Viola langsung menuju ke tempat yang diminta oleh orang itu. Setelah sampai disana dia langsung masuk
“Raffa” panggil Viola setelah masuk kedalam gedung itu
“Raf lo dimana?”
“Raffa”
“Udah dateng La”
“Lo mau apa sih?” tanya Viola
“gue mau lo”
“shit! Dimana Raffa”
“dia didalem tuh lagi bobo ganteng”
“cara lo ga lucu” Viola ingin menerobos masuk namun tangannya dicekal
“next time gue bakal berhasil La” bisiknya
“gue gapeduli” Viola menghela nafasnya
“dan nanti lo yang bakal dateng ke gue”
“gaakan. Awas! Gue mau nemuin Raffa”
“wihh kalem dong sayang”
“fuck gue bukan cewe lo sekarang”
“oke bukan sekarang tapi liat aja nanti”
“lo pergi sekarang atau gue hajar”
“masih jadi jagoan ya sampe sekarang”
“lo pergi” Namun Danu tidak pergi juga
“pergi!” dan hasilnya tetap sama
“pergi!” Danu dan teman temannya lalu pergi meninggalkan Viola
“Raf” Viola masuk kedalam ruangan yang didalamnya ada Raffa yang terduduk di kursi dengan keadaan pingsan dan muka ada beberapa luka lebam walau tidak banyak
“Raf bangun Raf”
“Fuck Danu bngst”
“Raf” Viola menepuk nepuk pipi Raffa yang lemas
“La” panggil Raffa
“Raf, lo kenapa Raf cerita sama gue”
“gpp”
“yaudah lebih baik sekarang kita kerumah sakit”
“engga la”
“Raf gue mohon”
“engga, ini cuman luka biasa aja”
“yaudah sekarang kita keluar di mobil gue ada kotak p3k”
Sekarang Raffa sedang diobati oleh Viola di tepi danau didekat gedung tua itu. Tadi, Raffa sempat dipaksa untuk kerumah sakit berulang kali oleh Viola, tapi dia terus menerus menolaknya. Akhirnya Viola pasrah dan memilih mengobati Raffa sendiri
“kenapa lo bisa babak belur gini”
“gpp”
“setiap gue nanya kenapa, dan lo selalu bilang gpp”
“gue gpp, ini udah biasa”
“udah biasa sampe lo pingsan kaya tadi. Dan lo gatau apa banyak yang khawatir sama lo. Dan lo ga ngerasa di khawatirin, gue khawatir waktu gue dapet kabar lo gaada dirumah” Viola berdiri dengan mata yang hampir menitikan air mata
“lu gausah khawatirin gue, gue udah selamat juga kan” Raffa ikut berdiri dan seraya mengajak Viola untuk duduk lagi
“dan kenapa lo bisa ada disini?”
“kebetulan aja”
“Raf, jawab gue yang jujur”
“ini cuman kebetulan aja gue lewat terus ada mereka”
“engga Raf, itu ga mungkin lo pasti bohong”
“engga”
“Raf gue mohon jujur”
“oke”
#flashback on#
----
Gue pengen ketemu sama lo
----
Ya lo terima aja konsekuensinya, dan yang nerima konsekuensi sih bukan lo tapi ya pacar lo
----
Dan inget Sendirian. Jangan ajak siapapun
#flashback off#
“jadii dia ngancem lo tentang gue” tanya Viola dan Raffa mengangguk
“kenapa lo dateng? Gue bisa jaga diri Raf”
“sejago jagonya lo, lo itu perempuan La harus dijaga”
“tapi..” belum sempat melanjutkan perkataannya Raffa sudah menyahut
“gapapa demi keselamatan lo”
“Dia keroyokan dan lo sendiri?”
“begitulah”
“Pengecut”
“udah terjadi juga kan, lagipula gue baik baik aja”
“ini sekarang Raf, kita gatau selanjutnya gimana”
“udah gapapa” Raffa mengelus lengan Viola yang terlihat panik
“btw, kenapa lo bisa sampe sini?” tanya Raffa
“ada yang ngontek”
“siapa?”
“Danu”
“ada yang mau gue tanya sama lo”
“tanya aja”
“Danu siapa lo?”
“sebelum gue jawab gue mau minta maaf sama lo gue gapernah cerita soal ini sama lo”
“Danu itu sebenernya mantan gue” lanjutnya
“mantan lo?” Viola mengangguk
Fuck! Jadi yang tadi Danu bilang bakal balik lagi sama mantannya ada hubungannya sama Ola. Dia mau Ola balik lagi sama dia. Shit! Gue ga akan diem Danu Ucapnya dalam hati
“Raf? Are you okay?”
“oh oke gue gpp”
“lo marah sama gue”
“engga, gue ga marah”
“sorry”
“udah sekarang kita balik. Lagipula besok ada acara kan sama anak anak”
“iya yaudah lo gue anter balik” kata Viola
“gue cowok y x dianter balik cewe”
“emng salah? Lagian mobil lo mogok kan?
“iya sih, Oke tapi gue yang nyetir”