Beberapa hari setelah kejadian di rumah sakit , Ana kini tinggal di rumah kedua orang tuanya yang baru saja ia temukan . Dan hal yang mengejutkan bahwa sahabatnya itu ternyata saudara kembarnya . Ana dan Syakilla kini berangkat sekolah bersama , tapi penampilan Syakilla berubah . Kini Syakilla tampil tanpa kacamata dan rambutnya pun kini tergerai bebas . Membuat seisi kelas melongo terlebih lagi Ana dan Syakilla mirip , yah sangat mirip ! . Suadara kembar itu tersenyum lebar karena teman-temanya kini memasang wajah cengo mereka .
"Siapa tu Na , kembaran lo ? Murid baru ya ? " Tanya Juan
"Iya kembaran gue , tapi bukan murid baru , udah setahun juga dia disini " ucap Ana tanpa dosa
"Setahu gue yang baru setahun disini semuanya deh , dan selama itu gak ada dia Na " Ucap Kyra
"Heloo ... Dia Syakilla ! " terang Ana
"Ha!?" beberapa orang memekik terkejut ada juga yang terdiam tak percaya bahwa yang bersama dengan Ana kini adalah Syakilla , sebab Syakilla anak cupu sedangkan yang berada didepan nya ini seorang bidadari , lebih cantik dari Ana karena Ana tomboy dan gadis yang bersamanya nampak feminim .
"Iya , gue Syakilla . Kaget ya . Sorry gue capek nyamar soalnya " ucap Syakilla dengan wajah watadosnya .
"Hah !? " semuanya kembali melongo termasuk Ana dan Faeyza , karena apa ? Karena baru sekarang Syakilla bilang ' Gue ' biasanya gadis itu sopan .
"Penampilan beda , cara bicara juga beda ya " celetuk Faeyza .
"Gue emang gini dari dulu " ucap Syakilla enteng
Lo kenapa Sya ? Pertanyaan itu hanya ada di benak Faeyza .
Syakilla menghempaskan pantatnya ke kursi . Sudah cukup ia berperilaku seperti itu .
Syakilla memang kembang desa dulu dan juga most wanted girl disekolahnya yang dulu . Tapi tetap saja Syakilla tak pernah berkata ' Lo gue ' kepada siapapun . Hanya satu alasan yang membuatnya seperti itu dan hanya Syakilla yang tahu .
Mengenai Faeyza , mereka sudah kompak untuk tetap bersahabat meskipun orang tua mereka melarang . Pasalnya menurut mereka yang mempunyai masalah adalah keluarga mereka .
Karena penampilannya yang berubah , kini banyak sekali laki laki yang mendekati Syakilla . Dirinya tersenyum sinis . Inilah sebabnya dulu ia memilih berpenampilan cupu . Karena ia tak mau menjadi pusat perhatian lagi .
"Minggir deh kalian ! Sumpek gue " ucap Syakilla , lantas semua orang pun kembali ke meja nya masing masing karena Syakilla menampakkan wajah marahnya .
Sedangkan para perempuan yang di kelas itu semakin kesal dengan Syakilla , sebab gadis cupu itu sangat cantik dan mereka mengakui itu .
"Apa liat liat " seru Syakilla kepada seorang yang dulu sempat membully Syakilla . Gadis itu pun memalingkan wajahnya karena Syakilla yang terlihat sinis .
Faeyza dan Ana dibuat terkejut . Mereka benar benar berfikir bahwa yang dihadapanya kini bukan Syakilla tapi orang lain . Terlebih Faeyza yang merasa aneh dengan Syakilla . Dan yahh dia khawatir apakah Syakilla sudah minum obat , pasalnya hanya Faeyza yang tau tentang sakit yang di derita Syakilla . Mungkin saja Syakilla marah marah karena ia sedang merasa kesakitan .
"Lo kenapa Sya ?" tanya Faeyza
"Kepo lo , auk ah gue capek " ujar Syakilla lalu menelungkupkan wajahnya di meja dan memejamkan matanya seolah tidur .
Maafin aku za. Batin Syakilla
Lo kenapa Sya , jangan bikin gue khawatir. Batin Faeyza
---
"Syakilla Andreani" ucap seseorang dengan tegas . Gadis itu mengerjapkan matanya . Seketika matanya membulat melihat seorang guru yang berada didepan mejanya .
