Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dear You
MENU
About Us  

πŸ‚πŸ‚πŸ‚

 

Mungkinkah hanya karena masa lalu dia sampai tega melakukan itu? 

 

~dear you~

 

Embusan angin sepoi-sepoi tak berhasil membuat bibirku tersenyum. Di depan sana, tepatnya di depan pintu gerbang sekolah, aku melihat pemandangan yang begitu memuakkan. Sebuah keramaian yang berhasil membuatku mengepalkan tangan karena kesal. 

Aku melihatnya. Seseorang yang aku kenali tengah memukuli seseorang yang aku kenali pula, sementara beberapa orang lainnya hanya berdiri mengamati, tanpa sekali pun melerai. 

Aku pun segera berjalan mendekat. Tak lupa untuk merutuki satpam sekolah yang tidak ada di tempatnya. Ini memang sudah lewat dua jam sejak bel tanda pulang sekolah berbunyi. Namun, berhubung ada tugas kelompok yang harus kukerjakan bersama teman di perpustakaan, aku pun jadi pulang agak telat. Guru-guru pun juga sudah pada pulang. 

"Jeremy!" Aku berteriak begitu tiba di tempat kejadian. 

Perbuatan buruk di hadapanku itu pun berhenti. Banyak pasang mata yang langsung menatap ke arahku. "Apa yang lo lakuin, hah?!" lanjutku. Aku lalu menghampiri si korban. Kemudian berjongkok untuk melihat lebih jelas seberapa parah luka yang timbul di wajah tampannya itu.

"Luthfi, lo tahu, gara-gara dia kakak lo meninggal!" Jeremy membela diri. 

Cih! 

Aku langsung saja menatapnya tajam. "Gara-gara dia?"

"Ya! Dia siswa SMA hina itu, kan?!"

Aku berdecih, lalu bangkit dan menghampiri cowok yang kukira introvert itu. "Ya, dia emang siswa SMA hina itu. SMA yang menurut orang-orang penyebab matinya kakak gue!" 

"Jauhi dia. Nggak seharusnya lo berteman sama dia."

Tak ada yang mau ikut campur dalam pembicaraanku dengan Jeremy. Ya, sebab mereka tak begitu tahu masalahnya. 

"Tsk. Jer, bokap lo dosen di Universitas Handayani, kan?" Aku memelankan volume suaraku. "Lantas, jika salah satu dosen di Universitas Handayani membunuh orang, apa bokap lo termasuk tersangkanya juga?"

Jeremy terdiam. 

"ENGGAK, KAN!" Aku berteriak tepat di depan wajahnya. "Jadi, nggak usah sok tahu." Aku kemudian menghampiri si korban lagi. 

Jeremy bergeming. Dia sepertinya kalah telak, tak mampu membalas ucapanku. Aku tahu alasan kenapa Jeremy peduli dengan perihal Dinda, sebab cowok itu menaruh hati pada kakakku tersebut. Ini fakta. Ya, meskipun dia lebih muda dari Dinda. 

Aku kemudian melangkah menghampiri korban. "Ayo, Ray, kita pergi dari sini," ajakku, lalu membantunya berdiri dan beranjak pergi. 

 

~dear you~

 

"Eh, Luthfi! Yang sakit siapa, yang ngobatin siapa, kenapa malah elo yang nangis?"

Teguran dari Rey tak berhasil membuat mataku untuk berhenti memproduksi air mata. Ya, aku menangis. Aku membawa Rayyan ke rumah Rey, dan menyuruh sepupuku itu untuk mengobatinya. Aku tidak bisa jika harus aku yang melakukannya, sebab sedari tadi aku terus menangis. Aku tidak tega melihat wajah Rayyan yang kini tampak lebam di beberapa bagian. 

"Maafin aku, Ray. Gara-gara aku, kamu jadi kayak gini, hiks. Harusnya aku keluar lebih awal tadi. Hiks, ini semua gara-gara Jeremy!"

Kulihat Rayyan menggeleng. "Kamu nggak salah, kok, Luth. Aku aja yang terlalu gegabah buat nunggu kamu di depan sekolah. Seharusnya, kan, aku nungguin kamu di halte," ucapnya, lalu dia tampak meringis menahan sakit saat kapas yang dipegang Rey berhasil menyentuh wajahnya yang terluka. 

"Tuh, Luth. Dia aja santai. Kenapa lo yang rempong pakai acara nangis segala, sih?" tutur Rey yang diangguki oleh Rayyan, dan berhasil membuatku melempar bantal sofa ke arahnya. 

