Loading...
Logo TinLit
Read Story - Delilah
MENU
About Us  

Bab 10

Sinar mentari muncul dengan perlahan di ufuk timur dengan malu-malu. Keenan menggeliatkan tubuhnya, saat merasakan secercah cahaya mentari menusuk matanya yang terpejam. Lelaki berwajah manis itu membuka kelopak matanya perlahan, menghadang dengan tangannya saat cahaya matahari terasa menyilaukan matanya. Keenan menguap dan duduk di atas tempat tidurnya.

Seyum lebar muncul saat lelaki itu mengarahkan pandangannya kearah kotak kacamata milik gadis yang ditemuinya kemarin.

“Selamat pagi, gadis unik. Semoga hari ini kita bisa berjumpa lagi.” Ujar Keenan sambil menatap kotak kacamata itu dengan senyuman lebar.

Keenan turun dari ranjangnya, berjalan memasuki kamar mandi yang terletak di sudut kiri dalam kamarnya yang cukup luas. Tak sampai satu jam, Keenan sudah siap dengan seragam khas anak SMA miliknya. Keenan mengambil jam tangan di atas nakas kemudian memakainya dengan cepat. Keenan meraih kotak kacamata itu dan memasukkannya ke dalam tas sambil bersiul senang. “Untung gak lupa bawa kamu.” Gumamnya kecil.

Keenan berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan, Laksmi tersenyum lembut menatap adik bungsunya yang mulai beranjak dewasa.

“Duduk samping Mbak aja Athaya. Sini!” ujar Laksmi sambil menepuk-nepuk bangku di sebelah kirinya. Keenan mengangguk kemudian duduk di samping Laksmi.

“Mas Pandu, Mbak Laras, dan yang lainnya kemana, Mbak?”

Laksmi mengedikkan bahu “Mungkin masih bersiap. Mbak mau bertanya sama kamu, boleh?” tanya Laksmi lembut dan menatap Keenan hati-hati.

“Boleh, asal Mbak jangan tanya soal kalkulus aja, Athaya belum paham.” Kerlingan jahil dari mata hitam pekat Keenan membuat Laksmi tertawa kecil.

“Dek, kamu bertengkar sama Mamah ya? Kemarin Mbak pulang kerja Mamah sedang marah-marah sambil menyebut namamu di depan Claudie.” Keenan mendesah malas, kemudian mengangguk lesu sambil menyesap susu hangatnya.

“Ada masalah apalagi memangnya?” tanya Laksmi lembut.

“Kebetulan, Athaya memang mau membicarakan ini sama Mbak. Aku yakin Mbak pasti bisa bantu.” Balas Keenan dengan wajah serius menatap dalam Laksmi.

Laksmi tersenyum, “ Apa ini tentang kamu dan Claudie?” Keenan tersenyum masam membenarkan pertanyaan Laksmi.

“Athaya sudah memutuskan hubungan dengan Claudie. Alasan yang Athaya berikan ke Mamah itu jelas dan masuk akal. Hanya saja Mamah masih tetap pada pendiriannya untuk menjodohkan Athaya dengan Claudie.” Keenan mendengus kesal.

Laksmi menatap sendu Athaya yang gusar, “Kalau Mbak boleh tahu, apa alasan yang kamu beri ke Mamah?” tanya Laksmi.

“Claudie itu beda di depan, beda di belakang. Mbak paham kan maksud Athaya?”tanya Keenan yang diangguki oleh Laksmi. Laksmi mengangkat alisnya meminta penjelasan lebih.

“Jadi Athaya sudah beberapa kali memergoki Claudie itu membully junior-junior di sekolah Mbak. Athaya pernah beberapa kali menyaksikan, tapi setelah itu Ia bersikap seakan tidak terjadi apa-apa. Ronan pun pernah menyaksikan. Mbak mau Athaya punya pasangan kayak gitu?” jelas Keenan dengan menggebu-gebu memendam kekesalan yang selama ini Ia telan sendiri.

Laksmi menghela napas, Ia menatap tepat ke dalam mata hitam pekat milik Keenan. “Mamah perlu bukti Athaya, bisa saja Mamah menanggapi semua itu karena selama ini memang kamu tidak pernah menyetujui perjodohan ini. Jadi buktikan pada Mamah, tapi nanti  Mbak akan mencoba bilang ke Mamah.” Keenan mengangguki saran Laksmi, setuju.

“Apa Athaya boleh bertanya satu hal lagi, Mbak?” tanya Keenan dengan wajah sedikit ragu.

Laksmi mengusap punggung Keenan lembut, “Kamu bisa bertanya apapun dan Mbak akan menjawab kalau Mbak tahu jawabannya Athaya.” Ujar Laksmi lembut, menenangkan adik bungsunya.

“Kenapa semua perjodohan ini harus dilimpahkan ke Athaya, Mbak? Athaya masih terlalu muda untuk memikirkan hal ini. Apa karena—,” “Selamat Pagi!” ujar Pandu saat melihat para saudaranya sudah duduk manis di kursi meja makan. Keenan menghela napas saat pertanyaan yang nyaris terucap harus Ia telan kembali.