"Bodoh" umpat Syakilla pelan . Ia berfikir untuk berpura pura tidur ternyata malah ketiduran .
"Saya tidak butuh murid yang kerjaanya tidur di kelas saya , silahkan keluar ! Berdiri didepan tiang bendera sampai jam istirahat ! " ucap guru itu . Syakilla tak berani menjawab lalu menuruti hukuman yang diberikan kepadanya . Jujur Syakilla merasa bodoh , karena baru sekarang ia merasakan yang namanya di hukum . Syakilla selalu menjadi siswa teladan , maka ini adalah hal baru untuknya .
Ana dan Faeyza benar benar di buat bingung dengan sikap Syakilla sekarang . Tapi yang Faeyza fikirkan adalah apakah Syakilla masih sakit jadi ia ketiduran di kelas .
Keringat terus menetes , ini baru jam 9 , itu berarti satu jam lagi ia harus berdiri . Panasnya matahari membuat nya terganggu , kepalanya terasa sakit . Namun ia terus bertahan . Sungguh ia lupa jika dirinya mengidap geger otak .
Pandangannya mulai kabur , tapi ia kembali mengerjapkan matanya . Dan pandanganya kembali seperti biasa . Tak lama kemudian Syakilla memegang kepalanya erat . Sakit kepala hebat yang menyerang di kepalanya membuatnya meringis kesakitan . Tanpa sadar darah mengalir dari hidungnya .
Tes
Tetesan darah itu menetes di seragamnya , membuat Syakilla terkejut .
"Darah" gumam Syakilla , saat itulah semuanya menjadi gelap .
Faeyza terus gelisah . Pelajaran tengah berlangsung dan lapangan pasti sepi . Ia terus memikirkan Syakilla .
"Pak ! Izin mau ke toilet " ucap Faeyza
"Ya sudah silahkan " ucap pak Ferry
Faeyza berjalan cepat menuju lapangan , namun ia tak menemukan Syakilla .
"Dimana Syakilla ? " monolognya . Kemudian ia melangkah menuju kantin tapi ia tak menemukan siapa pun . Lalu ia pergi ke perpustakaan tempat favorit Syakilla . Dan disana pun kosong . Faeyza nampak gusar .
"Apa Syakilla benar benar sakit ? " ia kembali bertanya pada dirinya sendiri . Sebuah ide terlintas di fikiranya .
"UKS" tebak Faeyza .
Kini laki laki itu pergi menuju UKS , dan benar saja disana nampak Syakilla yang terbaring dan sedang di rawat oleh seorang pmr yang bertugas hari ini .
"Syakilla kenapa ? " tanya Faeyza
"Eh ini kak , tadi dia pingsan juga mimisan " ucap gadis yang merawat Syakilla .
Tubuh Faeyza menegang . Benar dugaanya tadi , Syakilla sakit .
"Kalo gitu lo bisa keluar , biar gue yang jaga , gue temenya " ucap Faeyza
Gadis itu mengangguk patuh . Siapa yang tak kenal dengan Faeyza sang penguasa . Sepergianya gadis itu , Faeyza menghampiri Syakilla dan mengelus puncak kepala Syakilla lembut .
"Maafin gue Sya , semua ini karena gue lo jadi gini " ucap Faeyza lirih
"Kenapa gue bego ya Sya , gue udah ngancurin hidup orang yang gue sayang "
" Sya , gue sayang sama lo , gue cinta sama lo , pliss bangun " tapi gadis itu masih terdiam , tertidur nyaman .
Syakilla melebarkan matanya seketika , membuat Faeyza terkejut . Apa sejak tadi Syakilla sudah sadar ? Fikirnya .
Namun sedetik kemudian Syakilla memegang kepalanya dan berteriak histeris .
"Sakit" ringis Syakilla , melihat itu Faeyza meringis , hatinya seperti teriris melihat orang yang ia sayang kesakitan .
"Tolong..sakit"rengek Syakilla . Faeyza berusaha menenangkan Syakilla . Lalu seseorang datang . Gadis itu lagi yang tadi merawat Syakilla .
" tolong jaga dia , gue mau ngambil obat " ucap Faeyza . Dirinya segera berlari menuju kelas untuk mengambil obat nya Syakilla .
"Heh ngapain lo buka tasnya Syakilla " ucap Ana
"Gue disuruh ambilin eumm..yah ini jepit rambut " elak Faeyza , untung saja di tasnya Syakilla ada benda itu . Sedangkan Ana ber'o' ria , tak merasa curiga . Mungkin saja kan Syakilla gerah karena berjemur di lapangan .