"Lo sebaiknya diem, deh! Lo nggak tahu sejarahnya, sih!" 

"Mangkanya kasih tahu gue, biar gue tahu!"

Aku terdiam. Tidak, Rey tidak boleh tahu sekarang. Masih ada Rayyan di sini. "Ray, kamu ingat nggak, apa yang dikatakan cowok tadi waktu mukul kamu?"

Rayyan tampak berpikir sejenak, sebelum ia berkata, "Gara-gara elo, Dinda jadi mati."

Aku berdecak mendengarnya. "Tuh, kan. Plis, deh. Dinda itu mati karena kecelakaan lalu lintas, bukan karena dibunuh."

"Kalau boleh tahu, Dinda itu siapa?" tanya Rayyan. 

"Kakaknya si Luthfi," jawab Rey. 

Rayyan lalu menatapku serius, seakan meminta kejelasan lebih lanjut. Apa aku harus menceritakan tentang Dinda padanya sekarang? Sepertinya tak harus. Namun, dia seperti menuntut agar aku menceritakannya. 

"Dinda itu kakak aku. Dia meninggal dunia setahun yang lalu. Karena kecelakaan waktu sepulang dari sekolah. Dia punya pacar, namanya Ben, siswa di SMA Mekar Jaya. Banyak saksi yang bilang bahwa sebelum kecelakaan terjadi, Dinda pergi sama Ben. Mereka sempat terlibat cekcok."

"Terus?" tanya Rey. Bukannya dia sudah tahu jalan ceritanya? Kenapa pakai berlagak kayak belum tahu saja?

"Waktu kecelakaan, dia tidak bersama Ben. Dugaan sementara, sih, Ben kabur. Itu para teman Dinda yang bilang. Padahal, mereka tidak berada di TKP."

"Jadi, kakakmu kecelakaan sendiri?" tanya Rayyan. 

Aku mengangguk. "Kata polisi, dia kecelakaan karena mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Dan sepertinya dia habis menangis." Aku melihat kedua cowok di hadapanku ini sedang serius menyimak setiap perkataan yang keluar dari mulutku. "Udah, ah, ceritanya. Aku lagi malas membahasnya. Katanya nggak baik ngebicarain orang yang udah mati."

"Tapi aku masih penasaran," Rayyan berujar. 

"Intinya, Dinda mati karena kecelakaan. Jasadnya juga nggak diautopsi. Mama dan Papa ngelarangnya."

"Terus, Ben gimana?" Ini lagi si Rey. Kenapa kepo amat, sih? 

"Minggat, entah ke mana. Udah, ah. Lain kali aja ceritanya lagi."

"Baiklah. Aku akan menunggu."

"Ya?"

 

~dear you~

 

Aku masih merasa kesal atas kejadian tadi siang. Masih tak habis pikir, kenapa Jeremy tega melakukan itu kepada Rayyan. Kukira Jeremy cowok baik-baik, dalam artian berpikir dulu sebelum bertindak. Namun nyatanya, bertindak dulu sebelum berpikir. 

 

To : Rayyan

Gimana keadaanmu? 

 

Aku memutuskan untuk mengirimi Rayyan SMS. Sekadar bertanya mengenai keadaannya. 

Namun, tiga puluh menit telah berlalu, SMS-ku tak kunjung dibalasnya. Aku pun memutuskam untuk meneleponnya. Namun, bukan suara Rayyan yang terdengar, melainkan suara operator yang mengatakan bahwa nomor yang kutuju sedang tidak aktif. Pantas saja SMS-ku tidak dibalas. 

Aku beralih melihat jam di ponselku, pukul 21.12. Sebaiknya aku tidur saja. Ya, meskipun mata ini belum sepenuhnya mengantuk. 

.

.

.

