Akhirnya Ku Menemukanmu
3 BULAN KEMUDIAN
Musik langgam Jawa membahana dirumah Maryam. Semua tamu tampak berbinar melihat Igo dan keluarganya memasuki rumah.
Iringan manten laki-laki berjalan dengan gagahnya. Masuk kedalam rumah Maryam. Tapi sebelum mereka bertemu, ada acara begalan khas Purwokerto, Banyumas.
"Hai..., Rika pada arep pada neng ndi."
"Rika Rika pada ra susah pada begal Nyong..., kie duite Nyong kabeh."
"Ampun begal, aja begal Inyong."
"Aja dibegal gawananku."
"Gawanan kie kanggo bendaraku."
Riuh pemain watak Begalan, semua tetamu yang hadir tertawa melihat adegan itu. Igo dan keluarga yang tak tahu artinyapun ikut tertawa. Senyum dan tawa mata mereka berbinar menghiasi pernikahan itu.
Maryam dan keluarga juga sama merasakan kegembiraan, senyum mengulas dari wajah mereka.
Maryam membuat rumahnya lebih berwarna gold dan merah. Dari penerima tamu, souvernir tempat tissu dari kain fanel warnanya gold dan merah, bunga pilihannya warna merah dan mendekati gold, dipilihnya juga kuning sebagai pemanis, karpet warna merah, baju pengantin warna gold dan merah. Hingga dekor belakang duduk manten juga sama. Anggun pasangan ini dengan gerakan halus melangkah pelan-pelan.
Anggun Maryam berjalan perlahan bersama Igo. Beskap dikepala dan keris rapi terpasang. Baju manten warna jingga. Sedangkan Maryam memakai kerudung warna senada dan baju kebaya panjang sedengkul memakai Jarit khas Yogya. Lambang Garuda warna coklat untuk manten Jawa khas Banyumas-an.
Adat Jawa ini perbaduan antara Banyumas dan Jawa Barat, ada acara Begalan artinya perampokan. Semua makanan untuk tamu kebanyakan khas Jawa Barat asal Igo ada semua lalapan tersedia dari kobis, daun kemangi, timun, kacang panjang, pepes tahu, pepes ikan, pepes ayam semua tersedia untuk tamu undangan. Perbaduan dua budaya yang manis tersaji.
Orangtua masing-masing berbahagia, ibu mertua dan ibu Maryam semuanya memakai kerudung yang menutupi dada. Tampak sahabat kedua datang baik dari teman sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Senyum mereka menghiasi hari pernikahan itu.
Untaian acara adat dilakukan, mereka mengikuti saja. Ada adegan pecah telur, lempar sirih, saling menyuapi. MC pernikahan mengucapkan selamat datang dan mengumumkan bahwa sebentar lagi kita akan menyaksikan acara Begalan.
“Assalamualaikum Waahmatullahi Wabarakatuh. Terimakasih atas kedatangan tetamu teng pernikahan anak-anak kami Maryam Binti Azzhur dan Igo Garuda pada hari ini.... Matur nuwun sanget rawuhipun tetamu teng acara manten menika. Niki wonten acara Begalan, monggo diprisani khatah ulem-ulem kagem manten, mugi-mugi langeng sampai sepuh, aamiin”
“Saya menceritakan dalam Bahasa Indonesia, adat Begalan atau perampokan tadi ya, karena suami Maryam keluarga aslinya berasal dari Jawa Barat, mboten nopo-nopo nggih?”
“Nggih.” Dijawab tetamu.
“Begalan dalam bahasa Indonesia berarti perampokan. Upacara ini begalan merupakan bagian dari upacara pernikahan yang menjadi ciri khas di Banyumas. Upacara ini akan digelar ketika kedua mempelai merupakan anak sulung atau keduanya anak bungsu. Selain itu, begalan juga akan diadakan jika mempelai pria adalah anak sulung, sedangkan mempelai putri anak bungsu, ataupun sebaliknya. Begalan digelar untuk merampok bajang sawan atau mengusir roh jahat dan segala hal buruk bagi pasangan pengantin. Begalan adalah perpaduan antara seni akting, tari, lawak, musik, juga seni suara. Dalam upacara begalan, akan ada dua orang yang beradu peran. Satu orang berperan sebagai perampok, yang lain sebagai korban. Masing-masing bernama Suratani dan Suradenta. Korban begalan merupakan utusan pihak pengantin putra yang membawa berbagai peralatan dapur bagi pengantin putri. Peralatan dapur yang dipakai dalam upacara begalan berupa peralatan dapur tradisional. Masing-masing peralatan merupakan lambang berisi petuah untuk menjalani kehidupan berumah tangga. Adegan perampokan berlangsung dengan penuh gelak tawa, bukannya menyeramkan seperti adegan perampokan pada umumnya. Sesekali kedua pemain juga menyelipkan nyanyian serta tarian yang menghibur. Adegan begalan memang sengaja dibuat penuh humor, agar pesan yang berisi nasihat bagi kedua mempelai dapat tersampaikan dengan lebih baik. Pesan dalam pelaksanaan begalan yang disimbolkan dengan alat-alat dapur.