Setelah menemukan obatnya Faeyza menyimpan obat itu di sakunya lalu melenggang pergi meninggalkan guru yang meneriaki namanya .
"Masa bodo sama guru, Syakilla lebih penting " gerutu Faeyza .
Laki laki remaja itu kini telah sampai di UKS terdengar Syakilla yang masih menangis menahan sakit .
"Sya tenang , ini obatnya di minum " ucap Faeyza .
Melihat Faeyza menyodorkan beberapa butir obat , Syakilla langsung mengambilnya dan diminumnya . Syakilla kembali tenang yang masih dalam pelukam Faeyza , ia merasa nyaman . Namun seuntas fikiran kembali memenuhi otaknya . Ana !
Syakilla mendorong Faeyza pelan .
"Lo bisa pergi , thanks , gue mau istirahat . Oh ya jangan kasih tau siapa siapa tentang tadi " ujar Syakilla . Gadis itu kembali terbaring lalu memejamkan matanya . Ia lelah ! .
Terdengar Faeyza menghela nafas .
"Ya udah , selamat beristirahat" ucap Faeyza , lalu menutup pintu ruangan itu .
"Kenapa lo jadi sedingin ini Sya ? "Ucap Faeyza kepada angin .
"Ah iya gue bodoh banget , papa gue kan musuh ayahnya dan karena gue juga kan dia gitu " gerutu Faeyza . Ia mengusap wajahnya kasar lalu pergi meninggalkan ruangan itu .
Sementara di ruangan itu , Syakilla membuka matanya kembali .
"Lupakan " Syakilla menggeleng pelan .
"Baru satu hari Sya , kamu harus kuat " ucap Syakilla menyemangati dirinya sendiri .
Syakilla bangkit dari tidurnya lalu meminta izin untuk pulang , tentu saja guru piket mengizinkan karena Syakilla nampak pucat dan tadi juga pingsan .
"Kemana lo Sya !? " tanya Ana ,
"Kepo lo " ucap Syaklla lalu beranjak pergi meninggalkan sekolah .
Ana melemparkan pandanganya pada Faeyza , sedangkan Faeyza mengangkat bahu nya tanda ia tak tahu .
"Lo kenapa Sya ? " monolog Ana
Ana merasa aneh , kenapa Syakilla menjadi seperti itu . Apa Syakilla belum menerima dirinya sebagai saudara kembarnya , jika iya sungguh menyakitkan . Namun ia menggeleng pelan , Syakilla tak seperti itu .
----
Gadis itu tak tahu harus pergi kemana , jika pulang pasti ibunya akan bertanya tanya . Syakilla , gadis itu sedang terduduk di sebuah taman . Ia melihat taman yang sepi . Tentu saja ini bukan weekend .
Gadis itu hanya mendengarkan musik melalui headset yang terpasang di telinganya . Pandanganya ke depan namun tatapan itu hanya tatapan kosong . Bolehkah dirinya menangis , penyakit yang ia derita sudah memunculkan dampaknya . Bahkan ia berfikir apakah hidupnya tak akan lama lagi ?.
Tak menyadari bahwa ada seseorang yang tengah terduduk di sampingnya ,hingga sebuah tepukan di bahu nya membuatnya terjengkit kaget . Lalu menatap orang itu tajam .
"Jangan melotot neng , jangan bolos gak baik " ucap orang itu .
Syakilla menghela nafas . Memperhatikan orang yang berada disampingnya ini .
Seorang laki laki beparas tampan , dengan rahang yang kokoh , kulitnya yang putih , bahkan dirinya saja iri karena cowok itu lebih putih darinya . Rambut nya yang acak acakan dan...
"Lo juga bolos sok sokan ngelarang bolos" ucap Syakilla yang melihat laki laki itu menggunakam seragam sekolah dan seragam itu sama dengan dirinya , itu berarti cowok yang dihadapanya ini satu sekolah dengannya .
"Lo Ana kan ? " tanya cowok itu , Syakilla menaikkan kedua alisnya .
"Bukan , gue Syakilla " jawab Syakilla
"Nah , loh kok mirip . Bukannya Syakilla eum sorry , Cupu ya ? " tanya cowok itu .