TBC

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (5)
  • ellyzabeth_marshanda

    Asique 😍
    Gak bisa naik motor tapi minta motor wkwkw Luthfi memang dan best lah

    Comment on chapter Awal Pertemuan
  • yurriansan

    Baru baca chap 1. Unik juga. Biasanya kn cwok yg ksh jaket. :)

    Comment on chapter Awal Pertemuan
  • rara_el_hasan

    Asyik ... bacanya mengalir kaya sungai brantas.. gk kesendat-sendat kok hehehe .. EBInya juga bagus .. hehe

    Comment on chapter Awal Pertemuan
  • IndyNurliza

    Bagaimana rasanya kehilangan :(

    Comment on chapter Awal Pertemuan
  • kyumesix

    Ceritanya baguss

    Comment on chapter Awal Pertemuan
Similar Tags
Menuntut Rasa
485      369     3     
Short Story
Ini ceritaku bersama teman hidupku, Nadia. Kukira aku paham semuanya. Kukira aku tahu segalanya. Tapi ternyata aku jauh dari itu.
Sunset In Surabaya
366      266     1     
Romance
Diujung putus asa yang dirasakan Kevin, keadaan mempertemukannya dengan sosok gadis yang kuat bernama Dea. Hangatnya mentari dan hembusan angin sore mempertemukan mereka dalam keadaan yang dramatis. Keputusasaan yang dirasakan Kevin sirna sekejap, harapan yang besar menggantikan keputusasaan di hatinya saat itu. Apakah tujuan Kevin akan tercapai? Disaat masa lalu keduanya, saling terikat dan mem...
Finding Home
1990      940     1     
Fantasy
Bercerita tentang seorang petualang bernama Lost yang tidak memiliki rumah maupun ingatan tentang rumahnya. Ia menjelajahi seluruh dunia untuk mencari rumahnya. Bersama dengan rekan petualangannya, Helix si kucing cerdik dan Reina seorang putri yang menghilang, mereka berkelana ke berbagai tempat menakjubkan untuk menemukan rumah bagi Lost
Secret Elegi
4307      1270     1     
Fan Fiction
Mereka tidak pernah menginginkan ikatan itu, namun kesepakatan diantar dua keluarga membuat keduanya mau tidak mau harus menjalaninya. Aiden berpikir mungkin perjodohan ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Menggunakan identitasnya sebagai tunangan untuk memperbaiki kembali hubungan mereka yang sempat hancur. Tapi Eun Ji bukanlah gadis 5 tahun yang l...
Warna Rasa
12642      2203     0     
Romance
Novel remaja
Salendrina
2427      897     7     
Horror
Salendrina adalah boneka milik seorang siswa bernama Gisella Areta. Dia selalu membawa Boneka Salendrina kemanapun ia pergi, termasuk ke sekolahnya. Sesuatu terjadi kepada Gisella ketika menginjakan kaki di kelas dua SMA. Perempuan itu mati dengan keadaan tanpa kepala di ruang guru. Amat mengenaskan. Tak ada yang tahu pasti penyebab kematian Gisella. Satu tahu berlalu, rumor kematian Gisella mu...
Kelana
644      469     0     
Romance
Hidup adalah perjalanan tanpa peta yang pasti, di mana setiap langkah membawa kita menuju tujuan yang tak terduga. Novel ini tidak hanya menjadi cerita tentang perjalanan, tetapi juga pengingat bahwa terbang menuju sesuatu yang kita yakini membutuhkan keberanian dengan meninggalkan zona nyaman, menerima ketidaksempurnaan, dan merangkul kebebasan untuk menjadi diri sendiri. Selam...
Premium
Akai Ito (Complete)
6740      1343     2     
Romance
Apakah kalian percaya takdir? tanya Raka. Dua gadis kecil di sampingnya hanya terbengong mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Raka. Seorang gadis kecil dengan rambut sebahu dan pita kecil yang menghiasi sisi kanan rambutnya itupun menjawab. Aku percaya Raka. Aku percaya bahwa takdir itu ada sama dengan bagaimana aku percaya bahwa Allah itu ada. Suatu saat nanti jika kita bertiga nant...
Beach love story telling
3011      1477     5     
Romance
"Kau harus tau hatiku sama seperti batu karang. Tak peduli seberapa keras ombak menerjang batu karang, ia tetap berdiri kokoh. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Aku akan tetap pada prinsipku." -............ "Jika kau batu karang maka aku akan menjadi ombak. Tak peduli seberapa keras batu karang, ombak akan terus menerjang sampai batu karang terkikis. Aku yakin bisa melulu...
My Soul
170      131     1     
Fantasy
Apa aku terlihat lezat dimatamu? Meski begitu,jiwaku hanya milikku bukan untuk siapapun. ---- -Inaya- Jika dikira hidupku ini sangat sempurna dan menyenangkan,memiliki banyak teman,keluarga dan hidup enak,tidak semua benar,aku masih harus bersembunyi dari para Soul Hunter,aku masih harus berlari dari kejaran mereka setiap saat,aku juga harus kabur dari setiap kejadian yang melibatkan So...