojok? Siapa pembunuhnya bang?“ tanya Saoci antusias.
“Ya namanya bisnis neng ya begini. Tapi setelah kejadian, saya temukan bros ini dekat lokasi korban. Sepertinya Bros ini terjatuh setelah proses pembunuhan itu terjadi," ucap bang Dago.

Bang Dago menunjukkan foto Bros itu ke Saoci.
Dalam hati Saoci sempat terhentak dan bergumam sendiri.

“Lah ini kan Bros nya si Dens. Mana mungkin Dens? Salah, pasti ini salah.  Banyak juga kan yang punya Bros mirip Bros nya Dens," gumamku.

Ini salah satu benda yang tertinggal di area, nampak jelas dari foto yg disodorkan bang Dago ke Saoci foto-foto Bros itu mirip banget punya Dens. Tapi bukan berarti Dens pelakunya kan , Gila aja fikiran Saoci.
Tak lama obrolan itu terhenti, Syifa datang.

“Gimana bang Cafe Pojok sudah normal lagi.?gimana tuh ceritanya bang?” tanya Syifa penasaran juga.

“ Iya neng Syifa, saya heran juga kejadiannya kok tragis pas di Cafe saya dan yg meninggal salah satu staf pegawai saya yg terbaik juga. Semua masih ditangani polisi, sepertinya ada yang bersaing tidak sehat,” jelas bang Dago sedih.

“Sabar ya bang semoga kasusnya segera selesai. Seperti biasa bang, saya pesan pisang goreng keju ya," order Syifa agak cepat kali ini karena dia sudah lapar.


“Fa, mana Dens, tidak bersama kamu kesini?” tanya Saoci agak sedikit cemas.
“Loh bukannya sama kamu Ci? Kan keluarnya sama kamu tadi,"  Penjelasan Syifa agak sedikit mengarahkan kalau dia tidak bersama Dens.
“Eemm, kemana ya dia?"

"Eh Syifa, tadi bang Dago menunjukkan foto barang bukti yg berhasil ditemukan di lokasi pembunuhan. Lha kok ada Bros sama persis punya Dens yg biasa dipakai ngantor. Lihat deh fotonya nih, " sambil menyodorkan hp .
“Iya Ci, ini mirip Bros Dens. Tapi, tidak mungkin kita menuduh sembarangan tanpa bukti jelas. Polisi ada sidik jari di Bros itu. Dan impossible banget Dens apa untungnnya membunuh orang. Nggak ! ini Cuma modelnya sama aja, bros pasaran,” tegas Syifa.

Sangat tidak mungkin Dens membunuh orang, sama kecoa saja kabur. Dan 2 sahabat Dens ini berusaha menghalau prasangka itu.

Dens ????? ...... Impossible ....

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sekilas Masa Untuk Rasa
3186      1050     5     
Romance
Mysha mengawali masa SMAnya dengan memutuskan untuk berteman dengan Damar, senior kelas dua, dan menghabiskan sepanjang hari di tribun sekolah sambil bersenda gurau dengan siapapun yang sedang menongkrong di sekolah. Meskipun begitu, Ia dan Damar menjadi berguna bagi OSIS karena beberapa kali melaporkan kegiatan sekolah yang menyimpang dan membantu kegiatan teknis OSIS. Setelah Damar lulus, My...
Tanda Tanya
362      250     3     
Humor
Keanehan pada diri Kak Azka menimbulkan tanda tanya pada benak Dira. Namun tanda tanya pada wajah Dira lah yang menimbulkan keanehan pada sikap Kak Azka. Sebuah kisah tentang kebingungan antara kakak beradik berwajah mirip.
Kamu!
1856      703     2     
Romance
Anna jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sony. Tapi perasaan cintanya berubah menjadi benci, karena Sony tak seperti yang ia bayangkan. Sony sering mengganggu dan mengejeknya sampai rasanya ia ingin mencekik Sony sampai kehabisan nafas. Benarkah cintanya menjadi benci? Atau malah menjadikannya benar-benar cinta??
Rêver
5500      1642     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
THE WAY FOR MY LOVE
406      311     2     
Romance
Mencintaimu di Ujung Penantianku
4190      1148     1     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
Simbiosis Mutualisme seri 1
9685      2168     2     
Humor
Setelah lulus kuliah Deni masih menganggur. Deni lebih sering membantu sang Ibu di rumah, walaupun Deni itu cowok tulen. Sang Ibu sangat sayang sama Deni, bahkan lebih sayang dari Vita, adik perempuan Deni. Karena bagi Bu Sri, Deni memang berbeda, sejak lahir Deni sudah menderita kelainan Jantung. Saat masih bayi, Deni mengalami jantung bocor. Setelah dua wawancara gagal dan mendengar keingin...
SATU FRASA
12897      2673     8     
Romance
Ayesha Anugrah bosan dengan kehidupannya yang selalu bergelimang kemewahan. Segala kemudahan baik akademis hingga ia lulus kuliah sampai kerja tak membuatnya bangga diri. Terlebih selentingan kanan kiri yang mengecapnya nepotisme akibat perlakuan khusus di tempat kerja karena ia adalah anak dari Bos Besar Pemilik Yayasan Universitas Rajendra. Ayesha muak, memilih mangkir, keluar zona nyaman dan m...
in Silence
392      268     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
complicated revenge
17277      2761     1     
Fan Fiction
"jangan percayai siapapun! kebencianku tumbuh karena rasa kepercayaanku sendiri.."