Loading...
Logo TinLit
Read Story - Meja Makan dan Piring Kaca
MENU
About Us  

     Sesampainya di kantor, Pak Fauzi menuju ruangannya yang berada di lantai tiga. Dia mengambil laptop dari dalam tas dan membuka beberapa dokumen untuk presentasinya di perusahaan Langit Emas pagi ini. Tak lama suara ketukan pintu terdengar.

     "Masuk!" sahut Pak Fauzi.

     Seorang Wakil Direktur masuk ke ruangannya. Pak Yanto adalah teman Pak Fauzi saat kuliah di Pulau Jawa, mereka membangun perusahaan kontraktor ini dari awal hingga sukses seperti sekarang. "Apa kau sudah selesai? Sebaiknya kita pergi lebih awal daripada kita telat menuju perusahaan Langit Emas. Ini adalah proyek besar untuk perusahaan kita," kata Pak Yanto.

     "Iya, aku tahu," jawab Pak Fauzi yang masih sibuk melihat dokumennya, "tunggu lima menit lagi, aku akan menyelesaikannya."

     Pak Yanto masih tetap berdiri dan berputar-putar di ruangan itu. "Kau sudah memikirkan proyek ini sejak lama, aku yakin kita akan memenangkannya," kata Pak Yanto menyemangati Pak Fauzi yang terlihat sangat stres.

     Pak Fauzi tidak menanggapi perkataan Pak Yanto.

     Tidak ada tanggapan, Pak Yanto pun duduk di depan Pak Fauzi sembari menunggunya menyelesaikan pekerjaan itu. Hanya hitungan detik saat Pak Yanto duduk, Pak Fauzi menyelesaikan pekerjaannya.

     "Ayo kita gerak!" seru Pak Fauzi.

     "Aku baru saja duduk dan kau langsung mengajakku pergi," kata Pak Yanto dengan nada kesal.

     "Kenapa kau tidak duduk sejak awal kau masuk? Ku lihat, kau hanya berdiri dan berputar-putar saja. Aku yang sedang khawatir atau kau yang lebih khawatir dalam hal ini?!"

     Pak Yanto terdiam, perkataan Pak Fauzi memang benar. Nyatanya dia sangat khawatir saat ini, tapi dia tidak boleh menunjukkan kekhawatirannya di depan temannya. "Ah, sudahlah! Aku yakin semua akan berjalan lancar," jawabnya.

     Pak Fauzi dan Pak Yanto menuju perusahaan Langit Emas menggunakan satu mobil. Sesampainya di perusahaan Langit Emas, mereka berdua dan dua orang perwakilan dari perusahaan kompetitor menunggu di ruang rapat. Perusahaan Cahaya Lestari sudah lama berdiri sebelum perusahaan Prasindo Building milik Pak Fauzi. Perusahaan Cahaya Lestari juga sudah banyak mendapatkan proyek besar dan beberapa penghargaan.

     Direktur Langit Emas memasuki ruang rapat dan berjabat tangan dengan mereka. "Salam kenal! Maaf menunggu terlalu lama," ucapnya.

     "Tidak masalah, Pak. Kami memiliki banyak waktu luang," jawab Pak Fauzi.

     "Terima kasih sudah datang dalam rapat hari ini," kata Direktur Langit Emas membuka rapat, "perusahaan kami berencana membangun bulking station untuk minyak kelapa sawit di dekat pelabuhan. Untuk itu kami meminta bantuan pada perusahaan Cahaya Lestari dan Prasindo Building untuk memberikan ide dalam pembangunan ini."

     Kedua perusahaan kontraktor itu bersiap-siap menampilkan presentasi di depan ruang rapat. Perusahaan Cahaya Lestari dipersilahkan memulai presentasi pada rapat ini. Setelah mendengarkan presentasi dari perusahaan Cahaya Lestari dan melihat blue print mereka, Direktur Langit Emas merasa tidak tertarik dengan jumlah tangki yang akan dibangun. Direktur Langit Emas kemudian mempersilahkan perusahaan Prasindo Building untuk mempresentasikan ide proyek mereka.

     Pak Fauzi langsung mempresentasikan idenya di depan ruang rapat, dia sudah mempelajari proyek ini sejak lama. Dia menampilkan blue print di layar monitor, kemudian menunjukkan luas lahan yang akan dibangun bulking station tersebut. Dia menjelaskan skema bangunan yang akan dibangun berupa; satu unit kantor, satu unit gudang, satu unit tempat penuangan minyak kelapa sawit melalui truk, dan delapan buah tangki penimbunan minyak kelapa sawit.

     Direktur Langit Emas bertanya ke Pak Fauzi, "Bagaimana Anda bisa membangun tangki sebanyak itu? Sedangkan perusahaan Cahaya Lestari hanya bisa membangun empat tangki saja!?"