"Gue kembaranya Ana jadi ya mirip " ucap Syakilla
Laki laki itu hanya ber'o' ria
"Kenalin gue Gavin " ucap cowok itu . Hanya dijawab dehaman saja oleh Syakilla . Gavin hanya menghela nafas .
"Tumben cewek patuh aturan kaya lo bolos " ucap Gavin memecahkan keheningan .
"Orang juga butuh refresing " jawab Syakilla
"Tumben sendirian ? "
"Ish..Kepo banget sih lo " jawab Syakilla
"Ye..gue cuma nanya kalik sans ae "
Syakilla hanya terdiam menanggapi perkataan Gavin . Ia merasa cowok yang disampingnya ini tipe sok akrab .
Kembali keheningan yang menyelimuti mereka , Syakilla hanya fokus pada handphone nya .
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 17.15 WIB , perut Syakilla mulai keroncongan . Sebuah suara kembali membuat Syakilla terkejut .
"Betah banget dari tadi diem berjam jam , nggak laper apa " ucap Gavin
"What ! Lo ngapain masih disini " ujar Syakilla
"Nemenin lo , mana ada gue biarin cewek cantik sendirian ditaman sepi gini , lagian lo kan saudara kembarnya Ana . Jadi temen gue juga " ucap Gavin
Syakilla mengabaikan Gavin , dirinya sudah berdiri berniat untuk pulang . Namun sebelum itu , sebuah tangan mencekal tangan Syakilla , membuat Syakila menghentikan niatnya yang hendak melangkah .
Syakilla memutar bola matanya malas " apaan sih" ketus Syakilla
"Gue anterin dah sore"ucap Gavin
"Nggak usah" jawab Syakilla
"Jam segini banyak preman , lo mau di palak sama preman ? " ucap Gavin menakut nakuti Syakilla . Dan cara itu berhasil .
"Oke , cepetan ! " ujar Syakilla
Mereka pergi menuju sebuah mobil mewah . Syakilla mengernyit bingung ketika Gavin melangkah menuji mobil itu.
" heh ,ngapain bengong buruan masuk " ucap Gavin menyadarkan Syakilla
" lo pake mobil ? Ke sekolah ? " tanya Syakilla
"Kayaknya lo emang baru kenal gue ya , padahal gue most wanted di sekolah . Kemana aja sih lo" jawab Gavin sombong
Syakilla hanya mencebikkan bibirnya .
"Gue nanya apa jawabnya apa " Syakilla memutar bola matanya malas .
"Ya udah masuk dah mendung " ucap Gavin
Syakilla dan Gavin memasuki mobil , detik berikutnya mereka pun meninggalkan taman . Diperjalanan hujan turun , Syakilla menatap hujan melalui kaca . Seolah merasakan bahwa langit mewakili perasaanya kini hingga tanpa sadar dirinya menutup matanya dan terlelap .
"Sya , rumah lo dimana ? " tanya Gavin
"Sya rumah lo--" perkataan itu tak dilanjutkan karena Gavin melihat Syakilla yang tertidur . Tampak sangat tenang . Akhirnya ia pun berhenti dan menelpon Ana . Yaps , Gavin adalah sahabat Ana di area balapan . Gavin sudah tahu betul kehidupan Ana .
"Napa Vin ? " ucap Ana
"Lo beneran punya saudara kembar ? " tanya Gavin
"Iya , sorry gue lupa kasih tau lo ! Emang kenapa ? " tanya Ana
"Namanya Syakilla ? " ujar Gavin
" iya , kenapa sih . Nanya mulu "
"Syakilla sekarang sama gue "
"Kok bisa , dia belum pulang dari tadi "
"Dia bolos dari siang tadi di taman , trus ketemu gue . Nah sekarang dia ketiduran , gue bingung bawa dia pulang kemana " ucap Gavin
"Serius lo ! Cepetan bawa pulang , ibu gue khawatir nih "
"Heh pea ! Lo hutang curhat sama gue ! Kenapa tiba tiba saudara kembar sama ibu segala , dasar bocah ! " gerutu Gavin
"Hehe ntar deh gue ceritain di rumah . Bawa dia pulang , jaga dia baik baik ! Alamatnya gue kirim sekarang " ucap Ana lalu memutuskan sambungan teleponnya . The hell . Gavin mendengus , gadis itu selalu seenaknya saja , tak pernah berubah . Tak lama kemudian Ana mengirim sebuah alamat kepada Gavin melalui sebuah aplikasi chat . Setelah itu Gavin kembali melajukan mobilnya .
