Loading...
Logo TinLit
Read Story - Meja Makan dan Piring Kaca
MENU
About Us  

Maliq menceritakan pelajaran sekolah yang telah usai hari ini ke mamanya di dalam mobil. Tangan kecilnya merogoh ke dalam tas dan mengambil sebuah buku. Jemarinya sibuk membolak-balikkan lembar demi lembar kertas di buku latihan Matematika. Maliq tersenyum, ketikasampai di lembar yang ingin dia tunjukkan ke mamanya. "Maliq mendapat nilai 8 di latihanMatematika hari ini, Ma.Apakah Maliq sudah sepintar bang Shandy sekarang?"

Bu Asrimemasang senyum danmemuji Maliq, "Pasti, Sayang. Selain pintar, kamu juga semakin imut."

"Ha-ha-ha .... " tawa Maliq atasan pujian mamanya. "Apakah kak Sherly sudah pulang saat ini, Ma?" tanya Maliq.

"Sepertinya belum. Kenapa, Sayang?"

"Bisakah kita singgah ke minimarket untuk membeli es krim?" kata Maliq sambil memasang wajah memelas.

Bu Asri menggumam."Kamu selalu meminta hadiah jika sudah mendapatkan nilai bagus," kata Buk Asri sambil mencubit pipi kanan Maliq. Dia melihat minimarket di depannya,memutar kemudinya ke kiri, danmemarkirkan mobildi depan minimarket tersebut. Mereka berdua masuk ke minimarket, membeli dua bungkus es krim coklatdan beberapa cemilan, danduduk di depan minimarketuntuk menghabiskan semuanya sambil bersenda gurau.

"Ma, kenapa Pak Joni dan Bu Rahmah selalu baik pada Maliq?" tanya Maliq di tengah-tengah senda gurau mereka.

Bu Asrikembali bertanya, "Bukankah mereka baik pada semua anggota keluarga kita?"

Maliq berpikir sejenak."Iya sih, Ma!" jawabnya menyetujui. Tapi raut wajahMaliq masih menyimpan tanda tanya yang besar.

"Tidak baik mempertanyakan maksud kebaikan orang lain. Jika kamu orang baik, kamu tidak akan curiga atas kebaikan orang lain. Tapi jika kamu orang jahat, kamu akan curiga atas kebaikanorang lain," kata Bu Asri,"jika sudah selesai, ayo kita ke sekolah kak Sherly. Kasihan dia,jika harus menunggu terlalu lama!"

"Kita belikan satu es krim untuk kak Sherly, ya, Ma!" pinta Maliq. Walaupun Maliq dan Sherly sering bertengkar, tapi Maliq selalu ingat pada Sherly. Setelah membeli satu es krim lagi, mereka menuju ke sekolah Sherly.

***

Di kursi taman depansekolah, Sherly duduk dan membaca novel sambil menunggu mamanya datang menjemput. Stevi sudah pulang lebih dulu dengan supir, karena akan mengerjakan tugas kelompok bersama ketiga sahabatnya.

Mata di balik kacamata itusangat tekun melihat huruf-hurufdi lembaran novel. Di hadapannya muncul seorang anak laki-laki yang memberikan sebuah kotak hadiah. Sherly acuh tak acuh melihat ke arahnya. Anak laki-lakiitu bernama Farid -- abang kelas Sherly. Demi mendapatkan perhatian Stevi, Farid sudah puluhan kali memberikan hadiah untuk Stevi dan menitipkannya keSherly

"Sherly, bantu Abang memberikan hadiah ini ke Stevi," kata Farid sambil menyodorkan kotak hadiah itu ke Sherly.

Sherly sudah bosan membantu Farid memberikan hadiah-hadiahnya ke Stevi."Maaf Bang, aku tidak bisa membantu Abang kali ini."

"Kenapa Sher? Apa Stevisudah mempunyai pacar?"

