Loading...
Logo TinLit
Read Story - Today, I Come Back!
MENU
About Us  

BAB 1

Apa Kau Ada?

 

Senja Pagi menghangatkan segala penjuru ruangan. Sinar lembut dari pancaranya  membuat rindangnya dedaunan ingin terus memuda. Angin laut ikut lepas landas menghantar awan bermukim padang. Nyenyak. Nyaman. Tenang. Tanpa ada paksaan.

Bukan itu maunya? Bukan hanya senja yang terus membalut rindangnya dedaunan muda, bukan angin yang harus menyelimuti pemukiman padang, bisakah langit menurunkan obat tawar untuk kesembuhan mawar putih yang terkena durinya sendiri?

Segala penjuru ruangan lambat laun memudar secepat kilat. Kertas bertinta merah berubah menjadi hitam pekat penuh cacian burung bebas. Tak nyenyak lagi, aku harus membalut segala lubang luka dan menjahitnya perlahan-lahan. Aku harus terbiasa untuk tidak menyalahkan hati yang tidak bersalah, perasaan yang terdoktrin, dan aku menyiayiakan waktuku hanya untuk mengenang duri pahit darinya.

Aku menghela nafas panjang, melenguh tapi tak sampai. Sejauh ini tidak ada perubahan dalam romantise love, aku sering memimpikanya. Namun setelah ku ketahui semua hanya sebuah ilusi. Aku harus segera bangun dari mimpi panjangku selama dua tahun yang berjalan dengan pahit, bahkan aku tidak bisa menghitung dengan jari-jariku seberapa pahitnya lubang-lubang yang belum sempat ku tambal dengan hati dan jiwa yang suci.

Lagi-lagi aku masih terbawa suasana hati yang tak kunjung padam, aku masih membawa perasaan bersalahku. Aku menyakiti lembut hatiku, aku merengek pada lelaki yang sama sekali tak pernah bisa mengkondisikan isi rasaku, aku menjadi wanita yang sama seperti lainya. Korban dari banyaknya mawar-mawar putih yang terdoktrin mulut manisnya. Sampai dua tahun ini, mereka masih sama. Serupa demikian.

Bayangan wajahnya yang lembut sesekali melintas dalam benakku, aku masih mengingatnya bagaimana mata sipitnya selalu melotot jika menatapku. Sebelum aku mengenal terlalu jauh, ia indah dalam mataku, jiwa dan ragaku. Aku mengingatnya lagi, dua tahun silam menyatukan gelora luapan rasa hingga aku sendiri tak sanggup menelanya kembali. Saat itu, mimpi terburuk kupikir tidak akan pernah mendatangiku sebagai duri-duri kecil yang melunturkan mawar putih.

“Apa yang kau pikirkan, Alice?” ucap Jenny teman sebangku ku membuyarkan lamunanku.

Aku tersentak kaget lalu beranjak dari tempat dudukku,”Iya siap laksanakan tugas!” ucapku spontan tanpa berpikir normal  kepada Sensei Mila guru Sastra Jepang yang sedang menyiapkan materi di white board tipis dan licin jika terkena tinta spidol miliknya.

Mata-mata sipit, bulat, sedang bergantian saling tatap menatap ke arah ku. Lebih parahnya, guru cantik lulusan S-1 Sastra Jepang Universitas Indonesia ikut membalikkan bola matanya tepat mengarah kepada ku. Gadis berdagu belah itu mulai tak nyaman dipelototi oleh seisi ruangan. Ia lalu menunduk dan kembali duduk dengan sedikit ragu.

“Apa yang kau pikirkan, Alice?” Jenny mengulang pertanyaanya menjadi dua kali terdengar ditelinga ku. Jenny menempelkan tubuhnya kepada tubuhku, memastikan semua jawaban jernih yang akan keluar dari bibir ku dengan jelas.“Ahh ... kau mengagetkanku. Kau tahu, setelah lonceng berbunyi kau harus memastikan bahwa aku tidak mengalami gangguan pada jantungku,” Aku membalas dengan sedikit memberi senyuman kecil. Jenny memicingkan alis tebalnya.

Benar saja, setelah lonceng berbunyi Jenny langsung mengantar ku menuju ruang UKS di sekolah kami. Ia menemui guru bella yang memang sedang bertugas disana. Biasanya, guru Benny yang standby setiap hari di UKS.