30 menit kemudian Gavin sudah sampai di rumah Syakilla . Gavin berusaha membangunkan Syakilla tapi Syakilla tak kunjung terbangun dari tidurnya . Gavin memutuskan menggendong Syakilla karena Syakilla tak kunjung bangun .
Tak lama setelah itu pintu terbuka , terlihat Ana yang sedang terkejut dan dua orang paruh baya yang juga sedang terkejut . Gavin tersenyum ramah .
"Astagfirullah, Syakilla kenapa ? " tanya Sintia
"Dia hanya tertidur tante " jawab Gavin
"Ya sudah bawa ke kamarnya " ucap Sintia .
Gavin mengikuti langkah Ana yang akan menunjuka kamar Syakilla . So what ! Kamar Syakilla dilantai dua . Dan dia harus menggendong Syakilla sampai kamarnya .
"Na , lo ngerjain gue ya ? " tanya Gavin
"Jailin lo apaan " tanya Ana
"Seriuasan kamar Syakilla di lantai dua , hey Syakilla berat tau" keluh Gavin
"Lah gue serius Vin " ucap Ana
"Lagian bentar lagi nyampe , lo juga ngapain gendong Syakilla " lanjutnya
" dia tidur kaya kebo susah banget di bangunin " ucap Gavin
Ana terkekeh , Syakilla memang susah di bangunkan jika sudah tidur .
"Akhirnya " lengguh Gavin . Tanganya terasa pegal .
"Jadi , sekarang lunasin hutang lo " ucap Gavin
"Oh itu , ntar gue ceritain di bawah " ucap Ana
Ana dan Gavin turun ke bawah , disana sudah ada ayah dan ibu Syakilla dan Ana . Kemudian mereka saling berbincang dan menceritakan semuanya . Gavin tersenyum tipis .
"Selamat ya Na , lo udah ketemu sama keluarga lo " ucap Gavin
"Ya udah om tante , udah malam aku pulang dulu . Assalamualaikum " pamit Gavin .
Ana mengantarkan Gavin sampai pintu . Gavin mengelus puncak kepala Ana lalu tersenyum .
" cie udah bahagia dah nemu keluarga kandung " ucap Gavin
" iya , gue nggak nyangka kalo Syakilla sahabat gue itu ternyata kembaran gue "
"Betul tuh gue kira tadi Syakilla itu elo , eh tapi kenapa bisa Syakilla berubah gitu " ucap Gavin
" entah gue aja nggak tau kenapa , btw buruan gih balik. Thanks udah nganterin kembaran gue " ucap Ana
" sa ae lo , ya udah gue pulang duluan , jangan kangen tapi "
"Yee.. Udah sana pulang " Ana mendorong Gavin pelan
"Oke see you " Gavin memasuki mobilnya lalu meninggalkan tempat itu sengan tersenyum .
----
Hari demi hari sikap Syakilla semakin membuat orang orang kesal termasuk Ana . Entah kenapa Syakilla sering membolos .
"Sya , lo kenapa sih sering bolos ! Lo nggak kasian sama ayah ibu "
"Apaan sih Na , ini hidup gue ya terserah gue lah " ucap Syakilla
" Sya ! Lo kenapa ? Nggak terima kalo gue saudara kembar lo ! "
Deg
Syakilla menghentikan langkahnya , lalu menghampiri Ana .
"Jangan pernah mikir kaya gitu ! Karena lo kembaran gue yang paling gue sayang " ucap Syakilla dengan senyuman , lalu kembali melangkah meninggalkan sekolah .
Faeyza menghampiri Ana yang sedang terisak kebingungan dengan perubahan sikap Syakilla . Sedangkan Faeyza tahu kenapa Syakilla sering membolos , itu berarti Syakilla sedang menjalani pengobatannya . Ingin sekali Faeyza menceritakan semuanya . Namun ia sudah berjanji dengan gadis yang ia sayangi itu , untuk tidak menceritakan tentang penyakit yang diderita Syakilla kepada siapapun termasuk keluarganya .
Faeyza mengelus pundak Ana untuk menenangkan nya . Kini Ana sedang berada dipelukan Faeyza , membuat siapapun iri melihatnya .