"Bukan itu maksud Sherly, Bang!" ucap Sherly sambil menggelengkan kepalanya. Kenapa perkataanku menjadi salah pengertian ketika sampai di telinga Bang Farid?!pikir Sherly bingung. "Sherly menghargai ketulusan Abang dan usaha Abang untuk mendapatkan perhatian kak Stevi. Tap sudahlah, Bang! Sherly tidak mau Abang semakin sakit hati. Abang pasti tahu kalau kak Stevi tidak mencintai Abang, tapi kenapa Abang masih memikirkannya. Jika kita yakin tidak bisa mendapatkan sesuatu, untuk apa kita masih berharap?"

"Kenapa kau berkata seperti itu, Sher?"

"Aku hanya tidak ingin Abang bertindak lebih jauh. Cinta itu harus masuk akal, bukan masuk di hati saja, Bang," jawab Sherly dengan kata-kata bijakdari novel-novel yang telah dia baca.

Warna wajah Farid berubah ungu, dia tidak terima dinasehati seperti itu oleh anak yang lebih mudadarinya.

Dari balik badan Farid, Sherly milihat siluet mamanya yang keluar dari mobil. "Maaf, ya, Bang.Sherly tidak bisa membantu kali ini. Sherly harus pergi karena mama sudah menjemput," ucap Sherly dengansenyumnya yang manis dan berlari menuju mobil mamanya.

Farid hanya terpakudan merelakan Sherly meninggalkannya dengan kotak hadiah yang masih berada di genggamannya.

Sherly berlari menuju mobil. "Mama!" teriaknya. Sherly disambut oleh mamanya dan langsung masuk ke kursi belakang, karena kursi depan sudah diisi oleh Maliq. "Kenapa lama sekali sih, Ma?" tanya Sherly kesal.

"Maaf, ya, Kak! Tadi kami singgah dulu membeli es krim dan sibuk menghabiskannya," kata Maliq.

"Huuu! Aku sudah yakin, ini pasti ulahmu."

"Jangan marah dong, Maliq jugamembelikan es krim untuk Kakak. Nih!" ucapnya sambil memberikan sebungkus es krim.

"Ok, permintaan maaf mu diterima," Sherly langsung membuka bungkusan es krim dan melahapnya. Sentuhan coklat di lidahnya menghilangkan semua masalah yang baru saja terjadi. Rasa coklat itupaling ampuh untuk menghilangkan semua rasa di hati.

Mereka sampai di toko buku dan menuju rak Biologi.Sherly langsungmemilih-milih buku Biologi untuk tugas prakteknya.

Maliq merasa tidak nyaman di rak bagian ini, dia ingin segera pergi ke rak komik."Ma, kenapa kita tidak melihat ke rak komik, sih? Rak bagian ini membosankan," keluh Maliq.

"Sebentar, Sayang. Kak Sherly sedangmemilih buku yang dia butuhkan untuk tugasnya," kata Bu Asri menenangkan Maliq.

Sherly mendapatkan sebuah rencana padasituasi ini."Ma, kita berpencar saja. Satu jam lagi Sherly akan menunggu di depan tiang itu," kata Sherly sambil menunjukkan sebuah tiang.

"Kamu yakin tidak apa-apa?" tanya Bu Asri khawatir.

"Tidak apa, Ma. Sherly bisa sendiri kok. Daripada kita harus melihatMaliq guling-guling di sini, Ma. Mendingan kita berpencar."

"Baiklah. Jikakamu butuhsesuatu, telepon Mama," kata Bu Asri dan disetujui oleh Sherly dengan menganggukkan kepala.

Setelah memilih satu buku Biologi tentang tutorialmencangkok tanaman, Sherly bergegas menuju rak novel fiksi. Rencananyaberjalan lancar berkat Maliq hari ini. Dia kemudian memilih-milih novelbest sellerdan mengambil tiga novel terbaik menurut sinopsisnya. Setelah itu dia kembali menuju tiang yang sudah disepakati sebelumnya.

Bu Asri dan Maliq juga menuju tiang tak lama saat Sherly menunggu mereka. "Sudah selesai?" tanya Bu Asri.