Aku menarik lengan Jenny dengan sekali sentakan, memutar balik langkah kaki sebelum guru Bella hendak mengambil stetoskop dan peralatan lainya. Keduanya berlari terbirit-birit tak jelas. Guru Bella terbengong-bengong sendiri sembari menatap kepergian murid aneh itu sampe mereka tidak kelihatan lagi.

Aku melenguh, nafasku memburu. Ku atur nafasku terlebih dahulu. Jenny mulai tak sabar dengan sikap anehku  yang membuatnya gemas, tangan gadis sipit itu meremas tangan ku yang dingin. Ku tatap sejenak kearah sahabat karib hidupku, tanpa diminta Jenny sudah merangkul dan memelukku dengan erat.

“Apa yang kau pikirkan, Alice?” Jenny mengulang pertanyaan yang sama. Aku masih terdiam, tak menjawab pertanyaanya.

Dari jauh, lelaki muda bermata sipit diam-diam melirik keduanya di taman belakang gedung sekolah. Ia melangkahkan kakinya dengan gerakan cepat menuju keberadaan keduanya. Tanpa ada rasa ingin tahu, ia menarik lengan ku dengan lembut dan memelukku dengan sekali sentakan. Spontan, Aku dan Jenny tersentak kaget secara bersamaan.

Jenny sedikit mundur agar tidak menghalangi keduanya, ia bisa merasakan apa yang dirasa sahabat karibnya. Aku membalas pelukan kekasihku dengan pelukan yang lebih erat, ia begitu merindukan sosoknya setelah seminggu berlalu tanpa ada kabar darinya. Alex menenangkan perasaan ku, ia selalu datang ketika hatiku sedang berada dalam masalah. Tapi, satu hal yang tidak pernah diketahui oleh ku. Aku dibutakan oleh cintanya Alex, sejauh ini Aku bahkan tidak menyadarinya secuilpun.

“Aku akan mengantarmu pulang, kau tidak perlu khawatir dengan ayahmu. Aku akan selalu berada di sisimu, percayalah.” ucap Alex  meyakinkanku. Aku menunduk, perasaanku merasa tenang bersamanya.

 

                                                            *****

 

 

“DDrrrrrrtttt ... ddrrrrrttt ... drrrrtttt ...”

Ponsel Alex bergetar. Sebuah satu pesan masuk. Alex meraih ponselnya di atas meja setelah setengah badanya mulai tertidur.

 

To : Alex

Kau sudah pulang?

 

Alex membaca dengan cermat, ia tersenyum kecil membaca isi pesan singkat dari nomor yang sudah tidak asing lagi. Jari-jemarinya mengetik keyword dengan sangat cepat untuk membalas pesan singkat darinya.

 

To : 08585xxxxxx

Aku hampir saja ingin menemuimu didalam mimpi, kau malah dengan sigap menemuiku terlebih dahulu... Hisshh, kau mengganggu tidur nyenyakku saja.

Send

 

Lima menit berlalu. Tak ada tanda-tanda pesan masuk dari ponselnya. Alex  masih terlihat menunggu balasan, ia tidak bisa tertidur lagi karena seseorang telah mengganggu tidurnya malam ini.

Lima belas menit berlalu. Tak ada balasan. Ponsel Alex tidak tergetar kembali. Alex tiba-tiba bangun dari tempat tidurnya, ia beringsut tak karuan. Mondar-mandir di dalam kamarnya, seperti sedang menunggu balasan dari mangsanya. Alex  meraih ponselnya lagi, memastikan bahwa pasti ada sebuah pesan masuk dari nomor yang sudah tidak asing baginya. Tak ada sebuah pesan masuk dari siapapun. Ia menjatuhkan tubuhnya di kasurnya kembali, mata sipitnya menatap langit-langit kamarnya. Ia terbawa suasana kembali dan akhirnya tertidur pulas.

 

*****

 

“Kenapa kau masih disini? Alice sudah lama menunggumu,” ucap gadis bermata sipit dengan nafas tidak teratur tertatih-tatih mencari keberadaan pemuda sipit itu yang masih diam di dalam kelas.

“Apa kau ini tidak punya telinga? Hei, kau sudah ditunggu pacarmu di tempat biasa.” gadis itu mengulangi untuk keduanya dengan nada meninggi. Pemuda sipit itu masih terdiam, tak menjawab.