     "Kami bisa membangun ke delapan tangki tersebut. Rencananya tangki akan dibangun dengan ketinggian tiga puluh meter tapi diameter lebih kecil. Muatan di dalam tangki masih sesuai dengan permintaan perusahaan Bapak, yaitu sebanyak lima ribu ton per tangki. Jadi kesimpulannya, dengan diameter kecil, kita bisa menghemat lahan yang ada," jawab Pak Fauzi.

     Direktur Langit Emas mengganggukkan kepala dan tersenyum. Pak Fauzi merasa puas dengan presentasinya kali ini dan mendapatkan senyuman dari Direktur Langit Emas.

     Rapat tersebut selesai dan ditutup dengan tepuk tangan serta berjabat tangan satu sama lain.

     Saat kembali menuju kantor, Pak Yanto masih melihat kekhawatiran di wajah Pak Fauzi. "Bukannya kau sudah melakukan yang terbaik hari ini? Aku yakin, kita akan memenangkan proyek tersebut."

     "Aku juga merasa begitu yakin, tapi hanya sedikit khawatir," ucap Pak Fauzi.

 

***     

 

     Selesai makan siang, Pak Fauzi mendapat kabar dari email bahwa perusahaan Prasindo Building berhasil memenangkan proyek perusahaan Langit Emas. Rasa lelah dari usahanya selama ini membuahkan hasil. Dalam hitungan menit, pintu ruangannya terbuka tanpa ketukan terlebih dulu

     "Kau sungguh hebat!" seru Pak Yanto.

     "Ini juga berkat bantuanmu," kata Pak Fauzi sambil memeluk pundak Pak Yanto. Dia lalu mengambil dua kaleng soft drink dari dalam kulkas dan bersulang bersama Pak Yanto. "Untuk kesuksesan kita, cheers!" 

     "Oh, iya. Aku mendengar Shandy memenangkan olimpiade Matematika tingkat Provinsi. Benarkah kabar itu?" kata Pak Yanto.

     "Ya. Kami sangat bangga padanya."

     "Kau sudah mewariskan kepintaranmu padanya. Aku ikut bangga!" 

     "Terima kasih, Sobat!"

     Ponsel Pak Fauzi bergetar di atas meja, tertera nama 'Istriku' di layarnya. "Sebentar!" ucapnya ke Pak Yanto. Dia langsung menjawab panggilan itu, "Halo, Sayang!"

     "Mas dari mana, sih?! Aku sudah menelpon puluhan kali," kata Bu Asri dengan nada kesal.

     Tiada suara yang lebih mengerikan dari suara tersebut. "Kenapa kamu begitu kesal? Aku tidak akan kemana-mana, karena aku selalu ada di hatimu," goda Pak Fauzi.

     Saat seorang wanita marah, itu hanya berlangsung sepersekian detik saja. Mereka akan menggunakan perasaannya kembali dan melembutkan nada bicaranya. "Bisa-bisanya Mas menggombal di siang yang panas ini," jawab Bu Asri malu-malu, "Mas sudah makan siang?"

     "Aku baru saja selesai makan. Bagaimana denganmu?"

      "Aku sudah makan di pertemuan ibu-ibu murid. Aku ingin meminta sesuatu, Mas."

     "Apa itu?" tanya Pak Fauzi.

     "Pertemuan ibu-ibu murid tadi membahas tentang perjalanan studi lapangan yang akan diadakan tiga minggu lagi. Bisakah mereka memakai dua bus? Aku sudah berjanji untuk membiarkan mereka memakainya," jawab Bu Asri.

     "Hmm," gumam Pak Fauzi. Dia melihat tanggal di kalender pada Minggu itu dan biasanya hanya sedikit penumpang yang menaiki bus untuk berpergian.

     Di balik telepon, Bu Asri menunggu jawaban suaminya. "Bagaimana? Bisakan, Mas?" desak Bu Asri.

     Pak Fauzi mempunyai ide saat kondisi seperti ini. "Ada syaratnya! Kita berdua harus makan malam di luar! Kau bersedia?"

     "Mas ini, merasa masih muda saja," kata Bu Asri malu-malu, tapi sebenarnya dia juga sangat menginginkan makan malam itu, "kasihan anak-anak kalau kita makan di luar hanya berdua saja, Mas!" sambungnya untuk melupakan niat Pak Fauzi itu.

     "Anak-anak sudah tumbuh besar, jadi mereka bisa makan malam bersama. Tapi jika kamu tidak mau, terpaksa busnya .... "

     Belum selesai Pak Fauzi mengatakan ancamannya, Bu Asri langsung berkata, "Baiklah. Kita akan makan malam berdua, aku akan mengatur jadwalnya."

     "Ok. Perjanjian disetujui!" kata Pak Fauzi dan lanjut tertawa bahagia.