"Sudah, Ma!" sahut Sherly.Dia menunjukkan tiga buah novel yang ada di tangannya. "Bisakah aku membeli novel ini? Novel ini best sellerloh, Ma. Boleh, ya, Ma," kata Sherly memohon.

"Pantesan kamu menyuruhkita berpencar.Mama sudah curiga, pasti kamu lari ke rak novel," kata Bu Asri. Bu Asrimeminta novel itu untuk mengeceknya, "Berikan novel itu ke Mama!Mama harus membaca sinopsisnya.Jika novel ini ditujukanuntuk pembaca yang berumurdi atas 17 tahun, kamu tidak akan mendapatkannya."

Bu Asri melihat ketiga novel itu dan terpilih dua novel yang dapat dibeli oleh Sherly. Sherlysetuju, walaupun dia hanya mendapatkan dua novel saja. Kemudian mereka membayar buku, komik dan novel yang telah mereka pilih dan kembali ke rumah.

***

Di toko seluler, Shandy memilih ponsel yang diinginkannya bersama kedua pengikut setianya, Jerry dan Nando. Shandy memilih warna kesukaannya dan membeliperangkat eksternal lainnya. Setelah itu mereka bertiga merayakannya dengan makan kerestoran sushi di sebuah mall.

Mereka duduk di sushi barsetelah mengantri cukup lama."Kali ini aku yang bayar, kalian bisa makan se-pu-as-nya," kata Shandy.

Kedua sahabatnya merasa senang.Tidak sia-sia meluangkan waktu untuk menemani anak kaya ini membeli ponsel.

Shandyberhasil mendapatkanharga ponseldi bawah dua puluh juta, jadi dia bisa mentraktir kedua sahabatnya. Sambil menunggu pesanan tiba, Shandy langsung menggunakan ponsel barunya untukmemilihaplikasi dan mengatur sistem keamanan yang sama dengan ponsel lamanya.

Tiga puluh menit berlalu, mereka sudah memakan banyak jenis sushi. Mulai darisushi tuna mentah, gurita, udon, dan sushi lainnya. Restoran ini sedang ramai sekali pengunjung. Jika ada pengunjung baru yang ingin masuk, mereka harus mengantri terlebih dahulu. Sepasang kekasih yang duduk di sebelahShandy dan sahabat-sahabatnya menyelesaikan makanan mereka. Kemudian berganti dengan dua orang murid perempuan Sekolah Menengah Atas. Mereka adalah Raisa dan sahabatnya, Sisca.

"Hei, Sundel bolong! Kalian disini juga? Ayo, duduk di sebelahku," sapa Shandy. 'Sundel bolong' adalah ejekan Shandyke Raisa untuk nama belakangnya 'Sundoro'.

Raisa tidak menyangka akan bertemumanusia gila itudi sini, tapi karena sudah menunggu terlalu lama, dan tidak ada pilihan mejalain dengan terpaksa dia bertahan. "Jangan harap aku akan duduk di sebelahmu," kata Raisa.

"Raisa, jangan terlalu membenciku. Benci itu adalah singkatankatadari benar-benar cinta," kata Shandy menggoda Raisa dandiikutiteriakan intimidasi dari kedua sahabatShandy. Sebenarnya Shandy sudah menyukai Raisa sejak kelas sepuluh, tapi berbeda dengan Raisa, dia sangat membenci Shandy.

"Freak.Jangan harap, orang gila!" umpat Raisa.

"Uuuhh ... Takuut .... " sorak Jerry dan Nando.

"Sisca, bagaimana jika kita pindah saja ke restoran Jepang di sebelah?" tanya Raisa.

"Sudahlah, tidak perlupindah.Kalian sudah menunggu terlalu lama. Bukankah begitu, Sisca?" tanya Shandy sambil mengedipkan mata kanannya ke Sisca.

Sisca mulai ragu, Raisa adalah sahabatnya sedangkan Shandy adalah gacoknya saattugas Matematika di sekolah. "Aku sungguh lapar sekali, Shandy juga tidak akan bertingkah macam-macam di tempat ramai seperti ini. Abaikan saja omongannya dan kita makan dengan tenang," usul Sisca.