“Kau ini benar-benar ...” belum sempat Jenny melanjutkan pembicaraanya, Alex beranjak berdiri dari tempat duduknya. Tangan kananya dengan sekali sentakan meraih tangan Disha, ia lalu menggandengnya keluar dari kelas. Jenny tersontak kaget. Keduanya berjalan ke arah taman di belakang gedung sekolah.

Alex melepas tangan Jenny, mengambil tempat duduk untuk Jenny. Jenny mengelak dengan cepat, hal itu tidak diinginkanya. Ia hanya ingin membawa laki-laki itu kepada Alice yang masih menunggu di kantin sekolah.

“Kenapa kau membawaku kesini?” Jenny membuka pertanyaan.

Alex menatap gadis bermata sipit itu dengan cermat. Jenny sedikit gelagapan, ia mulai salah tingkah dengan pemuda nakal itu.”Kenapa kau harus membohongi perasaanmu selama ini, apa tidak ada ruang lagi untuk laki-laki sepertiku yang ingin mencoba singgah denganmu lagi? Setelah beberapa waktu berlalu aku tidak menyadarinya disaat aku meluapkan emosiku kepadamu tanpa sebuah alasan. Aku minta maaf dengan tulus,” tutur Alex melembutkan nada bicaranya.

Hati Jenny  terguncang mendengar ungkapan pemuda sipit di hadapanya, ia bingung akan mulai darimana menjawab pertanyaan yang menurutnya membingungkan. Setelah beberapa bulan berlalu, ia sedikit menghindar darinya.

“Apa yang kau bicarakan, aku tidak bisa memahaminya dengan baik.” balas Jenny.

Pemuda sipit itu meraih tangan Jenny dengan lembut, menggandengnya.  Jenny semakin dibuat salah tingkah dengan kelakuan pemuda nakal itu. Jantungnya sedikit berdebar kembali. Alex mengarahkan pandanganya ke arah gadis sipit itu dengan tatapan sedikit serius. Ia mengambil nafas panjang, lalu menyiapkan bahan pembicaraanya.

“Aku masih mencintaimu, maafkan tingkahku beberapa bulan berlalu. Aku ingin kita memulainya lagi, seperti yang kita lakukan dahulu ...” Jenny melepas genggaman erat tangan Alex.

“Kau ini sudah gila ya? Lihat statusmu sekarang, kau sudah menjadi pacar temanku sendiri. Apa kau ini tidak punya otak jernih hingga berucap seperti itu, sudahlah kau sekarang sudah ditunggu pacarmu di kantin, lupakan saja cerita kita yang dulu. Aku sudah berencana akan melupakanmu,” ucap Jenny berbohong.

Pemuda sipit itu menggenggam tangan Jenny kembali.”Kau tidak bisa membodohiku, Jenny. Di depanku kau memang baik-baik saja, tapi hatimu tidak pernah bisa membohongi perasaanmu sendiri.”

Jenny memberanikan diri untuk membalas tatapan pemuda sipit itu.”Baiklah, aku mengakuinya. Kau memang benar. Aku ini terlalu bodoh hingga melepasmu dan membiarkan orang yang kucintai mencintai yang lain. Tapi aku harus bagaimana? Aku tidak bisa mengulang lagi denganmu, kita sudah putus tiga bulan berlalu dan sekarang kau sudah punya pacar yang lebih baik dariku. Aku tidak bisa menyakiti sahabatku sendiri,” tutur Jenny lalu beranjak berdiri dan meninggalkan pemuda sipit itu yang masih terbengong.