“Pagi Mas!” jawab Keenan dengan dibuat seceria mungkin. Laksmi tersenyum membalas ucapan Pandu, dan menyodorkan segelas susu pada Pandu.

Laras dan Tante Rahayu memasuki ruang makan dan langsung mengambil posisi duduk seperti biasanya. Pandu berhadapan dengan Laksmi, Keenan berhadapan dengan Laras dan Tante Rahayu duduk di ujung meja.

Keenan menundukkan wajahnya, enggan untuk menatap wajah Tante Rahayu yang terlihat dingin, padahal matahari di luar begitu cerah. Tante Rahayu menatap Keenan yang lebih asik menatap ke bawah meja dibandingkan menatapnya. Ia mengehela napas pelan, nyaris tidak terdengar oleh siapapun.

“Pandu pimpin doa!” titah Tante Rahayu sambil mengalihkan pandangannya dari Keenan.

Keenan mengangkat wajahnya karena sudah merasa yakin Tante Rahayu tidak menatapnya, Ia menatap Laras yang ada di depannya yang juga sedang menatapnya dengan pandangan bertanya, “Kamu sama Mamah kenapa?” tanya Laras tanpa suara.

Keenan mengedikkan bahu lalu menjawab pertanyaan Laras, “Biasa Mbak, Claudie.” Jawab Keenan tanpa suara.

“Ekhemm!!” Tante Rahayu berdehem keras, memperhatikan Keenan dan Laras. Lantas keduanya langsung menundukkan kepalanya dan berdoa dengan khusyuk.

Setelah selesai berdoa mereka mulai menyantap menu sarapan yang tersedia dengan tenang. Keenan mengambil menu nasi goreng seafood dan telur dadar yang menjadi santapannya kali ini. Keenan menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya dengan perasaan tak nyaman, Ia yakin Tante Rahayu menjatuhkan tatapan padanya dan tidak berniat untuk mengalihkan pandangannya.

Keenan meneguk segelas air putih hingga tersisa setengah lalu melap mulutnya dengan serbet yang ada, selera makannya menguap begitu saja. Keenan ingin beranjak dari duduknya dan pergi secepat mungkin meninggalkan ruang makan yang kini terasa sangat mencekam untuknya tanpa menghabiskan makanannya.

“Habiskan makananmu, Athaya!” seru Tante Rahayu saat melihat Keenan ingin beranjak tanpa menghabiskan makanan yang baru sesuap masuk ke dalam mulut anak bungsunya itu. “Mamah tidak pernah mengajarkan kamu untuk membuang makanan! Banyak orang di luar sana yang tidak bisa makan!” sambung Tante Rahayu dengan suara datar dan tegas mampu membuat semua orang yang ada di dalam ruangan merinding.

Keenan mendesah lelah, kemudian kembali duduk tanpa ada niatan untuk memakan kembali sarapannya. Sedangkan semua orang di sana kecuali Keenan kembali melanjutkan makannya, Pandu dan Laras menghabiskan makanan mereka dengan cepat karena merasa udara di sini mendadak menjadi panas dan aura yang dingin.

Pandu menatap Laksmi yang sedang menatap Keenan dan Tante Rahayu bergantian dengan cemas. Pandu menyudahi makannya saat melihat kode dari Laksmi melalui mata yang memintanya untuk segera berangkat kuliah, Pandu menyenggol Laras agar adiknya segera menyadari situasi yang sedang terjadi.

Pandu berdehem, “Mah.. Pandu dan Laras berangkat ke kampus ya.” Ujar Pandu. Laras pun segera meneguk minumannya hingga tandas. Mereka bangkit dari duduknya, menyalimi dan mencium sayang pipi Tante Rahayu sebagai tanda pamit.

“Hati-hati di jalan! Pandu jaga adik kamu, dan jangan ngebut bawa mobilnya!” Pandu mengangguk patuh mendengar petuah Tante Rahayu. Pandu menepuk bahu Keenan menguatkan, Keenan membalas tersenyum tipis. Pandu dan Laras pergi menyisakan tiga orang yang asik dengan pikiran masing-masing.

“Mah, bisa kita bicarakan masalah ini baik-baik?” tanya Laksmi baik-baik dan lembut setelah bungkam cukup lama. “Laks tau, Mamah dan Athaya sedang perang dingin. Laks mohon, kita bicarakan ini semua baik-baik agar selesai.”

“Buat apa Laks? Toh adikmu itu sudah gak sayang sama Mamah!” jawab Tante Rahayu ketus,

“Mah!! Bicara apa sih? Athaya sayang sama Mamah!!!” bantah Keenan lantang.

“Lihat, Laks! adik kamu itu sudah berani bicara keras sama Mamah. Sudah buat malu Mamah kemarin dihadapan Claudie! Apa itu artinya sayang sama Mamah?!” balas Tante Rahayu dengan kesal dan marah.