"Kenapa Syakilla jadi gitu Za , hiks " ujar Ana
"Setiap perbuatan pasti ada alasannya Na , pasti Syakilla punya alasannya sendiri untuk seperti itu . " jawab Faeyza
"Tapi apa Za " tanya Ana
"Yang tau hanya Syakilla , Na " jawab Faeyza . Sungguh miris memang melihat sahabat nya menangis karena orang yang ia sayang . Entah kenapa Faeyza memilih memenuhi janjinya kepada orang yang ia sayang daripada melihat Ana sahabatnya yang tersiksa menangis .
Sementara di lain tempat , seorang gadis sedang berjalan lunglai . Berusaha menjaga keseimbanganya agar tidak terjatuh . Sakit itu semakin membuatnya lemah . Dokter mengatakan semua itu bisa sembuh dengan cara operasi , hanya saja sangat beresiko bisa menyebabkan kematian . Karena itu lah gadis itu lebih memilih dengan perawatan dan obat obatan . Karena ia takut dengan resiko itu . Meskipun pada akhirnya jika ia tak bisa sembuh dan ia juga akan meninggal . Setidaknya waktu itu tak bisa ia tebak dan ia berharap Allah memberikanya waktu yang lama untuk dapat melihat orang orang yang ia sayangi bahagia .
Brukk..
"Maaf , saya tidak sengaja " ucap seseorang yang menubruk gadis itu .
"Nggak papa " ucap gadis itu .
"Loh ! Syakilla ! Lo ngapain di rumah sakit . Eh tunggu lo pucet gitu " ucap orang itu .
"Gavin ? Ah nggak ini gue tadi nggak sarapan , gue kesini mau jenguk temen gue " alibi Syakilla
"Temen lo siapa ? " tanya Gavin
"Itu si Rina gejala typus , katanya di rawat di rumah sakit . Lo ngapain disini " jawab Syakilla
"Itu nyokap gue kan dokter disini " ujar Gavin
" oh gitu , ya udah gue duluan ya" ucap Syakilla lalu meninggalkan Gavin .
"Tu anak kenapa jalan nggak bener , sempoyongan . Emang beneran sakit tuh bocah " gumam Gavin . Benar saja , ketika langkah ke lima , tubuh Syakilla ambruk , Syakilla pingsan ! .
Dengan sigap Gavin menghampiri Syakilla lalu menggendong Syakilla ke ruangan ibunya .
"Momy , tolongin temen Gavin " ucap Gavin
"Astagfirullah Syakilla ! Cepat baringkan Syakilla sayang " ucap Jenny
Jenny segera memeriksa keadaan Syakilla .
"Kok mom kenal sama Syakilla ?" tanya Gavin .
"Dia pasien di rumah sakit ini sayang , kebetulan mom dokter yang menangani Syakilla " terang Jenny , dahi Gavin mengernyit .
"Pasien ? Emang Syakilla sakit apa mom " tanya Gavin
" mom nggak bisa kasih tau , Syakilla menyuruh mom untuk tidak memberitahukan siapapun tentang penyakitnya . Tolong kamu rahasiakan tentang dia yang sering ke rumah sakit ini kepada teman dan keluarganya . Syakilla sendiri yang meminta . " ujar Jenny
"Mom.. Aku anak mom loh , aku bisa jaga rahasia kok " ucap Gavin .
"Nggak bisa sayang , ini rahasia . Mom juga bingung kenapa dia ngotot seperti itu " sahut Jenny .
" oke , kalau gitu aku kasih tau keluarga nya nih kalo mom nggak mau kasih tau " ancam Gavin .
"Ya sudah , tapi jangan ceritakan semua ini , dan tetap jaga rahasia ini " ujar Jenny
"Gavin janji mom " ucap Gavin dengan serius .
"Baiklah , Syakilla menderita geger otak " ucap Jenny . Seketika raut wajah Gavin terkejut .
----
Wajah Ana nampak bingung melihat Syakilla pulang di antar oleh Gavin . Namun lagi lagi Syakilla dalam keadaan tertidur .
"Killa kenapa Vin ? " tanya Ana
" ketiduran " alibi Gavin . Dirinya sudah berjanji menjaga rahasia Syakilla . Gavin tak membangunkan Syakilla , karena ia tahu Syakilla butuh istirahat tubuhnya masih lemah , tapi gadis itu tetap ngotot ingin pulang ke rumah .
