Pagi ini Sandi sudah lebih dulu berangkat karena ingin menjemput Lauren sedangkan Viola masih bergulat dengan baju seragam dan segala alat tulisnya di kamar tidurnya dengan cepat karena Raffa menunggunya
Viola memang sudah bangun sejak pagi tadi dia juga sudah sarapan namun selesai dia mandi dia memilih untuk bermain ps dulu dibandingkan dengan mempersiapkan untuk berangkat sekolah, pekerjaan rumahnya memang sudah selesai tapi dia belum menyiapkan segalanya
Padahal ini hari pertamanya Viola dijemput oleh Raffa yang sekarang berstatus sebagai pacarnya, tapi dia malah membuat keributan seperti ini
“gue siap” kata Viola setelah sampai di lantai bawah sambil menenteng sepatunya dan tas yang hanya disampirkan di bahunya rambutnya juga tergerai acak acakan.
“siap? Masih acak acakan kaya gitu”
“udah, gue beresin semuanya di mobil lo. Daripada kita telat”
“udah ayo cepetan” Viola menarik tangan Raffa menuju halaman rumahnya
“lo baru bangun?” tanya Raffa setwlah mereka berdua berada di mobilnya
“engga, sebenernya gue udah bangun dari tadi pagi” Viola memakai sepatu nike warna hitamnya
“terus?” Raffa mengernyitkan dahinya
“terus apanya?” Viola sekarang tengah merapihkan rambutnya menggunakan jari jari tangannya
“kenapa jam segini lo belum siap? Lo ngapain aja?”
“gue tadi main ps dulu. Utung aja ya lo tuh bawa mobil jadi gue bisa make sepatu sama ngerapihin rambut gue di mobil lo” sekarang rambut Viola sudah rapih terkuncir kuda
“ps tuh bisa nanti kali”
“tadinya niat gue gitu. Tapi setelah gue selesai sarapan gue ngeliat ps di kamar gue dan gue gak tahan pengen banget mainin”
“lebay lo” Viola terkekeh tak berdosa
Sekarang Viola dan teman temanya sedang berada di kantin bersama dengan teman-temannya. Sebenarnya mereka sudah tau tentang info bahwa Raffa dan Viola jadian semalem, pasalnya Raffa mengupload foto Viola dengan caption yang mesra
“ga nyangka ya lo berdua bisa jadian tiba-tiba gitu” ucap Dimas kepada Raffa dan Viola
“nyangka aja” kata Raffa
“gini nih gue sebel sama lo tuh” kata Dimas
Raffa tiba-tiba berdiri dari kursi duduknya
“Raffa ngapain?” tanya Angel. Vero mengedikkan bahunya. Raffa memang selalu mebuat kejutan dengan tingkahnya yang tidak bisa ditebak
“PERHATIAN” ucap Raffa dengan suara yang lantang
“lo ngapain?” tanya Viola dengan berbisik
“GUE MAU NGASIH TAU SATU HAL SAMA KALIAN” seisi kantin tertarik pada ucapan Raffa kali ini sehingga membuatnya menjadi pusat perhatian
“KEMARIN MALAM, GUE SAMA VIOLA SAH JADIAN” Raffa menggenggam tangan Viola. Sehingga membuat Viola kaget. Raffa mengatakan itu sambil menatap tajam ke arah Dinar. Namun, Dinar hanya membuang mukanya.
“DAN GUE MAU BILANG SAMA KALIAN. SEKALI AJA KALIAN NYAKITIN, BAHKAN NGEGORES APALAGI BUAT LUKA SAMA PACAR GUE. GUE PASTIIN LO BAKAL TUTUP MATA SELAMANYA” semuanya begidik ngeri setelah mendengar ucapan Raffa
“lo apaan sih. Malu tau ga”
“malu-malu seneng kan?”
“engga”
----
Sekarang teman teman Raffa tengah berada di Kafe mereka sedang berkumpul sambil menunggu kedatangan Raffa karena Raffa ingin menceritakan sesuatu yang penting
“si Raffa mana sih? Lama anjir” gerutu Dimas
“iya kemana sih tuh bocah” timpal Fino
“sabar napa. Lu kaya gak tau Jakarta aja” kata Vero
Ponsel Sandi bergetar tanda ada telfon
“eh telpon tuh San” kata Fino yang melihat ponsel Sandi di atas meja kafe
“si Raffa” kata Sandi menunjukkan layar ponselnya
“angkat”
“angkat”
“angkat cepet”
halo Raf
--San kesini cepet
lo kenapa?
--anak kelas 12 tawuran. bonyok mereka
anak Lipan?
--iya cepet di gang sepi deket sekolah Tunas Bangsa
oke
Tut..Tut..Tut
“anjir anak Nasa cari mati” kata Vero kesal
“anjing banget!” kata Sandi
“bangsat anjing!” kata Fino
“udah cepet kita susul” kata Dimas lalu semuanya bergegas menuju mototrnya lalu melajukan motornya di atas rata rata dan menuju tempat yang tadi Raffa bilang