Dari jauh, mata bulat ku sudah jelalatan tak karuan mengamati kejadian yang sangat luar biasa di luar pemikiranku. Otak kanan-kiriku sudah merekam semua kejadian barusan di luar dugaanku sendiri. Bahkan sejauh ini, aku  tidak pernah punya pikiran tentang hal ini. Yang ku tahu, selama tiga bulan berlalu ini aku melewati masa-masa bersamanya dengan baik-baik saja.” Lalu apa yang sedang terjadi barusan?” Aku berbicara dengan diriku sendiri. Apa aku memang sangat bodoh hingga tidak mengetahuinya secuil pun? Aku menampar pipiku yang lebam dengan keras. Sakit. Rasa perih yang kurasakan. Aku tidak sedang berada dalam mimpi, semua kejadian tadi adalah kenyataan. Bukan kebetulan, tapi karena aku memang sangat bodoh. Hingga aku terlalu percaya kepadanya, semua yang dikatakan aku mempercayainya. Tapi? Kenapa dengan Jenny, apa ini sungguhan? Aku mencubit pipiku lagi memastikanya bahwa ini hanya mimpi yang terjadi di siang bolong. Lagi-lagi yang ku rasa sakit, perasaanku sangat perih. Ini memang bukan mimpi di siang bolong. Ini adalah masalah bagiku, aku tidak bisa membiarkanya. Ku hentakkan langkahku menuju keberadaan Alex, namun aku menggagalkanya. Aku hanya perlu berfikir, bukan tergesa-gesa.

Aku masih mondar-mandir di dalam toilet. Masuk kelas sudah tidak selera dengan mood ku saat ini. Aku merasa tidak yakin untuk berhadapan dengan Jenny.”Apa yang harus kau lakukan, Alice? Ayolah berfikir ...”

Sepuluh menit sudah berlalu. Aku tidak memiliki sebuah jawaban. Aku mengambil nafas panjang, lalu ku keluarkan dengan pelan. Aku mengulangnya hingga lima kali yang sudah ku hitung. Aku menyiapkan mentalku sebelum aku berhadapan dengan keduanya, aku harus bersikap seperti anak kecil yang tidak tahu masalah kedua orangtuanya. Aku memilih diam saat ini. Aku hanya perlu memastikan kejadian selanjutnya, aku hanya perlu menahanya. Bertahanlah!

“Hei ... kau sudah datang. Dari mana saja kau ini, aku mencarimu ke kantin sekolah tapi kau tidak berada di sana. Aaaah ... kau melarikan diri ya, menemui Pak Bram di tempat biasa,” ucap Jenny menggodaku.

Aku menatapnya sedikit berlebihan. Dia memang hebat menyembunyikan sikapnya di belakangku.”Perutku tadi mulas, aku menghabiskan beberapa mangkuk mie super pedas di kantin sekolah. Lalu, kau sendiri? Kau tidak menemuiku dengan cepat,” balasku menyembunyikan perasaanku.

Jenny sedikit gelagapan, ia mulai salah tingkah.”Aku tadi juga mulas, dan berlari ke toilet.” ucap Jenny berbohong. Aku menyimpulkanya.

Dari luar, anak-anak lainya berlari terbirit-birit memasuki kelas. Mengambil langkah duduk di bangku masing-masing. Dari belakang sensei sastra jepang itu berjalan membuntuti anak-anak  menuju kelas kami.

“Selamat siang anak-anak, mari kita lanjutkan materi berikutnya. Sebelum kita berlanjut, saya akan mengevaluasi materi sebelumnya. Apa kalian masih mengingatnya?” tutur sensei Mila dengan nada tegas.

“Saya sudah lupa, sensei. Bisakah kau mengulanginya lagi untukku? Aku sendiri yang tidak mengingatnya dengan baik karena minggu lalu tidak masuk kelas.” ucap Farrel ketua kelas XI jurusan Bahasa.

“Baiklah, setelah pelajaran hari ini selesai. Kau bisa menemuiku di kantor. Oke, anak-anak mari kita lanjutkan materi selanjutnya, kali ini kita akan membahas bagaimana menulis huruf kanji dengan baik.” sensei Mila mulai membuka materinya.

 

                                                                                                                           ******************

 

How do you feel about this chapter?