"Ya udah , lo tau kan kamar Syakilla dimana . Lo hutang cerita sama gue ! " ucap Ana
Gavin hanya terkekeh melihat tingkah Ana . Ia segera melenggang pergi menuju kamar Syakilla . Terlihat Ana yang sedang menunggunya didepan pintu kamar Syakilla .
"Kenapa ? Cemburu ? " seru Gavin yang sedang menghampiri Ana .
"Idih.. Gue cuma penasaran . Kapan kalian deket kaya gini . Lo pacaran sama Syakilla ? " tanya Ana
"Idihh .. Ya elo , muka ditekuk gitu kaya lihat pacar yang lagi selingkuh " kekeh Gavin
"Eh tadi gue tanya apaan , malah lo jawab gitu " ketus Ana .
"Ya nggak lah , mana ada gue pacaran sama Syakilla " elak Gavin
"Trus hubungan lo sama dia apaan , kok sering bareng . Oh iya Syakilla juga sering bolos , jangan jangan karena lo ya ! " tuduh Ana
"Astaga ! Nggak baik fitnah orang . Ya kebetulan aja gue lihat dia "
"Emang lo sering lihat dia dimana ? " tanya Ana
"Di toko buku " alibi Gavin
"Oh gitu " ucap Ana yang percaya saja dengan perkataan Gavin .
Mereka terlihat mengobrol santai di ruang tamu . Hingga tak terasa sore telah tiba . Gavin pun berpamitan pulang .
Makan malam hanya dihiasi dengan keheningan , hanya ada suara dentingan sendok yang bertabrakan dengan piring . Hingga Syakilla menyelesaikan makan malamnya . Gadia itu beranjak untuk meninggalkan ruang makan .
"Killa , bisa bicara sebentar " ujae Hendra
Tubuh Syakila berbalik , ia mengangguk lalu kembali duduk di kursi nya .
"Ada apa yah ? " tanya Syakilla
"Ayah mendapatkan laporan dari sekolahmu , bahwa kamu sering membolos dan nilai nilai pelajaranmu juga menurun " ujar Hendra
Syakilla hanya terdiam . Ia tahu cepat atau lambat orang tua nya akan mengetahuinya .
" Kenapa kamu seperti itu Killa , ayah tidak pernah mengajarkanmu untuk membolos dan bermalasan malasan " ujar Hendra
"Sekarang , jelaskan kenapa kamu seperti itu ! " lanjutnya .
Syakilla hanya terdiam , ia tak tahu harus menjawab apa .
"Jawab Killa ! " kini nada suara itu naik satu oktaf . Membuat semuanya terkejut . Terlebih Syakilla yang sedang menahan air matanya . Ayahnya selalu bersikap lembut padanya , dan untuk pertama kalinya Ayahnya berbicara dengan nada tinggi .
"Sudah mas , kasihan Killa " ujar Sintia
"Iya yah , kasihan Syakilla " bela Ana .
"Jawab Killa !" lagi lagi Hendra meninggikan suaranya .
"Syakilla capek yah , mau tidur . Permisi " ujar Syakilla ,lalu pergi menuju kamar . Tak memperdulikan teriakan ayahnya yang terus memanggilnya .
Gadia itu terisak didalam kamarnya , alasanya sering membolos karena ia harus melakukan kontrol kepada dokter tentang penyakitnya , selain itu ia juga berusaha mati matian agar tidak cemburu ketika melihat Ana dengan Faeya . Lagi pula ia ingin membiarkan Ana mendapatkan cinta nya .
---
Kini keadaan Syakilla lemah , ia memutuskan untuk berada di rumah sakit . Ia beralasan menginap di rumah Rani kepada orang tua nya . Ia merasa kehidupannya semakin menyedihkan . Ana semakin dekat dengan Faeyza . Sedikit senyuman terukir di bibirnya , setidaknya usahanya telah berhasil .
"Syakilla gimana keadaan kamu ? " tanya dokter Jenny
"Udah mendingan kok dok , terimakasih sudah merawat saya " ucap Syakilla
"Kamu yakin , nggak mau kasih tau keluarga kamu ? " tanya Jenny
"Iya dok , saya tidak mau membuat mereka khawatir " ucap Syakilla
" semoga cepat sembuh , kalau gitu dokter kembali ke ruangan dulu ya " pamit Jenny
Syakilla hanya tersenyum .
Sedangkan di sisi lain Faeyza merasa bahwa keadaan Syakilla semakin memburuk , karena Syakilla semakin sering membolos .