Raisa menerima usul itu. Syaratnya, dia tidak mau duduk di sebelah Shandy dan terpaksaSisca menyetujuinya. Mereka mulai memilih makanan yang mereka inginkan, tapi menu kani mentayaki kesukaan Raisa ternyata sudah habis. Raisa sangat kecewa, akhirnya dia memilih makanan lain.

Shandy melihat kekecewaan di wajah Raisa, dia mengambil makanan kani mentayaki miliknyadan memberikannya ke Raisa. "Ambillah ini! Kamibelum menyentuhnya. Kami sudah memakannya satu porsi," kata Shandy sambil mendorong piring kaca yang berisi menu kani mentayaki itu ke arah Raisa.

Raisa merasa Shandy telahmenghinanya dengan memberi makanan itu ke hadapannya. Raisa lalu mendorong piring kaca yang berisi makanan kepiting dengan saus mentai ituhingga terjatuh ke lantai. Piring kaca itu hancur berkeping-keping dankaki kiri Raisa tergores karena pecahan kaca yang memantul ke kakinya.

Shandyterpelongo atas respon Raisa, dia tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Seluruh orang di restoran juga terkejut melihat kejadian itu. Shandy turun dari kursinya dan melihat kondisi kaki Raisa."Apa itu menyakitkan?" kata Shandy khawatir. Shandy membungkuk dan memegangkaki Raisa yang berdarah.

Raisa mendorong Shandy sehingga Shandy menjauh darinya.Lalu dia beranjak pergidari restoran itu.

Shandy menarik lengan kiri Raisa."Maafkan aku!"

Raisa tidak menanggapi Shandy dan menepis tangannya kembali. Dia mengajak Sisca untukpergimeninggalkan tempat itu.

"Kenapa dia sangat membenciku?!" gumam Shandy dalam hati.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (29)
  • yurriansan

    keren, cerita dan diksinya

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    @ReonA Terima kasih ????????

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    Ceritanya keren kak, aku suka diksinya xD

    Comment on chapter Prolog
  • Nurull

    Nice. Happy ending.

    Comment on chapter Hadiah Terbaik
  • muhammadd

    Ceritanya renyah. Enak dibaca. Sarannya apa yah? Mungkin akan seru kalau dimasukin unsur daerah. Logat2nya gitu. Hehe

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    iya nih, percakapan emang dibuat ala kids zaman now @Zzakyah nanti akan coba saya pertimbangkan sarannya. Terima kasih atas supportnya.

    Comment on chapter Prolog
  • Zzakyah

    Sebuah kisah yang inspiratif. Saya suka ide dan judul ceritanya. Menarik. Terus jaga konsistensi tokohnya. Karakternya sudah bagus. Alurnya lumayan. Meski ada beberapa adegan yang terlalu populer digunakan. Gaya bahasanya renyah. Cuma agak sedikit lebay di beberapa dialog tagnya. Sarannya, lebih baik gunakan bahasa indonesia yang baik. Bukan ala kids zaman now. Biar masuk sama pemilihan diksinya.

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    Baik emak @PancaHerna akan saya perbaiki bagian yang klise.

    Comment on chapter Prolog
  • PancaHerna

    Sebernya si Uji lbih tau soal teknis. Jadi soal teknis nnti ty lngsung saja ke orangnya. Mnurut saya sebagai emak2 awam, ceritanya cukup inspiratif. Gaya bahasanya, tematiknya ringan. Cocok untuk semua pmbca. Tetapi ada beberapa sekenrio yang menurut emak, perlu di perbaiki. Dan ... hati2 dengan jebakan klise. Alih2 kamu ingin detail, kamu mnjelaskan tokohmu dari a sampai z. Dari bangun tidur sampai tidur lagi. Untuk ekspresi gerak, cukup seperlunya saja. Itu saja sih saran dari emak.

