Sekarang sudah tiga hari sejak Raffa dirawat dirumah sakit. Dia sudah diperbolehkan pulang kemarin. Walaupun kondisinya belum pulih tapi dia terus saja memaksa untuk pulang
Dan sejak kejadian dimana Raffa mengklaim Viola menjadi pacarnya juga Viola agak canggung berbicara dengan Raffa, tapi tidak dengan Raffa dia malah bersifat biasa saja seakan hal itu tidak terjadi. Dasar cowo yang tidak berperikejantungan
Viola sekarang sedang menunggu Raffa di ruang tengah, karena Sandi mengundang mereka untuk menyaksikan acara dia menembak Lauren yang sudah dia susun sedemikian rupa yang pasti dibantu dengan teman-temannya juga
Sandi sangat gugup, padahal ini hanya acara menembak cewe bukan melamar. Tapi Viola melihat jelas ada kegugupan di mata Sandi. Viola ingin tertawa melihatnya. Akhirnya kegugupan Sandi terbayarkan oleh jawaban Lauren yang menerima Sandi menjadi pacarnya
Setelah acara selesai, mereka pulang. Tapi Viola dan Raffa memilih untuk duduk dulu di sebuah kafe yang menjadi favoritnya akhir akhir ini. Sekarang mereka tengah duduk di meja kafe mereka sudah memesan minuman sebelumnya
“Raf” panggil Viola
“hm”
“gak nyangka ya Sandi jadian sama Lauren”
“hm”
“gue kapan ya kaya gitu” tiba tiba kata kata itu terlontar begitu saja dari mulut Viola
“eh sorry Raf. Mulut gue kalo ngomong emang suka ceplas ceplos” Viola mengeluarkan cengiran khasnya
“ni mulut ngomong tuh ga pernah di saring” gumam Viola sambil menepuk bibirnya namun masih terdengar oleh Raffa
“jangan dipukul dia gak salah”
“maksudnya?” Viola mengernyitkan dahinya
“mulut itu sebagai alat keluarnya suara lo yang diucapkan dari hati dan dipikirkan oleh otak”
“lo denger?”
“punya telinga” Viola hanya menunjukkan cenguran khasnya
Setelah merasa banyak berbincang keduanya dilanda keheningan. Raffa maupun Viola malah disibukkan dengan ponselnya masing masing., entah apa yang dilakukan mereka sehingga sangat asyik dengan benda berbentuk persegi panjang itu
“gila si Sandi baru juga jadian udah jalan aja” Viola melihat foto di instagram milik Sandi yang menampilkan foto selfie Sandi dengan Lauren
“merayakan kebahagiaan” Viola terkekeh
“eh udah malem nih” Viola melihat jam hitam yang ada di pergelangan tangannya
“kita pulang aja yuk”ajak Viola
"Sebentar"
"Kenapa?"
"Boleh ngomong?" Viola mengangguk
"Sebenernya gue mau minta maaf"
"Soal apa?"
"Gue minta maaf" kata Raffa tulus
"Atas dasar apa?"
"Gue tau semuanya" Viola bingung tak mengerti maksud omongan Raffa
"Walaupun gue gatau, tapi gue tau kalau lo waktu itu nangis kan? Sehabis jenguk gue?"
"Tau dari siapa?"
"Lu ga harus tau gue tau dari mana. Intinya, gue minta maaf" Viola tak berniat menjawab dia hanya diam mendengarkan permintaan maaf Raffa
"Gue tau gue salah, gue ga seharusnya manggil Fani padahal itu adalah lo. Gue emang belum bisa lupa sama Fani bahkan gue masih jatuh cinta sama dia sampe sekarang"
"Terus kenapa lo minta maaf? Gue ga berhak nerima permintaan maaf lo dan gue juga ga berhak buat maafin lo. Itu urusan lo kalau lo masih suka bahkan masih cinta sama Fani. Gue kan bukan siapa siapa lo" Ucap Viola menjelaskan
"Gue sayang lo"
Deg,
Viola membeku dia tak tahu apa yang harus dilakukan nya sekarang. Raffa ini kenapa? Sudah kedua kalinya dia berbicara tentang ini. Viola bingung untuk menanggapinya. Mungkin saja kalau Raffa memintanya untuk menjadi pacarnya dia akan menjawab. Tapi ini dari kemarin dia hanya menggunakan pernyataan saja
“gue tau lo bingung kan atas sikap gue belakangan ini?”
“gakk perlu lo jawab juga gue udah tau. Tapi La serius gue sayang lo. dan gue mau lo jadi pacar gue. Lo mau, La jadi pacar gue”
“gue emang ga seromantis Sandi, ga sehumoris Dimas, ga sesayang Vero, ga sesetia Bagas, ga seberjuang Fino. Tapi, La gue janji gue bakal serius, gue bakal memperbaiki diri cuman buat lo”
“bahkan kalau sekarang gue udah mampu secara mental dan materi, gue siap ngelamar lo, La” Viola tersenyum
“La, lo mau jadi pacar gue, bahkan jadi pendamping hidup gue nanti?” Viola mengangguk
“apa nih ngangguk-ngangguk?”
“iya gue mau”
“mau apa?”
“jadi pacar lo”
“makasih, La. Gue bakal jadi yang terbaik buat lo” Raffa memeluk Viola dan dibalas oleh Viola
“makasih juga atas semua yang telah lo lakuin buat gue”