Setelah sampai disekolah mereka langsung menuju kantin disana sudah ada yang lainnya, tapi Raffa tak melihat keberadaan Viola
“sehat lu?” kata Vero, Raffa mengangguk dan tersenyum
“ola mana?” Raffa membuka pembicaraan
“justru itu Raf gue sama yang lain lagi bingung si Ola kemana ga biasanya dia belum dateng jam segini” kata Mawar
“mungkin dia ada di kelas kali” kata Sandi
“gaada San, tadi kita kesana” kata Angel
“kan tadi mungkin sekarang ada”
“lu mah masa lu sepupunya gatau si San” kata Elen
“gue kemaren gak pulang bege gue kemaren di rumah sakit”
“udah kita kekelas aja ngecek Ola bener ada atau gaada” lanjutnya
“tuhkan kata gue ge gaada” kata Angel setelah mereka sampai dikelasnya
“kemana ya tuh bocah”
“hey kalian mau terus berdiri atau duduk” kata Bu Cici guru Matematika yang dibilang sangat galak
“eh iya bu” kata Fino lalu semuanya beregas untuk duduk
~~~~
Pintu kamar Viola sejak pulang dari rumah sakit terkunci bahkan dia tidak keluar untuk makan malam
“Ola? Sayang ayo bangun kamu gamau sekolah? Ayo sarapan” Indah mengetuk kamar Viola
“ola? Kamu baik baik aja kan?” Indah mulai khawatir
“ola?” ketiga kalinya Indah memanggil namun tidak ada jawaban juga
“pah? Papah?” teriak Indah dari lantai dua memanggil Raka yang sedang sarapan di bawah
“iya mah” jawab Raka
“pah kesini cepet pah”
“sebentar” Raka langsung bergegas menuju kamar anaknya itu yang berada di lantai dua
“ada apa?” Raka sekarang sudah sampai di hadapan Indah
“pah coba panggil ola pah. Dari tadi mamah panggil dia ga nyaut nyaut”
“ola?” Raka mengetuk pintu kamar
“ola? Sayang are you okay” kedua kalinya
“ola?” ketiga kalinya nadanya semakin khawatir
“papah dobrak aja kali ya mah”
“yaudah cepet” setelah beberapa kali dobrakan hasilnya pintu berhasil terbuka. Lalu mereka masuk dan kaget melihat banyak tisu yang tergeletak di bawah dengan bercak darah
“ola?” Indah kini berada di samping kasur ola dan membuka selimut yang Viola kenakan saat ini
“yaampun Ola kamu kenapa sayang” Indah memeluk tubuh Viola sambil menangis
“yaudah mah kita bawa Ola kerumah sakit sekarang”
“sebentar papah siapin mobil dulu” lanjutnya
“iya cepet pah” jawab Indah
“kamu kenapa sih sayang?” kata Indah
“gimana keadaan putri saya dok?” Raka melihat dokter Carla keluar dari ruangan Viola
“Viola telat minum obat lagi” jelas Dokter Carla
"yampun Ola"
“yasudah Terimakasih, Dok. Boleh kita masuk?” kata Raka
“iya sama sama. Iya silahkan pak”
~~~~
“Ola kemana sih? Telponnya ga diangkat angkat” Mawar masih menghawatirkan Viola. Bahkan sekarang bel pulang sudah berbunyi
“iya gue Line juga gadibales dibaca aja kgk” timpal Elen
“yaudah sekarang kita kerumah Ola aja, sekalian gue balik” Sandi tiba tiba saja datang bersama teman temannya
“yaudah ayo”kata Mawar
“lo semua mau pada ikut?” tanya Sandi
“ikut gue” kata Vero
“gue juga, Ola juga sahabat gue” kata Dimas
“iya gue juga” kata Fino
“lo Raf?” kata Sandi bertanya kepada Raf
“ikut. Lo gausah tanya juga lo pasti tau jawaban gue bego”
“anjir gue dibilang bego, biasa aja kali mas bro”
Kini mereka telah sampai di depan rumah Viola, Sandi mengetuk pintunya beberapa kali. Dan menampilkan sesosok wanita paruh baya berkepala lima itu
“Bu Sri?"
“eh Den Sandi sanes?” Bu Sri adalah asisten rumah tangga disini yang beberapa hari lalu pulang kampung dan digantikan oleh Bu Sur, adiknya
“iya bu ini Sandi”
“sok atuh masuk”
“iya bu, Bu Viola mana ya?”
“aden teu terang, apanan Neng Viola masuk rumah sakit” Sandi kaget atas jawaban Viola
“hah? Masuk rumah sakit?Dia kenapa bu?”
“ibu teu terang, tadi mah Neng Ola waktu dibawa ka rumah sakit teh pingsan da”
“oh yaudah bi makasih, oh iya tadi sama tante indah dan om Raka juga kesananya.”
“muhun den “
“yaudah Sandi mau kerumah sakit ya bu” Bu Sri mengangguk
“ada ga?” kata Raffa, setelah Sandi ada di hadapannya
“dia gaada dirumah Raf, kata Bu Sri dia tadi dibawa kerumah sakit dia pingsan” Sandi mencoba menjelaskan
“hah?”
“dia kenapa San?” kata Angel
“gue juga gak tau, sekarang kita ke rumah sakit aja buat mastiin keadaannya” semuanya memasukki kendaraannya masing masing