Raffa semakin tak kuat pada rasa sakitnya, dia benar benar merasakan sakit pada semua tubuhnya, tubuhnya serasa remuk. Dan seketika badan kekarnya terhempas ke lantai itu. Raffa pingsan
Sekarang Mereka telah berada di rumah sakit, Raffa sedang diperiksa oleh dokter. Dan Viola baru saja ditangani dokter pergelangan tangan dan kakinya kini sudah dibalut oleh perban
"Ada keluarga pasien" ucap dokter yang baru keluar dari ruang rawat Raffa
"Saya, dok" ucap Viola
"Pasien baik baik saja, hanya kondisi tubuhnya menurun. Walau tidak banyak lebam yang terlihat. Tn.Raffa memiliki banyak luka dalam. Dan sepertinya dia habis berantem dan mendapat banyak pukulan terlebih di area perut"
"Baik dok, terimakasih"
Kini mereka semua sedang ada di ruang rawat Raffa ini sudah dua hari sejak Raffa dirawat kejadian itu. Dinar sudah diperingati oleh BP atas kejadian itu, dia juga sudah meminta maaf kepada Viola kemarin
"Sebenernya Raffa kenapa sih?" Ucap Viola pada teman-temannya yang kini memang sedang menjenguk Raffa
"Gue juga ga ngerti" jawab Angel
"Inget ga waktu Raffa nganter Viola ke sekolah tapi dia ga masuk kelas?" Mereka mengangguk
"Nah gue kan nelpon Bi Irah, kata Bi Irah Raffa pulang waktu jam kita pulang. Tapi dia babak belur bahkan sempet pingsan La" jelas Fino
"Dia kenapa? Kenapa dia nekat dalam kondisi kaya gitu di masih bisa selametin gue"
"Because, I Love You" sontak semua kaget mendengar suara yang sejak tadi menjadi perbincangannya
“Raffa?” ucap Viola. Raffa tersenyum
“syukurlah lo udah sadar”
“ntaran tadi maksud dari Because, I Love you apa ya?” ucap Sandi menggoda
“apa ya?” kata Mawar
“apasii apa?” ucap Dimas
“kalian tu ya, Raffa tuh baru aja sadar. Bukannya tanya dulu kek apa ke”
“maaf-maaf” ucap Dimas dengan ekspresi muka yang konyol. Sehingga membuat mereka semua tertawa tak terkecuali Raffa
“Raf, lo tuh sebenernya kenapa sih?” Viola mulai serius
“iya, Raf lo kenapa? kok bonyok gini” ucap Fino
“semua karena Arka”
“Arka?” tanya Fino
#Flashback on#
Raffa memang berniat sekolah hari ini, dia bersemangat karena kondisi Viola yang sudah mulai stabil lagi. Dia menjemput Viola tadi pagi, Raffa menyuruh Viola untuk masuk terlebih dahulu. Karena Raffa berniat untuk ke kantin sebelum bel berbunyi
Tak lama saat Raffa di kantin, dia mendapatkan pesan dari nomor yang tidak ia kenal. Dan isi pesan itu membuat dia kaget setengah mati
samperin gue jam setengah delapan di gedung tua, Viola lagi sama gue nih. Kalo sampe lo ga dateng gue pastiin Viola pulang pake ambulance. Inget jangan bawa siapapun
“ah shit” Raffa membanting ponselnya sembarangan, sontak membuat seluruh isi kantin kaget
Raffa mencari Viola di seluruh gedung sekolah. Dan benar Raffa tidak berhasil menemukan Viola. Padahal seluruh ruangan sudah Raffa periksa termasuk toilet perempuan. Tadi dia menyuruh seorang gadis perempuan untuk memeriksa Viola di dalam toilet
Tanpa ragu Raffa langsung melajukan motornya menuju gedung tua, tak memperdulikan BK, Guru, dan satpam sekolah yang mengancamnya bahwa Raffa akan di skors. Raffa tak peduli yang penting Viola aman
Setelah sampai di gedung itu, Raffa tak melihat satupun motor disana. Raffa langsung masuk dan berteriak memanggil nama Viola
“dateng juga lo?” ucap laki-laki itu
“shit. Arka?”
“dimana Viola. Bebasin dia atau nyawa lo melayang sekarang!”
“Sabar mas” Arka menyentuh pundak Raffa tapi dia langsung menepisnya
“Ola” teriak Raffa
“Ola ga ada disini” jelas Arka
“dimana Ola?” bukannya menjawab Arka malah tertawa
“Dimana Ola?”
“lo tuh ya Raf, bego tau ga sih. Lo periksa seluruh ruangan tapi lo ga periksa ruang guru”
“maksud lo?”
“ola tuh ga ada disini. Gue ga nyulik dia lagi. Tapi, lo terjebak juga yah”
Raffa bego, raffa bego rutuknya dalam hati
“mau lo apa sih”
“gue ga terima waktu gue kalah di depan banyak orang. Dan sekarang gue mau” Arka meninju pipi Raffa
“bangsat” Raffa balas meninju. Tak lama dari itu Arka sudah mendapatkan banyak lebam dan sudah tersungkur di tanah. Raffa berniat ingin meninggalkan Arka, saat dia hendak melangkah tiba-tiba balok kayu terbang tepat mengenai punggunya. Yap, itu adalah ulah Arka
Arka tertawa puas saat tau balok itu tepat mengenai incarannya. Saat terkena itu punggung Raffa sakit dan tubuh lelaki itu langsung roboh, tak menyia-nyiakan kesempatan Arka langsung membabi buta menghajar Raffa, lalu meninggalkannya sendirian
#flashback off#
Viola tak kuat membendung air matanya, tak terasa bulir bening itu menetes di pipinya. Sebegitu besarkan pengorbanan Raffa untuknya, sebegitu besarkah rasa peduli Raffa untuknya. Viola langsung memeluk Angel yang berada di samping dan meluapkan semua air matanya disana. Angel yang tau itu dia langsung mengelus rambut Viola
“kenapa lo nangis?” ucap Raffa. Viola tak menjawab dia masih terisak
“gausah nangis lah, jelek lo” Viola masih diam
“la, lo tau kenapa gue ga takut sama ancaman guru, sama BP, sama pak satpam, bahkan sama Arka yang gue gatau dia bakal ngelakuin apa sama gue?” ini Viola menatap Raffa
“saat gue dapet pesan itu yang gue pikirin cuman satu nama, yaitu Viola. Gue ga ngebayang kalau lo beneran disana. Dan gue gabisa ngelakuin apapun buat lo. gue ngerasa ga berguna aja buat lo”
“tapi kenapa lo ngelakuin ini, lo siapa? Gue siapa?”
“tadi emng gue bukan siapa siapa lo tapi sekarang LO PACAR GUE”
Deg,
Viola kaget, kenapa tiba-tiba saja Raffa mengatakan itu kepada Viola. Viola bingung harus menanggapi apa. Viola hanya diam sambil menahan senyumnya
“gue tau lo mau” ucap Raffa
“sok tau banget lo”
“udah ah gue mau nyari makan dulu” viola keluar dengan wajah yang berseri
Yaampun jantung gue maraton ucapnya dalam hati
“lo nembak cewe kaya gitu. Kga romantis banget sih” ucap Dimas
“alah lu deketin Elen aja kga berhasil berhasil” jawab Fino
“buka aib masnya” Fino terkekeh
“orang mah ya persiapan dulu biar hasilnya maksimal”
“tunggu aja”