Keenan mengacak rambutnya kesal dan menatap Laksmi lelah dan menggeleng kepala tidak yakin dapat meluluhkan hati ibunya.

“Ternyata Mamah bisa menyimpulkan dengan singkat apakah Athaya ini sayang Mamah atau tidak. Dan bahkan kini Claudie bisa begitu berpengaruh buat Mamah.” Keenan berujar lirih, Tante Rahayu langsung menatap anak bungsunya yang sedang menatapnya penuh kecewa.

“Maaf Mbak, Athaya gak bisa lebih lama di sini lagi. Athaya berangkat.” Keenan meninggalkan Laksmi yang menatap pundak tegap adiknya sedih dan Tante Rahayu yang menitihkan air mata, Ia menyesali tindakannya pagi ini. Laksmi menatap ibunya, dan mengusap pundak sang Ibu menenangkan.

“Athaya hanya sedang kesal sesaat, Mah. Istirahat yuk, Mah!”

“Adik kamu kecewa sama Mamah, Laks. Mamah hanya ingin Athaya bisa menerima Claudie dengan baik. Kamu tahu kan hubungan Mamah-Papah dan keluarga Anjaya itu sudah sangat dekat dan baik,” ujar Tante Rahayu sedih. Laksmi hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata, Ia hanya terus mengusap punggung sang Ibu untuk menenangkan hati wanita yang melahirkannya.

"Tapi Laks juga mohon, untuk mempertimbangkan semua ini, please. Laks gak mau saat Athaya tau semua, dia akan memilih pergi, Mah." Laksmi berujar lirih. Tante Rahayu menggeleng kepala, "Athaya gak akan tahu, mamah pastikan itu. dan Athaya gak akan pergi meninggalkan rumah ini Laks." ujar Tante Rahayu teguh, seperti sebuah janji tersirat. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    fresh story, good job author

    Comment on chapter Bab 1 : Skyscraper
Similar Tags
Klise
3091      1171     1     
Fantasy
Saat kejutan dari Tuhan datang,kita hanya bisa menerima dan menjalani. Karena Tuhan tidak akan salah. Tuhan sayang sama kita.
Dinding Kardus
9794      2616     3     
Inspirational
Kalian tau rasanya hidup di dalam rumah yang terbuat dari susunan kardus? Dengan ukuran tak lebih dari 3 x 3 meter. Kalian tau rasanya makan ikan asin yang sudah basi? Jika belum, mari kuceritakan.
Unexpected You
487      347     0     
Romance
Pindah ke Indonesia dari Korea, Abimanyu hanya bertekad untuk belajar, tanpa memedulikan apapun. tapi kehidupan tidak selalu berjalan seperti yang diinginkannya. kehidupan SMA terlalu membosankan jika hanya dihabiskan untuk belajar saja. sedangkan Renata, belajar rasanya hanya menjadi nomor dua setelah kegemarannya menulis. entah apa yang ia inginkan, menulis adalah pelariannya dari kondisi ke...
Please stay in my tomorrows.
397      287     2     
Short Story
Apabila saya membeberkan semua tentang saya sebagai cerita pengantar tidur, apakah kamu masih ada di sini keesokan paginya?
Petrichor
6036      1457     2     
Romance
Candramawa takdir membuat Rebecca terbangun dari komanya selama dua tahun dan kini ia terlibat skandal dengan seorang artis yang tengah berada pada pupularitasnya. Sebenarnya apa alasan candramawa takdir untuk mempertemukan mereka? Benarkah mereka pernah terlibat dimasa lalu? Dan sebenarnya apa yang terjadi di masa lalu?
Mesin Waktu Ke Luar Angkasa
124      111     0     
Romance
Sebuah kisah kasih tak sampai.
NWA
2313      928     1     
Humor
Kisah empat cewek penggemar boybend korea NCT yang menghabiskan tiap harinya untuk menggilai boybend ini
Nafas Mimpi yang Nyata
282      228     0     
Romance
Keinginan yang dulu hanya sebatas mimpi. Berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar mimpi. Dan akhirnya mimpi yang diinginkan menjadi nyata. Karna dengan Usaha dan Berdoa semua yang diinginkan akan tercapai.
Dialogue
9606      1986     1     
Romance
Dear Zahra, Taukah kamu rasanya cinta pada pandangan pertama? Persis senikmat menyesapi secangkir kopi saat hujan, bagiku! Ah, tak usah terlalu dipikirkan. Bahkan sampai bertanya-tanya seperti itu wajahnya. Karena sesungguhnya jatuh cinta, mengabaikan segala logika. With love, Abu (Cikarang, April 2007) Kadang, memang cinta datang di saat yang kurang tepat, atau bahkan pada orang yang...
DIAMNYA BAPAK
493      333     5     
Short Story
Kata Bapak padaku bahwa hidup itu ibarat senja, hadirnya selalu ada walau hanya sementara. Harus kutelusuri jejaknya dengan doa.