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    @Zeee hahaha setelah baca chapter berikutnya akan kelihatan kekurangannya. Itu 'kan kelihatan dari fisik aja. :D

    Comment on chapter Kartu Keluarga
Similar Tags
Shine a Light
793      515     1     
Short Story
Disinilah aku, ikut tertawa saat dia tertawa, sekalipun tak ada yang perlu ditertawakan. Ikut tersenyum saat dia tersenyum, sekalipun tak ada yang lucu. Disinilah aku mencoba untuk berharap diantara keremangan
Ketika Takdir (Tak) Memilih Kita
559      313     8     
Short Story
“Lebih baik menjalani sisa hidup kita dengan berada disamping orang yang kita cintai, daripada meninggalkannya dengan alasan tidak mau melihat orang yang kita cintai terluka. Sebenarnya cara itulah yang paling menyakitkan bagi orang yang kita cintai. Salah paham dengan orang yang mencintainya….”
Perahu Waktu
391      269     1     
Short Story
Ketika waktu mengajari tentang bagaimana hidup diantara kubangan sebuah rindu. Maka perahu kehidupanku akan mengajari akan sabar untuk menghempas sebuah kata yang bernama rindu
Memories About Him
3692      1682     0     
Romance
"Dia sudah tidak bersamaku, tapi kenangannya masih tersimpan di dalam memoriku" -Nasyila Azzahra --- "Dia adalah wanita terfavoritku yang pernah singgah di dalam hatiku" -Aldy Rifaldan --- -Hubungannya sudah kandas, tapi kenangannya masih berbekas- --- Nasyila Azzahra atau sebut saja Syila, Wanita cantik pindahan dari Bandung yang memikat banyak hati lelaki yang melihatnya. Salah satunya ad...
Premium
Titik Kembali
5139      1600     16     
Romance
Demi membantu sebuah keluarga menutupi aib mereka, Bella Sita Hanivia merelakan dirinya menjadi pengantin dari seseorang lelaki yang tidak begitu dikenalnya. Sementara itu, Rama Permana mencoba menerima takdirnya menikahi gadis asing itu. Mereka berjanji akan saling berpisah sampai kekasih dari Rama ditemukan. Akankah mereka berpisah tanpa ada rasa? Apakah sebenarnya alasan Bella rela menghabi...
Adelia's Memory
488      311     1     
Short Story
mengingat sesuatu tentunya ada yang buruk dan ada yang indah, sama, keduanya sulit untuk dilupakan tentunya mudah untuk diingat, jangankan diingat, terkadang ingatan-ingatan itu datang sendiri, bermain di kepala, di sela-sela pikirian. itulah yang Adel rasakan... apa yang ada di ingatan Adel?
Well The Glass Slippers Don't Fit
1342      602     1     
Fantasy
Born to the lower class of the society, Alya wants to try her luck to marry Prince Ashton, the descendant of Cinderella and her prince charming. Everything clicks perfectly. But there is one problem. The glass slippers don't fit!
RANIA
2280      789     1     
Romance
"Aku hanya membiarkan hati ini jatuh, tapi kenapa semua terasa salah?" Rania Laila jatuh cinta kepada William Herodes. Sebanarnya hal yang lumrah seorang wanita menjatuhkan hati kepada seorang pria. Namun perihal perasaan itu menjadi rumit karena kenyataan Liam adalah kekasih kakaknya, Kana. Saat Rania mati-matian membunuh perasaan cinta telarangnya, tiba-tiba Liam seakan membukak...
Rain Murder
1452      641     7     
Mystery
Sebuah pembunuhan yang acak setiap hujan datang. Apakah misteri ini bisa diungkapkan? Apa sebabnya ia melakukannya?
I'm Growing With Pain
13176      1974     5     
Romance
Tidak semua remaja memiliki kehidupan yang indah. Beberapa dari mereka lahir dari kehancuran rumah tangga orang tuanya dan tumbuh dengan luka. Beberapa yang lainnya harus menjadi dewasa sebelum waktunya dan beberapa lagi harus memendam kenyataan yang ia ketahui.