Setelah sampai di tempat yang di beritahu Sandi, Vero, Fino dan Dimas mencari keberadaan Raffa dan kakak kelasnya yang terlibat tawuran namun hasilnya nihil disitu sangat sepi, namun terdengar suara berisik di ujung gang sana. Akhirnya mereka memutuskan untuk menghampiri ujung gang sana
Dan setelah sampai disana benar saja disana banyak anak memakai seragam putih abu abu yang sedang tinju meninju satu sama lain, disana ada juga yang memakai jaket dan jeans berwarna hitam dia adalah Raffa. Melihat itu teman teman Raffa langsung terjun ke tempat tawuran membantu Raffa dan kaka kelasnya
Akhirnya mereka semua terlibat adu jotos sampai akhirnya anak Tunas Bangsa kalah dan langsung meninggalkan tempat ini, Begitupun anak kelas 12 Mulia Harapan. Dan hanya menyisakan Raffa juga teman temannya. Sandi dan Vero membantu Raffa berdiri, sebelah tangan Raffa sudah melingkar di leher Sandi dan sebelahnya melingkar di leher Vero, keadaannya lumayan parah
“Raf, siapa sih anak kelas 12 yang maju?” Tanya Sandi setelah mendudukan Raffa di sofa usang di dekat tempat ini
“Arka”
“Arka yang pas waktu itu ribut sama lo? Yang kerja sama, sama Dinar” kata Vero kaget
“iya”
“kenapa lo bantu anjir” kata Sandi
“dia masih anak Lipan”
“tapi dia ud...” kata Sandi omongannya terpotong
“gapapa, santai aja”
“terus yang mimpin anak Nasa siapa? Danu?” kata Fino
“hm” Raffa mengompres lukanya tadi Dimas sudah membawakan handuk kecil dan air karena luka Raffa cukup parah, berbeda dengan keempat temannya
“Emang dasar cari ribut tuh anak” kata Fino
“Arka kerja sama kali ya sama Danu” Duga Vero
“bisa jadi tuh” kata Sandi
“bahkan bisa dibilang iya, pasalnya Arka kemaren abis bales dendam kan ama lo” Raffa mengangguk-ngangguk seraya berfikir
“Gue juga sempet ketemu Danu”
“kapan? Kok lo gak bilang sih?” kata Vero
“lu inget waktu tadi pelajaran Bu Sari gue gak ada?” kata Raffa niatnya Raffa ingin menceritakan ini di Kafe berhubung tadi ada tawuran mendadak dia mengurungkan niatnya dan memilih menceritakannya disini
“lu utang penjelasan itu ke gue Raf” kata Sandi
“sekarang gue jelasin”
“yaudah cepet” kata Fino yang tak sabaran
“tadi gue ketemu sama Danu”
#flashback on#
Raffa sedang menyusuri koridor sekolahnya bersama Viola karena mereka habis dari kantin, tiba tiba ponsel di saku celana Raffa berdering. Dia melihat id caller dan menampilkan nomor tidak dikenal
“La lo ke kelas duluan aja gue mau ngangkat telpon dulu”
“ohh yaudah gue duluan ya” Raffa tersenyum lalu mengangguk. Raffa berjalan menjauhi kelasnya lalu menggeser tombol hijau di ponselnya
--halo Raffa lo ngangkat telpon gue juga
shit! Danu
--yap. Tebakan lo tepat
mau apa lo?
--hmm apa ya
anjing! Kaya cewe lo. Bertele tele
--oke. Gue mau lo temuin gue di gang deket sekolah lo
males
--yakin? Lo gak takut apa yang terjadi nantinya
gak usah ngancem anjing!
--gue tunggu lo sekarang, kalau engga liat apa yang nantinya terjadi sama cewek lo nanti
gak usah macem macem lo bangsat
--siapa cewe lo tuh namanya? Viola, iya Viola Anandini Sahitya anak kelas 11 IPA1 rumahnya di gang Anggrek 2 no 12a dia tinggal sama nyokap bokapnya sama sepupu juga pembantunya. Kamarnya di lantai 2 dan..
bacot anjing gue kesana sekarang
Tut..Tut..Tut
#flashback off#
“anjing! Si Danu keterlaluan, bawa bawa sepupu gue” Sandi mengepalkan tangannya menahan amarah
“sabar San” Vero menenangkan Sandi
“dia udah keterlaluan bego! Gue harus samperin dia” Sandi beranjak pergi meninggalkan tempat itu namun ditahan oleh Raffa
“lo gak boleh gegabah anjing! Gue juga ngerti gimana keselnya lo”
“gue juga ngerti lo. Tapi kita gak boleh gegabah sama keadaan ini. Kalau lo langsung nemuin dia gue takut malah keadaan Ola sama orang di sekitar gue malah bahaya. Kita harus pikirin rencana buat bikin mereka gak berkutik lagi” Sandi terdiam mendengar perkataan Raffa
“terus kita harus gimana?” tanya Sandi yang duduk di sebelah Raffa
“gue janji bakal jagain Ola semampu gue San” Raffa menepuk pundak Sandi
“gue percaya lo Raf” Sandi tersenyum tipis kearah Raffa
“oiya Raf terus gimana waktu lo ketemu Danu kok lo bisa bonyok” kata Dimas
“waktu gue sampe sana--” omongan Raffa terpotong oleh telpon yang berdering di hpnya memunculkan nama Viola