0 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
Similar Tags
PETRICHOR
2516      1082     1     
Romance
Ingin tahu rasanya jungkir balik karena jatuh cinta? Novel ini menyuguhkan cerita cinta dengan cara yang berbeda. Membacanya membuatmu tahu cara memandang cinta dari 4 sudut pandang yang berbeda. "Bagi Anna, Harrys adalah kekasih yang hidup di langit. Di antara semua kekuasaan yang dimilikinya, dia tidak memiliki kekuasaan untuk menjadikan Anna miliknya." "Bagi Harrys, Ann...
Confession
570      417     1     
Short Story
Semua orang pasti pernah menyukai seseorang, entah sejak kapan perasaan itu muncul dan mengembang begitu saja. Sama halnya yang dialami oleh Evira Chandra, suatu kejadian membuat ia mengenal Rendy William, striker andalan tim futsal sekolahnya. Hingga dari waktu ke waktu, perasaannya bermetamorfosa menjadi yang lain.
Trust Me
71      64     0     
Fantasy
Percayalah... Suatu hari nanti kita pasti akan menemukan jalan keluar.. Percayalah... Bahwa kita semua mampu untuk melewatinya... Percayalah... Bahwa suatu hari nanti ada keajaiban dalam hidup yang mungkin belum kita sadari... Percayalah... Bahwa di antara sekian luasnya kegelapan, pasti akan ada secercah cahaya yang muncul, menyelamatkan kita dari semua mimpi buruk ini... Aku, ka...
Belum Tuntas
5071      1733     5     
Romance
Tidak selamanya seorang Penyair nyaman dengan profesinya. Ada saatnya Ia beranikan diri untuk keluar dari sesuatu yang telah melekat dalam dirinya sendiri demi seorang wanita yang dicintai. Tidak selamanya seorang Penyair pintar bersembunyi di balik kata-kata bijaknya, manisnya bahkan kata-kata yang membuat oranglain terpesona. Ada saatnya kata-kata tersebut menjadi kata kosong yang hilang arti. ...
Kisah di Langit Bandung
393      133     0     
Romance
Tentang perjalanan seorang lelaki bernama Bayu, yang lagi-lagi dipertemukan dengan masa lalunya, disaat ia sudah bertaut dengan kisah yang akan menjadi masa depannya. Tanpa disangka, pertemuan mereka yang tak disengaja kala itu, membuka lagi cerita baru. Entah kesalahan atau bukan, langit Bandung menjadi saksinya.
KUROTAKE [SEGERA TERBIT]
6257      2177     3     
Romance
Jadi pacar ketua ekskul tapi hanya purapura Hal itu dialami oleh Chihaya Hamada Ia terpaksa jadi pacar Mamoru Azai setelah foto mereka berdua muncul di akun gosip SMA Sakura dan menimbulkan kehebohan Mamoru adalah cowok populer yang menjadi ketua klub Kurotake klub khusus bagi para otaku di SMA Sakura Setelah pertemuan kembali dengan Chihaya menjadi kacau ia membuat kesepakatan dengan Chih...
Dream of Being a Villainess
1423      810     2     
Fantasy
Bintang adalah siswa SMA yang tertekan dengan masa depannya. Orang tua Bintang menutut pertanggungjawaban atas cita-citanya semasa kecil, ingin menjadi Dokter. Namun semakin dewasa, Bintang semakin sadar jika minat dan kemampuannya tidak memenuhi syarat untuk kuliah Kedokteran. DI samping itu, Bintang sangat suka menulis dan membaca novel sebagai hobinya. Sampai suatu ketika Bintang mendapatkan ...
HIRAETH
512      354     0     
Fantasy
Antares tahu bahwa Nathalie tidak akan bisa menjadi rumahnya. Sebagai seorang nephilim─separuh manusia dan malaikat─kutukan dan ketakutan terus menghantuinya setiap hari. Antares mempertaruhkan seluruh dirinya meskipun musibah akan datang. Ketika saat itu tiba, Antares harap ia telah cukup kuat untuk melindungi Nathalie. Gadis yang Antares cintai secara sepihak, satu-satunya dalam kehidupa...
Flowers
416      292     1     
Inspirational
Zahra, remaja yang sering menggunakan waktu liburnya dengan bermalas-malasan di rumah, menggunakan satu minggu dari libur semesternya untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi mendiang Kakaknya. Bukan hanya demi melaksanakan keinginan terakhir Kakaknya, perjalanan ini juga menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.
TWINS STORY
1332      717     1     
Romance
Di sebuah mansion yang sangat mewah tinggallah 2 orang perempuan.Mereka kembar tapi kayak nggak kembar Kakaknya fenimim,girly,cewek kue banget sedangkan adiknya tomboynya pake banget.Sangat berbeda bukan? Mereka adalah si kembar dari keluarga terkaya nomor 2 di kota Jakarta yaitu Raina dan Raina. Ini adalah kisah mereka berdua.Kisah tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan kisah tentang ci...