     Setelah menutup telepon dari istrinya, dia melihat lima pesan dan sepuluh panggilan tak terjawab dari Shandy. Pak Fauzi membuka pesannya yang berisi permintaan dana untuk membeli ponsel baru. Dia hampir lupa mengirimkan dana tersebut karena sibuk memikirkan presentasinya. Dia lalu membuka internet banking dan mengirim dua puluh juta ke rekening Shandy, kemudian memberitahukan Shandy melalui pesan. Papa sibuk sekali pagi ini. Papa sudah transfer dua puluh juta ke rekening kamu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (29)
  • ditastar

    Kenapa aku sangat bodoh?! (pakai tanda tanya di depannya, Bung).

    Comment on chapter Prolog
  • ddherdi

    Sobat, boleh kasih saran? Coba pelajari lagi tentang kalimat bercetak miring. Dan dialog tag.

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    Terima kasih @TaniaWahab Siap, saya akan pelajari lagi.

    Comment on chapter Prolog
  • TaniaWahab

    Ceritanya bagus. Saya suka. Sarannya adalah pelajari lagi tentang partikel, awalan, dan akhiran. Dan penulisan kata apa pun ditulis terpisah. Bukan apapun.

    Comment on chapter Prolog
  • SusanSwansh

    @lanacobalt semangat terus Kak. Anjing menggonggong, biarin aja. Nanti kalau capek juga diam. Hehe. I like your story. Good luck.

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    Terima kasih @SusanSwansh nanti aku koreksi lagi penulisannya.

    Comment on chapter Prolog
  • SusanSwansh

    @Limlaui kata siapa jelek. Bagus, kok. Inspiratif. Diksinya juga bagus. Cuma ada beberapa kata yang tidak sesuai dengan KBBI. (fikiran--pikiran) Novel jelek itu, novel yang ditulis tidak dengan hati. Tapi ini feelnya dapet, kok. Mungkin, selera kamu saja Kawan yang berbeda. Tapi, ya, nggak perlu mindikte karya orang juga. Itu tidak baik. Dan seburuk-buruknya orang itu adalah yang suka mencela.

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    Terima kasih supportnya

    Comment on chapter Prolog
  • Limlaui

    Novelnya jelek

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Teman Kecil
384      246     0     
Short Story
Sudah sepuluh tahun kita bersama, maafkan aku, aku harus melepasmu. Bukan karena aku membencimu, tapi mungkin ini yang terbaik untuk kita.
D.R
529      366     0     
Short Story
Dia. Aku menyukai salah satu huruf di antaranya.
Janjiku
616      440     3     
Short Story
Tentang cinta dan benci. Aku terus maju, tak akan mundur, apalagi berbalik. Terima kasih telah membenciku. Hari ini terbayarkan, janjiku.
Sendiri
466      311     1     
Short Story
Sendiri itu menyenangkan
Bukan Pemeran Utama
53      52     0     
Inspirational
Mina, Math, dan Bas sudah bersahabat selama 12 tahun. Ketiganya tumbuh di taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga sekolah menengah yang sama. Dalam perjalanan persahabatan itu, mereka juga menemukan hobi yang mirip, yakni menonton film. Jika Bas hanya menonton film di sela waktu luang saat ia tak sibuk dengan latihannya sebagai atlet lari , maka kegandrungan Math terhadap film sudah berubah m...
Close My Eyes
528      398     1     
Short Story
Pertemuan 2 pasang insan atas sebuah kematian dari latar yang belakang berbeda
The watchers other world
2052      849     2     
Fantasy
6 orang pelajar SMA terseret sebuah lingkarang sihir pemanggil ke dunia lain, 5 dari 6 orang pelajar itu memiliki tittle Hero dalam status mereka, namun 1 orang pelajar yang tersisa mendapatkan gelar lain yaitu observer (pengamat). 1 pelajar yang tersisih itu bernama rendi orang yang suka menyendiri dan senang belajar banyak hal. dia memutuskan untuk meninggalkan 5 orang teman sekelasnya yang ber...
Di Balik Jeruji Penjara Suci
10096      2134     5     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?
In the End
765      451     2     
Short Story
In the End, the water was always clear. The whole world reflects to me and it doesn’t care, it reflects what is already there and doesn’t nit-pick on any apparent imperfections. Everything is in a state of tranquility, just like all Ends should be. Peaceful, unbothered, impeccable.
Faith Sisters
3289      1544     4     
Inspirational
Kehilangan Tumbuh Percaya Faith Sisters berisi dua belas cerpen yang mengiringi sepasang muslimah kembar Erica dan Elysa menuju kedewasaan Mereka memulai hijrah dari titik yang berbeda tapi sebagaimana setiap orang yang mengaku beriman mereka pasti mendapatkan ujian Kisahkisah yang relatable bagi muslimah muda tentang cinta prinsip hidup dan persahabatan