Cheting adalah alat yang digunakan untuk tempat nasi yang terbuat dari bambu. Cething menjadi simbol bahwa manusia hidup di masyarakat sebagai mahluk sosial, melakukan semua hal sendiri tanpa bantuan orang lain dan lingkunganya.
Centhong adalah alat yang digunakan untuk mengambil nasi. Centhong terbuat dari bahan kayu atau dari bahan tempurung kelapa. Centhong menjadi simbol seorang yang sudah berumahtangga harus mampu mengoreksi diri. Harapannya ketika terjadi perselisihan antara suami istri mereka dapat menyelesaikan dengan baik, mengutamakan musyawarah mufakat sehingga terwujud keluarga yang sejahtera, bahagia lahir dan batin.
Irus adalah alat untuk mengambil dan mengaduk sayur yang terbuat dari kayu atau tempurung kelapa. Irus menjadi simbol orang yang sudah berumah tangga hendaknya tidak tergiur atau tergoda dengan pria atau wanita lain yang dapat mengakibatkan retaknya hubungan rumah tangga.
Siwur adalah alat untuk mengambil air yang terbuat dari tempurung kelapa utuh dengan diberi tangkai kayu atau bambu. Siwur menjadi simbol orang yang sudah berumah tangga harus dapat mengendalikan hawa nafsu dan jangan suka menabur benih kasih sayang atau perasaan cinta kepada orang lain. Siwur juga sering dimaknai oleh masyarakat Banyumas sebagai kependekan kata dari Asihe aja diawur-awur (rasa cintanya jangan ditebar).
Kukusan adalah alat untuk menanak nasi yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut seperti gunung. Kukusan menjadi simbol bagi orang yang sudah berumah tangga agar berjuang untuk mencukupi kebutuhan hidup semaksimal mungkin.
Ilir adalah kipas yang terbuat dari anyaman bambu, biasanya berbentuk segi empat. Ilir menjadi simbol bagi seseorang yang sudah berkeluarga supaya bisa membedakan perbuatan baik dan buruk.
Ian adalah alat untuk menaruh nasi pada saat dikipasi dengan ilir. Ian terbuat dari anyaman bambu yang menjadi simbol atau melambangkan bumi dimana tempat kita berpijak.
Selain alat-alat di atas, alat-alat yang biasa dibawa dalam begalan juga ada Saringan yang terbuat dari bambu.
Saringan adalah simbol bahwa dalam kehidupan berumahtangga harus bisa menyaring isu atau kabar, baik kabar baik maupun kabar buruk dengan sikap. Wangkring juga menjadi alat pelengkap dalam tradisi Begalan.
Wangkring atau pikulan terbuat dari bambu sebagai simbol dalam kehidupan berumahtangga harus bisa memikul tanggungjawab bersama sebagai suami dan istri. “Mari silahkan dilihat pertunjukkan khas Banyumas ini, dengan seksama.”
Tampak tetamu sangat antusias menyaksikan acara Begalan khas Banyumas, medhok menggunakan bahasa khas, Ngapak Banyumas. Canda tawa tetamu menghiasi pernikahan itu. Tampak berbinar mata Igo dan Maryam, mereka saling berpandangan dan tertawa melihat adegan Begalan yang lucu itu, apalagi ada logat ngapak. Sebentar-bentar Maryam harus menerjemahkan arti bahasa Banyumas ke Igo yang tak paham dengan bahasa Ngapak.
Setelah acara Begalan selesai tetamu dipersilahkan makan oleh MC, urutan foto pernikahan dari teman SD-Perguruan Tinggi, teman kerja dan keluarga.
Semua tamu bahagia, menyalami manten dan makan ada yang berdiri dan ada yang duduk. Penyanyi grup gamelan jawa “Gendhis” melantunkan lagu-lagu Jawa. Penyanyi berlanjut menyanyikan lagu bahasa Inggris "Finally Found Someone, Kesempurnaan Cinta, Janji Suci".
Perpaduan adat Jawa Barat- Banyumas- Inggris berpadu sedemikan rupa. Pemilihan warna yang elegan kombinasi gold dan merah membuat syahdu pernikahan itu. Acara pernikahan selesai, lancar.
*
Malam pukul 01.15 WIB
Maryam suka sekali menulis puisi, diberikan secarik kertas untuk Igo.
Judul : Untuk Kekasih Hatiku
Kamu matahari
Kamu sungai
Kamu cahaya bintang
Kamu jalan
Kamu selokan
Kamu angin
Kamu udara
Apapun Kamu...
Bahkan Kamu sandal jepitpun
Aku tetap cinta Kamu, kekasihku.
Dari Yang Mencintaimu,
Maryam
Igo tertawa terpingkal-pingkal membaca bait puisi terakhir. Begitulah kalau sedang jatuh cinta mata mereka saling menatap lekat, mereka nampak bahagia. Kepala Maryam disandarkan dibahu kiri Igo. Mereka segera beristirahat. Tidur dengan senyum bahagia.