"Za , lo kenapa sih ? " tanya Ana
" nggak , eh gue balik dulu ya . Nyokap nyuruh gue pulang nih " ucap Faeyza
"Ya udah sono " ujar Ana
Faeyza meninggalkan Ana sendiri di cafe . Perasaan Faeyza sangatlah gelisah . Ia memutuskan datang ke rumah sakit tempat Syakilla dulu di rawat . Mungkin saja Syakilla berada disana . Karena Ana mengatakan Syakilla tidak di rumah dan tadi tidak sekolah . Mana mungkin ia menginap di rumah Rani .
" ada yang bisa saya bantu ? " tanya seorang resepsionis
"Em , apa ada pasien bernama Syakilla Andreani . Ia sakit geger otak " tanya Faeyza
"Sebentar saya lihat dulu " ucap orang itu
"Iya , ada seorang pasien bernama Syakilla Andreani , maaf anda siapa ya ? "
"Saya sahabatnya , saya mau menjenguknya " ucap Faeyza
"Tapi , nona Syakilla bilang dia tak ada yang boleh menjenguknya kecuali dokter dan Gavin temannya " ucap seorang suster
"Gavin ? Tapi tadi saya di suruh ke sini sama Syakilla " alibi Faeyza
"Maaf , anda tidak bisa menjenguk nona Syakilla . Dia selalu berkata tak ada yang boleh menjenguknya selain Gavin " ucap suster
Faeyza menghela nafas . Lalu meninggalkan rumah sakit .
"Berarti benar , Syakilla di rawat disini . Sedangkan Gavin ? Kenapa Gavin bisa tau " gumam Faeyza , ia pun menghubungi Gavin dan mengajaknya bertemu .
Kini Faeyza sedang menunggu Gavin di taman . Tak lama kemudian datangnya Gavin .
"Woy bro " sapa Gavin
"Hem , gue to the point aja ya " ucap Faeyza
"Kenapa nih ? " tanya Gavin
"Lo tau Syakilla darimana ? " tanya Faeyza
"Oh , gue kenal dia di taman pas dia bolos " jawab Gavin
" Dan lo tau dari mana kalo Syakilla sakit ? "
"Lo tau ? " tanya balik Gavin
"Iya , gue yang pertama kali tau tentang penyakit Syakilla " ujar Faeyza
"Oh gitu bro , jadi gini ceritanya gue nemuin dia pingsan pas di rumah sakit . Nah kan kebetulan rumah sakit itu milik keluarga gue , dan nyokap gue juga dokter disana . Jadi kebetulan aja ketemu " ucap Gavin
"Trus kenapa Syakilla ngelarang siapapun jenguk dia kecuali lo " ucap Faeyza
"Syakilla sendiri yang minta . Oh ya gue juga dah lama temenan sama dia , orangnya asik . Gue nggak nyangka aja dia banyak berkorban buat orang orang yang dia sayang "
" maksud lo apa " tanya Faeyza
"Gue tau alasan dia berubah , dia minta gue buat jaga rahasianya tentang penyakitnya . Karena dia nggak mau buat orang lain khawatir . So dia berubah juga karena dia ingin lo dan Ana bersatu dan Ana mendapatkan kasih sayang orang tuanya . Karena dia tau pasti sangat berat dulu Ana tanpa orang tuanya . Syakilla ingin orang orang membencinya , jadi nggak akan ada orang yang nangisin kepergianya kalau sampai penyakit nya nggak bisa sembuh " terang Gavin
" Dia sayang lo Za , dia juga cinta sama lo . Tapi Ana juga cinta sama lo . Itu sebabnya Syakilla mau lo sama Ana jadian dan selalu ngehindar dari lo dan Ana " lanjutnya
Faeyza mematung , Syakilla menyayangi nya , itu berarti cintanya terbalas , tapi kenapa Syakilla mengorbankan cintanya agar Ana mendapatkan kebahagiaan .
"Syakilla pernah bilang ke gue , kalo gue ketemu lo . Dia minta kalo lo harus jadian sama Ana dan perjuangin cinta kalian . Juga Syakilla ingin permusuhan keluarga kalian berakhir " Gavin kembalo berbicara .
"Ya udah gue balik dulu bro , gue harap lo kabulin permintaan Syakilla " ujar Gavin lalu meninggalkan Faeyza yang masih terdiam mematung .
nice story :)
Comment on chapter prolog